DISUSUN OLEH :
Anggota Kelompok :
Ketua Kelompok :
M. Izzul Islam
Moderator :
M. Ihksan
Penyajian Materi :
1. Melodya Regge Ramadhan
2. Moch. Abil Satria
3. M. Jamit Ryandra Saputra
4. Selvia
Penjawab Pertanyaan :
1. Elfira Fairuz
2. Husnul Hairan Fadilah
3. M. Aligfiyah Fattiah
Kelas : IX D
SMPN 1 DOMPU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir kepada kita dihari akhir kelak.
Penulisan makalah yang berjudul ‘Dahsyatnya Persatuan Haji dan Umrah’ bertujuan untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan tanggapan, kritik, dan saran. Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak, Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah
yang murni sesuai kehendak Allah SWT, insya Allah akan menjadi orang yang
beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah
satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan
puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan
menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk
mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah
dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani.
Setiap bulan Syawal sampai Zulhijjah, umat Islam di dunia ini banyak yang
melaksanakan rukun Islam yang kelima, yaitu menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan bagi setiap muslim baik
yang belum pernah maupun yang sudah berkali-kali melakukannya. Mereka berniat
dengan sengaja mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan ibadah yang meliputi wukuf,
thawaf, sa’I, tahalul dan ibadah-ibadah lainnya dengan mengharap rida dari Allah SWT.
Menunaikan ibadah haji harus dilaksanakan dengan ikhlas.
Menunaikan ibadah haji memiliki makna bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
para jamaah haji merupakan napak tilas dari sejarah masa lalu yang pernah dilakukan
keluarga Nabi Ibrahim AS sebagai simbol perjalanan hidup manusia sampai di alam
akhirat. Semua ritual yang dilakukan membutuhkan kearifan bagi jamaah haji untuk
mendalami hikmah di balik ibadah yang dilakukannya. Tujuannya agar ada perubahan
tingkah laku setelah kembali ke daerah asalnya masing-masing dengan harapan mendapat
predikat haji mabrur.
Kita ketahui bahwa ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan
bagi umat Islam yang mampu. Allah SWT menjadikan ibadah ini sebagai salah satu dari
lima rukun Islam. Rasulullah SAW menjelaskan kepada umatnya bagaimana tata cara
pelaksanaan ibadah haji.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan secara
singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji dan umrah,
syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat membatalkan haji dan
umrah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan terkait dengan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah
2. Menjelaskan terkait dengan Dasar Hukum Perintah Haji Dan Umrah ?
3. Menjelaskan Pengertian Lempar Jumrah ?
C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui materi terkait
dengan Ibadah haji dan Umrah, Dasar Hukum Perintah haji dan Umrah, dan pengertian
dari Lempar Jumrah.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Baligh.
Anak kecil belum memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji.
Apabila ada anak kecil menunaikan ibadah haji, hajinya tetap sah, namun hal ini
tidak menggugurkan kewajibannya. Artinya, kelak kalau sudah dewasa, dia masih
tetap mempunyai kewajiban untuk menunaikan ibadah haji.
c. Berakal Sehat.
Orang yang akalnya tidak waras (gila) tidak wajib melaksanakan haji.
Orang semacam ini tidak mempunyai kelayakan untuk mengerjakan ibadah.
Apabila orang gila menunaikan ibadah haji, hajinya tidak sah.
d. Merdeka.
Melaksanakan haji bagi hamba sahaya adalah tidak wajib. Ibadah haji
adalah ibadah yang lama temponya, memerlukan perjalanan jauh dan diisyaratkan
kemampuan dalam bekal dan kendaraan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya
hak-hak majikan yang berkaitan dengan hamba sahaya.
e. Mampu
Adanya kesanggupan baik fisik, materi dan keamanan dalam
melaksanakan ibadah haji.
b. Baligh.
Melaksanakan umrah bagi anak kecil tidak wajib karena tidak dituntut
untuk mengerjakan hokum-hokum syariat.
c. Berakal
Melaksanakan umrah bagi orang gila adalah tidak wajib karena dia tidak
mempunyai kelayakan untuk mengerjakan ibadah.
d. Merdeka.
Melaksanakan umrah bagi hamba sahaya adalah tidak wajib, sebab umrah
adalah ibadah yang lama waktunya. Selain itu, memerlukan perjalanan jauh dan
diisyaratkan kemampuan dalam bekal dan kendaraan yang mengakibatkan
terabaikannya hak-hak majikan yang berkaitan dengan hamba sahaya.
5. Rukun Haji.
Agar haji yang kita laksanakan menjadi sah, kita harus melaksanakan rukun haji.
Rukun haji adalah serangkaian kegiatan yang apabila salah satunya tidak dikerjakan,
hajinya tidak sah dan tidak boleh digantikan dengan dam. Adapun rukun haji adalah
sebagai berikut :
a. Ihram disertai dengan niat.
Berniat mengerjakan haji. Niat dilakukan dengan ikhlas didalam hati,
bunyi niatnya sebagai berikut :
Artinya : “Kupenuhi panggilan-Mu untuk berhaji”.
b. Wukuf.
Hadir di Padang Arafah pada waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai
dari tergelincirnya matahari waktu zuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai terbenamnya
matahari tanggal 9 Zulhijjah.
c. Tawaf.
Tawaf adalah mengelilingi kakbah sebanyak tujuh kali dimulai dari sudut
Hajar Aswad dan berakhir di sudut Hajar Aswad pula dan Kakbah berada di
sebelah kiri orang bertawaf (arah putaran tawaf berlawanan dari arah jarum jam).
d. Sa’I.
Sa’I adalah berjalan dan berlari-lari kecil dari Bukit Safa ke Bukit
Marwah.
Adapun tata caranya adalah :
- Dimulai dari bukit Safa dan disudahi di Bukit marwah.
- Dilaksanakan sebanyak tujuh kali
- Dilaksanakan sesudah Tawaf.
e. Tahalul.
Tahalul adalah menghalalkan perkara yang semula diharamkan ditandai
dengan mencukur sekurang-kurangnya tiga helai rambut.
f. Tertib.
Tertib, yaitu mendahulukan yang dahulu di antara rukun-rukun itu.
6. Rukun Umrah.
Agar Umrah yang kita laksanakan menjadi sah, kita harus melaksanakan
rukunnya. Rukun Umrah adalah serangkaian kegiatan yang apabila salah satunya
tidak dikerjakan, tidak sah dan tidak boleh digantikan dengan Dam. Adapun Rukun
Umrah adalah sebagai berikut :
a. Ihram : Berniat untuk melaksanakan umrah.
b. Tawaf : Tawaf adalah mengelilingi kakbah sebanyak 7x dimulai dari sudut hajar
aswad dan berakhir di sudut hajar aswad pula serta kakbah berada di sebelah kiri
orang ber tawaf (berlawanan dari arah jarum jam)
c. Sa’i : Sa’i adalah berlari-lari kecil dari Bukit Safa ke Bukit Marwah.
d. Tahalul : Tahalul adalah mencukur sekurang-kurangnya tiga helai rambut.
e. Tertib : Tertib yaitu mendahulukan yang dahulu diantara rukun-rukun itu.
7. Wajib Haji.
Selain mengerjakan rukun haji, kita harus mengerjakan wajib haji. Wajib haji
adalah serangkaian kegiatan yang harus dikerjakan apabila ada salah satunya tidak
dikerjakan, hajinya tetap sah dan digantikan dengan membayar dam atau
menyembelih hewan.
Adapun wajib hajinya sebagai berikut :
b. Bermalam di Muzdalifah.
Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam, di malam Hari raya Haji
sesudah hadir di Padang Arafah.
c. Melontar jumrah Aqabah pada Hari Raya Haji.
e. Bermalam di Mina
f. Tawaf Wada’
Tawaf Wada’ adalah Tawaf yang dilaksanakan sewaktu akan
meninggalkan Mekah.
8. Wajib Umrah
Adapun wajib umrah adalah sebagai berikut
a. Ihram dari Miqat nya : Miqat didalam Umrah ada dua macam, yaitu Miqat
Zamani (sepanjang tahun) dan Miqat Makani (sama dengan Miqat haji)
b. Menjauhi segala larangan umrah yang jumlah dan bentuk larangannya sama
dengan larangan haji.
9. Sunah Haji.
Sunah haji adalah serangkaian kegiatan yang apabila dilakukan akan mendapat
pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Adapun sunah haji
sebagai berikut :
a. Membaca talbiyah selama ihram sampai melontar jumrah aqabah pada hari Raya
Idul Adha. Lafaz Talbiyah, adalah
Artinya : “Ya Allah, saya tetap tunduk mengikuti perintah-Mu, tidak ada sekutu
bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu dan Engkaulah yang
menguasai segala sesuatu, tidak ada yang menyekutui kekuasaan-Mu”.
b. Berdoa sesudah membaca talbiyah
c. Membaca zikir sewaktu tawaf
d. Salat dua rakaat sesudah Tawaf.
e. Masuk ke Ka’bah.
10. Larangan Haji.
Berikut ini adalah hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama jamaah haji sedang
ihram.
a. Bagi laki-laki.
- Memakai pakaian yang berjahit, baik jahitan biasa, sulaman dan atau
diikatkan kedua ujungnya.
- Menutup kepala.
b. Bagi perempuan.
- Menutup muka dan kedua telapak tangan.
C. LEMPAR JUMRAH
1. Pengertian Lempar Jumrah
Lempar jumrah adalah rangkaian terakhir ibadah haji. Bukan tanpa hambatan,
suhu udara tinggi dan banyaknya jemaah yang berkumpul tentu menjadi sebuah
kesulitan. Namun sejumlah media mengabarkan pada Sabtu (2/9/2017) bahwa proses
lempar jumroh para jemaah haji berjalan lancar tidak mengalami gangguan apapun.
Mulai dari kesehatan hingga keselamatan mereka selama menjalani rangkaian ritual
ibadah haji.
Namun belum banyak yang mengetahui apa yang melatarbelakangi peristiwa
lempar jumrah yang sering disebut dengan melempar batu atau merajam setan.
Berikut ini asal usul ritual lempar jumroh seperti dikutip dari berbagai sumber.
Sabda Nabi Muhammad SAW : “Sesungguhnya, diadakannya thawaf di Ka’bah,
sai antara Shafa dan Marwa dan melempar jumrah, adalah untuk mengingat Allah.”
(HR. Abu Daud no. 1888. Di hasankan oleh Al-Arnauth)
Setelah menyampaikan hadits ini, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah
menjelaskan, “Inilah hikmah dari ibadah melempar jumrah. Oleh karena itu, (saat
melempar jumrah) orang-orang bertakbir di setiap lemparan, mereka tidak
mengucapkan, “A’uud-ubillahi minasy syaithanir rajiim” (Aku berlindung kepada
Allah dari godaan setan yang terkutuk). Para jemaah justru bertakbir,”Allahu akbar,”
ketika melempar jumrah sebagai bentuk pengagungan kepada Allah yang telah
mensyariatkan ibadah melempar jumrah.” (Majmu’ Fatawa War Rasaa-il Ibni
‘Utsaimin, 3/133)
KESIMPULAN
4. Lempar Jumrah
Lempar jumrah adalah rangkaian terakhir ibadah haji. Bukan tanpa hambatan,
suhu udara tinggi dan banyaknya jemaah yang berkumpul tentu menjadi sebuah
kesulitan. Namun sejumlah media mengabarkan pada Sabtu (2/9/2017) bahwa proses
lempar jumroh para jemaah haji berjalan lancar tidak mengalami gangguan apapun.
Mulai dari kesehatan hingga keselamatan mereka selama menjalani rangkaian ritual
ibadah haji.
DAFTAR PUSTAKA
https://habbilima.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-haji-umrah.html
https://searti.com/makalah-haji-dan-umroh
http://www.erwinedwar.com/2019/10/dahsyatnya-persatuan-dalam-ibadah-haji.html
http://www.makalah.co.id/2016/10/makalah-tentang-haji-dan-umroh.html
https://www.islampos.com/lempar-jumrah-ini-asal-usulnya-45234/
https://id.wikishia.net/view/Melempar_Jumrah