1. Sebutkan logam-logam yang merupakan trace element!
• Fe (besi) • Zn (zink) • Co (cobalt) • Cu (tembaga) • Mg (magnesium) • Mn (mangan) • Se (selenium) 2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap toksisitas! • Tingkat dan lama pajanan Berbanding lurus dengan toksisitas, tingkat dan lama pajanan ini juga dapat merubah efek toksik, misalnya jika pajanan logam Cd 1 kali dapat merusak tractus gastrointestinal, sementara bila terpajan Cd berulang kali dapat merusak ginjal. • Bentuk kimia Misalnya Hg anorganik merusak ginjal, sementara Hg organic merusak susunan saraf. • Kompleks protein-logam Terkait dengan mekanisme proteksi, misalnuya Pb, Bi, merkuri dan selenium dapat membentuk badan inklusi. Selain itu, jika ada kaitan antara Fe dengan protein, bila menghasilkan feritin larut dalam air, namun jika menghasilkan hemosiderin tidak larut dalam air. Sementara jika logam Cd, Pb, atau Zn berikatan dengan metalotienin di ginjal menjadi Cd++ yang bersifat toksik. • Faktor pejamu (anak dan dewasa) Diet dapat mempengaruhi toksisitas suatu logam. Misalnya defisiensi protein, vitamin C atau D dapat meningkatkan toksisitas Pb dan Cd. Sementara itu ada beberapa logam yang dapat menembus sawar plasenta yang berbahaya bagi janin, seperti logam Pb dan Hg. 3. Sebutkan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit Itai-itai dan jelaskan mekanisme nya dengan singkat padat dan jelas! • Logam yang menyebabkan penyakit itai-itai adalah Logam Kadmium (Cd). • Mekanisme: Penyakit Itai-itai yang terjadi di Jepang pertama kali ditemui pada area yang sangat tercemar di lembah sungai Jinzu. Bagaimana warga setempat teracuni logam berat kadmium. Keseluruhan padi yang diteliti konsentrasi Cd beragam mulai dari 1,0 ppm hingga yang tertinggi mencapai 6,88 ppm pada umumnya mereka mengkonsumsi padi hasil pertanian setempat. Hal ini juga menjadi simpulan dari artikel terdahulu bahwa keracunan kadmium memang dari oral (mulut) yang berlanjut ke pencernaan. Logam kadmium (Cd) akan mengalami proses biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia). Dalam tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan (biomagnifikasi) dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami akumulasi kadmium (Cd) yang lebih banyak (Adhani and Husaini, 2017). 4. Cari dan bahas MSDS suatu logam! Sodium hydroxide. Sodium hidroxide juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik yang digunakan untuk membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Pada kemasan terdapat informasi bahan dimana bahan kimia dengan nama produk sodium hydroxide, dilengkapi rumus kimia NaOH, kode produksi 1.06462.1000, nama lain produk atau sinonim adalah natrium hydroxide, sodio hidroxido, hydroxide de sodium, hydroxide de sodio, natrium hydroxide.Bahan ini diproduksi di Jerman. Bahan dikemas dalam botol plastik 1 kg. ➢ Langkah p3k : • Setelah terhirup : Hirup udara segar. Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin. Segera hubungi dokter. Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata. • Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak. • Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif dan konsultasikan kepada dokter secepatnya. ➢ Penanganan : Selalu gunakan Peralatan Perlindungan Diri yang dianjurkan. Hindari kontak dengan kulit dan mata ➢ Penyimpanan : Simpan dalam wadah dengan label yang benar ➢ Pengendalian paparan lingkungan : Cegah produk memasuki saluran pembuangan. ➢ Identifikasi bahaya : dalam jangka pendek (akut) = Debu padatan, larutan basa / slurry bila kontak dengan mata berakibat iritasi bergantung pada konsentrasi dan lama kontak. Dalam beberapa hal dapat mengakibatkan kebutaan. Kontak kulit juga dapat menimbulkan luka bakar atau borok yang dalam. Penghirupan debu dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan paru -paru.
Referensi
1. Kusmawan D, Izhar D. Pengantar Konsep Dasar Toksikologi Industri.