Anda di halaman 1dari 15

Strategi Pemasaran untuk

Meningkatkan Pendapatan pada UD


Sumber Abadi Kademangan
Kabupaten Blitar
Eva Septia dan Samsul Anam
Jurusan Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara
Jl. Mastrip No. 59 Blitar, 66111, Jawa Timur

Abstrak
UD Sumber Abadi, Pabrik Gula merah terletak di Desa Plosorejo RT 04 RW
09, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, berdiri sejak tahun 2005.
Bergerak di bidang pembuatan Gula Merah dari tebu dan dipasarkan di area
Kabupaten Blitar. Sejak saat awal berdiri usaha ini mampu meraih keuntungan
cukup tinggi karena volume pendapatan usaha mereka bagus. Namun sejak
tahun 2009 mulai berdiri pesaing usaha di daerahnya, sehingga membuat
volume pendapatan usaha menurun setiap tahun dan sulit untuk meningkat
lagi. Mengacu pada pemasaran yang kurang berhasil dengan melihat pada
pendapatan yang semakin menurun, maka perlu untuk dirumuskan ulang
strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi saat ini. UD Sumber Abadi
selama ini belum menerapkan strategi pemasaran, yang dilakukan hanya
menjual produk ke pasar tanpa adanya perencanaan strategi apa yang sesuai
dengan perusahaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
strategi pemasaran UD Sumber Abadi Kademangan Blitar guna meningkatkan
pendapatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Hasil analisis IFAS diperoleh hasil perhitungan bahwa S > W menunjukkan
bahwa kekuatan perusahaan lebih besar dari pada kelemahan perusahaan. Hasil
analisis EFAS diperoleh hasil perhitungan bahwa untuk O < T menunjukkan
bahwa ancaman lebih besar daripada kesempatan. Hasil analisis strategis
diperoleh hasil S mempunyai kekuatan dan T ancaman sehingga strategi S dan
T terletak pada kuadran II, strategi ini dengan menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk menghadapi ancaman yang ada yaitu dengan
menggunakan strategi Diversifikasi Strategi.

Kata Kunci : strategi, pemasaran, pendapatan

PENDAHULUAN
Sebuah usaha kecil menengah yang berjalan di suatu daerah, biasanya dijalankan
oleh pelaku usaha yang baru menggeluti sebuah bidang usaha. Mereka memulai
usahanya dengan modal yang kecil, pengalaman yang masih minim dan pemasaran
produk yang tanpa perencanaan jelas. Usaha kecil seperti ini akan sangat sulit untuk
meraih laba di awal-awal tahun berdirinya, bahkan banyak yang harus gulung tikar
karena berbagai kesulitan yang dialami (seperti masalah kecilnya penjualan, modal yang
sedikit dan persaingan). Ini adalah realita yang saat ini sedang terjadi di daerah-daerah
Indonesia, dimana pengusaha baru dengan modal sedikit, pengalaman minim serta

66
(Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan pada UD Sumber Abadi...)

perencanaan yang kurang matang harus berusaha berdiri melawan industri yang lain
yaitu pesaing, yang punya keunggulan di segala bidangnya misal, unggul pada harga
yang lebih murah, kemasan produk yang lebih baik.
Namun tidak semua usaha kecil menengah tidak bisa bersaing di tengah ketatnya
persaingan bisnis. Ada usaha kecil menengah yang mampu bertahan dan menghasilkan
laba dalam usahanya. Jika sudah seperti ini maka usaha kecil menengah tersebut akan
berkembang dan akan menemukan tantangan baru. Semakin berkembangnya usaha kecil
menengah, maka akan banyak pemodal lain disekitar tempat usaha kecil menengah
tersebut berdiri, untuk membuat usaha yang sama karena sudah terbukti menghasilkan
keuntungan.
Konsep dari SWOT adalah merupakan konsep yang menyelaraskan antara situasi
internal perusahaan dengan keadaan eksternal dari perusahaan, keadaan internal dari
perusahaan adalah merupakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan,
sedangkan kondisi eksternal adalah keadaan yang merupakan peluang-peluang pasar
dan hambatan untuk memasuki dan penerimaan pasar terhadap produk yang kita
tawarkan. Kombinasi dan penyelarasan antara kekuatan internal dalam menghadapi
peluang dan juga hambatan yang ada, selain itu dengan adanya hambatan dan peluang
yang ada di pasar tentunya harus mempu mengatasi dengan segala kelemahan yang
dimiliki oleh perusahaan. Konsep SWOT inilah yang nantinya akan memunculkan
strategi apa yang harus diterapkan oleh perusahaan guna meningkatkan pendapatannya.
UD Sumber Abadi, Pabrik Gula merah terletak di Desa Plosorejo RT 04 RW 09,
Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, berdiri sejak tahun 2005. Bergerak di bidang
pembuatan Gula Merah dari tebu dan dipasarkan di area Kabupaten Blitar. Sejak saat
awal berdiri usaha ini mampu meraih keuntungan cukup tinggi karena volume
pendapatan usaha mereka bagus. Sejak tahun 2009 terjadi penurunan pada volume
pendapatan usaha menurun setiap tahun dan sulit untuk meningkat lagi, oleh karena itu
diperlukan strategi yang tepat guna meningkatkan kembali volume penjualannya, oleh
karena itu penulis memilih judul: Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Pendapatan
Pada UD Sumber Abadi Kademangan Kabupaten Blitar.

LANDASAN TEORI
Strategi Pemasaran
Definisi pemasaran menurut Stanton dalam Swasta (2006:10) mengemukakan;
”sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potential”. Jadi,
berdasarkan dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran
merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran.
Tetapi pemasaran bukanlah merupakan suatu cara yang sederhana sekedar untuk
menghasilkan penjualan saja. Dalam hal ini pertukaran hanyalah merupakan satu tahap
dalam proses pemasaran. Sebenarnya, pemasaran itu dilakukan baik sebelum maupun
sesudah pertukaran.
Pendapat lain dalam mendefinisikan pemasaran, kita dapat membedakan antara
definisi sosial dan definisi manajerial menurut Kotler, (2008:9). Definisi sosial
menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Berikut adalah
sebuah definisi pemasaran berdasarkan definisi sosial; ”Pemasaran adalah suatu proses
sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80 67
(Septia dan Anam)

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Untuk definisi manajerial,
pemasaran sering digambarkan sebagai ”seni menjual produk”.
American Marketing Association menawarkan suatu definisi yaitu (Manajemen)
pemasaran adalah proses perencanaan, dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-
usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya.
Strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu: “segmentasi pasar
(segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi pasar
(positioning)”, dikutip dari Kotler, (2008:233). “Setelah mengetahui segmen pasar, target
pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran pemasaran (marketing mix)
yang terdiri dari strategi produk, harga, penyaluran/ distribusi dan promosi”, dikutip
dari Assauri, (2007:132).
Menurut penulis strategi pemasaran adalah merupakan langkah yang harus diambil
oleh setiap perusahaan atau organisasi dalam menentukan dan menetapkan rencana
untuk tindak lanjut dalam mencapai tujuan, baik secara teknik maupun kapan waktu
pencapaian dalam meningkatkan pendapatan organisasi. Strategi merupakan bagaimana
cara meraih pasar, tidak hanya untuk memenangkan pasar saja, akan tetapi berkelanjutan
pada proses pemasaran. Strategi langsung berhubungan dengan masyarakat sebagai
konsumen dan kompetitor yang selalu bersaing dalam pasar.
Secara umum, terdapat tiga falsafah dasar sebagai pedoman bagi perusahaan untuk
mendekati pasar, yakni pemasaran masal dimana keputusan untuk memproduksi dan
mendistribusi produk secara masal, pemasaran berbagai produk yang menyajikan pilihan
produk berbeda untuk segmen berbeda, dan pemasaran terarah yang mengembangkan
produk untuk pasar yang spesifik.
1. Pemasaran masal, di mana para penjual memproduksi secara masal, mendistribusikan
secara masal, dan mempromosikan secara masal satu produk kepada semua pembeli.
Pemikirannya, bahwa biaya produksi dan harga menjadi murah dan dapat
menciptakan pasar potensial paling besar.
2. Pemasaran berbagai produk, di mana penjual memproduksi dua macam produk atau
lebih yang mempunyai sifat, gaya, mutu, ukuran dan sebagainya yang berbeda.
Pemikirannya, bahwa konsumen memiliki selera berbeda yang berubah setiap waktu,
dan selalu mencari variasi serta perubahan.
3. Pemasaran terarah, di sini penjual mengenali berbagai segmen pasar, memilih satu
atau beberapa di antaranya, dan mengembangkan produk serta bauran pemasaran
yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing konsumen.
Produsen atau perusahaan modern, kini menjauhi pemasaran masal dan pemasaran
berbagai produk, dan mendekati pemasaran terarah. Penjual dapat mengembangkan
produk yang tepat untuk setiap pasar sasaran dan menyesuaikan harga, saluran
distribusi, dan iklannya untuk mencapai pasar sasaran secara efisien.
Dengan menggunakan pemasaran terarah, yang semakin dekat dengan bentuk
pemasaran mikro, perusahaan menyesuaikan program pemasaran pada kebutuhan dan
keinginan dari segmen geografik, demografik, psikografik, atau tingkah laku, yang telah
ditentukan secara sempit. Bentuk akhir dari pemasaran terarah adalah pemasaran yang
disesuaikan, yaitu bila perusahaan menyesuaikan produk dan program pemasaran pada
kebutuhan pelanggan secara spesifik. “Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi
pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen
pasar) yang bersifat homogen” dikutip dari Kotler (2008:123). Dengan kata lain,

68 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80
(Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan pada UD Sumber Abadi...)

segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen-segmen pasar tertentu di mana
masing-masing segmen tersebut bersifat homogen. Perbedaan keinginan dan hasrat
konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika
terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat
mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat
tersebut. Dengan demikian dapat berkreasi dengan suatu penambahan penggunaan yang
khusus untuk konsumen dalam segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau
membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima
berbagai keuntungan dari produk tersebut.
Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran
segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industri, dan
segmentasi pasar internasional. Kelompok segmen pasar tersebut memiliki karakteristik
berbeda, sehingga memerlukan cara tersendiri untuk menanganinya. Tidak ada cara
tunggal untuk membuat segmen pasar. Pemasar harus mencoba variabel segmentasi yang
berbeda, secara sendiri atau kombinasi untuk mencari cara terbaik untuk memetakan
struktur pasar. Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk
menentukan segmentasi pasar, yakni variabel geografik, demografik, psikografik, dan
tingkah laku tertentu.
1. Segmentasi Geografik
2. Segmentasi Demografi
a. Umur dan Tahap Daur Hidup
b. Jenis Kelamin
c. Pendapatan
d. Segmentasi Demografik Multivariasi
3. Segmentasi Psikografik
a. Kelas Sosial
b. Gaya Hidup
c. Kepribadian

Konsep Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam liabilitas atau
gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang
berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, pemberian jasa atau aktivitas lain yang
bertujuan meraih keuntungan, seperti menejemen rekening investasi terbatas. (Antonia,
2001:204) Pendapatan sangat berpengaruh baik bagi keberlangsungan hidup perusahaan,
semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Pendapatan merupakan semua penerimaan, baik tunai maupun bukan tunai
yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu
(income revenue) (Solihin, 2010:621). Pendapatan juga dapat diartikan sebagai penghasilan
dari usaha pokok perusahaan atau penjualan barang atas jasa diikuti biaya-biaya
sehingga diperoleh laba kotor (Munawir, 2002:26).
Ada 3 kategori pendapatan yaitu:
1. Pendapatan berupa uang yaitu segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya
regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi.

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80 69
(Septia dan Anam)

2. Pendapatan berupa barang adalah segala pendapatan yang sifatnya regular dan biasa,
akan tetapi selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa.
3. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah segala penerimaan yang
bersifat transfer redistributive dan biasanya membuat perubahan dalam keuangan
rumah tangga.
Pendapatan juga merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan
maupun lembangga keuangan karena pendapatan akan dapat menentukan maju
mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan maupun lembaga keuangan
harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharpkan
dengan menggunakan segala sumber yang ada dalam perusahaan maupun lembaga
keuangan seefisien mungkin. Pendapatana adalah sesuatu yang sangat penting dalam
setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapatkan penghasilan.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal
atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty dan sewa.
Pendapatan selain itu juga dapat didefinisikan sebagai penghasilan dari usaha pokok
perusahaan atau penjualan barang atau jasa diikuti biaya-biaya sehingga diperoleh laba
kotor. (Munawir, 2002:26)
Pendapatan juga dapat diartikan sebagai:
1. Semua penerimaan baik tunai maupun bukan tunai yang merupakan hasil dari
penjualan barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu (income revenue)
2. Penerimaan dana sebagai hasil dari investasi.
Pendapatan bersih adalah selisih positif dari total pendapatan (operational dan non
operational) dalam satu periode setelah dikurangi dengan taksiran pajak pendapatan

Strategi Dengan SWOT


Analisis SWOT merupakan singkatan dari strenghts (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang), threats (ancaman). Kotler dan Keller (2009:63)
membagi analisis SWOT ke dalam dua faktor, yaitu faktor internal yang terdiri dari
kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.
Sastradipoera (2003:46) juga menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan salah satu
metode yang populer untuk menetapkan strategi manajemen pemasaran yang efektif.
Analisis SWOT akan memasangkan keempat elemennya yang saling berhubungan
sehingga memperoleh hasil berupa strategi-strategi yang dapat digunakan sebagai
strategi alternatif perusahaan.
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats terlibat dalam suatu proyek
atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek
dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan
untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin
proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960an dan 1970an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Menurut Rangkuti
(2005:112), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan
strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman.
Definisi analisis SWOT menurut Tjiptono (2008:283) sebagai berikut:
1. Melakukan analisis situasi. Analisis yang dilakukan dalam tahap ini adalah analsis
SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats). Analisis ini mencakup peluang
dan masalah yang ditimbulkan oleh tren dan situasi pembeli, pesaing, biaya, dan

70 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80
(Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan pada UD Sumber Abadi...)

regulasi. Selain itu, termasuk pula di dalamnya adalah kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan.
2. Menetapkan tujuan/sasaran. Tujuan dirumuskan secara spesifik dan mengidentifikasi
tingkat kinerja yang di harapkan untuk dicapai organisasi pada waktu tertentu di
masa datang, dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan,
serta kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2. Menyusun strategi dan program. Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, kemudian
pengambil keputusan merancang strategi (tindakan jangka panjang untuk mencapai
tujuan) dan program (tindakan jangka pendek spesifik untuk mengimplementasikan
strategi).
3. Melakukan koordinasi dan pengendalian. Rencana yang komprehensif sering kali
meliputi berbagai strategi dan program. Masing-masing strategi dan program
mungkin menjadi tanggung jawab manajer yang berbeda. Oleh sebab itu, dibutuhkan
mekanisme khusus untuk memastikan bahwa strategi dan program tersebut diterakan
secara efektif.
Menurut Rangkuti (2005:18) menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistemastis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di
dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang
(Opprtunities), namun secara bersamaan dapat maminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats)
Analisis SWOT menurut Tjiptono (2008:118) menjelaskan bahwa penilaian/assessment
terhadap hasil identifikasi situasi, untuk menentukan apakah suatu kondisi di
kategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman.
1. Kekuatan (Strength) adalah situasi internal organisasi yang berupa
kompetensi/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi, yang dapat digunakan
sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman.
2. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi dimana
kompetensi/kapabilitas/sumberdaya organisasi sulit digunakan untuk menangani
kesempatan dan ancaman.
3. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi
menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industri yang sama
secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal
tersebut. Misal, ada segmen pasar tertentu yang belum dimasuki pemain lain, secara
umum akan menjadi peluang bagi organisasi manapun yang berhasil melihat pasar
tersebut.
Ancaman (Threat) adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan
kesulitan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industri yang sama secara
umum akan dirugikan/dipersulit/terancam bila dihadapkan padsa kondisi eksternal
tersebut. Contoh, dua tahun yang akan datang akan masuk ‘pemain baru’ dari luar negeri
yang memiliki teknologi dan modal kuat; secara umum kondisi tersebut akan menjadi
ancaman bagi semua organisasi yang saat ini berada dalam industri yang sama.
Menurut David (2009:228) menjelaskan bahwa Matrik Threats-Opportunities-
Weaknesses-Strengths (TOWS) merupakan pencocokan yang penting yang membantu
manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO (strengths-opportunities),
strategi WO (weaknesses- opportunities), strategi ST (strengths-threats), dan strategi WT
(weaknesses-threats).
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80 71
(Septia dan Anam)

2. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada keinginan yang bersifat defentif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Menurut penulis, setiap perusahaan harus mempunyai rencana strategik, rencana
strategik merupakan pedoman bagi manajemen untuk menjalankan operasional
perusahaan. Rencana strategik yang seharusnya dijalankan harus dikawal untuk
mencapai tujuan. Tidak hanya permasalahan tentang kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta ancaman dan hambatan, akan tetapi bagaimana strategi yang akan
diterapkan oleh perusahaan.

Matriks SWOT
Matrik SWOT terdiri dari empat kuadran dengan masing-masng kuadran memiliki
karakteristik strategi masing-masing. Tiap-tiap kuadran merupakan gabungan dari empat
strategi yaitu strategi SO yaitu kekuatan untuk menangkap peluang, strategi ST yaitu
kekuatan untuk menghadapi tantangan, strategi WO yaitu kelemahan untuk menangkap
peluang dan WT yaitu kelemahan untuk menghadapi tantangan, untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalan kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented streategy).
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
pihak, ia mengahadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Kondisi bisnis
pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus
strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Misalnya, Appel menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang
dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam
industri mikro komputer.
Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Dia juga
mengatakan bahwa alat yang dipakai untuk menyususn faktor-faktor
strategis perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat di sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
altternatif strategi.

72 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80
(Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan pada UD Sumber Abadi...)

METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi adalah keseluruhan fokus pada subjek penelitian yang dapat berupa orang,
benda atau apapun yang mampu meningkatkan tujuan dari penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan UD Sumber Abadi yang berjumlah 32 orang dari
berbagai posisi pekerjaan.

Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik sama dengan
populasi dan mampu mewakili populasi dengan baik. Penentuan sampel menggunakan
metode sampel jenuh. Sampel jenuh adalah merupakan seluruh populasi yang diambil
sebagai sampel dalam perusahaan tanpa adanya pemilihaan, sehingga semua populasi
adalah sama dengan semu sampel. Populasi penelitian terdiri dari 32 responden, karena
teknik sampling dengan ukuran jenuh, maka diambil semua populasi sebagai sampel
yaitu 32 responden

Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data terkait dengan jenis dan sumber data yang meliputi:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung secara teliti
yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mengambil data penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab
secara langsung kepada responden dengan pola tertentu untuk menggali lebih dalam
fenomena-fenomena yang terdapat pada tiap variabel yang diteliti.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan
yang sistematik berupa isian kepada responden dengan format tertentu dengan tujuan
untuk menggali informasi sesuai dengan fokus penelitian.

Teknik Analisa Data


1. Analisis Faktor Internal
Analisis IFAS (Internal Strategy Factor Analysis Summary) digunakan untuk menganalisa
faktor internal perusahaan yang diteliti
2. Analisis Faktor Eksternal
Analisis EFAS (External Strategy Factor Analysis Summary) digunakan untuk
menganalisa faktor eksternal perusahaan yang diteliti
3. Menentukan Strategi Dengan Diagram SWOT
4. Analisis data menggunakan diagram SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities dan
Threat). S dan W mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. S
dan W mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan eksternal perusahaan.
a. SO yaitu menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk merebut
peluang pasar semaksimal mungkin.
b. ST yaitu menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman yang ada bagi perusahaan.
c. WO yaitu melihat kelemahan yang ada pada perusahaan dan memperbaikinya
guna memperoleh peluang di pasar.
d. WT yaitu mellihat kelemahan yang ada pada perusahaan dan memperbaikinya
guna mengatasi ancaman yang ada bagi perusahaan.

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80 73
(Septia dan Anam)

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


Penilaian Internal dan Eksternal
Hasil dari kuesioner yang berisi tentang kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) selanjutnya diberi
peringkat untuk memberikan bobot pada masing-masing item yang ada pada pernyataan
tersebut. Peringkat 4 adalah untuk sangat baik, peringkat 3 untuk cukup baik, peringkat 2
untuk kurang baik dan peringkat 1 untuk sangat tidak baik. Berikutnya adalah
perhitungan bobot untuk IFAS dan EFAS dengan terlebih dahulu menghitung skala
rating sebagai berikut :
Sangat Tidak Baik adalah = 64
Cukup Baik adalah = 128
Baik adalah = 192
Sangat Baik adalah = 256
Tahap berikutnya adalah memperhitungkan tingkat kesesuain dari penilaian
pelaksanakan dan penilaian kepentingan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen pada perusahaan.

Tabel 1.
Tingkat Kesesuaian Penilaian Internal dan Eksternal
No. Penilaian Internal Penilaian Eksternal Tingkat
4 3 2 1 Nilai 4 3 2 1 Nilai Kesesuaian
1 68 12 10 6 96 44 21 18 5 88 109,09
2 88 6 10 3 107 64 15 12 5 96 111,46
3 80 9 12 3 104 32 18 18 9 77 135,06
4 64 6 18 5 93 28 12 28 7 75 124,00
5 80 15 8 3 106 32 12 28 6 78 135,90
6 60 9 16 6 91 28 27 16 8 79 115,19
7 52 30 12 3 97 64 21 10 4 99 97,98
8 48 27 14 4 93 36 27 18 5 86 108,14
9 64 9 18 4 95 44 24 16 5 89 106,74
10 48 24 18 3 93 52 24 10 6 92 101,09
11 32 12 32 4 80 28 21 28 4 81 98,77
12 24 18 32 4 78 32 21 24 5 82 95,12
13 48 9 26 4 87 44 27 12 6 89 97,75
14 20 18 36 3 77 24 30 20 6 80 96,25
15 80 6 8 6 100 12 36 26 4 78 128,21
16 64 3 20 5 92 12 24 30 6 72 127,78
17 84 9 10 3 106 24 30 16 8 78 135,90
18 20 6 28 11 65 12 12 38 6 68 95,59
19 52 6 22 6 86 12 48 16 5 81 106,17
20 56 12 20 4 92 44 24 10 8 86 106,98

74 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80
(Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan pada UD Sumber Abadi...)

Tabel 2.
Penilaian Internal dan Eksternal
Penilaian Penilaian
No Keterangan I+E
Internal Eksternal
Penilaian Internal
Produk dibuat secara tradisional tanpa
1 96 88 184
pengawet
Produk tradisional yang dibuat dengan
2 107 96 203
mutu yang baik
Memberikan layanan antar bagi konsumen
3 104 77 181
pelanggan
Memberikan kemudahan pembayaran
4 93 75 168
untuk resaler
Produk dikenal sebagai olahan tradisional
5 106 78 184
yang bermutu
Produk gula tidak tahan lama karena
6 91 79 170
tanpa pengawet
7 Kemasan sederhana tapi sudah cukup baik 97 99 196
Produksi gula terbatas pada produk yang
8 93 86 179
sama
9 Daerah pemasaran Blitar dan sekitarnya 95 89 184
Tenaga penjualan direkrut tanpa ada
10 93 92 185
pelatihan
Jumlah 975 859 1834
Penilaian Eksternal
Produk tradisional mulai digemari oleh
11 80 81 161
masyarakat
Produk tradisional diterima di gerai
12 78 82 160
eceran atau retail
Olahan makanan dengan gula merah
13 87 89 176
semakin digemari
Rasa dan karakter gula merah beda
14 77 80 157
dengan gula putih
15 Adanya akses penjualan melalui internet 100 78 178
Pesaing utama adalah gula putih (gula
16 92 72 164
rafinasi)
17 Munculnya industri gula sejenis di daerah 106 78 184
Adanya produk sejenis yang berbahan
18 65 68 133
pengawet yang lebih diminati
Bahan baku tidak kontinyu membuat
19 86 81 167
harga naik turun
Kurangnya dukungan pemasaran oleh
20 92 86 178
pemerintah
Jumlah 863 795 1658

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80 75
(Septia dan Anam)

Analisis IFAS (Internal Factor Analysis Summary)


Unsur analisis internal bersumber pada aspek sumberdaya manusia, sumberdaya
fisik dan sumberdaya organisasi. Atas dasar ini dapat dihimpun sejumlah unsur
kekuatan. Sebagaimana halnya dengan pernyataan analisis kekuatan, maka analisis
kelemahan juga menunjukkan fakta kelemahan umum yang dimiliki UD Sumber Abadi.
Untuk lebih jelasnya pada tabel IFAS sebagai berikut :

Tabel 3.
IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
No. Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor
S (Strenght)
1 Produk dibuat secara tradisional tanpa pengawet 0,10 3 0,30
Produk tradisional yang dibuat dengan mutu
2 0,11 4 0,44
yang baik
Memberikan layanan antar bagi konsumen
3 0,11 3 0,32
pelanggan
Memberikan kemudahan pembayaran untuk
4 0,10 3 0,29
resaler
Produk dikenal sebagai olahan tradisional yang
5 0,11 3 0,33
bermutu
Jumlah 1,67
W (Weakness)
Produk gula tidak tahan lama karena tanpa
6 0,09 3 0,28
pengawet
7 Kemasan sederhana tapi sudah cukup baik 0,10 4 0,40
8 Produksi gula terbatas pada produk yang sama 0,10 3 0,29
9 Daerah pemasaran Blitar dan sekitarnya 0,10 3 0,29
10 Tenaga penjualan direkrut tanpa ada pelatihan 0,10 3 0,29
Jumlah 1,54
Total 1,00 3,21

Hasil dari analisis IFAS adalah kekuatan UD Sumber Abadi dengan rating tertinggi
adalah produk tradisional yang dibuat dengan mutu, kemudian disusul dengan rating
yang sama yaitu produk dibuat secara tradisional tanpa pengawet, memberikan layanan
antar bagi konsumen, memberikan kemudahan pembayaran untuk resaler dan produk
dikenal sebagai olahan tradisional yang bermutu. Kelamahan pada UD Sumber Abadi
yang memiliki rating tertinggi adalah kemasan sederhana tapi sudah cukup baik
kemudian disusul dengan rating yang sama yaitu produk gula tidak tahan lama karena
tanpa pengawet, kemasan terbuat dari bahan yang sederhana, produksi gula terbatas
pada produk yang sama, daerah pemasaran Blitar dan sekitarnya dan daerah pemasaran
hanya di Blitar dan sekitar, serta tenaga penjualan direkrut tanpa ada pelatihan.

Analisis EFAS (External Factor Analysis Summary)


Unsur analisis eksternal bersumber pada situasi dan kondisi yang melingkupi
keberadaan di luar organisasi, seperti situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya,
lingkungan, teknologi dan konstelasi industri termasuk kondisi internasional. Karena

76 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80
(Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan pada UD Sumber Abadi...)

berakar pada hal yang sama, secara umum dapat dikatakan bahwa, peluang bagi kiprah
organisasi juga hampir sama besarnya dengan tantangan yang ada, yakni antara lain
Semakin banyaknya jumlah industri retail/eceran dan adanya bantuan dari Dinas dan
Pemerintah Daerah, sedangkan untuk tantangan adalah Pasar yang semakin lebih
kompetitif. Untuk lebih jelasnya pada tabel EFAS sebagai berikut.

Tabel 4.
EFAS (External Factor Analysis Summary)
No. Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor
O (Opportunity)
Produk tradisional mulai digemari oleh
11 0,09 3 0,28
masyarakat
Produk tradisional diterima di gerai eceran atau
12 0,09 3 0,27
retail
Olahan makanan dengan gula merah semakin
13 0,10 3 0,30
digemari
Rasa dan karakter gula merah beda dengan gula
14 0,09 3 0,27
putih
15 Adanya akses penjualan melalui internet 0,12 3 0,35
Jumlah 1,47
T (Threath)
16 Pesaing utama adalah gula putih (gula rafinasi) 0,11 3 0,32
17 Munculnya industri gula sejenis di daerah 0,12 3 0,37
Adanya produk sejenis yang berbahan
18 0,08 3 0,23
pengawet yang lebih diminati
Bahan baku tidak kontinyu membuat harga naik
19 0,10 3 0,30
turun
Kurangnya dukungan pemasaran oleh
20 0,11 3 0,32
pemerintah
Jumlah 1,53
Total 1,00 3,00

Hasil dari analisis EFAS adalah Peluang (Opportunities) dari perusahaan masing-
masing memiliki rating yang sama dengan bobot tertinggi adalah adanya akses penjualan
melalui internet kemudian disusul oleh olahan makanan dengan gula merah semakin
digemari dan berikutnya adalah dengan bobot sama yaitu produk tradisional mulai
digemari oleh masyarakat, produk tradisional diterima di gerai eceran atau retail dan rasa
dan karakter gula merah beda dengan gula putih. Ancaman (Threats) dari perusahaan
masing-masing memiliki rating yang sama dengan bobot tertinggi adalah munculnya
industri gula sejenis di daerah kemudian disusul pesaing utama adalah gula putih (gula
rafinasi) dan kurangnya dukungan pemasaran oleh pemerintah, kemudian adalah adanya
produk sejenis yang berbahan pengawet yang lebih diminati dan yang terakhir dengan
bobot terendah adalah bahan baku tidak kontinyu membuat harga naik turun.

Analisis SWOT
Analisis IFAS dan EFAS, maka diperoleh hasil perhitungan untuk menentukan
strategi yang akan dipakai oleh perusahaan. Dari tabel IFAS diperoleh hasil bahwa S > W

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80 77
(Septia dan Anam)

(1,67>1,54) hal ini menunjukkan bahwa kekuatan perusahaan lebih besar dari pada
kelemahan perusahaan. Hasil dari tabel EFAS diperoleh hasil perhitungan bahwa untuk
O < T (1,47 < 1,53) hal ini menunjukkan bahwa ancaman lebih besar daripada
kesempatan.
Pilihan strategis yang ada diperoleh hasil bahwa S dan T mempunyai kelebihan di
masing-masing faktor, sehingga S berupa kekuatan sebesar 1,67 dan T berupa ancaman
sebesar 1,53. Pada diagaram swot strategi S dan T terletak pada kuadran II. Strategi ini
dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghadapi ancaman
yang ada yaitu dengan menggunakan strategi Diversifikasi Strategi. Hasil perhitungan
dari analisis data strategi pemasaran dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar
strategi SWOT sebagai berikut:

Pembahasan
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi hasil analisa adalah Pada Kuadran 2 yaitu diversifikasi strategi, artinya organisasi
dalam kondisi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman, meskipun menghadapi berbagai ancaman,
perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Strategi yang dapat diterapkan pada
diversifikasi adalah melakukan deferensiasi, sesuai dengan pendapat dari Kotler
(2001:233) adalah pada dasarnya diferensiasi adalah tindakan merancang satu set
perbedaaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran
pesaing. Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ini:
1. Diferensiasi produk, membedakan produk utama dalam hal ini adalah roti berbeda
dengan produk roti lain yang sejenis, sehingga konsumen mampu memilih karena
perbedaan yang disukai oleh konsumen. Pembedaan tersebut bisa berdasarkan
keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk
diperbaiki, gaya dan rancangan produk. Hal yang dapat dilakukan adalah misalnya
membuat produk lebih beragam sebelum dipasarkan, mungkin dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda dengan saat ini tapi masyarakat lebih tertarik.
2. Diferensiasi pelayanan, membedakan pelayanan yang dilakukan oleh UD Sumber
Abadi utama berdasarkan kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan,
pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan. Pelayanan
yang telah dilakukan kurang optimal misalnya harus ditambah dengan bagian
penjualan yang lebih diberdayakan sehingga mampu menjadi tenaga penjualan yang
handal.
3. Diferensiasi saluran yang selama ini dilakukan, langkah pembedaan melalui cara
membentuk saluran distribusi baru oleh UD Sumber Abadi, jangkauan, keahlian dan
kinerja saluran-saluran tersebut. Sudah wajar apabila perusahaan ini menggunakan
sarana internet untuk menambah saluran distribusinya.

PENUTUP
Kesimpulan
Hasil analisis data dan interpretasi data tentang strategi pemasaran dalam
meningkatkan pendapatan pada UD Sumber Abadi Kademangan Blitar yang penulis
lakukan, maka dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strengths) pada UD Sumber Abadi Kademangan Kabupaten Blitar adalah:
a. Produk dibuat secara tradisional tanpa pengawet

78 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80
(Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan pada UD Sumber Abadi...)

b. Produk tradisional yang dibuat dengan mutu


c. Memberikan layanan antar bagi konsumen
d. Memberikan kemudahan pembayaran untuk resaler
e. Produk dikenal sebagai olahan tradisional yang bermutu
2. Kelemahan (Weaknesses) pada UD Sumber Abadi Kademangan Kabupaten Blitar
adalah:
a. Produk gula tidak tahan lama karena tanpa pengawet
b. Kemasan sederhana tapi sudah cukup baik
c. Produksi gula terbatas pada produk yang sama
d. Daerah pemasaran Blitar dan sekitarnya
e. Tenaga penjualan direkrut tanpa ada pelatihan
3. Peluang (Opportunities) pada UD Sumber Abadi Kademangan Kabupaten Blitar adalah:
a. Produk tradisional mulai digemari oleh masyarakat
b. Produk tradisional diterima di gerai eceran atau retail
c. Olahan makanan dengan gula merah semakin digemari
d. Rasa dan karakter gula merah beda dengan gula putih
e. Adanya akses penjualan melalui internet
4. Ancaman (Threats) pada UD Sumber Abadi Kademangan Kabupaten Blitar adalah:
a. Pesaing utama adalah gula putih (gula rafinasi)
b. Munculnya industri gula sejenis di daerah
c. Adanya produk sejenis yang berbahan pengawet yang lebih diminati
d. Bahan baku tidak kontinyu membuat harga naik turun
e. Kurangnya dukungan pemasaran oleh pemerintah
5. Hasil analisis IFAS diperoleh hasil perhitungan bahwa S > W menunjukkan bahwa
kekuatan perusahaan lebih besar dari pada kelemahan perusahaan. Hasil analisis
EFAS diperoleh hasil perhitungan bahwa untuk O < T menunjukkan bahwa ancaman
lebih besar daripada kesempatan.
6. Hasil analisis strategis diperoleh hasil S mempunyai kekuatan dan T ancaman
sehingga strategi S dan T terletak pada kuadran II, strategi ini dengan menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghadapi ancaman yang ada yaitu
dengan menggunakan strategi Diversifikasi Strategi.

Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah penulis kemukakan tentang strategi dan
pendapatan, maka dapatlah disarakan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
penelitian ini, sehingga dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan usaha dan
organisasinya sehingga lebih maju dan berkembang
1. UD Sumber Abadi Kademangan Kabupaten Blitar harus mempertahankan pasar yang
sudah ada sehingga mampu bertahan dalam kondisi yang paling buruk yaitu dengan
tetap mempertahankan kualitas dan harga karena kedua hal tersebut yang merupakan
kekuatan perusahaan yang harus ditumbuhkan lagi.
2. UD Sumber Abadi Kademangan Kabupaten Blitar harus sedikit demi sedikit untuk
meningkatkan promosi supaya lebih dikenal lagi, dengan tidak lupa tetap berpegang
pada hasil yang efektif dan hemat biaya, selain itu perusahaan harus tetap fokus pada
perbaikan dari dalam.
3. Bagi peneliti berikutnya yang melakukan penelitian dengan topik sejenis tetapi
variabel dan obyek penelitian yang berbeda untuk menambah referensi pada
perpustakaan .

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80 79
(Septia dan Anam)

DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Manajemen Kualitas: Pendekatan Sisi Kualitatif. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Assauri, Sofjan. 2008. Management Produksi dan Operasi. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Basu. S 2008. Loyalitas Pelanggan, Sebuah Kajian Konseptual. Sebagai Panduan bagi
peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 1999 Bo. 14. No. 3, 73-88
Grifin, Jill. 2005. Customer Loyality. Menumbuhkan & mempertahankan kesetiaan pelanggan.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Handayani, Saryadi dan Nurseto, 2012. Pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan
terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Skripsi. FISIP UNDIP.
Semarang
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting, Sixth Edition.
Thomson Learning. United States of America.
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2004. Cost Accounting. 11th
Edition. Pearson Education. United States of America.
Kotker, P .2004. Marketing Management : Analysis, Planning. Implementation and Control.
Prestice Hall. Inc Kotler. New Jersey
Kotler P & Amstrong G.. 2004. Principle of Marketing. 10th edition / International Edition.
Prentice Hall. New Jersey
Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi ketiga. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Nasution, Darmin. 2005. Pointers Mengenai Kerangka Pengaturan Bagi Keuangan Mikro.
Gema PKM. Yogyakarta
Parasuraman, A. Valerie A. Zeithmal, dkk. 2005. A Conceptual Model of Service Quality
and its Implications for Future Research. Journal of Marketing. Vol 49 (Fall 1985), 41-
50
Parasuraman, A., Bery, L.L. and Zeithaml, V.A. 2005. SERVQUAL: a multiple item scale
for measuring consumer perceptions of service quality, Journal of Retailing, Vol.64
No.1, pp. 12-40
Pradhana. 2015. Pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan terhadap loyalitas
pelanggan dengan kepuasan pelanggan sebagai intervening (studi kasus pada
Lunpia Mbak Lien Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Universitas
Diponegoro. Semarang
Sadi. 2009. Pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap loyalitas
pelanggan tahu bakso Ibu Pudji Ungaran-Semarang. Skripsi. Program Studi
Magister Agribisnis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang
Schroeder, Richard G., Myrtle W. Clark, dan John M. Cathey. 2007. Financial Accounting
Theory and Analysis: Text Reading and Cases, 7th ed. John Wiley & Sons, Inc.. New
York.
Supriyono, R.A. 2004. Manajemen: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Buku 1. Edisi
Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ketiga. Penerbit Andy. Yogyakarta.
Usmara, Usi. 2008. Pemikiran Kreatif Pemasaran. Penerbit Asmara Books. Yogyakarta.

80 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 5 No. 1 (2020) hlm. 66-80

Anda mungkin juga menyukai