Disusun Oleh :
Dr. Ir. H. Darwis, M.Sc.
Semua konstruksi dan bangunan Teknik Sipil pasti berdiri diatas tanah, tanah
merupakan material yang sangat mempengaruhikinerja konstruksi bangunan
sipil. Perbaikan tanah merupakan usaha meningkatkan kapasita tanah yang
rendah/lemah, karena tanah yang berada pada suatu daerah selalu memiliki
karaktersitik yang berbeda dengan tanah di daerah yang lainnya.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”
(al-Baqarah: 29)
BAB –I
PENGERTIAN &
JENIS STABILISASI TANAH
i = gradient hidrolik
A = luas penampang aliran (cm2)
Dalam pekerjaan teknik sipil masalah permeabilitas
tanah,kadang diupayakan sekecil mungkin untuk tujuan
optimalisasi kinerja konstruksi. Contoh pada bendung tanggul
urugan tanah, struktur sub grade jalan, lapisan backfill turap, dan
lain sebagainya. Namun kadang pula diupayakan agar
permeabilitas pada lapisan tanah yang diperbesar. Contoh untuk
lapisan top soil pada rechange area suatu akuifer harus
diupayakan lapisan permukaan tanah yang memiliki permeabilitas
tinggi, agar proses infiltrasi air permukaan ke dalam zona akuifer
lebih mudah dan akan menghasilkan input air tanah ke dalam
akuifer yang lebih besar. Dalam kasus yang terakhir biasanya
dilakukan pengurugan material tanah granuler di permukaan
sehingga membentuk lapisan porous yang biasa disebut lensa
pasir (sand lense).
Selajutnya potensi kembang susut (swelling potential) dari
tanah ekspansif dapat diperbaiki dengan cara merubah nilai
densitytanah tersebut (Holtz, 1959). Metode ini menunjukkan
bahwa pemadatan pada nilai density yang rendah dan pada kadar
air dibawah kadar optimum yang terlihat pada test Standar
Proctor dapat mengakibatkanlebih sedikitswelling potentialdari
pada pemadatan pada nilai density, yang tinggi dan kadar air yang
lebih rendah.
Semua tindakan mengubah sifat-sifat asli dari pada tanah,
untuk disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi adalah
merupakan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai upaya
stabilisasi tanah. Secara khusus pengertian stabilisasi tanah dapat
dilihat dari berbagai definisi yang dikemukakan beberapa ahli,
antara lain :
BAB – II
TEORI
PERBAIKAN TANAH
BAB – III
PERBAIKAN TANAH
DENGAN METODE KIMIAWI
K+
K+
oksigen
+
hidrogen 105o hidrogen
Mekanisme (1)
Permukaan kation
partikel
Mekanisme (2)
lempung
oksigen
Mekanisme (3)
hidrogen
Air Kristal
ser Montmorillonite
10 Ao
NH +C2SH or CSH
2CH
Yang mana :
S = SiO2 H = H2O N = Na2O
A = Al2O3 C = CaO2
Residual product = silika, alumina, atau kalsium aluminat.
Berdasarkan illustrasi di atas, dapat dipahami bahwa pada
pekerjaan perbaikan tanah dengan kapur, pemadatan tanah harus
dilaksanakan pada saat kondisi campuran tanah dengan kapur
masih memiliki kadar air. Pemadatan akan memberikan hasil yang
maksimal apabila pemadatan dilakukan pada kondisi kadar air
campuran tanah-kapur berada pada nilai yang optimum (wopt).
Mekanisme reaksi antara tanah liat dengan kapur, oleh
Berger (2007), dibagi atas dua tahapan waktu, yakni :
1. Reaksi Seketika (Immidiate Reaction), yang terjadi dalam
hitungan jam, menyebabkan terjadinya pengurangan kadar
air di dalam tanah. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme
sebagai berikut :
CaO +H2O → Ca (OH)2 + panas*)
efek reaksi sebelum
hidrasi kapur.
Reaksi ini diikuti dengan proses flokulasi dan/atau aglomerasi
partikel tanah liat, ditunjukkan dengan perubahan tekstur
tanah, yang akan menyebabkan penurunan plastisitas,
sekaligus peningkatan kapasitas tanah (workability of soil).
2. Reaksi Jangka Panjang (Medium & Long Term Reaction), yang
terjdi dalam hitungan hari, minggu, bulan dan/atau tahun.
Reaksi yang terjadi pada tahap ini disebut reaksi pozzolanic
5. Perubahan Properties :
BAB – IV
PERBAIKAN TANAH
DENGAN METODE FISIK
Q.L
k .................... (4.3)
h. At
(4) Mengurangi kompresibiltas tanah ; yang mana pemadatan
tanah akan membuat perubahan angka pori sebelum dan
setelah bekerjanya beban bangunan menjadi kecil, sehingga
koefisien pemampatan (av) akan menurun pula.
e e1 e2
av .................... (4.4)
p p1 p2
(5) Mengurangi volume change (perubahan volume) pada tanah
sebagai akibat dari perubahan kadar air tanah, yang mana
dengan pori yang mengecil akan menjadikan perubahan angka
pori yang kecil pula.
av p e1 e2
V .................... (4.5)
1 e1 1 e1
(6) ...................................................................................... Me
mpercepat proses penurunan sebelum tanah dibebani
konstruksi dan/atau mengurangi penurunan pada saat beban
konstruksi suah bekerja, baik penurunan mutlak (absolute
settlement) maupun penurunan diferensial (differential
settlement).
(7) ...................................................................................... Me
ngurangi atau menghilangkan potensi atau risiko likuifaksi
(liquefaction) jika terjadi gempa bumi atau getaran besar.
Pada proses pemadatan akan memperlihatkan fenomena
bahwa “berat volume kering” akan bertambah seiring
penambahan kadar air. Pada kadar air nol (w=0), berat volume
tanah basah (b) akan sama dengan berat volume tanah kering
(d).
Apabila kadar air ditambahkan secara berangsur-angsur
dan pemadatan tetap dilakukan dengan nilai usaha pemadatan
yang sama, maka berat butiran tanah per satuan volume juga akan
bertambah. Pada saat kadar air melampaui kadar air tertentu,
terlihat fenomena lain bahwa kenaikan kadar air justru akan
mengurangi berat volume kering pada tanah, maka nilai kadar air
tersebut dinamakan “kadar air optimum”. Menurunkan nilai berat
volume kering pada kadar air optimum tersebut, karena air yang
ditambahkan bukan lagi melunakkan partikel tanah, tetapi justru
mengisi rongga yang seharusnya diisi oleh butiran padat. Untuk
menjelaskan korelasi antara penambahan kadar air dengan
perubahan berat volume tanah, seperti yang diperlihatkan pada
gambar berikut.
4 50 24750
3 3
Catatan : 1 ft-lb/ft = 47,88 J/m atau 1 kJ/m = 20,88 ft-lb/ft3.
3
lainnya, dan lain sebagainya. Bahan yang ditemukan oleh Latta &
Leonard (1975) adalah senyawa Epoxy Resin Ester, yang
merupakan produk reaksi dari bisphenol A-glycidyl ether type
epoxy resin dengan asam lemak dari biji rami, yang mana
perbandingan molar asam lemak dengan unit bisphenol A adalah
antara sekitar 0,5 sampai 1,0. Keunggulan penggunaan asam
lemak dari biji rami yang berfungsi sebagai pelarut, adalah karena
bahan ini mudah menguap, dapat menjadi zat pengikat emulsi dan
air. Air yang ada dalam jumlah sekitar sepertiga dari berat total
bahan stabilizer dalam bentuk konsentrat, akan membantu
mempercepat proses pelarutan saat menerima air tambahan,
pada penerapannya dalam perbaikan tanah. Campuran tanah yang
dihasilkan dapat dilakukan pengeringan atau tidak, dan hal ini
tergantung pada kebutuhan dan kondisi dalam penerapannya.
Salah satu bidang penerapan yang penting dari penemuan
mereka adalah pada struktur sub-base, base, dan lapisan aus
(wear courses) untuk jalan, bandara, landasan pendaratan
helikopter dan penggunaan yang semacamnya, di mana
strukturnya harus memberi daya dukung baik langsung ataupun
tidak langsung. Penemuan mereka disesuaikan dengan baik untuk
pembangunan jalan di daerah kering seperti daerah gurun atau
dalam arti yang lebih luas, di daerah di mana kadar air optimum
untuk pembangunan jalan kurang selama periode konstruksi
dilaksanakan, biasanya pada bulan-bulan musim panas di belahan
bumi bagian utara.
Pembuatan sub-base untuk jalan semacam itu, diperlukan
data tanah yang ditentukan termasuk ukuran partikel (grain size),
indeks plastisitas, klasifikasi tanah, kerapatan kering maksimum,
kadar air optimum, dan persentase Bearing California (CBR), dan
lain sebagainya. Dari data tersebut proporsi bahan stabilizer
tanah ini, juga karena bahan SBR tidak beracun (non-toxic), tidak
beruap (non-pavor), sehingga penggunaannya cukup aman.
BAB – V
PENGEMBANGAN METODE
PERBAIKAN TANAH
lapisan tanah lunak. Konsep 'sel unit (unit cell)' ini ditunjukkan
pada gambar berikut.
St
re
ss
C
on
ce
ntr
ati
on
Fa
ct
or
in
Cl
ay
,
U
c
(a) Pengeboran awal (b) Injeksi bgn bawah (c) Injeksi bgn atas
Gambar 5.17. Dry Bottom Feed Method (Krishna et. al. 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Ibtehaj Taha Jawad, Mohd Raihan Taha, Zaid Hameed Majeed and
Tanveer A. Khan. 2012. “Soil Stabilization Using Lime : Advantages,
Disadvantages and Proposing a Potential Alternative”. Research
Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology 8(4):
510-520, c 2014 Maxwell Scientific Publication Corp.
Ingles O.G. & Metcalf J.B. 1972. “Soil Stabilization Principles and
Practice”. Butterworths Pty. Limited, Brisbane Australia.
J. Medina and H.N. Guida. 1995. “Stabilization of lateritic soils with
phosphoric Acid”. Geotechnical and Geological Engineering, 1995,
13, 199-216
J. Patrick Powers P.E. 1992. “Construction Dewatering, New Methods
and Applications”. John Wiley & Sons, Inc. Second Edition.
J.W. Lyons and G.J. McEwan. 1972. “Phosphoric Acid in Soil
Stabilization”. Inorganic Chemicals Division, Monsanto
ChemicalCompany, St. Louis, Mo.
James D. Hussin. 2006. “Methods of Soft Ground Improvement”. ©
2006 by Taylor & Francis Group, LLC.
Jian Chu and Shuwang Yan. 2011. “Case histories of ground
improvement methods for road or airport construction”. Mid-
Continent Transportation Research Symposium, August 18-19,
2011, Ames.
Johnson, A. W., "Soil Stabilization". Technical Bulletin No. 258,American
Road Builders Association, 1965.
JonA.Epps,WayneA.Dunlap,BobM.Galloway. 1971. “Basis For The
Development of A Soil Stabilization Index System”. Reproduced
by National Technical Information Science, Springfield,Vol.2.
Jonathon R. Griffin and Jeb S. Tingle. 2009. “In Situ Evaluation of
Unsurfaced Portland Cement-Stabilized Soil Airfields”. Engineer
Research & Development Centre. US Army Corps of Engineers.
July 2009.
Juan Rodriguez. 2016. “Advantages of Vibroflotation to Improve Bearing
Capacity”. The Balance. Updated November 20, 2016.
K.V. Manoj Krishna and H.N.Ramesh. 2012. “Strength and FOS
Performance of Black Cotton Soil Treated with Calcium Chloride”.
Journal of Mechanical and Civil Engineering (IOSRJMCE) ISSN:
2278-1684 Volume 2, Issue 6 (Sep-Oct 2012), PP 21-25.
Khairul Anuar Kassim and Hadi Nur. 2012. “Stabilization of tropical kaolin
soil with phosphoric acid and lime”. Natural Hazards. April 2012,
Volume 61, Issue 3, pp 931–942.
Murty V.R. and Krishna P.H. 2006. ““Stabilisation of expansive clay bed
using calcium chloride solution”.Proceedings of the Institution of
Civil Engineers - Ground Improvement. Volume 10, Issue 1, 2006.
Murty V.R. and Krishna P.H. 2007. “Amelioration of expansive clay slopes
using calcium chloride solution, ASCE Jl of Materials in Civil Engg.,
Vol. 1, no. 19, pp. no. 19-25, 2007.
N. S. Ikhlef, M. S. Ghembaza, M. Dadouch. 2014. “Effect of Cement and
Compaction on the Physicochemical Behavior of a Material in the
Region of Sidi Bel Abbes”. Engineering, Technology & Applied
Science Research Vol. 4, No. 4, 2014, 677-680
Nagih M. El-Rawi and Amir A.A. Awad.1981. “Permeability of Lime
Stabilized Soils”.Transportation Engineering Journal of ASCE, 1981,
Vol. 107, Issue 1, Pg. 25-35.
Nguyen Duy Quang, Jin Chun Chai. 2015 “Permeability of lime and
cement-treated clayey soils”. Canadian Geotechnical
Journal,2015, Vol. 52, No. 9 : pp. 1221-1227
Nidal R. Bhuria & Ajanta Sachan. 2014. Shear strength and constant rate
of strain consolidation behaviour of cement-treated slurry-
consolidated soft soil. Current Science, Vol. 10, pages 972-979,
No. 7, 10 April 2014.
Noor Thamer, Bujang B.K. Huat, Eltaher Aburkaba, Thamer A. Mohamed,
Sina Kazemian. 2015. Effect of Formamide, calcium chloride and
aluminum chloride on stabilization of peat with cement-sodium
silicate grout. WALIA journal 31(S4): 202-206, 2015.
Oglesby, C. H. and L. I. Hewes 1963. “Highway Engineering”. John Wiley
and Sons, Inc., New York, 1963.
Olaniyan, O.S., Olaoye, R.A, Okeyinka, O.M, and Olaniyan, D.B.
2011.“Soil Stabilization Techniques Using Sodium Hydroxide
Additives”.International Journal of Civil & Environmental
Engineering IJCEE-IJENS Vol: 11 No: 06. Dec. 2011.
P.C.Varghese. 2005. “Foundation engineering”. New Delhi: PHI learning
private limited, 2005.
Peteris Skels, Kaspars Bondars, Aleksandrs Korjakins. 2013. “Unconfined
Compressive Strength Properties of Cement Stabilized Peat”. 4th
International Conference CIVIL ENGINEERING`13 Proceedings Part
I – CONSTRUCTION AND MATERIALS. Latvia, LV-1658.
Prakhar Dubey & Rajesh Jain. 2015. “Effect of Common Salt (Nacl) on
Engineering Properties of Black Cotton Soil”. IJSTE - International
Journal of Science Technology & Engineering | Volume 2 | Issue
01 | July 2015.
INDEX
Over Consolidated 37
Pastic Index 151
Perkuatan Tanah 7, 8, 10
Permeability 105
Permeation Resin 9, 15, 19
Plastic Limit 100, 116
Plasticity 43, 52, 116
Pozzolanic 47, 48, 49, 58, 79, 107
Preloading 9, 14, 88, 174, 175, 176
Settlement 7, 12, 24, 65, 70, 98, 106, 157, 160, 175, 179, 181, 182, 201,
208, 210
Shear Strength 127, 231
Shrinkage Limit 116
Skeleton 16, 64
Soda Kaustik 14, 18, 107
Sodium Klorida 114
Soil Ash 9, 13, 17
Soil Cement 9, 13, 16
Soil Improvement 4, 7, 8
Soil Lime 9, 13, 17
Soil Properties 6, 150
Soil Reinforcement 4, 7, 8, 10
Soil Replacement 181, 197, 218
Soil Stabilization 4, 5, 137
Specific Surface 24, 30, 38, 39, 40
Stabilisasi Tanah 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 18, 19, 74, 80, 92, 96, 100, 128, 137,
147, 149, 185, 187
Stabilizer 14, 18, 20, 23, 38, 41, 42, 43, 44, 45, 71, 73, 74, 76, 77, 81, 91,
93, 97, 106, 107, 115, 122, 136, 150, 157, 183, 186, 187, 189, 193
Stone Column 182, 202, 203, 204, 205, 219
Swelling Potential 5, 16, 45, 58, 59, 62, 66, 91, 95
Swelling Pressure 63, 96, 126, 134
Tetrahedral 27, 28, 29
Unconfined Compression Strength 49, 55, 57, 151, 152, 153
Vertical Drain 8, 18, 172, 173, 238
Vibro Replacement 218, 220
Vibroflotation 9, 16, 198, 199, 200, 201, 202
Volume Change 25, 133, 154, 160
GLOSARIUM