Anda di halaman 1dari 10

MINIRISET LAPORAN OBSERVASI

BERBAGAI PERAN PASANGAN SUAMI ISTRI SESUAI DENGAN STUDI GENDER

Pengampu: Siti Kasiyati, M. Ag

Di Susun Oleh:

Zuyyin Husnaini

192121158

HKI 7 D

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS RADEN MAS SAID SURAKARTA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas laporan miniriset yang berjudul "Peran Pasangan Suami Istri sesuai dengan Studi
Gender" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari miniriset ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Gender Dan HAM, dengan dosen pengampu Ibu Siti Kasiyati, M. Ag. Selain
itu, miniriset ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Apa saja yang termasuk Peran
Reproduksi, Peran Produksi dan Sosial Kemasyarakatan Pasangan Suami-Istri bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Kasiyati, M. Ag. yang telah memberikan tugas UAS
miniriset ini sebagai sarana untuk melatih kepenulisan mahasiswa. Terimakasih juga bagi semua pihak
yang berperan dan telah membantu menyumbangkan partisipasinya dan sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan miniriset lbservasi ini.

Penulis menyadari bahwa miniriset yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya butuhkan demi kesempurnaan miniriset ini.

Sukoharjo, 12 Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini, semakin marak isu kesetaraan gender. Tidak terkecuali dalan urusan rumah tangga. Sudah
ditemukan banyak data dari fenomena ini, yang disebabkan oleh kehidupan yang sudah dianutnya sejak
dulu atau budaya patriarki serta berkaca dari pengalaman keluarga sebelumnya. Banyak juga
pemahaman masyarakat yang beranggapan bahwa seorang istri kodratnya hanya di rumah saja, berkutik
dengan dapur atau mengurusi bagian belakang sebagai pembantu atau asistem rumah tangga. Namun
banyak juga seorang perempuan yang bisa mematahkan pendapat tersebut.

Tidak jarang juga perempuan yang berpendidikan atau perempuan yang mempunyai pemikiran dewasa
maka ia akan beranggapan kodrat perempuan hanyalah mengandung, melahirkan, dan menyusui yang
selain itu bukan kodrat. Namun perkembangan dari adanya budaya patriarkial tersebut. Dengan adanya
miniriset ini untuk membahas perbedaan peran suami istri yang akan dilihat dari segi peran reproduktif,
produktif, dan peran sosial kemasyarakatan.

Deskriminasi akan hal gender di berbagai wilayah memiliki sifat dan tingkat yang beragam. Gender
sendiri jika diartikan adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam miniriset ini, adalah:

1. Apa pentingnya membangun kesadaran gender?


2. Apa saja perbedaan peran pasangan suami istri terhadap peran reproduksi, produksi dan sosial
kemasyarakatan
3. Bagaimaman perbedaan peran suami istri yang dilihat dari peran analisis moser?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang akan dibahas dalam miniriset ini, adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya membangun kesadaran gender


2. Untuk mengetahui perbedaan peran pasangan suami istri terhadap peran reproduksi, produksi
dan sosial kemasyarakatan
3. Untuk mengetahui dan menganalisis peranan suami dan istri yang dilihat dalam peran analisis
moser.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Membangun Kesadaran Gender

Persoalan gender sering kali lewat dalam telinga kita maupun di medsos. Semuanya menyudutkan pada
perempuan. Istilah gender merujuk pada perbedaan karakter laki-laki dan perempuan berdasarkan
kontruksi sosial budaya, yang berkaitan dengan sifat, status, posisi, dan perannya dalam masyarakat.
Juga berarti cara pandang atau persepsi manusia terhadap perempuan atau laki-laki yang bukan
didasarkan pada perbedaan jenis kelamin secara kodrati biologis.

Gender dalam segala aspek kehidupan manusia mengkreasikan perbedaan antara perempuan dan laki-
laki termasuk kreasi sosial kedudukan perempuan yang lebih rendah dari pada laki-laki. Misalnya, bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap
kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan.
Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat,
rasional dan perkasa.

Dalam konsep gender, terdapat istilah yang disebut dengan identitas gender dan ekspresi gender.
Identitas gender adalah persepsi seseorang dalam mengidentifikasi diri sebagai perempuan maupun
laki-laki. Sedangkan ekspresi gender merupakan cara individu merepresentasikan gendernya, melalui
cara berpakaian, potongan rambut, suara, hingga perilaku. Kemudian bahwa gender dan jenis kelamin
(Sex) merupakan hal yang berbeda. Gender mengacu pada karakteristik laki-laki (maskulin) dan
perempuan (feminim) yang terbentuk di masyarakat. Sementara jenis kelamin (sex) mengacu pada
perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan tersebut dapat diidentifikasi dari alat
kelamin serta perbedaan genetik.

B. Tabel Hasil Observasi Pasutri

Perbedaan peran reproduksi, peran produksi serta peran di dalam sosial masyarakat

NO Nama Pasutri Peran Reproduksi Peran Produksi Peran Sosial


Kemasyarakatan

1. Ngatman dan Dwi Sama-sama Peran ini dilakukan Bp. Ngatman yang
Mardyanti seimbang kecuali istri 50% dan ditunjuk sebagai
melahirkan dan suami 50% anggota ormas di
(Orang tua menyusui anak bidang Bolo Pecah,
Penulis) istri ikut arisan
Ibu2

2. Sugianto dan Keduanya Peran ini diambil Bp. Sugiyanto


Sularmi melaksanakan sama rata yaitu memegang
peran ini dengan saling berbagi jabatan sebagai
(Om-Tante) seimbang tugas dan bekerja ketua ronda di
desa dan istrinya
mengikuti kegiatan
posyandu

3. Muh. Zainuddin Keduanya Ibu Murwani Sama-sama


melaksanakan membantu seimbang, yaitu
dan Murwani peran ini dengan perekonomian Bp. Muh Zainuddin
seimbang, kecuali keluarganya memegang peran
(Paman-Om) dalam hal dengan ia bekerja amanat dna
melahirkan dan di pabrik tanggung jawab
menyusui anak. sebagai ketua RT,
Istrinya sebagai
Ketua PKK

4. Sudar dan Pemegang peran Peran ini lebih Ibu Yulianingsih


Yulianingsih ini semuanya dominan justru berperan
diambil alih oleh dilaksanakan oleh dan ikut andil
(Tetangga) ibu Yulianingsih Bp. Sudar yaitu dalam arisan PKK,
85% dan Ibu Bp Sudar sebagai
Yulianingsih 15% anggota arisan RW

5. Kiky dan Dwi Pemegang peran Bp. Kiky sebagai Ibu Dwi sebagai
ini semuanya suami pencari Ketua pelaksana
(Tetangga) diambil alih oleh nafkah dan ibu Senam Sehat
ibu Dwi Dwi mengurusi setiap hari sabtu
rumah tangga sore di depan
poskamling

C. Analisis Observasi

1. Keluarga Ngatman dan Dwi Mardyanti

Dalam rumah tangga ini, terdapat 3 peran seimbang. Yaitu peran reproduksi dan peran produksi peran
sosial kemasyarakatanya. Peran reproduksi ditunjukkan oleh pasutri ini dengan adil. Suami sebagai Ayah
juga ikut merawat anaknya setelah pulang kerja. Ibu Dwi Mardyanti juga berperan melahirkan, menyusui
dan merawat anaknya. Peran produksinya yaitu antar keduanya sama bekerja bekerja dari pagi jam
07.00-14.00 di rumah makan. Sedangkan suaminya bekerja di pabrik dari pagi sampai jam 4 sore.
Kebetulan anaknya sudah besar (Kuliah dan SMA) dan sudah ada yag menikah jadi bisa mengurusi
urusannya sendiri. Baik dari anaknya sendiri pun juga ikut andil akni berbagi tugas. Anak perempuan
mencuci baju, menyapu, mengepel lantai. Anak laki-laki nyapu halaman, membuang sampah dan
mencuci piring. Peran sosial kemasyarakatan dilakukan oleh Bp. Ngatman dan Ibu Dwi juga seimbang
sama-sama berperan dalam kegiatan masyarakat. Ibu Dwi sebagai anggota arisan ibu-ibu Rw sedangkan
suami sebagai anggota Bolo Pecah.

2. Keluarga Sugianto dan Sularmi

Dalam rumah tangga ini, keduanya sama melaksanakan 3 peran seimbang, yaitu peran reproduksi dan
peran produksi. Peran reproduksinya yaitu istri melahirkan dan mengasuh anak dibantu oleh suaminya.
Ketika pagi hari anak yang paling kecil ikut istri kemanapun ia pergi misalnya untuk belanja ke pasar.
Untuk malam hari si anak ikut menempel bapaknya. Lalu ketika ibu dan bapak bekerja, kakaknya yang
paling tua membimbing adik-adiknya dengan baik. Sehingga dalam rumah tangga ini aktif melaksanakan
kewajibannya masing-masing.Peran produksinya yaitu mereka sama-sama bekerja. Suami bekerja
sebagai penjual soto sawah dan istri bekerja di pabrik. Peran sosial kemasyarakatanya juga bisa dibilang
seimbang namun sedikit lebih dominan oleh Bp. Sugiyanto karena ia menjabat sebagai ketua ronda di
desa dan aktif melaksanakan ronda seminggu sekali, dan istrinya hanya mengikuti kegiatan posyandu di
kebayanan.

3. Keluarga Muh. Zainuddin dan Murwani

Dalam rumah tangga ini, keduanya sama melaksanakan 3 peran seimbang, yaitu peran reproduksi dan
peran produksi. Peran reproduksinya yaitu istri melahirkan dan mengasuh anak dan pengasuhan
dibantu oleh suaminya. Yang biasa membimbing mengarahkan adalah Bp. Muh. Zainuddin. Orang tua
dari pasutri ini juga ikut andil dalam merawat anaknya (cucu). Peran produksinya yaitu sama-sama
bekerja di industri pabrik benang. Peran sosial kemasyarakatan ditunjukkan oleh keduanya dengan
sama. Suami sdbagai ketua RT dan istrinya sebagai ketua PKK. Sama-sama berperan di kehidupan
bermasyarakat.

4. Keluarga Sudar dan Yulianingsih

Peran reproduksinya dipegang penuh oleh Ibu Yulianingsih. Yaitu yang merawat serta mendidik buah
hatinya. Suami fokus mencari ma'isah. Peran produksinya yaitu dominan pada suami sebagai pencari
nafkah di pabrik. Sedangkan Ibu Yulianingsih ikut berwirausaha berjualan kentucky di pagi hari untuk
bisa membantu suaminya memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Peran sosial kemasyarakatan
yaitu Sang istri Ibu Yulianingsih justru berperan dan ikut andil dalam arisan PKK, Bp Sudar sebagai
anggota arisan RW. Hal ini menempatkan bahwa ibu Yulianingsih lebih tinggi jabatanya dan lebih
berpengaruh daripada suaminya di lingkungan masyarakat.

5. Keluarga Kiky dan Dwi

Pemegang ketiga peran ini semuanya diambil alih oleh ibu Dwi. Peran reproduksi dijalankan semuanya
oleh ibu Dwi sebagai orang yang melahiran dan merawat hingga mendidik anaknya. Peran produksi
diambil alih oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang bertugas mencari nafkah dan Ibu Dwi tidak
bekerja hanya dirumah mengurusi anak dan suami (rumah tangga). Peran sosial kemasyarakatan
dilakukan Ibu Dwi sebagai Ketua pelaksana Senam Sehat setiap hari sabtu sore di depan poskamling.
Dengan kata lain isri atau Ibu Dwi lebih aktif dalam kegiatan di bingkai kemasyarakatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi kepada tetangga dan saudara-saudara saya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
suami dan istri sama-sama sudah bisa menempatkan diri dalam hal peran sebagai suami istri perspektif
gender. Ada keluarga yang istri sebagai sektor reproduksi dan suami pemegang penuh dalam hal
produksi. Sedangkan dalam sosial masyarakat lebih banyak peran para suami yang menonjol dan
mendominasi. Istri itu hanya berkiprah di bidang tertentu saja. Namun kalau suami atau laki-laki itu andil
di berbagai bidang di sosial masyarakat.

Di dalam 3 peran Analisa moner, yaitu peran reproduksi, peran produksj da peran sosial kemasyarakatan
sudah dijalankan dengan baik oleh pasangan 5 keluarga tersebut. Pasangan suami-istri sudah dapat
melaksanakan tugas, fungsi dan peran masing-masing sebagai pelaksana rumah tangga. Mereka saling
berbagi tugas dan melengkapi satu sama lain. Hanya saja di sosial masyarakatnya, jika dalam pemilu
belum pernah ada calon pemimpin itu perempuan. Serta perempuan di jadikan sebagai alat pembantu
dalam kegiatan organisasi kemasyarakatan.

Oleh karena itu, kesetaraan gender perlu dilakukan atau diterapkan dari sekarang. Karena itulah yang
akan membuat mental kita lebih kuat dalam menegakkan kesetaraan gender. Sehingga hal demikian
dapat menguatkan kehidupan rumah tangga.

B.Saran

Dari hasil observasi saya terhadap 5 keluarga diatas sebagai bentuk pemenuhan terhadap tugas Gender
dan HAM memiliki bayak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar pembaca dapat
memberikan kritik yang membangun sehingga dapat menambah pengetahuan tentang kepenulisan
observasi di kemudian hari.

C. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai