Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“ DAHSYATNYA PERSATUAN DALAM IBADAH HAJI DAN UMRAH “

DISUSUN OLEH :

Anggota Kelompok :
 Ketua Kelompok :
M. Izzul Islam
 Moderator :
M. Ihksan
 Penyajian Materi :
1. Melodya Regge Ramadhan
2. Moch. Abil Satria
3. M. Jamit Ryandra Saputra
4. Selvia
 Penjawab Pertanyaan :
1. Elfira Fairuz
2. Husnul Hairan Fadilah
3. M. Aligfiyah Fattiah
Kelas : IX D

SMPN 1 DOMPU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir kepada kita dihari akhir kelak.
Penulisan makalah yang berjudul ‘Dahsyatnya Persatuan Haji dan Umrah’ bertujuan untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan tanggapan, kritik, dan saran. Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak, Aamiin.

Dompu, 17 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................


DAFTAR ISI ...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN :
A. LATAR BELAKANG .....................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................
C. TUJUAN MAKALAH ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN :
A. IBADAH HAJI DAN IBADAH UMRAH ....................................................
B. DASAR HUKUM PERINTAH HAJI DAN UMRAH ................................
C. LEMPAR JUMRAH ......................................................................................
BAB III PENUTUP :
KESIMPULAN ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah
yang murni sesuai kehendak Allah SWT, insya Allah akan menjadi orang yang
beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah
satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan
puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan
menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk
mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah
dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani.
Setiap bulan Syawal sampai Zulhijjah, umat Islam di dunia ini banyak yang
melaksanakan rukun Islam yang kelima, yaitu menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan bagi setiap muslim baik
yang belum pernah maupun yang sudah berkali-kali melakukannya. Mereka berniat
dengan sengaja mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan ibadah yang meliputi wukuf,
thawaf, sa’I, tahalul dan ibadah-ibadah lainnya dengan mengharap rida dari Allah SWT.
Menunaikan ibadah haji harus dilaksanakan dengan ikhlas.
Menunaikan ibadah haji memiliki makna bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
para jamaah haji merupakan napak tilas dari sejarah masa lalu yang pernah dilakukan
keluarga Nabi Ibrahim AS sebagai simbol perjalanan hidup manusia sampai di alam
akhirat. Semua ritual yang dilakukan membutuhkan kearifan bagi jamaah haji untuk
mendalami hikmah di balik ibadah yang dilakukannya. Tujuannya agar ada perubahan
tingkah laku setelah kembali ke daerah asalnya masing-masing dengan harapan mendapat
predikat haji mabrur.
Kita ketahui bahwa ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan
bagi umat Islam yang mampu. Allah SWT menjadikan ibadah ini sebagai salah satu dari
lima rukun Islam. Rasulullah SAW menjelaskan kepada umatnya bagaimana tata cara
pelaksanaan ibadah haji.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan secara
singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji dan umrah,
syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat membatalkan haji dan
umrah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan terkait dengan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah
2. Menjelaskan terkait dengan Dasar Hukum Perintah Haji Dan Umrah ?
3. Menjelaskan Pengertian Lempar Jumrah ?
C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui materi terkait
dengan Ibadah haji dan Umrah, Dasar Hukum Perintah haji dan Umrah, dan pengertian
dari Lempar Jumrah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. IBADAH HAJI DAN IBADAH UMRAH


1. Pengertian dan Hukum Haji.
Secara bahasa, haji berasal dari bahasa Arab, yaitu Hajja yang artinya menyengaja
sesuatu. Secara istilah, haji adalah sengaja mengunjungi Ka’bah (Baitullah) untuk
melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima. Mekah adalah tempat kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Di Kota Mekah, terdapat Ka’bah yang dijadikan kiblat bagi kaum
muslim seluruh dunia ketika melakukan salat.
Ibadah haji ini hukumnya wajib bagi yang mampu sebagaimana firman Allah
SWT, sebagai berikut ;
“Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim. Barang
siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia
terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-
orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barang siapa mengingkari
(kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari seluruh alam” (Q.S. Ali-Imran/3 :97).
Berdasarkan ayat tersebut, sudah jelas bahwa perintah melaksanakan haji adalah
wajib bagi yang mampu dan sekali dalam seumur hidup. Maksud dari mampu adalah
secara material, yaitu cukup untuk biaya dirinya sendiri maupun untuk keluarga yang
ditinggal dan mampu secara fisik atau sehat selama melaksanakan ibadah haji.
Disamping dua hal tadi, juga tersedianya transportasi yang aman menuju ke Mekah.
Umat Islam yang sudah mampu, tetapi tidak melaksanakan haji, akan mendapat dosa
karena sudah meninggalkan kewajibannya.
Disamping wajib melaksanakan ibadah haji, umat Islam juga wajib melaksanakan
ibadah umrah. Oleh karena itu, para jamaah haji pada saat di tanah suci melaksanakan
ibadah haji dan ibadah umrah. Adapun tata cara melaksanakannya ada tiga macam,
yaitu sebagai berikut :   
a. Ifrad : Yaitu mengerjakan haji terlebih dahulu, setelah itu baru mengerjakan
umrah.
b. Tamattu : Yaitu mengerjakan umrah terlebih dahulu, sesudah itu baru
mengerjakan haji. 
c. Qiran : Yaitu mengerjakan haji dan umrah secara bersama-sama.

2. Pengertian dan Hukum Umrah.


Umrah secara bahasa berartiberkunjung. Secara istilah, umrah adalah berkunjung
ke Ka’bah dengan melaksanakan Tawaf dan Sai dalam waktu yang tidak ditentukan.
Hukumnya adalah Fardu ain atas Umat Islam sekali dalam seumur hidupnya.
Sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah … (Q.S.
al – Baqarah/2:196).
Umrah sering disebut dengan haji kecil. Semua ketentuan umrah hamper sama
dengan haji, tetapi pelaksanaan umrah lebih sederhana dibandingkan dengan
pelaksanaan haji.

3. Syarat Wajib Haji


Kita tahu bahwa dalam melaksanakan ibadah haji, ada beberapa syarat wajib bagi
calon jamaah haji yang harus dipenuhi. Syaratnya itu antara lain sebagai berikut :  
a. Islam.
Haji merupakan kewajiban bagi orang yang beragama Islam. Jika ada
orang yang bukan muslim pernah melaksanakan haji, kemudian ia masuk Islam,
ia masih tetap mempunyai kewajiban melaksanakan ibadah haji.

b. Baligh.
Anak kecil belum memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji.
Apabila ada anak kecil menunaikan ibadah haji, hajinya tetap sah, namun hal ini
tidak menggugurkan kewajibannya. Artinya, kelak kalau sudah dewasa, dia masih
tetap mempunyai kewajiban untuk menunaikan ibadah haji.

c. Berakal Sehat.
Orang yang akalnya tidak waras (gila) tidak wajib melaksanakan haji.
Orang semacam ini tidak mempunyai kelayakan untuk mengerjakan ibadah.
Apabila orang gila menunaikan ibadah haji, hajinya tidak sah.

d. Merdeka.
Melaksanakan haji bagi hamba sahaya adalah tidak wajib. Ibadah haji
adalah ibadah yang lama temponya, memerlukan perjalanan jauh dan diisyaratkan
kemampuan dalam bekal dan kendaraan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya
hak-hak majikan yang berkaitan dengan hamba sahaya.

e. Mampu
Adanya kesanggupan baik fisik, materi dan keamanan dalam
melaksanakan ibadah haji.

4. Syarat Wajib Umrah.


Kita tahu bahwa dalam melaksanakan ibadah haji, ada beberapa syarat wajib bagi
calon jamaah haji yang harus dipenuhi sebagaimana berikut ini :
a. Islam
Umrah tidak wajib atas orang kafir dan mereka tidak dituntut
mengerjakannya selama masih kafir dan tidak sah mengerjakannya sebab mereka
tidak mempunyai kelayakan untuk menunaikan ibadah.

b. Baligh.
Melaksanakan umrah bagi anak kecil tidak wajib karena tidak dituntut
untuk mengerjakan hokum-hokum syariat.

c. Berakal
Melaksanakan umrah bagi orang gila adalah tidak wajib karena dia tidak
mempunyai kelayakan untuk mengerjakan ibadah.

d. Merdeka.
Melaksanakan umrah bagi hamba sahaya adalah tidak wajib, sebab umrah
adalah ibadah yang lama waktunya. Selain itu, memerlukan perjalanan jauh dan
diisyaratkan kemampuan dalam bekal dan kendaraan yang mengakibatkan
terabaikannya hak-hak majikan yang berkaitan dengan hamba sahaya.

5. Rukun Haji.
Agar haji yang kita laksanakan menjadi sah, kita harus melaksanakan rukun haji.
Rukun haji adalah serangkaian kegiatan yang apabila salah satunya tidak dikerjakan,
hajinya tidak sah dan tidak boleh digantikan dengan dam. Adapun rukun haji adalah
sebagai berikut :
a. Ihram disertai dengan niat.
Berniat mengerjakan haji. Niat dilakukan dengan ikhlas didalam hati,
bunyi niatnya sebagai berikut :
Artinya : “Kupenuhi panggilan-Mu untuk berhaji”.

b. Wukuf.
Hadir di Padang Arafah pada waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai
dari tergelincirnya matahari waktu zuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai terbenamnya
matahari tanggal 9 Zulhijjah.

c. Tawaf.
Tawaf adalah mengelilingi kakbah sebanyak tujuh kali dimulai dari sudut
Hajar Aswad dan berakhir di sudut Hajar Aswad pula dan Kakbah berada di
sebelah kiri orang bertawaf (arah putaran tawaf berlawanan dari arah jarum jam).

d. Sa’I.
Sa’I adalah berjalan dan berlari-lari kecil dari Bukit Safa ke Bukit
Marwah.
Adapun tata caranya adalah :
- Dimulai dari bukit Safa dan disudahi di Bukit marwah.
- Dilaksanakan sebanyak tujuh kali
- Dilaksanakan sesudah Tawaf.

e. Tahalul.
Tahalul adalah menghalalkan perkara yang semula diharamkan ditandai
dengan mencukur sekurang-kurangnya tiga helai rambut.

f. Tertib.
Tertib, yaitu mendahulukan yang dahulu di antara rukun-rukun itu.

6. Rukun Umrah.
Agar Umrah yang kita laksanakan menjadi sah, kita harus melaksanakan
rukunnya. Rukun Umrah adalah serangkaian kegiatan yang apabila salah satunya
tidak dikerjakan, tidak sah dan tidak boleh digantikan dengan Dam. Adapun Rukun
Umrah adalah sebagai berikut :
a.  Ihram : Berniat untuk melaksanakan umrah.
b. Tawaf : Tawaf adalah mengelilingi kakbah sebanyak 7x dimulai dari sudut hajar
aswad dan berakhir di sudut hajar aswad pula serta kakbah berada di sebelah kiri
orang ber tawaf (berlawanan dari arah jarum jam)
c. Sa’i : Sa’i adalah berlari-lari kecil dari Bukit Safa ke Bukit Marwah.
d. Tahalul : Tahalul adalah mencukur sekurang-kurangnya tiga helai rambut.
e. Tertib : Tertib yaitu mendahulukan yang dahulu diantara rukun-rukun itu.

7. Wajib Haji.
Selain mengerjakan rukun haji, kita harus mengerjakan wajib haji. Wajib haji
adalah serangkaian kegiatan yang harus dikerjakan apabila ada salah satunya tidak
dikerjakan, hajinya tetap sah dan digantikan dengan membayar dam atau
menyembelih hewan.
Adapun wajib hajinya sebagai berikut :  

a. Ihram dari Miqat


Ihram dari Miqat yaitu batasan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Ketentuan masa (Miqat Zamani) adalah dari awal bulan syawal sampai terbit fajar
hari Raya Haji (tanggal 10 bulan haji).
Firman Allah SWT,
Artinya : “(Musim) haji itu (pada) bulan – bulan yang telah dimaklumi …”. (Q.S.
al-Baqarah /2:197).
Ketentuan tempat Makani, adalah
- Mekah adalah miqat (tempat ihram) orang yang tinggal di mekah.
- Zul-Hulaifah adalah Miqat (tempat ihram0 orang yang dating dari arah
Madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah.
- Juhfah adalah miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah Syam, Mesir,
maghribi dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri tersebut.
- Yalamlam adalah Miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah Yaman,
India, Indonesia dan negeri-negeri yang dating dari arah negeri tersebut.
- Qarnul Manazil adalah miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah
Najdil-Yaman, najdil hijaz dan negeri-negeri yang dating dari arah negeri
tersebut.
- Zatuirqin adalah Miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah Irak dan
negeri-negeri yang dating dari arah negeri tersebut.
- Bagi penduduk negeri-negeri yang ada di negeri mekah dan Miqat-miqat
tersebut adalah miqat tempat ihramnya dari negeri masing-masing dimana
mereka tinggal.

b. Bermalam di Muzdalifah.
Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam, di malam Hari raya Haji
sesudah hadir di Padang Arafah.  
c. Melontar jumrah Aqabah pada Hari Raya Haji.  

d. Melontar Tiga Jumrah.


Melontar Tiga Jumrah, yaitu Jumrah Ula, jumrah Wustha dan Jumrah
aqabah pada tanggal 11, 12, 13 bulan Haji.
Syarat melontar Jumrah adalah sebagai berikut :
- Melontar Jumrah dengan tujuh batu kerikil dan dilemparkan satu per satu.
- Menertibkan tiga jumrah, dimulai dari jumrah Ula, jumrah wustha dan yang
terakhir jumrah Aqabah.
- Alat untuk melontar jumrah adalah batu kerikil. 

e. Bermalam di Mina

f. Tawaf Wada’
Tawaf Wada’ adalah Tawaf yang dilaksanakan sewaktu akan
meninggalkan Mekah.

g. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau yang diharamkan.

8. Wajib Umrah
Adapun wajib umrah adalah sebagai berikut
a. Ihram dari Miqat nya : Miqat didalam Umrah ada dua macam, yaitu Miqat
Zamani (sepanjang tahun) dan Miqat Makani (sama dengan Miqat haji)
b. Menjauhi segala larangan umrah yang jumlah dan bentuk larangannya sama
dengan larangan haji.

9. Sunah Haji.
Sunah haji adalah serangkaian kegiatan yang apabila dilakukan akan mendapat
pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Adapun sunah haji
sebagai berikut :  
a. Membaca talbiyah selama ihram sampai melontar jumrah aqabah pada hari Raya
Idul Adha. Lafaz Talbiyah, adalah
Artinya : “Ya Allah, saya tetap tunduk mengikuti perintah-Mu, tidak ada sekutu
bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu dan Engkaulah yang
menguasai segala sesuatu, tidak ada yang menyekutui kekuasaan-Mu”.
b. Berdoa sesudah membaca talbiyah
c. Membaca zikir sewaktu tawaf
d. Salat dua rakaat sesudah Tawaf.
e. Masuk ke Ka’bah.
10. Larangan Haji.
Berikut ini adalah hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama jamaah haji sedang
ihram. 

a. Bagi laki-laki.
- Memakai pakaian yang berjahit, baik jahitan biasa, sulaman dan atau
diikatkan kedua ujungnya.
- Menutup kepala.

b. Bagi perempuan.
- Menutup muka dan kedua telapak tangan.

c. Larangan bagi laki-laki dan perempuan.


- Memakai wangi-wangian baik dipakainya pada badan atau pada pakaian.
- Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
- Memotong kuku
- Mengakadkan nikah, baik menikahkan, menikah atau menjadi wali nikah.
- Bersetubuh bagi suami istri
- Berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.

11. Hikmah Haji dan Umrah


a. Manfaat Bagi Individu yang menunaikan Ibadah Haji.
1. Menghapus semua dosa kecil dan menyucikan diri dari perbuatan maksiat.
2. Diampuninya segala dosa karena allah SWT. Maha Pengampun, Maha
Pemurah dan Maha Penyayang kecuali yang berkaitan dengan hak – hak
sesame manusia harus diselesaikan terlebih dahulu.
3. Menyucikan jiwa seseorang dan berbaik sangka kepada Allah SWT.
4. Meningkatkan keimanan seseorang dengan menepati janji kepada Allah SWT
dengan kerinduan akan Baitullah.
5.  Mengingatkan akan perjuangan Rasulullah SAW yang telah menyinari dunia
dengan amal saleh.
6. Melatih sifat sabar dan disiplin serta mendorong untuk berkurban lebih
mengutamakan orang lain atas dirinya sendiri.
7. Mensyukuri nikmat yang telah diberikannya, yaitu nikmat sehat dan nikmat
harta yang telah diterimanya.

b. Manfaat Bagi Umat Islam Pada Umumnya.


1. Menciptakan rasa persatuan dan kesatuan umat Islam di dunia.
2. Mempererat tali persaudaraan bagi umat islam di seluruh dunia.
3. Media untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam ke seluruh dunia seperti
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, selalu menemui jamaah haji
dalam setiap tahunnya.
4. Lebih mengutamakan kepentingan agama daripada kepentingan pribadi.
B. DASAR HUKUM PERINTAH HAJI DAN UMRAH
Seperti di ketahui, dalam setiap aktivitas ibadah, ada hal-hal yang bersifat fardhu,
wajib, sunnah, dan makruh, di samping ada juga mubah (boleh-boleh saja di kerjakan)
dan haram.
Dalam ibadah haji, fardhu adalah sesuatu yang apabila tidak dikerjakan sesuai
ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah ; seperti tidak melakukan wukuf di ‘Arafah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan secara
keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah, tetapi orang
yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan. Misalnya,
kewajiban melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti dengan membayar
dam (denda).
Sesuatu yang sunnah bila dilakukan, atau sesuatu yang makruh, jika ditinggalkan
dapat mendukung kesempurnaan ibadah haji dan umrah. Sedang sesuatu yang mubah,
tidak berdampak apa pun terhadap ibadah. (Mizan. 2000 : 157-158)

C. LEMPAR JUMRAH
1. Pengertian Lempar Jumrah
Lempar jumrah adalah rangkaian terakhir ibadah haji. Bukan tanpa hambatan,
suhu udara tinggi dan banyaknya jemaah yang berkumpul tentu menjadi sebuah
kesulitan. Namun sejumlah media mengabarkan pada Sabtu (2/9/2017) bahwa proses
lempar jumroh para jemaah haji berjalan lancar tidak mengalami gangguan apapun.
Mulai dari kesehatan hingga keselamatan mereka selama menjalani rangkaian ritual
ibadah haji.
Namun belum banyak yang mengetahui apa yang melatarbelakangi peristiwa
lempar jumrah yang sering disebut dengan melempar batu atau merajam setan.
Berikut ini asal usul ritual lempar jumroh seperti dikutip dari berbagai sumber.
Sabda Nabi Muhammad SAW : “Sesungguhnya, diadakannya thawaf di Ka’bah,
sai antara Shafa dan Marwa dan melempar jumrah, adalah untuk mengingat Allah.”
(HR. Abu Daud no. 1888. Di hasankan oleh Al-Arnauth)
Setelah menyampaikan hadits ini, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah
menjelaskan, “Inilah hikmah dari ibadah melempar jumrah. Oleh karena itu, (saat
melempar jumrah) orang-orang bertakbir di setiap lemparan, mereka tidak
mengucapkan, “A’uud-ubillahi minasy syaithanir rajiim” (Aku berlindung kepada
Allah dari godaan setan yang terkutuk). Para jemaah justru bertakbir,”Allahu akbar,”
ketika melempar jumrah sebagai bentuk pengagungan kepada Allah yang telah
mensyariatkan ibadah melempar jumrah.” (Majmu’ Fatawa War Rasaa-il Ibni
‘Utsaimin, 3/133)

2. Tiga Macam Pelemparan Jumrah


a. Jumrah Ula adalah jumrah terdekat ke masjid Khaif dan paling jauhnya jumrah ke
arah Mekah.
b. Jumrah Wustha, berada di antara jumrah Ula dan Aqabah, yang sebelumnya
hanya merupakan satu pilar, tetapi dengan adanya sebuah perubahan pada tahun
1425 H maka ia berubah bentuk menjadi satu dinding sepanjang 25 meter dan
lebar satu meter.
c. Jumrah Aqabah adalah jumrah terdekat ke arah Mekah. Jumrah Aqabah berada di
pertengahan gunung dan pelemparan jumrah tersebut dilakukan pada sisi yang
tampak. Pada tahun 1376, gunung dihancurkan dan di daerah sekitar pelemparan
Jumrah dipugar menjadi ruangan terbuka dan pada perubahan terakhir pada tahun
1425 H, tempat pelemparan jumrah berubah bentuk menjadi sebuah dinding yang
memiliki panjang 25 meter dan lebar satu meter. Jumrah Aqabah juga sering
disebut dengan nama semacam "Jumrah Qushwa", "Jumrah Kubra", "Jumrah
Uzma", " Jumrah Akhirah", "Jumrah 'Ulya" dan "Jumrah Tsalitsah".
Jarak perkiraan Jumrah Wustha dengan Jumrah Ula adalah 156 meter dan jaraknya
dengan Jumrah Aqabah adalah 116 meter.

3. Waktu Pelemparan Jumrah


Pelemparan Jumrah dilakukan pada hari Idul Adha dan dua hari setelahnya.
Waktu pelemparan Jumrah menurut masyhur dimulai dari terbit matahari hingga
senja, dikecualikan bagi mereka yang memiliki halangan atau uzur dari melempar
jumrah seperti mereka yang sakit dan berumur.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Pengertian dan Hukum Haji.


Secara bahasa, haji berasal dari bahasa Arab, yaitu Hajja yang artinya menyengaja
sesuatu. Secara istilah, haji adalah sengaja mengunjungi Ka’bah (Baitullah) untuk
melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima. Mekah adalah tempat kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Di Kota Mekah, terdapat Ka’bah yang dijadikan kiblat bagi kaum
muslim seluruh dunia ketika melakukan salat.

2. Pengertian dan Hukum Umrah.


Umrah secara bahasa berartiberkunjung. Secara istilah, umrah adalah berkunjung
ke Ka’bah dengan melaksanakan Tawaf dan Sai dalam waktu yang tidak ditentukan.
Hukumnya adalah Fardu ain atas Umat Islam sekali dalam seumur hidupnya.
Sebagaimana firman Allah SWT.

3. Dasar Hukum Perintah Haji dan Umrah


Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan secara
keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah, tetapi
orang yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan. Misalnya,
kewajiban melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti dengan
membayar dam (denda).

4. Lempar Jumrah
Lempar jumrah adalah rangkaian terakhir ibadah haji. Bukan tanpa hambatan,
suhu udara tinggi dan banyaknya jemaah yang berkumpul tentu menjadi sebuah
kesulitan. Namun sejumlah media mengabarkan pada Sabtu (2/9/2017) bahwa proses
lempar jumroh para jemaah haji berjalan lancar tidak mengalami gangguan apapun.
Mulai dari kesehatan hingga keselamatan mereka selama menjalani rangkaian ritual
ibadah haji.
DAFTAR PUSTAKA

https://habbilima.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-haji-umrah.html

https://searti.com/makalah-haji-dan-umroh

http://www.erwinedwar.com/2019/10/dahsyatnya-persatuan-dalam-ibadah-haji.html

http://www.makalah.co.id/2016/10/makalah-tentang-haji-dan-umroh.html

https://www.islampos.com/lempar-jumrah-ini-asal-usulnya-45234/

https://id.wikishia.net/view/Melempar_Jumrah

Anda mungkin juga menyukai