DAN SHADAQAH
Disusun oleh :
MAKALAH.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
Latar Belakang............................................................................................................1
Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
Pengertian hibah.........................................................................................................2
sedeqah.......................................................................................................................5
Kesimpulan...............................................................................................................11
Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………….12
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu dari anjuran agama Islam adalah tolong-menolong antara sesama muslim ataupun
non muslim.
Bentuk tolong-menolong itu bermacam-macam, bisa berupa benda, jasa, jual beli, dan lain
sebagainya.
Salah satu di antaranya adalah hibah, atau disebut juga pemberian cuma-cuma tanpa
mengharapkan imbalan.
( الهبةhibah) adalah dengan huruf ha di-kasrah dan ba tanpa syiddah berarti memberikan
(tamlik) sesuatu kepada orang lain pada waktu masih hidup tanpa meminta ganti.
Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai
kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIBAH
1. Pengertian Hibah
Kata "hibah" berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis berarti melewatkan atau
menyalurkan, dengan demikian berarti telah disalurkan dari tangan orang yang memeberi
kepada tangan orang yang diberi.
Sayyid Sabiq mendefinisikan hibah adalah akad yang pokok persoalannya pemberian harta
milik seseorang kepada orang lain di waktu dia hidup, tanpa adanya imbalan.
Sedangkan Sulaiman Rasyid mendefinisikan bahwa hibah adalah memberuikan zat dengan
tidak ada tukarnya dan tidak ada karenanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab dan
musababnya) tnpa da kontra prestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu
dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup (inilah yang membedakannya dengan
wasiat, yang mana wasiat diberikan setelah si pewasiat meninggal dunia).
Dalam istilah hukum perjanjian yang seperti ini dinamakan juga dengan perjanjian sepihak
(perjanjian unilateral) sebagai lawan dari perjanjian bertimbal balik (perjanjian bilateral).
Adapun mengenai ijab kabul yaitu adanya pernyataan, dalam hal ini dapat saja dalam bentuk
lisan atau tulisan.
Menurut beberapa ahli hukum Islam bahwa ijab tersebut haruslah diikuti dengan kabul,
misalnya : si penghibah berkata : "Aku hibahkan rumah ini kepadamu", lantas si penerima
hibah menjawab : "Aku terima hibahmu".
Sedangkan Hanafi berpendapat ijab saja sudah cukup tanpa harus diikuti oleh kabul, dengan
pernyataan lain hanya berbentuk pernyataan sepihak.
Adapun menyangkut pelaksanaan hibah menurut ketentuan syari'at Islam adalah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Penghibahan dilaksanakan semasa hidup, demikian juga penyerahan barang yang
dihibahkan.
Beralihnya hak atas barang yang dihibahkan pada saat penghibahan dilakukan.
Dalam melaksanakan penghibahan haruslah ada pernyataan, terutama sekali oleh si
pemberi hibah.
Penghibahan hendaknya dilaksanakan di hadapan beberapa orang saksi (hukumnya
sunat), hal ini dimaksudkan untuk menghindari silang sengketa dibelakang hari.
B. SEDEKAH
1.Pengertian Sedekah
Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai
kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian
di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan
sukarela).
Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa
memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya:
''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An
Nisaa [4]: 114). Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.
Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan
dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi
haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang
bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan.
Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang
bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan
jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu.
Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada
seseorang atau lembaga.
Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat. Sedekah
lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-terangan
dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi
SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba
Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang
memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya
tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut.
Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum
diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang
betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama
disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang
yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
yang artinya; ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92).
Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang telah ia
berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-
Nya yang berarti: ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.'' (QS Al
Baqarah [2]: 264). (dam/disarikan dari buku Ensiklopedi Islam)
2. Hikmah Shadaqah.
Shadaqah dapat menjauhkan kita dari bencana, baik yangsipemberi maupun
sipenerima.
Dapat membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu dan dapat mencegah
saudara-saudara kita dari kemudharatan.
Shadaqah juga dapat mengikat tali persaudaraan yang lebih erat diantara kita.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab dan
musababnya) tnpa da kontra prestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu
dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup (inilah yang membedakannya dengan
wasiat, yang mana wasiat diberikan setelah si pewasiat meninggal dunia).
Rukun hibah, yaitu : penghibah , penerima hibah, ijab dan kabul, dan benda yang
dihibahkan.
Syarat-syarat hibah itu meliputi syarat penghibah, penerima hibah dan benda yang
dihibahkan.
Penghibahan harta yang dilakukan oleh orang sakit hukumnya sama dengan wasiat.
Menurut jumhur ulama seseorang dapat / boleh menghibahkan semua apa yang
dimilikinya kepada orang lain.
Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan
oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh
waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang
sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.
DAFTAR PUSTAKA