Anda di halaman 1dari 3

Nama : Risti Sephia Putri

NIM : F1011201045
Mata Kuliah : Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Deden Ramdani, M.Pd.
Hari, Tanggal : Selasa, 30 November 2021

Jawaban Ujian Akhir Semester


1. a) Pendekatan adalah proses, sikap, atau pandangan tentang sesuatu yang biasa berupa
pikiran yang saling berkaitan. Selain itu pendekatan memilimki sifat aksiomatis yang
berarti tidak perlu dibuktikan kebenarannya. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
pendekatan dapat dikatakan pandangan tentang hakikat bahasa yang tidak perlu dibuktikan
lagi kebenarannya.
b) Metode adalah sebuah tata cara yang telah di rancang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, metode digunakan untuk menyatakan
kerangka yang menyuluruh tentang proses pembelajaran. Metode merupakan lanjutan atau
perkembangan dari pendekatan. Metode memiliki sifat procedural atau terstruktur.
c) Teknik adalah sebuah cara khusus yang digunakan dalam metode pembelajaran bahasa
Indonesia. Teknik berpegang pada prinsip proses sistematis pada metode. Teknik dapat
dikatakan tindakan nyata berupa usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. a) Pelopor pendekatan rasionalis dalam metode pembelajaran bahasa adalah seorang ahli
bernama Chomsky.
b) Empat asumsi yang dianut oleh pengikut pendekatan rasionalis ini adalah:
- Manusia adalah satu-satunya yang dapat belajar bahasa.
- Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat digunakan dalam berpikir.
- Bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan
tatabahasa.
- Aturan- aturan tatabahasa berkaitan dengan tingkah laku kejiwaan.

3. a) Metode tatabahasa adalah metode yang digunakan untuk memahami aturan-aturan


tatabahasa dan kosakata dalam pembelajaran. Metode tata bahasa ini digunakan untuk
memahami aturan-aturan tata bahasa dan kosakata dalam pemerolehan bahasa kedua
dengan bantuan bahasa pertama yang telah dikuasai. Sedangkan metode membaca adalah
metode yang menggunakan bahasa tulis sebagai sarana belajarnya sehingga analisis
dilakukan melalui teks bacaan.
b) Kelemahan yang ada pada metode tatabahasa yaitu:
- Secara lingusitik dibutuhkan guru yang terlatih
- Kebanyakan pokok bahasan (subjek) yang tidak mengenai orang tertentu, dan
bahkan terpisah serta terpencil dari yang lain.
- Tidak dapat digunakan oleh semua kalangan. (tidak dapat digunakan bagi orang
tuna aksara).
c) Kelemahan yang ada pada metode membaca yaitu:
- Pengguna metode membaca ini dapat menjadi bosan karena hanya terpaku pada
teks.
- Metode dapat dikatakan memakan banyak waktu
- Untuk tingkat pemula sukar sekali digunakan, karena siswa perlu pembiasaan
terlebih dahulu.

4. Lima metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan fungsional yaitu:


a) Metode langsung
b) Metode pembatasan
c) Metode intensif
d) Metode Audio-visual
e) Metode lingusitik

5. Pendekatan sosiolinguistik adalah suatu pendekatan pembelajaran tentang hubungan gejala


masyarakat dengan bahasa. Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mengkaji variasi bahasa
di masyarakat. Kajian itu dapat berupa peristiwa tutur, komunikasi, variasi bahasa, jenis
bahasa, hingga peralihan bahasa.

6. Tiga teori psikologis yang dimanfaatkan dalam pendekatan pembelajaran bahasa yaitu:
a) Teori Behaviorisme, segala tingkah laku atau kegiatan seseorang merupakan respons
terhadap adanya stimulus. Proses belajar tidak lain daripada mekanisme stimulus-respon
itu. Teori Behaviorisme secara lengkap yaitu:
- Proses belajar sangat bergantung pada faktor yang berada di luar dirinya, sehingga ia
memerlukan stimulus dari pengajarannya.
- Hasil belajar banyak ditentukan oleh proses peniruan, pengulangan, dan penguatan.
- Belajar harus melalui tahap tertentu, sedikit demi sedikit, yang mudah mendahului yang
sulit.
b) Teori Gestalt, Teori ini beranggapan bahwa setiap individu mempunyai ka-jian
mendalam. Kajian ini berfungsi untuk mengasimilasi atau mereka-reka objek yang sedang
diamati, sehingga di-terima sebagai objek yang utuh. Bagi seseorang, yang tam-pak
pertama adalah struktur atau keseluruhan dari sebuah benda, baru kemudiandiikuti oleh
pengamatan akan unsur-unsurnya. Dalam pengajaran bahasa teori ini kerapkali di-nyatakan
berupa anjuran agar bahan pengajaran jangan di-berikan sepotong-sepotong, melainkan
harus diberikan se-cara utuh dan dalam struktur yang bermakna.
c) Teori Kognitif, Menurut teori kognitif segala aktivitas manusia yang dilaku-kan dengan
sadar bersumber pada otak dan digerakkan oleh kognitif yang meliputi segala aspek
kegiatan, mulai dari me-nyadari adanya masalah, mengidentifikasikannya, merumus-kan
hipotesis, mengumpulkan informasi atau data, meng-ambil simpulan, mengevaluasi
simpulan, mengevaluasi sim-pulan, sampai pada strategi untuk mencapai tujuan. Pusat
kognitif terletak di dalam susunan syaraf pusat, dengan ke-mampuan untuk mengolah dan
menyimpan informasi yang hampir tidak terbatas jumlah dan ragamnya.

7. Tiga ciri pendekatan komunikatif yaitu:


a) Acuan utamanya adalah kebutuhan peserta didik dan fungsi bahasa.
b) Tujuan belajar bahasa adalah agar para siswa mampu berkomunikasi di lapangan atau
kenyataan dengan baik.
c) Kegiatan belajar harus didasarkan pada teknik kreatif peserta didik itu sendiri. Kemudian
peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.

8. Pendekatan Integratif adalah pembelajaran bahasa dengan menyajikan bahan ajar secara
terpadu, yaitu dengan cara menyatukan atau menghubungkan bahan ajar sehingga tidak
ada berdiri sendiri ataupun terpisah-pisah. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan
antar-bidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Misalnya, menyimak diinteg-rasikan dengan berbicara dan menulis. Materi
kebahasaan di-integrasikan dengan keterampilan berbahasa.

9. Para ahli whole language mempunyai keyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan
(whole) yang tiadak dapat dipisah–pisahkan. Oleh karena itu, pengajaran ketrampilan
berbahasa dan komponen bahasa, seperti tata bahasa dan kosa kata, disajikan secara utuh
bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik. Pendekatan whole language didasari oleh
paham constructivisme yang menyatakan bahwa anak/siswa membentuk sendiri
pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole) dan terpadu
(integrated). Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa,
tentang pembelajaran dan tentang orang–orang yang terlibat dalam pembelajaran. Dalam
hal ini orang–orang yang dimaksud adalah guru dan siswa. Whole language dimulai dengan
menumbuhkan lingkungan dimana bahasa diajarkan secara utuh dan ketrampilan bahasa
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diajarkan secara terpadu

Anda mungkin juga menyukai