Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN HASIL OBSERVASI

SMP NEGERI 1 JEMBER


MATA KULIAH PLP (PENGENALAN LINGKUNGAN
PERSEKOLAHAN)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Indrawati, M.Pd.

Oleh:
Putri Agustin Wahyuningtyas (200210104051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allat SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Observasi SMP Negeri 1 Jember
dengan baik tanpa adanya hambatan yang berarti. Laporan Hasil Observasi SMP
Negeri 1 Jember ini disusun oleh penulis untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Indrawati, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) kelas D
yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Kepala SMP Negeri 1 Jember beserta jajarannya, rekan-rekan
tim observasi SMP Negeri 1 Jember, dan seluruh pihak yang telah berkontribusi
dalam kegiatan observasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil
observasi ini.
Penulis berharap laporan hasil observasi ini dapat memberikan wawasan
baru kepada pembaca maupun penulis terkait lapangan persekolahan, terutama di
jenjang SMP. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa di dalam laporan hasil
observasi ini masih banyak terdapat kekurangan baik secara struktural maupun
kontekstual. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka akan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Jember, 15 November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................................2
1.4 Manfaat ...........................................................................................................3
BAB 2. METODOLOGI ........................................................................................4
2.1 Tempat dan Waktu .........................................................................................4
2.2 Responden ......................................................................................................4
2.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................4
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................6
BAB 4. PENUTUP ................................................................................................22
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................21
4.2 Saran .............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................26
LAMPIRAN ..........................................................................................................27
Lampiran 1. Surat Tugas Observasi ...............................................................28
Lampiran 2. Surat Izin Observasi ..................................................................29
Lampiran 3. Instrumen Observasi ..................................................................30
Lampiran 4. Visi dan Misi Sekolah.................................................................30
Lampiran 5. Kultur Sekolah ...........................................................................31
Lampiran 6. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekolah .........................33
Lampiran 7. Tata Tertib Sekolah ...................................................................34
Lampiran 8. Kegiatan Ceremonial-formal .....................................................37
Lampiran 9. Kegiatan Kurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler .......38
Lampiran 10. Praktik-Praktik Pembiasaan dan Kebiasaan Positif ............39
Lampiran 11. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Jember ..................................39
Lampiran 12. Sarana dan Prasarana Sekolah ...............................................40

iv
Lampiran 13. Perangkat Pembelajaran .........................................................44
Lampiran 14. Data Siswa .................................................................................46

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1 Ayat (1) menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kemudian
Pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi
amanat-amanat tersebut, maka seorang calon tenaga pendidik harus menguasai
teori, metode, dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan
peserta didik dan lingkungan sekolah. Upaya penguasaan ini dapat dilakukan
oleh calon tenaga pendidik melalui program Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PLP).
Berdasarkan Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 Pasal 1 Butir
8, PLP merupakan proses pengamatan atau observasi dan pemagangan yang
dilakukan mahasiswa yang menempuh Program Sarjana Pendidikan untuk
mempelajari aspek pembelajaran dan pengelolaan pendidikan di satuan
pendidikan. Sehingga program mata kuliah PLP ini dilaksanakan untuk
menyiapkan mahasiswa menjadi guru professional di masa depan. Pelaksanaan
PLP sendiri berupa penugasan kepada mahasiswa untuk melakukan
pengamatan atau observasi terkait beberapa aspek di sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya. Mata kuliah PLP ini juga menjadi salah satu mata kuliah
yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan IPA,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Pelaksanaan
mata kuliah PLP I di Universitas Jember ini berupa kegiatan observasi yang
dilakukan di sekolah menengah pertama yang ada di sekitar lingkungan tempat
tinggal mahasiswa. Selanjutnya mahasiswa akan menyusun sebuah laporan
berdasarkan hasil observasi tersebut. Adapun beberapa aspek yang diamati

1
oleh mahasiswa antaralain yaitu kultur sekolah, SOTK (struktur organisasi dan
tata kerja) sekolah, kegiatan ceremonial-formal, kegiatan-kegiatan rutin
(kokurikuler, kurikuler, dan ekstrakurikuler), visi dan misi sekolah, peraturan
dan tata tertib sekolah, dan praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif.
Sehingga harapannya setelah mahasiswa menempuh mata kuliah PLP I ini
dapat berlatih menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kondisi
lingkungan skeolah yang diobservasi serta dapat mulai mempersiapkan diri
menjadi seorang tenaga pendidik (guru) profesional.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana visi dan misi di SMP Negeri 1 Jember?
1.2.2 Bagaimana kultur di SMP Negeri 1 Jember?
1.2.3 Bagaimana struktur organisasi dan tata kerja di SMP Negeri 1 Jember?
1.2.4 Bagaimana implementasi peraturan dan tata tertib di SMP Negeri 1
Jember?
1.2.5 Bagaimana kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di SMP Negeri 1
Jember?
1.2.6 Bagaimana kegiatan-kegiatan rutin berupa intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Jember?
1.2.7 Bagaimana praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di SMP
Negeri 1 Jember?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui visi dan misi di SMP Negeri 1 Jember.
1.3.2 Mengetahui kultur di SMP Negeri 1 Jember.
1.3.3 Mengetahui struktur organisasi dan tata kerja di SMP Negeri 1 Jember.
1.3.4 Mengetahui implementasi peraturan dan tata tertib di SMP Negeri 1
Jember.
1.3.5 Mengetahui kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di SMP Negeri 1
Jember.

2
1.3.6 Mengetahui kegiatan-kegiatan rutin berupa intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Jember.
1.3.7 Mengetahui praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di SMP
Negeri 1 Jember.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam bidang pengetahuan
dan keterampilan dalam pembelajaran dan pengelolaan sekolah sebagai
bekal menjadi guru/pendidik yang profesional.
1.4.2 Bagi Sekolah
Menambah relasi, menjalin kerja sama yang baik antara Program
Studi S1 Pendidika IPA FKIP Universitas Jember dengan SMP Negeri 1
Jember, dan meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di SMP
Negeri 1 Jember.
1.4.3 Bagi FKIP Universitas Jember
Menjalin relasi antara Program Studi S1 Pendidika IPA FKIP
Universitas Jember dengan SMP Negeri 1 Jember dan mendapat feedback
dari pelaksanaan program PLP di sekolah.

3
BAB 2. METODOLOGI

2.1 Tempat dan Waktu


No. Tempat Waktu Jenis Kegiatan
SMP Negeri 1 Jum’at, 17 September Permohonan izin
1.
Jember 2021 observasi
Penerimaan surat
izin observasi dan
pengamatan
SMP Negeri 1 Sabtu, 18 September kultur, pembiasaan
2.
Jember 2021 dan kebiasaan
positif, serta
organisasi dan tata
kerja sekolah
Pengamatan
peraturan dan tata
tertib, kegiatan
ceremonial-
SMP Negeri 1 Jum’at 24 September formal, dan
3.
Jember 2021 kegiatan rutin
(kokurikuler,
kurikuler, dan
ekstrakurikuler)
sekolah

2.2 Responden
Responden dalam kegiatan observasi ini antaralain kepala sekolah, wakil
kepala sekolah bagian kurikulum, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, staf
tata usaha, dan satpam sekolah.
2.3 Teknik Pengumpulan Data
2.3.1 Observasi

4
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kondisi di
sekolah terkait kultur, pembiasaan dan kebiasaan positif, organisasi dan
tata kerja sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah, dan kegiatan-kegiatan
rutin (kokurikuler, kurikuler, dan ekstrakurikuler) sekolah serta tidak lupa
mendokumentasikannya.
2.3.2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab bersama pihak sekolah yang
bersangkutan seperti wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala
sekolah bidang bidang kesiswaan, satpam sekolah, dan salah satu siswa.

5
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP Negeri 1 Jember merupakan sekolah menengah pertama yang


beralamat di Jl. Dewi Sartika 01, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sejarah
berdirinya sekolah ini berawal pada saat zaman pemerintahan Belanda yaitu lebih
dikenal dengan nama HS dan HSC dan merupakan jenjang sekolah yang setingkat
dengan sekolah dasar. Sedangkan sekolah yang setingkat dengan sekolah menengah
pertama pada saat itu disebut MULO yang terletak di Jl. Nusa Indah 27, Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Kemudian saat memasuki masa pemerintahan Jepang, HS dan
HSC dihapuskan lalu MULO dipindahkan ke Gedung HS dan HSC tersebut
(sekarang SMP Negeri 1 Jember) dan namanya diubah menjadi CU Gako. Setelah
Indonesia merdeka, barulah CU Gako ini diubah namanya menjadi Sekolah
Menengah Umum Tingkat Pertama (SMP). Setelah Sekolah Guru B (SGB)
dihapuskan sekitar tahun 1956-1960, didirikan 2 SMP di Kabupaten Jember yaitu
SMP Negeri 1 Jember dan SMP Negeri 2 Jember. Sekitar tahun 1997-1998, SMP
Negeri 1 Jember sempat berganti nama menjadi SLTP Negeri 1 Jember tetapi
kembali berganti nama menjadi seperti sebelumnya yaitu SMP Negeri 1 Jember
hingga saat ini.

Gambar 1. Profil SMP Negeri 1 Jember bagian depan

Visi sekolah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tersebut.
Visi menjadi salah satu aspek terpenting dalam mengembangkan sebuah lembaga

6
pendidikan (sekolah) karena didalamnya berisi inspirasi dan motivasi bagi seluruh
warga sekolah sehingga visi ini dapat menjadi penggerak kinerja mereka. Selain
visi, misi sekolah juga menjadi aspek terpenting lainnya dalam mengembangkan
lembaga pendidikan (sekolah). Misi merupakan penjelasan yang menyangkut
segala hal yang perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan tersebut untuk
mewujudkan tujuan atau visinya. Untuk bisa mewujudkan isi dari visi dan misi
sekolah ini, kemampuan komunikasi kepala sekolah dan keikutsertaan seluruh
warga sekolah menjadi dua faktor terpenting. Sehingga kurangnya kemampuan
komunikasi seorang kepala sekolah dan tanpa adanya keikutsertaan warga sekolah
dalam melaksanakan isi dari visi dan misi tersebut akan menyebabkan visi dan misi
sekolah sulit untuk diwujudkan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa visi dan misi sekolah merupakan salah satu pondasi dasar
berdirinya suatu sekolah (Fatmawati et al, 2018: 199). Oleh karena itulah, setiap
lembaga pendidikan (sekolah) pasti memiliki visi dan misi, termasuk SMP Negeri
1 Jember.
Berprestasi, inovatif, berwawasan global, berlandaskan imtaq, dan peduli
lingkungan merupakan visi dari SMP Negeri 1 Jember. Sedangkan misi dari SMP
Negeri 1 Jember sendiri meliputi sepuluh misi. Misi pertama yaitu meningkatkan
pelaksanaan pengembangkan kurikulum nasional yang disesuaikan dengan budaya
sekolah. Misi kedua yaitu meningkatkan kegiatan belajar mengajar melalui
pendekatan CTL, saintik dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM). Misi ketiga yaitu meningkatkan prestasi sekolah yang
multi kompeten dan berwawasan global sebagai sarana publikasi bagi stakeholder.
Misi keempat yaitu meningkatkan pelayanan prima proses belajar mengajar melalui
peran serta seluruh warga sekolah. Misi kelima yaitu meningkatkan sarana
prasarana pendukung dalam memfasilitasi stakeholder. Misi keenam yaitu
meningkatkan standar pengelolaan dalam mewujudkan pendidikan nasional. Misi
ketujuh yaitu meningkatkan pelayanan pembiayaan sesuai dengan rencana kerja
program sekolah. Misi kedelapan yaitu meningkatkan proses penilaian yang
autentik dan berkarakter bangsa secara berkelanjutan. Misi kesembilan yaitu
meningkatkan iman dan taqwa melalui budaya religi yang ditanamkan sekolah. Dan

7
misi kesepuluh yaitu meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga sekolah dalam
menciptakan lingkungan yang sehat dan indah. Di SMP Negeri 1 Jember, visi dan
misi tersebut bahkan dicetak dalam sebuah banner berukuran besar dan dipasang di
Lorong pintu masuk sekolah. Sehingga baik warga sekolah maupun tamu yang
datang kesana dapat dengan mudah mengetahui visi dan misi dari sekolah ini.

Gambar 2. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Jember

Dalam membangun sebuah sekolah menjadi lembaga pendiidkan yang


unggul, diperlukan adanya kultur sekolah. Kultur sekolah dapat berpengaruh dalam
meningkatkan kualitas pendidikan karena kultur ini dapat mempengaruhi situasi
dan kondisi baik lingkungan sekolah maupun warga sekolahnya. Sehingga apabila
keadaan lingkungan dan warga sekolahnya semakin baik dan kondusif, maka
kemungkinan meningkatnya prestasi belajar dan kualitas sekolah juga akan
semakin tinggi (Ilmasari dan Alhadi, 2019: 20). Kultur sekolah ini juga dimiliki
oleh SMP Negeri 1 Jember. Di SMP Negeri 1 Jember, terdapat beberapa kultur
sekolah yang dapat diamati langsung ketika berkunjung ke sekolah ini. Beberapa
kultur sekolah tersebut antaralain yaitu kegiatan 3S (senyum, sapa, salam). Bahkan
sekolah ini memiliki kultur 3S tersendiri yang disebut dengan S3TC (senyum,
salam, sapa, terima kasih, dan cinta lingkungan). Kultur ini paling terlihat ketika
pagi sebelum jam pembelajaran yang mana di koridor pintu masuk akan ada
beberapa guru dan siswa serta satpam sekolah yang menyambut kedatangan warga
sekolah lainnya, terutama siswa. Sebelum memasuki area sekolah, mereka akan

8
saling bersalaman, menyapa, mengucap salam, dan tidak lupa sambil tersenyum.
Dan semenjak pandemi, kultur S3TC ini tetap dilakukan dengan memperhatikan
protokol kesehatan yang dianjurkan yaitu sebelum memasuki area koridor, mereka
diwajibkan mencuci tangan dengan sabun di wastafel yang sudah disediakan
sekolah di dekat gerbang, kemudian satpam sekolah akan mengecek suhu badan
mereka terlebih dahulu, dan barulah mereka melakukan kultur S3TC tersebut
namun tetap menjaga jarak dan bersalaman tanpa melakukan kontak fisik. Dan
tentunya, setiap warga sekolah dan tamu yang datang ke sekolah diwajibkan
menggunakan masker. Kultur sekolah lainnya yaitu pengkondisian awal belajar
yang mana di SMP Negeri 1 Jember pengkondisian ini berupa memasuki kelas
segera setelah bel masuk, kemudian siswa akan melakukan beberapa pembiasaan
seperti membaca asmaul husna, literasi, membaca surat yasin (setiap hari jum’at),
dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pembiasaan literasi sebelum
jam pelajaran tersebut juga menjadi salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk
memanfaatkan waktu dengan baik. Kultur sekolah selanjutnya yaitu upacara
bendera. Sesuai dengan isi pasal 6 tata krama dan tata tertib sekolah, siswa-siswi
SMP Negeri 1 Jember wajib mengikuti upacara-upacara bendera yang meliputi
upacara bendera setiap hari senin dan upacara bendera memperingati hari-hari besar
nasional seperti Hari Kemerdekaan, Hari Pendidikan Nasional, Hari Kartini, Hari
Guru, dan sebagainya. Namun, selama pandemi kultur ini ditiadakan sementara.
Selanjutnya yaitu kultur penggunaan seragam sekolah. Sama seperti sekolah negeri
lainnya, SMP Negeri 1 Jember juga menetapkan seragam yang harus dikenakan
oleh siswanya. Pada hari senin dan selasa, siswa menggunakan seragam biru putih.
Pada hari rabu dan kamis, siswa menggunakan seragam kuning abu-abu. Pada hari
jum’at, siswa menggunakan seragam biru putih. Dan pada hari sabtu, siswa
menggunakan seragam pramuka. Sedangkan penggunaan kaos olah raga
menyesuaikan dengan jadwal setiap kelas. Kemudian ada pula kultur sekolah yang
menganjurkan untuk menjaga kebersihan. Kultur ini bahkan juga tercantum dalam
tata krama dan tata tertib sekolah yaitu pada pasal 4. Kultur terkait kebersihan ini
dapat terlihat dari tidak adanya sampah yang dibuang sembarangan, ruang kelas
yang dipakai terlihat bersih dan rapi, dan banyak terdapat poster atau banner yang

9
menganjurkan untuk menjaga kebersihan di sekitar lingkungan sekolah. Dan
selama pandemi, anjuran menjaga kebersihan semakin ditingkatkan yaitu sesuai
dengan protokol kesehatan yang dianjurkan seperti mencuci tangan menggunakan
sabun, memakai masker, menjaga jarak, dan sebagainya. Untuk menunjang kultur
ini, pihak sekolah telah menyediakan beberapa temapt cuci tangan yang dilengkapi
sabun dan tisu di depan kelas dan memasang beberapa banner terkait protokol
kesehatan yang harus dilakukan oleh warga sekolah. Selain anjuran menjaga
kebersihan, kultur sekolah lainnya yaitu anjuran menjaga ketenangan. Berdasarkan
observasi, kultur ini terlihat ketika bel masuk sudah berbunyi maka aka nada guru
piket yang berkeliling dari satu kelas ke kelas lainnya untuk memastikan siswa-
siswi SMP Negeri 1 Jember sudah berada di dalam kelas, melakukan pembiasaan,
dan tetap menjaga ketenangan. Anjuran menjaga ketenangan ini semakin gencar
dilakukan ketika sekolah mulai mengadakan ulangan harian bersama atau ujian.
Bahkan ketika masa-masa ulangan harian bersama atau ujian seperti itu, pihak
sekolah akan memasang beberapa banner yang menganjurkan untuk menjaga
ketenangan.

Gambar 3. Penerapan S3TC

Di dalam suatu sekolah tentu memiliki struktur organisasi sekolah.


Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen (unit kerja) dan
hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada organisasi dalam menjalin
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan (Uyun et al., 2020: 69). Struktur
organisasi di SMP Negeri 1 Jember dimulai dari Kepala Sekolah yaitu Prof. Dr. H.
Hairus Solikin, M.Ed. beserta Komite Sekolah yaitu Drs. Joko Wahyudiono, S.Pd.,
M.Pd. Dibawahnya terdapat Kepala Tata Usaha yaitu Wing Imam Karyanto
kemudian Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Humas yaitu Ida Fitriani,

10
S.Pd. dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Sarpras yaitu R. Ach.
Djauhari, S.Pd. Waka Bidang Kurikulum dan Humas dibantu oleh Kepala Urusan
Kurikulum yaitu Drs. Sutrisno Hadi dan Humas yaitu Suryaningsih, S.Pd.
Sedangkan Waka Bidang Kesiswaan dan Sarpras dibantu oleh Kepala Urusan
Kesiswaan yaitu Christiani, S.Pd. dan Kepala Urusan Sarana Prasarana yaitu Yuli
Ardianto, S.Pd. Setelah itu terdapat wali kelas. Strutur organisasi dan tata kerja
SMP negeri 1 Jember ini dapat dilihat di sebuah banner berukuran besar yang
terdapat di ruang guru.

Gambar 4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja SMP Negeri 1 Jember

Sudah semestinya struktur organisasi dan tata kerja suatu lembaga,


termasuk sekolah, menghendaki adanya pembagian tugas yang merata sesuai
dengan posisi dan wewenang yang dipegang oleh jabatan terkait. Sehingga dengan
adanya struktur organisasi dan tata kerja sekolah yang baik ini dapat turut
berkontribusi dalam mencapai tujuan pendidikan formal (Kompri, 2017: 112).
Adanya struktur organisasi dan tata kerja yang baik ini juga tampak di SMP Negeri
1 Jember. Berdasarkan Kemendikbud No. 0489/U/1992 dan Kepmendikbud No.
054/U/1993, seorang kepala sekolah memiliki tugas antara lain menyelenggarakan
kegiatan pendidikan, membina kesiswaan, melaksanakan bimbingan dan penilaian
bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya, menyelenggarakan administrasi
sekolah, merencanakan pengembangan, pendayagunaan, dan pemeliharaan sarana
dan prasarana, dan melaksanakan hubungan sekolah dengan lingkungan, orang tua,
dan masyarakat. Selain itu, seorang kepala sekolah juga memiliki beberapa fungsi

11
yaitu meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan yang ada di sekolah,
memberdayakan tenaga kependidikan, mengelola administrasi sekolah (pencatatan,
penyusunan, dan pendokumenan program-program sekolah), mengawasi dan
melakukan pengendalian terhadap kinerja guru dan/atau staf admisitrasi sekolah,
memberikan petunjuk dan mengawasi seluruh pelaksanaan program-program
sekolah, menjalin dan menciptakan hubungan harmonis di lingkungan sekolah,
memotivasi seluruh tenaga kependidikan agar dapat menjalankan fungsi dan
tugasnya dengan maksimal, menjadi figure teladan bagi seluruh warga sekolah, dan
menjadi mediator dalam setiap kebijakan dan/atau permasalahan yang ada di
lingkungan sekolah (Julaiha, 2019: 55-56).
Komite Sekolah memiliki tugas antara lain menyusun AD dan ART
Komite Sekolah, mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, bekerja sama dengan
masyarakat dan pemerintah terkait dengan penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu, menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan masyarakat, memberikan masukan,
pertimbangan, dan rekomendasi kepada sekolah terkait kebijakan dan program
sekolah, RAPBS, kriteria kinerja sekolah, kriteria tenaga kependidikan, kriteria
fasilitas pendidikan, dan hal lain yang berkaitan dengan pendidikan, mendorong
orang tua dan masyarakat agar berpartisipasi aktif maupun pasif dalam pendidikan
guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan, menggalang dana
masyarakat dalam rangka membiayai penyelenggaraan pendidikan di sekolah, serta
mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan kebijakan program, penyelenggaraan,
dan keluaran pendidikan di sekolah (Raberi et al., 2020: 13-15). Sedangkan Tata
Usaha (TU) sekolah memiliki tugas antara lain menyusun program kerja TU
sekolah, mengelola dan mengarsipkan surat masuk dan keluar, mengurus dan
melaksanakan administrasi sekolah, membina dan mengembangkan karir staf TU
sekolah, menyusun administrasi sekolah (kurikulum, kesiswaan, dan ketenagaan),
menyusun dan menyajikan seluruh data/statistik sekolah, menyusun tugas staf TU
dan tenaga teknis lainnya, dan menyusun laporan pelaksanaan secara berkala
(Nadira, 2020: 1-2).

12
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan humas (Waka Kurikulum dan
Hunas) memiliki beberapa fungsi dan tugas antaralain menyusun program
pengajaran (tahunan dan semester), menyusun kalender pendidikan, menyusun SK
pembagian tugas mengajar guru dan tugas tambahan lainnya, menyusun jadwal
pelajaran, menyusun program dan jadwal pelaksanaan ujian di sekolah, menyusun
kriteria dna persyaratan kenaikan dan/atau kelulusan siswa, menyusun jadwal
penerimaan buku laporan pendidikan dan STTB/ijazah dan STK, menyediakan
silabus seluruh mata pelajaran dan contoh format RPP, menyediakan agenda kelas,
piket, surat izin masuk/keluar, dan agenda guru (jadwal pelajaran, kontrak belajar,
absensi siswa, daftar nilai, dsb.), menyusun program KBM dan analisis mata
pelajaran, menyediakan dan memeriksa daftar hadir guru, memeriksa program
satuan pembelajaran guru, mengatasi hambatan terhadap KBM, mengatur
penyediaan kelengkapan sarana KBM guru, mengkoordinasikan pelaksanaan KBM
dan laporan pelaksanaan KBM, mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan
satuan pelajaran, menyusun laporan pelaksanaan pelajaran secara berkala,
menysuun program kerja dan anggaran humas, membantu komite dalam
pengembangan sekolah, memfasilitasi hubungan antar warga sekolah dan komite,
mengkoordinasikan pelaksanaan promosi sekolah, memetakan DU/DI,
mengkoordinasikan pelaksanaan pelaksanaan ujian, dan mengkoordinasikan
penelusuran lulusan (Hartati dan Supriyoko, 2020: 203-205; Mahfuzhah dan
Anshari, 2018: 138-139). Sedangkan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan
sarpras (Waka Kesiswaan dan Sarpras) memiliki beberapa fungsi dan tugas yang
meliputi penyusunan program pembinaan kesiswaan, pelaksanaan bimbingan,
pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakkan
disiplin dan tata tertib sekolah, pembinaan dan pelaksanaan koordinasi 7K
(keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan
kegiatan kurikuler), pengarahan dan pembinaan kepada pengurus OSIS,
penyusunan program dan jadwal pembinaan siswa berkala incidental, pelaksanaan
pemilihan calon siswa penerima beasiswa bersama guru BK, pengadaan pemilihan
calon siswa delegasi sekolah, penyusunan laporan kegiatan kesiswaan, bekerja
sama dengan guru BK dalam seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB),

13
pengawasan terhadap disiplin belajar siswa, mengajar guru, dan kerja staf sekolah,
pengatur ketertiban siswa, guru, dan staf sekolah dalam pemeliharan kebersihan dan
keindahan, pengkoordinasian kegiatan seni, olah raga, dan/atau ekstrakurikuler
sekolah, pengatur penyelenggaraan upacara, pengiventarisan barang,
pendayagunaan sarana dan prasarana penunjang KBM, pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan, dan pengelolaan alat-alat penunjang pembelajaran (Arnal et
al., 2020: 1820-1822; Muhyiddin, 2019: 129-132).
Wali kelas di sekolah memiliki beberapa tugas antaralain mewakili orang
tua dan kepala sekolah dalam lingkungan kelasnya, membina kepribadian dan budi
pekerti siswa di kelasnya, membantu pengembangan kecerdasan siswa dikelasnya,
membantu pengembangan kepemimpinan siswa dikelasnya, mengetahui jumlah
anak didik dikelasnya, mengetahui nama anak didik dikelasnya, mengetahui
identitas anak didik dikelasnya, antara lain dengan cara memanggil seorang demi
seorang anak didiknya untuk menyesuaikan isi kartu pribadi dengan keadaan
sebenarnya (administrasi kelas yang lengkap dan rapi), mengetahui kehadiran siswa
setiap hari dikelasnya dan memberikan laporan kepada kepala sekolah setiap hari
sabtu, untuk di dicari solusinya dalam rapat pada hari senin dengan semua majelis
guru, sehingga semua permasalahan dikelas dapat diminimalkan dan dituntaskan
untuk kelancaran pembelajaran dikelas, mengetahui masalah-masalah anak didik di
kelasnya (pembelajaran, ekonomi dan sosial) kemudian memberikan laporan
kepada kepala sekolah dan juga kepada guru BK untuk mengetahui masalah yang
sebenarnya, mengadakan penilaian terhadap siswa dikelasnya (kelakuan, kerajinan,
dan kerapian dengan menggunakan buku catatan khusus dan instrument) yang telah
disahkan bersama oleh kelompok wali kelas untuk dicantumkan didalam buku
laporan prestasi siswa setiap semester, mengambil tindakan untuk mengatasi
masalah siswa dikelasnya, dengan bukti bukti pelanggaran yang tertulis yang telah
dibukukan dan didokumenkan yang telah telah disahkan dengan penanda tanganan
, yang penyelesaiannya melalui mekanisme yang jelas (guru, guru pembina, guru
bk, wakasek, dan kepala sekolah/mejelis guru), memperhatikan prestasi siswa (nilai
harian, nilai ujian semester, ujian akhir) dan memotivasi siswa dalam belajar
sehingga siswa yang remedial dapat terlak sana dengan baik dan tepat waktu

14
sehingga semua siswa dikelasnya tuntas untuk semua mata pelajaran dan tidak
menjadi kendala dalam persyaratan nilai kenaikan kelas dan kriteria nilai untuk
penjurusan serta kriteria untuk lulus ujian akhir, setiap hari (pagi dan siang)
memperhatikan kebersihan didalam kelas dan dilingkungan sekitar kelasnya dalam
keadaan selalu bersih dan kondisi yang selalu dalam keadaan indah dengan
menghias kelasnya dengan pernak-pernik yang terjaga dengan baik, baik bunga
maupun tulisan dalam bentuk ajakan dan kata-kata mutiara untuk menjamin
kesehatan dan kesejahteraan siswa di kelas tersebut, membina suasana
kekeluargaan dikelas dengan selalu memberikan nasehat kepada siswanya setiap
saat, agar wali kelas benar-benar menjadi orang tua kedua bagi siswa sehingga
prilaku siswa dapat terbina dan terkendali, dan memberikan laporan kepada kepala
sekolah secara berkala (laporan absensi siswa disampaikan setiap hari Jum’at dan
laporan keadaan guru yang mengajar dan keadaan pbm dan penunjang lainnya
dikelasnya yang disampaikan setiap hari Jum’at) (Petriani dan Ananda, 2018: 290-
292).
Guru memiliki tugas antara lain menyerahkan kebudayaan kepada anak
didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman, membentuk
kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila,
menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang
Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983, sebagai prantara
dalam belajar, sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah
kedewasaan, sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat, sebagai penegak
disiplin, sebagai adminstrator dan manajer, sebagai perencana kurikulum, sebagai
pemimpin, serta sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. Adapun wewenang
dari guru adalah ikut berperan dalam menentukan kebijakan pendidikan, memiliki
kebebasan untuk tergabung dalam organisasi, ikut serta dalam memberikan
penilaian siswaserta menentukan lulus atau tidak, serta mengkoordinir dan
mengatur seluruh proses pembelajaran di kelas terhadap siswa mulai dari
perencanaan, implementasi maupun evaluasi (Hazmi, 2019: 58-60).
Sama seperti sekolah lain, di SMP Negeri 1 Jember juga terdapat sejumlah
tata tertib yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah,

15
terutama siswa. Secara garis besar, tata tertib tersebut terbagi menjadi empat aspek
yaitu kelakuan, kerajinan, kerapian, dan kebersihan. Aspek pertama yaitu kelakuan
merupakan aspek tata tertib di SMP Negeri 1 Jember yang terdiri atas sembilan
poin. Poin pertama yaitu menjaga nama baik sekolah yang meliputi larangan
berpacaran di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah selama memakai
atribut sekolah, larangan melakukan tindakan asusila dan hal-hal yang berbau
pornografi/pornoaksi, larangan membawa senjata tajam/barang yang tidak ada
berhubungan dengan pelajaran, dan larangan melakukan tindakan criminal seperti
mencuri, berkelahi, narkoba, merokok, dan lain-lain. Poin kedua yaitu bersikap
sopan, menghormati, dan menghargai seluruh warga sekolah. Poin ketiga yaitu
bertanggung jawab dengan fasilitas sekolah. Poin keempat yaitu larangan
membentuk kelompok-kelompok yang bertentangan dnegan visi dan misi sekolah.
Poin kelima yaitu jujur dalam mengikuti evaluasi ujian. Poin keenam yaitu tidak
mengoperasionalkan HP saat jam sekolah kecuali dengan izin guru mata pelajaran.
Poin ketujuh yaitu larangan membawa kendaraan bermotor. Poin kedelapan yaitu
mengikuti upacara bendera dan kegiatan ekstrakurikuler yang ditentukan sekolah.
Dan poin kesembilan yaitu larangan membolos (tidak masuk tanpa keterangan).
Kemudian aspek kedua dari tata tertib di SMP Negeri 1 Jember yaitu aspek
kerajinan yang terdiri atas empat poin. Poin pertama yaitu tidak terlambat masuk
sekolah ataupun dalam mengikuti pelajaran dalam kelas. Poin kedua yaitu
membawa buku dan perakatan pembelajaran. Poin ketiga yaitu melaksanakan piket
kelas. Dan poin keempat yaitu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Lalu aspek ketiga dari tata tertib di SMP Negeri 1 Jember yaitu aspek kerapian yang
terdiri atas lima poin. Poin pertama yaitu berpakaian dan berdandan sesuai dengan
ketentuan sekolah. Poin kedua yaitu memakai atribut lengkap. Poin ketiga yaitu
bersepatu hitam (kecuali saat jam olah raga). Poin keempat yaitu model dan
potongan rambut sesuai ketentuan dan tidak mengecat rambut. Dan poin kelimat
yaitu tidak bertato dan bertindik (bagi laki-laki). Dan aspek keempat dari tata tertib
di SMP Negeri 1 Jember yaitu aspek kebersihan yang hanya terdiri atas satu poin
yaitu bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekolah. Selanjutnya tata tertib
tersebut dijelaskan lebih rinci di dalam Tata Krama dan Tata Tertib Kehidupan

16
Sosial dan Sekolah Bagi Siswa SMP Negeri 1 Jember yang terdiri atas empat bab
yaitu Bab 1 Ketentuan Umum (Pasal 1 Pakaian Sekolah; Pasal 2 Rambut, Kuku,
Tato, Make Up; Pasal 3 Masuk dan Pulang Sekolah; Pasal 4 Kebersihan,
Kedisiplinan, dan Ketertiban; Pasal 5 Sopan Satun Pergaulan; Pasal 6 Upacara
Bendera dan Peringatan Hari-Hari Besar; dan Pasal 7 Kegiatan Keagamaan), Bab 2
Larangan-Larangan, Bab 3 Sanksi, dan Bab 4 Pelanggaran Tata Tertib. Berdasarkan
hasil observasi, hampir seluruh tata tertib sudah diimplementasikan dengan baik
hanya saja ada beberapa poin yang belum bisa diterapkan dengan maksimal yaitu
yang berkenaan dengan kebersihan. Hal ini dikarenakan durasi kegiatan belajar
mengajar (KBM) secara luring saat ini cukup pendek yaitu sekitar 4 jam saja
sehingga siswa tidak punya cukup banyak waktu untuk melaksanakan piket. Selain
itu, semenjak sekolah ditutup karena pandemi, baik dari pihak sekolah maupun
pengurus kelas, masih belum bisa melengkapi inventaris kelas terutama yang
berkaitan dengan alat-alat kebersihan sehingga siswa kesulitan untuk
membersihkan ruang kelas. Selain poin-poin tersebut, poin-poin tata tertib lainnya
sudah diterapkan dengan baik. Bahkan sekolah mencetak tata tertib tersebut pada
sebuah banner berukuran besar yang dipasang di dinding lorong koridor pintu
masuk dan di dinding dekat tangga perpustakaan.

Gambar 5. Tata Tertib SMP Negeri 1 Jember

Seperti yang tercantum di dalam Tata Krama dan Tata Tertib Kehidupan
Sosial dan Sekolah Bagi Siswa SMP Negeri 1 Jember yaitu pada bab 1 pasal 6 yang

17
memaparkan bahwa setiap hari senin siswa diwajibkan untuk mengikuti upacara
bendera dengan mengenakan pakaian seragam sekolah sesuai dengan ketentuan.
Selain upacara bendera hari senin, siswa juga diwajibkan mengikuti upacara
bendera untuk memperingati hari-hari besar nasional seperti Hari Kemerdekaan,
Hari Pendidikan Nasional, Hari Kartini, Hari Guru, dan sebagainya. Sebelumnya,
kegiatan-kegiatan ceremonial-formal ini selalu berjalan dengan baik, akan tetapi
semenjak pandemic seluruh kegiatan ceremonial-formal tersebut ditiadakan
sementara karena untuk menghindari kerumunan dan efektivitas kegiatan belajar
mengajar sehingga guru dan siswa tidak perlu berkumpul (kegiatan KBM luring)
terlalu lama. Selain itu, durasi KBM saat ini juga masih terbatas yaitu sekitar 4 jam
saja dan difokuskan untuk KBM di kelas.
Di sebuah lembaga pendidikan formal (sekolah), terdapat tiga jenis
kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan
intrakurikuler merupakan kegiatan yang mencakup proses pembelajaran yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang terdapat di dalam struktur kurikulum atau
dengan kata lain kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan belajar mengajar
(KBM) di dalam kelas. Kemudian kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang
dilaksanakan di luar kelas sekaligus di luar jam pelajaran (jadwal kurikulum)
dengan tujuan untuk memberikan pendalaman materi kepada siswa. Sedangkan
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang juga dilaksanakan di luar kelas
sekaligus di luar jam pelajaran (jadwal kurikulum) dan bertujuan untuk menggali
dan mengembangkan potensi, bakat, dan minat siswa (Shilviana dan Hamami,
2020: 160-161; Muslim, 2021: 132-134).
Di SMP Negeri 1 Jember juga menyelenggarakan ketiga jenis kegiatan
tersebut. Kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jember saat
ini merupakan kegiatan KBM blended yaitu KBM dilakukan secara luring (luar
jaringan) maupun daring (dalam jaringan). KBM secara luring dilakukan dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu menetapkan kuota maksimal siswa setiap
kelas (25% dari jumlah siswa di kelas (kurang lebih ada 32-35 siswa)) sehingga
maksimal ada 9 siswa di setiap ruang kelas. Sedangkan jumlah siswa secara
keseluruhan yaitu sebanyak 791 siswa yang terdiri dari 398 siswa laki-laki dan 393

18
siswa perempuan. Kemudian pihak sekolah akan membagi setiap kelas menjadi 4
kelompok sesuai dengan urutan nomor absen di kelas dan selanjutnya menetapkan
jadwal KBM luring untuk setiap kelompok tersebut sehingga setiap kelompok akan
mendapatkan jadwal KBM luring 1-2 hari setiap minggu. KBM luring ini
dilaksanakan sekitar 4 jam yaitu mulai pukul 08.30-10.30 WIB. Sedangkan
pelaksanaan KBM secara daring dilakukan setiap hari kecuali pada hari jadwal
luring siswa. KBM daring ini dilaksanakan hanya sekitar 1 jam yaitu mulai pukul
13.00-14.00 WIB melalui zoom meeting. Baik KBM secara luring maupun secara
daring dilaksanakan dengan menjelaskan materi kepada siswa kemudian di akhir
pembelajaran guru yang bersangkutan akan memberikan tugas rumah kepada siswa.
Lalu untuk kegiatan kokurikuler di SMP Negeri 1 Jember saat ini masih belum
dilakukan. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Jember
berdasarkan keikutsertaan siswa dibagi menjadi dua yaitu ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan. Pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang ada di
SMP Negeri 1 Jember. Sedangkan ekstrakurikuler pilihan terbagi lagi menjadi
empat bidang yaitu bidang seni budaya, bidang olah raga, bidang siswa berbakat,
dan bidang jasmani rohani. Kegiatan ekstrakurikuler yang termasuk dalam bidang
seni budaya yaitu bina vokalis/paduan suara, bina tari tradisional, bina lukis, dan
marching band. Lalu kegiatan ekstrakurikuler yang termasuk dalam bidang olah
raga yaitu bina basket, bina voli, bina sepak bola/futsal, dan bina pencak silat.
Kemudian kegiatan ekstrakurikuler yang termasuk dalam bidang siswa berbakat
yaitu siskat MTK, fisika, biologi, ekonomi, sejarah, dan geografi. Dan kegiatan
ekstrakurikuler yang termasuk dalam bidang jasmani rohani yaitu BTA (Baca Tulis
Al-Qur’an), PMR, dan paskibra.

Gambar 6. Kegiatan Belajar Mengajar di kelas

19
Kurikulum dan sistem pembelajaran merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan nasional. Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi
pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang
diharapkan dapat berjalan dengan baik harus memperhatikan kurikulumnya, karena
pengalaman yang akan diberikan di dalam kelas pada pelaksanaan pendidikan akan
mengacu pada kurikulum. Kurikulum dan sistem pembelajaran yang digunakan di
sekolah baik sebelum dan sesudah pandemi adalah kurikulum terbaru, yaitu
kurikulum 2013 revisi 2018 (Fujiwati, 2016: 19).
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu wujud persiapan yang
dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran. Menurut Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional Pasal 20
dinyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar
antara lain silabus, RPP, LKS, instrumen evaluasi atau tes hasil belajar, media
pembelajaran, serta buku ajar siswa (Susiana, 2011: 108). Baik sebelum dan
sesudah pandemi, guru IPA SMP Negeri 1 Jember sudah memenuhi perangkat
pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar, yaitu
silabus, program tahunan (PROTA), program semester (PROMES), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), media
pembelajaran, dan bahan ajar IPA. Program tahunan adalah rencana penetapan
alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah
ditetapkan. Program semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk
penyelenggaraan program pendidikan. Silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penialian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar (Samsiyah, 2016: 104). Silabus, PROTA, PROMES, RPP, media
pembelajaran, dan bahan ajar IPA dalam pengembangannya oleh guru mata

20
pelajaran IPA disesuaikan dengan lingkungan sekolah dan kemampuan siswa di
kelas.
Sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu sumber daya
pendidikan yang sangat dibutuhkan dan sangat penting untuk dikelola dengan baik
karena keberadaan sarana dan prasarana sekolah ini digunakan untuk menunjang
seluruh aktivitas pembelajaran dan aktivitas-aktivitas kependidikan lainnya
(Megasari, 2014: 637). Oleh karena itulah, guna menunjang segala aktivitas
pembelajaran yang ada, SMP Negeri 1 Jember telah menyediakan sejumlah sarana
dan prasarana. Sarana dan prasarana tersebut meliputi 31 ruang kelas layak pakai
yang mana 25 ruangan diantaranya digunakan untuk aktivitas KBM (8 ruang kelas
VII, 9 ruang kelas VIII, dan 8 ruang kelas IX), 6 laboratorium (2 laboratorium IPA,
1 laboratorium Bahasa, dan 3 laboratorium komputer) yang mana hanya 3 ruangan
diantaranya yang layak pakai, 2 kamar mandi guru, 2 kamar mandi siswa, 1
perpustakaan, 1 ruang guru, 1 aula, 1 mushola, 1 lapangan upacara yang sekaligus
digunakan sebagai lapangan basket dan lapangan voli, 1 ruang TU, 1 ruang OSIS,
1 ruang PPL, 1 ruang pramuka, dan 1 KOPSIS. Selain sejumlah ruangan, sekolah
juga menyediakan fasilitas aliran air, aliran listrik, jaringan internet, dan sistem
untuk melaksanakan KBM secara daring.

Gambar 7. Laboratorium IPA

21
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Visi dari SMP Negeri 1 Jember yaitu berprestasi, inovatif, berwawasan
global, berlandaskan imtaq, dan peduli lingkungan. Sedangkan misi dari
SMP Negeri 1 Jember ada sepuluh yang meliputi: (1) Meningkatkan
pelaksanaan pengembangkan kurikulum nasional yang disesuaikan
dengan budaya sekolah. (2) Meningkatkan kegiatan belajar mengajar
melalui pendekatan CTL, saintik dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). (3) Meningkatkan prestasi sekolah
yang multi kompeten dan berwawasan global sebagai sarana publikasi bagi
stakeholder. (4) Meningkatkan pelayanan prima proses belajar mengajar
melalui peran serta seluruh warga sekolah. (5) Meningkatkan sarana
prasarana pendukung dalam memfasilitasi stakeholder. (6) Meningkatkan
standar pengelolaan dalam mewujudkan pendidikan nasional. (7)
Meningkatkan pelayanan pembiayaan sesuai dengan rencana kerja
program sekolah. (8) Meningkatkan proses penilaian yang autentik dan
berkarakter bangsa secara berkelanjutan. (9) Meningkatkan iman dan
taqwa melalui budaya religi yang ditanamkan sekolah. (10) Meningkatkan
kesadaran dan kepedulian warga sekolah dalam menciptakan lingkungan
yang sehat dan indah.
4.1.2 Kultur sekolah di SMP Negeri 1 Jember yaitu budaya S3TC (Senyum,
Salam, Sapa, Terima kasih, dan Cinta lingkungan), anjuran menjaga
kebersihan dan ketenangan, pengkondisian awal belajar yaitu memasuki
kelas sebelum jam pembiasaan, menggunakan seragam sekolah yaitu
seragam biru putih (senin-selasa), seragam kuning abu-abu (rabu-kamis),
seragam biru putih (jum’at), dan seragam pramuka (sabtu), dan melakukan
pembiasaan yang meliputi literasi, membaca asmaul husna, dan membaca
surat yasin setiap hari jum’at. Kultur-kultur sekolah tersebut telah
dilaksanakan dengan baik oleh seluruh warga sekolah, terutama guru dan

22
siswa SMP Negeri 1 Jember, dan dengan adanya kultur-kultur tersebut,
baik guru maupun siswa, terbentuk menjadi seseorang yang berkarakter.
4.1.3 Struktur organisasi dan tata kerja di SMP Negeri 1 Jember yaitu dimulai
dari Kepala Sekolah yaitu Prof. Dr. H. Hairus Solikin, M.Ed. beserta
Komite Sekolah yaitu Drs. Joko Wahyudiono, S.Pd., M.Pd. Dibawahnya
terdapat Kepala Tata Usaha yaitu Wing Imam Karyanto kemudian Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Humas yaitu Ida Fitriani, S.Pd.
dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Sarpras yaitu R. Ach.
Djauhari, S.Pd. Waka Bidang Kurikulum dan Humas dibantu oleh Kepala
Urusan Kurikulum yaitu Drs. Sutrisno Hadi dan Humas yaitu
Suryaningsih, S.Pd. Sedangkan Waka Bidang Kesiswaan dan Sarpras
dibantu oleh Kepala Urusan Kesiswaan yaitu Christiani, S.Pd. dan Kepala
Urusan Sarana Prasarana yaitu Yuli Ardianto, S.Pd. Setelah itu terdapat
wali kelas.
4.1.4 Peraturan dan tata tertib di SMP Negeri 1 Jember antaralain aspek
kelakuan meliputi: 1) Menjaga nama baik sekolah (dilarang berpacaran di
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah selama memakai
atribut sekolah, dilarang melakukan tindakan asusila dan hal-hal yang
berbau pornografi/pornoaksi, dilarang membawa senjata tajam/barang
yang tidak ada berhubungan dengan pelajaran, dan dilarang melakukan
tindakan kriminal seperti mencuri, berkelahi, narkoba, merokok, dan lain-
lain). 2) Bersikap sopan, menghormati, dan menghargai seluruh warga
sekolah. 3) Bertanggung jawab dengan fasilitas sekolah. 4) Dilarang
membentuk kelompok-kelompok yang bertentangan dnegan visi dan misi
sekolah. 5) Jujur dalam mengikuti evaluasi ujian. 6) Tidak
mengoperasionalkan HP saat jam sekolah kecuali dnegan izin guru mata
pelajaran. 7) Dilarang membawa kendaraan bermotor. 8) Mengikuti
upacara bendera dan kegiatan ekstrakurikuler yang ditentukan sekolah. 9)
Dilarang membolos (tidak masuk tanpa keterangan); aspek kerajinan
meliputi: 1) Tidak terlambat masuk sekolah ataupun dalam mengikuti
pelajaran dalam kelas. 2) Membawa buku dan perakatan pembelajaran. 3)

23
Melaksanakan piket kelas. 4) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru; aspek kerapian meliputi: 1) Berpakaian dan berdandan sesuai
dengan ketentuan sekolah. 2) Memakai atribut lengkap. 3) Bersepatu hitam
(kecuali saat jam olah raga). 4) Model dan potongan rambut sesuai
ketentuan dan tidak mengecat rambut. 5) Tidak bertato dan bertindik (bagi
laki-laki); dan aspek kebersihan yaitu bertanggung jawab atas kebersihan
lingkungan sekolah.
4.1.5 Kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di SMP Negeri 1 Jember yaitu
berupa upacar bendera setiap hari senin dan upacara bendera untuk
memperingati hari besar nasional. Hari besar nasional yang biasanya
diperingati dengan melaksanakan upacara bendera antaralain Hari
Kemerdekaan, Hari Guru Nasional, Hari Pendidikan Nasional, Hari
Kartini, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Namun semenjak pandemi,
kegiatan ceremonial-formal ini ditiadakan untuk menghindari kerumunan
dan efektivitas kegiatan belajar mengajar sehingga guru dan siswa tidak
perlu berkumpul (kegiatan KBM luring) terlalu lama.
4.1.6 Kegiatan kokurikuler di SMP Negeri 1 Jember yaitu kegiatan pendalaman
materi di luar kelas dan jam pelajaran namun saat ini belum bisa berjalan.
Sedangkan kegiatan intrakurikuler di SMP Negeri 1 Jember yaitu kegiatan
KBM luring yang dilakukan 1-2 kali seminggu dari jam 07.30-10.30 WIB
dan KBM daring yang dilakukan setiap hari dari jam 13.00-14.00 WIB
(kecuali saat jadwal KBM luring siswa). Dan kegiatan ekstrakurikuler di
SMP Negeri 1 Jember meliputi pramuka ekstrakurikuler wajib (pramuka)
dan ekstrakurikuler pilihan (bina vokalis/paduan suara, bina tari
tradisional, bina lukis, marching band, bina basket, bina voli, bina sepak
bola/futsal, bina pencak silat, siskat MTK, siskat fisika, siskat biologi,
siskat ekonomi, siskat sejarah, siskat geografi, BTA (Baca Tulis Al-
Qur’an), PMR, dan paskibra).
4.1.7 Praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif yang ada di SMP Negeri
1 Jember antaralain pembiasaan S3TC (Senyum, Salam, Sapa, Terima
kasih, dan Cinta lingkungan), pembiasaan literasi, membaca asmaul husna,

24
membaca surat yasin setiap hari jum’at, menjaga kebersihan dan
ketenangan.
4.2 Saran
4.2.1 Saran bagi sekolah yaitu untuk tetap memaksimalkan penggunaan sarana
dan prasarana sekolah meskipun kegiatan belajar mengajar (KBM) secara
luring (luar jaringan) belum bisa terlaksana dengan maksimal agar sarana
dan prasarana tersebut tetap bersih dan terawat.
4.2.2 Saran bagi mahasiswa yaitu agar memilih waktu observasi tidak
berdekatan atau bersamaan dengan jadwal ulangan atau ujian bersama
sekolah sehingga observasi bisa dilakukan dengan lebih maksimal tanpa
mengganggu kesibukan dari responden terkait. Selain itu, mahasiswa lebih
baik melakukan wawancara dengan lebih banyak responden agar data yang
diperoleh semakin rinci.
4.2.3 Saran bagi Program Studi S1 Pendidikan IPA FKIP Universitas Jember
yaitu agar mempertahankan kerja sama dengan SMP Negeri 1 Jember dan
jika perlu meningkatkan kerja sama tersebut untuk program-program
lainnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arnal, M. F., H. Fitria, dan A. Martha. 2020. Manajemen Kesiswaan Dalam


Meningkatkan Mutu Organisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai. 4(2): 1820-
1827.
Fatmawati, Z., I. Bafadal, dan A. Y. Sobri. 2018. Komunikasi Kepala Sekolah
dengan Warga Sekolah untuk Mewujudkan Visi dan Misi Sekolah. JAMP:
Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan. 1(2): 198-205.
Fujiawati, F. S. 2016. Pemahaman konsep kurikulum dan pembelajaran dengan peta
konsep bagi mahasiswa pendidikan seni. Jurnal Pendidikan dan Kajian
Seni. 1(1): 16-28.
Hartati, T. dan Supriyoko. 2020. Implementasi Manajemen Kurikulum Pendidikan
Islam Terpadu. Media Manajemen Pendidikan. 3(2): 197-207.
Hazmi, N. 2019. Tugas Guru Dalam Proses Pembelajaran. JOEAI (Journal of
Education and Instruction). 2(1): 56-65.
Ilmasari, F. dan S. Alhadi. 2019. Peran Kepala Sekolah dalam Mengembangkan
Kultur Sekolah di SD Muhammadiyah Sangonan 2. Fundamental
Pendidikan Dasar. 2(1): 19-27.
Julaiha, S. 2019. Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tarbiyah Wa Ta’lim:
Jurnal Penelitian Pendidikan & Pembelajaran. 6(3): 51-62.
Kompri. 2017. Sandardisasi Kompetensi Kepala Sekolah: Pendekatan Teori untuk
Praktik Profesional. Jakarta: Kencana.
Mahfuzhah, H. dan Anshari. 2018. Media Publikasi Humas Dalam Pendidikan. Al-
Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 2(2): 137-149.
Megasari, R. 2014. Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi.
Jurnal Administrasi Pendidikan. 2(1): 636-831.
Muhyiddin, M. 2019. Manajemen Sarana dan Prasarana Oleh Kepala Madrasah di
MI Nashruddin Sumurber Panceng Gresik. MUDIR: Jurnal Manajemen
Pendidikan. 1(2): 126-133.

26
Muslim, B. 2021. Manajemen Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Intrakurikuler,
Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler di MI Pembangungan UIN Jakarta. El
Bidayah: Journal of Islamic Elementary Education. 3(2): 131-144.
Nadira, R. S. 2020. Administrasi Ketatausahaan Sekolah. Padang: Universitas
Negeri Padang.
Petriani, E. dan A. Ananda. 2018. Peran dan Fungsi Wali Kelas Dalam Pembinaan
Perilaku Siswa di SMP Negeri 33 Padang. Journal of Civic Education.
1(3): 289-296.
Raberi, A., H. Fitria, dan Y. Fitriani. 2020. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan
Peran Komite Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Al-Qiyam. 1(2): 11-
20.
Samsiyah, N. 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kelas Tinggi. Magetan:
CV. Ae Media Grafika.
Shilviana, K. F. dan T. Hamami. 2020. Pengembangan Kegiatan Kokurikuler dan
Ekstrakurikuler. PALAPA: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan.
8(1): 159-177.
Susiana, E. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Strategi IDEAL Problem
Solving Berbantuan Puzzquare Materi Luas Daerah Segiempat Kelas VII.
Jurnal Kreano. 2(2): 105-120.
Uyun, S., S. A. Octaviana, A. Muharom, dan L. Hilaliah. 2020. Manajemen
Sekolah/Madrasah Adiwiyata. Sleman: Deepublish.

27
Lampiran
Lampiran 1. Surat Tugas Observasi

28
Lampiran 2. Surat Izin Observasi

29
Lampiran 3. Instrumen Observasi

Lampiran 4. Visi dan Misi Sekolah

30
Lampiran 5. Kultur Sekolah

31
32
Lampiran 6. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekolah

33
Lampiran 7. Tata Tertib Sekolah

34
35
36
Lampiran 8. Kegiatan Ceremonial-formal

37
Lampiran 9. Kegiatan Kurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler

38
Lampiran 10. Pratik-Praktik Pembiasaan dan Kebiasaan Positif

Lampiran 11. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Jember

39
Lampiran 12. Sarana dan Prasarana Sekolah

40
41
42
43
Lampiran 13. Perangkat Pembelajaran

44
45
Lampiran 14. Data Siswa

46

Anda mungkin juga menyukai