a. Opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified Opinion) Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit sesuai dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan dalam lingkup audit, tidak ada pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dalam penyusunan laporan keuangan dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum. Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai informasi keuangan maupun oleh auditor. Pendapat wajar mempunyai arti bebas dari keraguan dan ketidak jujuran serta lengkapnya informasi. Pendapat ini juga tidak terbatas pada jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan, tetapi juga berdasarkan ketepatan penggolongan informasi. b. Opini audit wajar dengan pengecualian (qualified Opinion) Pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akntansi berterima umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat ini diberikan apabila: Tidak ada bukti yang kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa auditor tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum dan berdampak material tetapi mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. c. Opini audit tidak wajar (adverse Opinion) Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Auditor harus menjelaskan alasan yang mendukung pendapat tidak wajar dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak dibatasi, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusan oleh pemakai informasi keuangan. d. Opini audit tidak memberikan pendapat (disclaimer of Opinion) Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan istimewa antara auditor dengan kliennya. Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan apabila auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan mengapa auditnya tidak berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Apabila auditor menyatakan tidak memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara keseluruhan, maka auditor boleh memberikan pendapat tidak penuh, yaitu pendapat atas unsur tertentu dalam laporan keuangan. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan oleh lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor tidak memadai auditor memberikan pendapat, maka auditor bisa menyampaikan berita acaranya. e. Opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas (Modified Unqualified Opinion) Pada jenis opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan didasarkan pada suatu keadaan tertentu yang tidak berdampak langsung pada opini auditor. Penjelasan paragraf akan diberikan auditor berkaitan dengan situasi tertentu yang sebelumnya sudah disebutkan. Beberapa keadaan tersebut menjadi pemicu adanya modified unqualified opinion: Adanya beberapa pendapat dari auditor diambil dari pendapat auditor independen yang lain. Tidak ada aturan jelas laporan keuangan sehingga bisa menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan. Terjadinya pengaruh dari ketidakpastian keadaan masa yang akan datang serta hasil yang tidak terprediksi. 2. Jelaskan poin-poin berikut yang terdapat di dalam laporan audit: a. Judul Laporan Audit Dalam laporan audit, baik laporan yang bersifat standar atau tidak harus dicantumkan kata “Independen” pada bagian judulnya. Contohnya adalah kalimat berupa “laporan audit independen” atau kalimat berupa “pendapat akuntan independen”. Kata independen ini menunjukkan bahwa audit telah dilakukan secara netral, transparan, dan akuntabel atau sederhananya tidak memihak. Kata ini juga mengandung konsekuensi bahwa jika di kemudian hari ditemukan adanya keberpihakan Auditor terhadap perusahaan yang di audit, maka Auditor bersangkutan wajib bertanggung jawab. b. Audit report address. Introduction paragraph (Alamat laporan audit. Paragraf pendahuluan) Maksud dari alamat audit ini bukanlah alamat dari kantor akuntan publik. Alamat yang dimaksud adalah alamat dari kantor/institusi/perusahaan yang diaudit. Alamat ini harus mencerminkan secara spesifik entitas yang terhadapnya dilakukan audit. Paragraf pendahuluan harus memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan dari adanya penyataan ini adalah agar pembaca laporan dapat membedakan mana tanggung jawab pihak manajemen dan tanggung jawab pihak akuntan publik sebagai auditor. Ada tiga hal yang wajib dimuat dalam paragraf pendahuluan ini, yakni: Suatu pernyataan bahwa auditor telah melaksanakan audit. Pernyataan ini dapat membedakan mana proses audit, mana proses monitoring dan mana proses evaluasi saja. Menyatakan jenis laporan keuangan yang diaudit, termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi untuk laporan laba rugi dan laporan arus kas. Menyatakan bahwa penyiapan serta isi laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen, sedangkan tanggung jawab auditor hanyalah sebatas pada pemberian opini atas laporan keuangan tersebut. c. Management responsibility (Tanggung jawab Manajemen) Manajemen perusahaan (klien) bertangung jawab atas laporan keuangan perusahaannya. Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat, membangun dan memelihara pengendalian intern, serta melaksanakan kewajiban mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan keuangan. d. Responsibility Auditor’s (Tanggung jawab Auditor) Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit. Pekerjaan auditor bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan klien yang diaudit bebas dari salah saji material. e. Scope Paragraph (Ruang lingkup paragraf) Dalam paragraf ruang lingkup ini harus dimuat beberapa paragraf yang menyatakan bahwa Auditor secara faktual telah melakukan hal-hal yang disebut dalam proses audit. Standarnya pernyataan faktual dalam paragraf ruang lingkup di harus dimuat beberapa hal sebagai berikut: Kalimat yang menyatakan bahwa audit telah dilakukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Kalimat yang menyatakan bahwa program audit telah dirancang untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan salah saji informasi dalam LPJ keuangan yang disediakan perusahaan. Pernyataan bahwa auditor telah memperoleh “keyakinan yang sifatnya memadai”, istilah ini digunakan karena auditor hanya bisa mengidentifikasi data-data yang disajikan oleh klien saja, adapun data yang oleh klien sengaja ditutupi bukan termasuk tanggungjawab auditor. Namun, pernyataan ini juga menunjukkan konsekuensi bahwa audit yang dilaksanakan telah memiliki tingkat kepastian yang tinggi. Paragraf ruang lingkup juga menyatakan bahwa atas dasar pengujian, audit meliputi pemeriksaan bukti-bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan laporan keuangan. f. Auditor’s Opinion (Opini Auditor) Opini atau pernyataan pendapat merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit dan diberikan atas pertimbangan professional akuntan yang telah diatur dalam SPAP. Auditor mempunyai fungsi meningkatkan mutu penyajian laporan keuangan perusahaan kepada masyarakat, yaitu dengan cara melaksanakan audit atas kewajaran laporan keuangan ditinjau dari kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum. Selain itu, auditor juga memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam menjadikan laporan keuangan berbagai perusahaan dapat diperbandingkan, sehingga masyarakat dapat mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan diambil dalam menginvestasikan dananya. Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah selesai melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien. Kelima jenis opini tersebut adalah : Unqualified Opinion (Pendapat wajar tanpa pengecualian) Unqualified Opinion With Explanatory Language (Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas) Qualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian) Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar) Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat) g. SIgnature and address of CPA Firm (Tanda tangan dan alamat Kantor CPA) Sebagai bentuk perkembangan teknologi, tanda tangan ini bisa dalam bentuk elektronik dan atau tanda tangan manual dengan tinta biasa. Maksud dari alamat audit ini bukanlah alamat dari kantor akuntan publik. Alamat yang dimaksud adalah alamat dari kantor/institusi/perusahaan yang diaudit. Alamat ini harus mencerminkan secara spesifik entitas yang terhadapnya dilakukan audit. h. Audit report date (Tanggal laporan Audit) Tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pengguna laporan auditor bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh peristiwa dan transaksi yang disadari oleh auditor dan yang terjadi sampai dengan tanggal tersebut. Tanggal laporan auditor adalah tanggal ketika prosedur audit telah secara substansial selesai dilaksanakan dan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat telah ditarik. Sebelum auditor menerbitkan laporannya, auditor harus menerima surat pernyataan direksi dari entitas yang diauditnya tentang tanggung jawab manajemen, yang menyatakan bahwa seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, yang telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Surat pernyataan direksi juga memuat persetujuan atas diterbitkannya laporan keuangan. Tanggal surat pernyataan direksi tidak boleh melewati tanggal laporan auditor.