Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha-usaha dibidang pertanian atau secara tegas dalam usaha

budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan

pengelolaan tanaman sangat penting sekali terutama pada produk kacang tanah.

Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan dari family fabiodeae yang

juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong-polongan kedua setelah

tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh

secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan

daun yang kecil. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang

berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama

kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika

penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang

Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh

pedagang Cina dan Portugis (Batavia, 2012).

Saat ini, peningkatan produksi kacang tanah di Indonesia masih terhambat

oleh rendahnya mutu kacang tanah itu sendiri. Hal ini disebabkan, karena

penanganan pasca panen yang tidak tepat. Oleh karena itu, untuk memperoleh

kacang tanah yang bermutu baik diperlukan penanganan pasca panen yang tepat

dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses penyangraian sendiri

merupakan salah satu tahapan penanganan pasca panen yang sangat penting,

namun saat ini masih sedikit pengetahuan tentang bagaimana proses penyangraian

kacang tanah yang tepat untuk menghasilkan kacang tanah yang berkualitas.

1
1.2 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian mesin penyangrai kacang tanah ialah untuk

memaksimalkan dan menyempurnakan hasil dari penyangraian kacang tanah,

sehingga dihasilkan kacang tanah yang matang secara merata,serta mengurangi

resiko menghitamnya kulit kacang pada saat penyangraian.

1.3 Rumusan Masalah

Adapunpermasalahan yang perlu diperhatikan mengenai rancangan mesin

sangrai kacang tanah yaitu:

1. Apakah mesin sangrai kacang tanah dapat menampung kacang tanah

dengan kapasitas sebanyak 20 kg ?

2. Apakah dalam proses penyangraian memerlukan waktu lebih dari pada 3

jam ?

3. Apakah suhu didalam tabung penyangraian dapat berubah-ubah ?

4. Apakah hasil dari mesin sangrai kacang tanah dapat menghasilkan kacang

yang berkualitas ?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

menyangrai kacang tanah dengan kapasitas sebanyak 30 kg/jam, dengan

karakteristik kulit yang dihasilkan berwarna cerah.

2
II. Tinjauan Pustaka

2.1 Pasca Panen Kacang Tanah

Umur Panen Kacang Tanah ketika akan dipanen dapat ditentukan

berdasarkan pertimbangan umur tanaman, tingkat kemasakan fisiologis dan

kondisi cuaca. Penentuan waktu panen disesuaikan pula dengan jenis atau varietas

yang ditanam. Kacang tanah yang sudah siap panen, daunnya mulai menguning

dan rontok. Panen kacang tanah dilakukan bila minimal 75% polong telah tua.

Umur tanaman pada saat polong tua bergantung pada varietasnya. Varietas unggul

nasional umumnya berumur sekitar 100 hari, sedang varietas local dapat dipanen

pada umur sekitar 90 hari (Sumarno, 1986). Untuk dijadikan benih, kacang tanah

dipanen saat berumur ± 110 hari dan sebagian besar ± 80% polongnya telah tua.

Penangguhan panen akan mengakibatkan biji berkecamabah atau polong mudah

terlepas bila dicabut, sebalikanya jika panen terlalu awal akan diperoleh polong

dengan biji muda, sehingga akan keriput bila dikeringkan. Pembumbunan

tanaman pada stadia berbunga akan mengakibatkan banyak polong muda pada

saat panen. Demikian pula penyulaman, akan mengakibatkan banyak tanaman

berpolong muda pada waktu panen. Pengeringan petakan pada saat menjelang

polong tua dapat membuat pematangan polong lebih seragam serta mutu biji lebih

bagus. Hujan terus menerus atau lingkungan yang lembab pada stadia pematangan

polong mengakibatkan kematangan polong tidak seragam (Sumarno, 1986).

Setelah panen kacang tanah masih mempunyai kadar air yang cukup

tinggi. Hal ini akan menyebabkan kerusakan kacang tanah akibat kapang

penghasil alfaktosin (Dafrianda, 2014).

3
2.2 Suhu Penjemuran Kacang Tanah

2.2.1. Pengertian penjemuran

Penjemuran dapat diartikan sebagai usaha mengurangi kadar air bahan

sampai batasaman untuk disimpan. Proses penjemuran merupakan proses

penghantaran panas dan massadengan perpindahan dari cairan bahan menjadi uap

dan dihantarkan ke udara, sehingga disampingperpindahan massa dalam bahan

oleh perbedaan tekanan uap atau konsentrasi lengas, jugalengas dalam bahan

pindah oleh karena perbedaan suhu (Heldman dan Paul, 1980).

Pengeringan atau dehydration telah digunakan di seluruh dunia selama

berabad-abaduntuk pemeliharaan atau pengawetan berbagai jenis makanan dan

produk agrikultur. Sasaranutama pengeringan pada bahan pangan adalah untuk

melepaskan atau memindahkan air sampaipada batas tertentu dimana microbia

penyebab kerusakan pada bahan tidak dapat berproduksi,dan untuk

memperpanjang masa simpan suatu bahan. Selain itu pengeringan juga bertujuan

untukmeningkatkan stabilitas, pengurangan berat dan volume bahan sehingga

dapat mengurangiongkos pengiriman, mempermudah pengemasan, penyimpanan,

dan pendistribusian bahan atauproduk. (Guillermo et al, 1997).

Secara umum ada 2 macam cara pengeringan yaitu pengeringan secara

alami dan pengeringan mekanik. Pengeringan secara alami adalah penjemuran

dibawah sinar matahari langsung, yang memiliki kelemahan diantaranya adalah

tergantung cuaca, sukar dikontrol, memerlukan tempat yang luas, mudah

terkontaminasi, dan memerlukan waktu yang lama.

Salah satu cara untuk mengurangi kadar air dalam kacang tanah yaitu

dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari. Pengeringan dapat dilakukan di

4
atas lantai semen atau diatas tanah dengan terlebih dahulu diberi pengalas

lembaran anyaman bambu atau plastic, yang posisinya memungkinkan untuk

mendapatkan banyak panas sinar matahari. Pada umumnya pengeringan dilakukan

7-10 hari, dengan melakukan pembalikan secara teratur agar keringnya dapat

merata. Pengeringan hingga kadar kurang dari 9% dilakukan untuk mencegah

kontaminasi jamur Aspergillus flavus. (Lisdiana, 2000).

2.2.2. Suhu Penjemuran

Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sebaiknya dilakukan di

tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari 100 oF. Pengeringan ini

memerlukan waktu 3-4 hari. Untuk kualitas yang lebih baik, setelah pengeringan,

panaskan bahan di oven dengan suhu 175o Fahrenheit selama 10-15 menit untuk

menghilangkan telur serangga dan kotoran lainnya. (Aini, 2016)

2.3 Proses Penyangraian

Penyangraian menurut bahasa berasal dari kata sangrai yang artinya

menggoreng tanpa minyak. Sehingga penyangraian dapat di artikan sebagai proses

menggoreng bahan tanpa menggunakan minyak. Bahan yang diolah menggunakan

penyangraian adalah biji kopi, kakao, dan biji kacang-kacangan. Menurut

Mawaddah (2012), penyangraian adalah Definisi : proses pindah panas baik tanpa

media maupun mengunakan pasir dengan tujuan mendapatkan cita rasa tertentu.

5
III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian ini akan di laksanakan pada bulan September sampai

dengan November 2018, di Laboratorium Perbengkelan Program Studi Teknologi

Industri Pertanian Politeknik Indonesia Venezuela.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah las listrik elektroda,

siku, gerinda, bor, palu, tang, kunci pas, dan alat-alat perkakas lainnya.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain besi siku 40x40,

plat 1,2 mm, drum, jaring kawat, plat strip, poros 1 inch,baut pengikat,dan

Dan bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kacang tanah

sebanyak 20 kg.

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian rancang bangun ini yaitu metode

Trial And Error, yaitu menguji kapasitas drum penyangraian dan pendistribusian

suhu.

3.4. Tahapan Penelitian

3.4.1.Pencarian Data

Dalam merencanakan sebuah rancangan mesin sangrai kacang tanah, maka

terlebih dahulu dilakukan pengamatan dilapangan dan studi literatur.

6
3.4.2.Perancangan dan Perencanaan

Setelah melakukan pencarian data dan pembuatan konsep dari literatur

studi kepustakaan, maka dapat direncanakan bahan bahan yang yang di butuhkan

dalam perancangan dan pembuatan mesin sangrai kacang tanah.

Dari studi lapangan dan studi pustaka tersebut dapat direncanakan mesin

sangrai kacang tanah.

Proses yang dilakukan dalam merancang mesin sangrai kacang tanah ialah

sebagai berikut:

1. Perancangan konstruksi rangka.

2. Perancangan drum penyangraian.

3. Perancangan kontrol panel.

3.5. Proses perakitan

Proses perakitan mesin sangrai kacang tanah yang meliputi perakitan

konstruksi rangka dan drum sangrai dan kontrol panel sesuai dengan desain yang

di inginkan. Berikut langkah-langkah perakitannya:

1. Proses Perakitan Rangka

Dalam proses perakitan rangka utama diperlukan bahan konstruksi yang

berupa besi siku 40x40 mm dipotong dengan ukuran panjang 90 cm sebanyak 4

potongan, ukuran 60 cm sebanyak 4 potongan, ukuran 64 cm sebanyak 4

potongan dan ukuran 71 cm sebanyak 2 potongan yang dibentuk trapesium.

2. Proses Perakitan Drum Penyangrai

Dalam proses penyangrai dibutuhkan drum dalam dengan diameter 46 cm

dengan panjang 56 cm. Yang dibuat menggunakan besi plat strip ukuran 2 cm dan

3.5 cm. Drum yang sudah dirangkai tersebut di selimuti dengan kawat jaring.

7
Serta drum luar yang digunakan dengan diameter 58 cm dengan panjang 70 cm,

yang dibuat dari drum oli bekas.

3. Proses Perakitan Kontrol Panel

Dalam proses perakitan kontrol panel ini digunakan tombol on/off

sebanyak satu unit, lampu inifator sebanyak 2 unit, relay sebanyak satu unit,

termostat 100o sebanyak 1 unit, dan wayer 0,8 mili dengan panjang 3 meter.

8
3.6. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Mempelajari karakteristik kacang


tanah

Pemilihan bahan konstruksi:


1. Rangka utama
2. Drum penyangrai
3. Kontrl panel

Perakitan mesin penyangrai kacang tanah

Pengujian mesin penyangrai kacang tanah


1. Pendistribusian suhu
2. Kapasitas kerja mesin

No
Dapat bekerja dengan baik

Yes

Hasil

Selesai

Gambar 2. Bagan alir penelitian

Anda mungkin juga menyukai