Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aufa Salsabila Adisa

Nim : N1A119009

Matkul : Toksikologi Industri

Tugas Pertanyaan Kunci Hal 173

1. Sebutkan logam-logam yang merupakan trace element!


• Fe (besi)
• Zn (zink)
• Co (cobalt)
• Cu (tembaga)
• Mg (magnesium)
• Mn (mangan)
• Se (selenium)
2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap toksisitas!
• Tingkat dan lama pajanan
Berbanding lurus dengan toksisitas, tingkat dan lama pajanan ini juga dapat
merubah efek toksik, misalnya jika pajanan logam Cd 1 kali dapat merusak
tractus gastrointestinal, sementara bila terpajan Cd berulang kali dapat merusak
ginjal.
• Bentuk kimia
Misalnya Hg anorganik merusak ginjal, sementara Hg organic merusak susunan
saraf.
• Kompleks protein-logam
Terkait dengan mekanisme proteksi, misalnuya Pb, Bi, merkuri dan selenium
dapat membentuk badan inklusi. Selain itu, jika ada kaitan antara Fe dengan
protein, bila menghasilkan feritin larut dalam air, namun jika menghasilkan
hemosiderin tidak larut dalam air. Sementara jika logam Cd, Pb, atau Zn
berikatan dengan metalotienin di ginjal menjadi Cd++ yang bersifat toksik.
• Faktor pejamu (anak dan dewasa)
Diet dapat mempengaruhi toksisitas suatu logam. Misalnya defisiensi protein,
vitamin C atau D dapat meningkatkan toksisitas Pb dan Cd. Sementara itu ada
beberapa logam yang dapat menembus sawar plasenta yang berbahaya bagi
janin, seperti logam Pb dan Hg.
3. Sebutkan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit Itai-itai dan jelaskan
mekanisme nya dengan singkat padat dan jelas!
• Logam yang menyebabkan penyakit itai-itai adalah Logam Kadmium (Cd).
• Mekanisme:
Penyakit Itai-itai yang terjadi di Jepang pertama kali ditemui pada area yang
sangat tercemar di lembah sungai Jinzu. Bagaimana warga setempat teracuni
logam berat kadmium. Keseluruhan padi yang diteliti konsentrasi Cd beragam
mulai dari 1,0 ppm hingga yang tertinggi mencapai 6,88 ppm pada umumnya
mereka mengkonsumsi padi hasil pertanian setempat. Hal ini juga menjadi
simpulan dari artikel terdahulu bahwa keracunan kadmium memang dari oral
(mulut) yang berlanjut ke pencernaan. Logam kadmium (Cd) akan mengalami
proses biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan,
hewan dan manusia). Dalam tubuh biota perairan jumlah logam yang
terakumulasi akan terus mengalami peningkatan (biomagnifikasi) dan dalam
rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami akumulasi kadmium (Cd)
yang lebih banyak (Adhani and Husaini, 2017).
4. Cari dan bahas MSDS suatu logam!
Sodium hydroxide. Sodium hidroxide juga dikenal sebagai soda kaustik, soda
api, atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik yang digunakan
untuk membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Pada
kemasan terdapat informasi bahan dimana bahan kimia dengan nama produk
sodium hydroxide, dilengkapi rumus kimia NaOH, kode produksi 1.06462.1000,
nama lain produk atau sinonim adalah natrium hydroxide, sodio hidroxido,
hydroxide de sodium, hydroxide de sodio, natrium hydroxide.Bahan ini diproduksi
di Jerman. Bahan dikemas dalam botol plastik 1 kg.
➢ Langkah p3k :
• Setelah terhirup : Hirup udara segar. Jika napas terhenti: berikan napas
buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen
jika mungkin. Segera hubungi dokter. Bila terjadi kontak kulit: bilaslah
dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
• Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
• Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan
tidak tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif dan konsultasikan kepada
dokter secepatnya.
➢ Penanganan : Selalu gunakan Peralatan Perlindungan Diri yang dianjurkan.
Hindari kontak dengan kulit dan mata
➢ Penyimpanan : Simpan dalam wadah dengan label yang benar
➢ Pengendalian paparan lingkungan : Cegah produk memasuki saluran
pembuangan.
➢ Identifikasi bahaya : dalam jangka pendek (akut) = Debu padatan, larutan basa
/ slurry bila kontak dengan mata berakibat iritasi bergantung pada konsentrasi
dan lama kontak. Dalam beberapa hal dapat mengakibatkan kebutaan. Kontak
kulit juga dapat menimbulkan luka bakar atau borok yang dalam. Penghirupan
debu dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan paru -paru.

Referensi

1. Kusmawan D, Izhar D. Pengantar Konsep Dasar Toksikologi Industri.

Dr.dr.Humaryanto, Sp.OT. MK, drh. Fitriya Nur Annisa Dewi, Ph.D. CIA., editors.

Kota Bogor: PT. Penerbit IPB Press; 2021

2. Anhani, R. and Husaini (2017) LOGAM BERAT SEKITAR MANUSIA. Cetakan 2.

Lambung Mangkurat Universitu Press

3. Syahri, N. L. (2021) ‘Program studi s1 kesehatan masyarakat fakultas kesehatan

masyarakat universitas sumatera utara 2021’, pp. 1–89

Anda mungkin juga menyukai