TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Definisi Kosmetik
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 tahun 2011
tentang Metode Analisis Kosmetik menyebutkan bahwa kosmetik adalah
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian
luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, dan mengubah penampilan, dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.
Definisi yang senada, tercantum dalam pedoman Food and Drug
Administration USA, yaitu bahan yang dimaksudkan untuk diterapkan
pada tubuh manusia untuk membersihkan, mempercantik,
mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan tanpa
mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh. Pengertian lain, yaitu zat yang
dimaksudkan untuk diterapkan pada tubuh manusia untuk pembersihan,
mempercantik, meningkatkan daya tarik, atau mengubah penampilan
tanpa mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh (Bocca dkk, 2014).
II.1.2 Definisi Bedak
Bedak adalah suatu jenis produk kosmetik dekoratif yang berfungsi
menutupi kekurangan pada wajah seperti menutupi kulit wajah yang
mengilap atau warna kulit yang tidak rata. Fungsi utama bedak atau face
powder adalah menutupi kulit secara visual, sehingga warna kulit tampak
lebih seragam dan terbebas dari kilap. Oleh karena itu, bahan- bahan
dasar bedak merupakan bahan yang memiliki sifat-sifat penutup
diantaranya yaitu zinc oxide dan titanium oxide. Bahan-bahan ini daya
tutupnya tidak menurun meskipun terkena air (Muliyawan dan Suriana,
2013).
II.1.3 Jenis-jenis Bedak
1. Bedak bubuk (loose powder)
Bedak bubuk atau bedak tabur adalah bedak yang berbentuk seperti
bubuk, seperti tepung. Bedak jenis ini disarankan untuk digunakan setelah
memakai foundation sebelum penggunaan bedak. Hal ini dimaksudkan
agar bedak tersebar merata, tidak tertumpuk pada bagian tertentu. Bedak
bubuk biasanya tidak bersifat komedo genik sehingga relatif aman untuk
digunakan pada kulit yang berminyak atau berjerawat (Muliyawan dan
Suriana, 2013).
2. Bedak padat (compact powder)
Bedak padat adalah bedak bubuk yang dipres menjadi bentuk
padatan atau ‘cake’. Komposisi penyusunnya mirip dengan bedak bubuk,
namun memberikan efek berbeda pada kulit. Tidak semua bedak bubuk
dapat dijadikan bedak padat. Bedak bubuk yang bisa dijadikan bedak
padat adalah bedak bubuk yang mengandung bahan dasar yang memiliki
pengikat tertentu (Muliyawan dan Suriana, 2013).
3. Two way cake
Secara bentuk, jenis bedak ini mirip dengan bedak padat, bedanya
pada two way cake sudah ditambahkan foundation (alas bedak). Sehingga
pada aplikasinya tidak perlu lagi menggunakan foundation sebelum
memoleskan bedak pada kulit wajah karena fungsi foundation sudah
terdapat dalam bedak ini (Muliyawan dan Suriana, 2013).
4. Shimmering Powder
Bentuk dari bedak jenis ini berupa bubuk, berwarna, dan
mengandung glitter. Biasanya digunakan sebagai sentuhan akhir selesai
ber-makeup. Bedak jenis ini digunakan atau dipoles pada punggung,
leher, dan lengan jika memakai pakaian terbuka. Keistimewaan dari bedak
ini adalah wajah dan tubuh tampak berkilau dan bercahaya karena efek
glitter. Tersedia dalam beraneka ragam warna dan dapat disesuaikan
dengan tema rias. Kekurangannya adalah hanya dapat dipakai pada
acara-acara khusus seperti pesta, serta penggunaan bedak ini tidak lebih
dari 15 bulan (Muliyawan dan Suriana, 2013).
5. Meteorite Powder
Bentuk dari bedak jenis ini bulat kecil-kecil dan berwarna-warni.
Biasanya digunakan sebagai sentuhan akhir selesai bermake-up. Dipakai
dengan menggunakan kuas besar (tidak memakai spons) dengan
menyapukan ke seluruh wajah. Keistimewaan dari bedak jenis ini adalah
dapat membuat wajah terlihat lebih segar bercahaya. Sedangkan
kekurangannya adalah harga dari bedak jenis ini terlampau mahal karena
belum banyak produsen yang memproduksinya (Muliyawan dan Suriana,
2013).
II.1.4 Komponen Compact Powder
1. Covering power
Covering power untuk menutupi kerusakan pada kulit seperti pori-
pori membesar dan kulit yang berminyak. Contoh: titanium dioxide,
zincoxide, kaolin, dan magnesium oxide (Baki and Gabriella, 2015).
a. Titanium dioxide dan Zinc oxide
Titanium dioxide sebagai zat pemutih dan dapat pula digunakan
sebagai penyamar noda-noda dan flek pada kulit. Titanium dioxide
dan zinc oxide sering digunakan secara bersama-sama dalam
campuran bedak, hal ini disebabkan karena titanium dioxide kurang
adhesif (kurang baik dalam proses pencampuran) daripada zinc
oxide walaupun titanium dioxide mempunyai kemampuan 3-4 kali
lebih efektif dalam memutihkan dan menyamarkan noda daripada
zinc oxide. Titanium dioxide biasa digunakan dengan kadar 10-15%
sedangkan zinc oxide tidak boleh lebih dari 25%. Apabila
digunakan lebih dari kadar yang telah ditentukan, maka dapat
menyebabkan kulit menjadi kering.
b. Kaolin
Kaolin atau China Clay atau sering disebut dengan nacrite, dickite,
kaolinite, hydrade aluminum silicates (Al2O3.2SiO2.2H2O). Biasanya
kaolin ini digunakan untuk menghilangkan kilauan dari bedak dan
berfungsi untuk menyejukkan kulit. Karena sifat kaolin yang
higroskopis, maka penggunaannya dalam face powder tidak boleh
lebih dari 25%.
2. Slip
Slip untuk membantu menyebarkan dan untuk memberikan
karakteristik rasa halus. Contoh: talc, zinc stearat, magnesium stearat,
dan starch (Baki and Gabriella, 2015).
a. Talc dan starch
Talc atau magnesium silicate (3MgO.4SiO 2.H2O) merupakan bahan
dasar dalam pembuatan bedak dan memiliki sifat mudah menyebar
(ringan) dan mudah merata. Batuan talc mengalami proses
crushing, drying, dan milling untuk mengubah bentuk batuan
tersebut menjadi bentuk bubuk atau powder. Ketiga proses tersebut
berfungsi untuk menghilangkan mineral utama yang ada pada talc
tetapi tidak menghilangkan serat-serat talc. Talc yang baik
mempunyai ukuran partikel kurang dari 74 μ atau lolos dari ayakan
200 mesh. Starch merupakan karbohidrat dan dihasilkan dari
sintesis tumbuhan. Starch adalah polimerisasi dari gula (dextrose).
Fungsi penambahan starch pada bedak adalah untuk memberikan
rasa halus pada kulit.
3. Absorbency
Absorbency untuk menyerap atau mengeluarkan minyak dan
keringat, sehingga dapat mengurangi minyak pada wajah. Contoh:
precipitated chalk, magnesium carbonate, starch, dan kaolin. Adherence:
untuk menjaga agar tetap melekat pada wajah. Contoh: metallic soaps
seperti magnesium dan zinc stearates dan penambahan minyak atau fatty
material dalam jumlah sedikit berdasarkan bubuk (Baki and Gabriella,
2015).
a. Magnesium Carbonate
Magnesium carbonate pada umumnya mempunyai fungsi sebagai
penyerap (absorbent) yang baik. Dalam bedak, magnesium
carbonate digunakan sebagai pengikat (penyerap) dan pembantu
dalam penyebaran parfum pada bedak. Selain itu magnesium
carbonate pada bedak berfungsi untuk menjaga kulit agar tetap
kering.
4. Bloom
Bloom memberikan karakteristik halus pada kulit. Contoh: chalk dan
starch (Baki and Gabriella, 2015).
a. Metallic Stearates
Metallic stearates yang biasa digunakan berfungsi untuk
menghindarkan bedak dari bau tengik serta menjaga bedak agar
tetap melekat saat diaplikasikan pada wajah.
5. Binder (pengikat)
Binder (pengikat) hanya digunakan pada proses pembuatan
compact powder. Pada proses pembuatan compact powder, untuk
memadatkan bedak dilakukan penambahan binder dan dilakukan proses
pengepressan. Contoh binder yang digunakan pada umumnya yaitu
paraffin liquid dan methyl cellulose.
6. Pewarna
Pewarna digunakan untuk mewarnai bedak. Pada umumnya
pewarna yang digunakan ada tiga yaitu merah, orange, dan kuning yang
memiliki berbagai tipe.
II.1.5 Evaluasi Sediaan Bedak Padat
a. Uji Organoleptik
Sediaan bedak padat dianalisis melalui pengamatan organoleptik
meliputi warna, bau, dan tekstur (Safitri dan Rika, 2020).
b. Uji pH Sediaan
Sediaan bedak padat diuji pH untuk mengetahui apakah sediaan
pada rentan pH normal kulit, yaitu 4,6-7. Uji pH dilakukan dengan
mengukur larutan sediaan (1% b/v) pada pH meter (Safitri dan Rika,
2020).
c. Uji Homogenitas
Sediaan bedak padat dioleskan tipis dan merata diatas kaca objek
kemudian kaca objek tersebut diarahkan ke cahaya dan tidak boleh
terlihat ada butiran kasar (Safitri dan Rika, 2020).
d. Uji Daya Lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara bedak padat diaplikasikan
pada punggung tangan. Penilaian daya lekat bedak padat pada kulit
menggunakan skala penilaian 1-4, yaitu skor 1 yaitu tidak menempel, skor
2 yaitu cukup lekat dan mudah menempel, skor 3 yaitu lekat dan mudah
menempel, skor 4 yaitu sangat lekat dan mudah menempel (Safitri dan
Rika, 2020).
e. Uji Kerapuhan
Uji kerapuhan bertujuan untuk mengetahui kepadatan sediaan akhir
sesuai dengan persyaratan sediaan compat powder. Uji kerapuhan
dengan mengamati kerapuhan sediaan yang telah dijatuhkan dari
ketinggian 8-10 inch (20-25 cm) pada permukaan rata. Syarat uji
kerapuhan yang baik adalah sediaan tidak boleh pecah atau retak (Safitri
dan Rika, 2020).
II.2 Informasi Bahan Aktif
II.2.1 Uraian Bahan Aktif (Sweetman, 2009)
Nama : DIOXYTITANIUM
Kelas : Pelindung/ tabir surya
farmakologi
Indikasi : SPF
Mekanisme Kerja : TiO2 merupakan tabir surya yang merajuk efektif
melindungi kulit dari radiasi sinar UVB dengan
cara memasukkan sinar UV
Efek samping : Ruam, gatal, bengkak, kesulitan bernafas
Toksisitas : Tingkat toksisitas rendah
Konsentrasi : 10%
Interaksi zat aktif : Jenis-jenis obat yang berinteraksi yaitu tetracaine,
berucain
II.2.2 Uraian Sifat Fisik-Kimia (Sweetman, 2009)
Nama Resmi : DIOXOTITANIUM
Nama Lain : Titanium dioksida, Titanium (IV) dioksida
RM/BM : TiO2/79,889 g/mol
Pemerian : Berwarna putih, tidak memiliki rasa, tidak berbau
dan berbentuk serbuk
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, praktis tidak larut
dalam dilat asam sulfur, asam hidroklorida, asam
nitrir, pelarut organik, larut dalam asam hidrofilik
dan asam sulfur panas
Titik lebur : 194k, 1660C
Informasi : TiO2 stabil pada temperature tinggi. Hal ini
tambahan dikarenakan ikatan kuat antara lain tertravelen
titanium dan oksigen bivalen
II.2.3 Informasi Bahan Tambahan
1. Kaolin (Rowe et al., 2009 ; 352 )
Nama Resmi : Kaolin
Nama Lain : Argilla, balus alba
Kelas fungsional : Bahan penyerap (adsorbent)
RM/BM : (Al2O3.2SiO2.2H2O)/258,16
Pemerian : Berwarna putih atau putih keabu-abuan, tidak
memiliki rasa, bau seperti tanah liat, dan
berbentuk bubuk
Stabilitas : Bahan yang stabil
Inkompatibilitas : Sifat absorben kaolin dapat mempengaruhi
penyerapan oral lainnya
Penanganan : Dapat menyebabkan penyakit paru
Saran : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
penyimpanan kering
2. Parafin (Rowe et al., 2009 ; 474 )
Nama Resmi : PARAFFINU SOLIDUM
Nama Lain : Parafin
Pemerian : Tidak berwarna, tidak memiliki rasa, tidak berbau
dan berbentuk padatan
Stabilitas : Bahan yang stabil
Penanganan : Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai
dengan keadaan dan jumlah bahan yang
ditangani
Saran : Disimpan pada suhu <400 C dalam wadah tertutup
penyimpanan baik
3. Yellow iron oxid (Rowe et al., 2009)
Nama Resmi : IRON OXIDES
Nama Lain : Bay feemox 300
Kelas fungsional : Cologing agent
RM/BM : Fe2O4 dan Fe2O3H2O/231,54 dan 177,70
Pemerian : Berbentuk Kristal
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam
mineral
4. Zink oksida (Dirjen POM, 1979; 636 )
Nama Resmi : ZINC OXYDUM
Nama Lain : Zink oksida
Kelas fungsional : Bahan penutup
RM/BM : ZnO/81,38
Pemerian : Berwarna putih atau putih kekuningan, tidak
memiliki rasa, tidak berbau, dan berbentuk serbuk
amorf dan sangat halus
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%)P, larut dalam asam mineral
encer dan dalam larutan alkali hidroksida
Titik lebur : 15,388
Stabilitas : Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas : Oksida besi telah dilaporkan membuat kapsul
gelatin keras menjadi rapuh pada suhu yang lebih
tinggi Ketika kelembapan sisa 11-12%. Faktor ini
mempengaruhi penggunaan oksidasi besi untuk
mewarnai kapsul gelatin keras, dan akan
membatasi jumlah yang dapat dimaasukkan ke
dalam bahan gelatin.
Penanganan : Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai
dengan keadaan dan jumlah bahan yang
ditangani
Saran : Dalam wadah tertutup rapat yang disimpan
penyimpanan ditempat yang sejuk bahan gelatin
5. Magnesium Stearat (Rowe et al, 2009; 404 )
Nama Resmi : MAGNESII STEARAS
Nama Lain : Magnesium stearate
Kelas fungsional : Bahan perekat
RM/BM : C36H70MgO4/591,24
Pemerian : Berwarna putih, rasa khas, bau lemah khas, dan
serbuk halus
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, praktis larut dalam
etanol (95%)P, sedikit larut dalam benzene
hangat
Titik lebur : 1170C-1500C
Stabilitas : Magnesium stearat stabil
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali dan
garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan
pengoksidasi kuat. Magnesium stearate tidak
dapat digunakan dalam produk yang mengandung
aspirin, beberapa vitamin dan Sebagian besar
garam alkaloid
Penanganan : Pelindung mata dan sarung tangan
Saran : Dalam wadah tertutup rapat yang disimpan
penyimpanan ditempat yang sejuk dan kering
6. Talk (Rowe et al., 2009; 636 )
Nama Resmi : TALCUM
Nama Lain : Talk
Kelas fungsional : Bahan pengisi
Pemerian : Berwarna putih sampai putih keabu-abuan, tidak
memiliki rasa, tidak berbau dan berbentuk halus
kristal tidak beraturan
Kelarutan : Tidak larut dalam hamper semua pelarut
pH : 7-10
Stabilitas : Bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan
pemanasan pada suhu 1600C selama tidak
kurang dari 1 jam