Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN TIM
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Dinamika Kelompok.

Dosen Pengampu: Yusuf Hasan Baharudin, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Anies Muhammad (202411058)


2. Dicky Wahyu Ilahi (202411059)
3. Mariyam (202411041)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI CILACAP

TAHUN 2021
2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat-Nya yang berlimpah,
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan kami. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada anggota yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pengembangan Tim. Kami mengharapkan semoga
makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga mahasiswa yang sedang
menempuh materi ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dalam penulisan
maupun isi yang terkandung didalamnya, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar
membangun supaya dalam penulisan makalah kedepannya menjadi lebih baik lagi untuk
mendekati sempurna, kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik- NYA. Akhir kata, semoga
makalah yang kami susun ini berguna bagi kita semua. Amin-amin yarabbal alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Cilacap, 03 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Definisi Kelompok...........................................................................................................................3
2.2 Pengembangan Tim.........................................................................................................................3
2.3 Tahap-tahap Pembentukan Tim.....................................................................................................4
2.4 Cara membentuk tim yang efektif..................................................................................................6
2.5 Tipe-tipe tim dalam kelompok........................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sendiri akan menciptakan suatu kelemahan, keterasingan atauketidakmampuan dan
setiap individu tentu memiliki kelemahan dan kekuatan.Oleh karena itu manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial. Sebagaimakhluk sosial, setiap individu tentunya
memerlukan orang lain.Di zaman yang modern ini sudah banyak adanya tim. Tim
dianggapmirip dengan kelompok, bahkan ada beberapa orang yang beranggapanbahwa tim
dan kelompok sama. Pada dasarnya tim dan kelompok berbeda.Tim dapat didefinisikan
sebagai sekelompok individu dengan pengetahuandan keterampilan yang memiliki tujuan-
tujuan, maksud bersama danbagaimana mereka memiliki keterikatan antara satu dengan
yang lainnyadalam suatu kelompok tersebut. Tim juga merupakan sekelompok individuyang
memiliki kepercayaan mengenai suatu hal yang diharapkan.Kepercayaan dalam suatu tim
atau kelompok merupakan hal yangpenting. Hal ini dikarenakan dengan adanya kepercayaan
antar individudalam kelompok, tujuan-tujuan dan maksud bersama akan lebih mudah
untukdicapai dengan memperhatikan komunikasi, toleransi, serta keterbukaan.Membangun
suatu tim yang efektif dan produktif merupakan hal yang tidakmudah dan memiliki
komponen-komponen yang harus diperhatikan. Timyang efektif memiliki anggota yang
bersikap loyal pada tujuan bersama,kemampuan tim dan hal lainnya. Namun, tidak jarang
terdapat perilaku-perilaku bermasalah dalam suatu tim.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Kelompok?


2. Apa Saja Tahapan dalam Perkembangan Tim?
3. Bagaimana cara membangun tim yang efektif?
4. Apa saja Tipe-tipe Anggota Tim?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengembangan tim.
2. Mengetahui tahapan dalam pengembangan tim.
3. Mengetahui ciri-ciri anggota tim.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kelompok


Menurut robbin,kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih,yang berinteraksi
dan saling bergantungan,yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.
Kelompok juga dapat diartikan kumpulan orang-orang yang bergaul(berinteraksi)satu sama
lain secara teratur dalam satu periode waktu serta menganggap diri mereka saling
bergantungan dalam membentuk tujuan bersama.

Dinamika adalah kekuatan atau gerak yang timbul sendiri,kelompok adalah sekumpulan
individu yang saling berinteraksi. Dinamika kelompok adalah kekuatan yang ada dalam
kelompok.

2.2 Pengembangan Tim


Pengembangan tim atau team development adalah tindakan mendukung dan melatih
sekelompok individu yang ditempatkan bersama untuk bekerja sebagai unit yang kohesif
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Contoh sederhana pengembangan tim adalah ketika
rekan kerja dari departemen yang berbeda mengerjakan proyek yang sama. Lingkup dari
membangun tim meliputi:

a. menyelaraskan tujuan

b. membangun hubungan kerja yang efektif

c. memastikan peran dalam suatu tim

d. mencari solusi permasalahan dalam tim

Membangun tim merupakan pendekatan yang banyak digunakan dalam membangun atau
mengembangkan organisasi.

Dari semua kegiatan organisasi, suatu studi menunjukkan bahwa pengembangan tim
memiliki dampak yang kuat dalam meningkatkan kinerja keuangan organisasi Pada tahun
2008 berdasarkan hasil studi meta analisis menunjukkan bahwa program pengembangan tim

3
meliputi membangun tim dan pelatihan tim, meningkatkan kinerja tim serta dan kinerja
pengawas.

2.3 Tahap-tahap Pembentukan Tim

1. Tahap Pembentukan

Tahap pembentukan adalah tahap pertama dalam proses pengembangan tim. Individu yang
dipilih untuk tim sering optimis dan antusias untuk memulai proyek baru.

Pada tahap ini, mereka sopan dan terkadang gugup tentang bagaimana tim akan bekerja
sama. Perilaku khawatir ini biasanya karena mereka tidak yakin dengan instruksi proyek
atau apa peran mereka nantinya.

Tahap ini merupakan masa perkenalan dimana setiap orang menyesuaikan diri menjadi
bagian dari tim dan memahami posisinya dalam proyek.

2. Tahap Penyatuan

Tahap storming atau tahap penyatuan adalah langkah kedua dan biasanya merupakan transisi
yang sulit karena melibatkan kemungkinan kegagalan yang tinggi.

Pada tahap ini, anggota kelompok mulai mendorong terhadap apa yang telah ditetapkan
sebelumnya selama pembentukan tim. Seringkali, ini terjadi ketika konflik dimulai antara
anggota tim.

Konflik ini biasanya berasal dari gaya kerja anggota tim yang berbeda. Setiap orang berbeda
dalam hal bagaimana mereka menyelesaikan tugas dan merasa tim harus beroperasi.

Melewati tahap ini seringkali membutuhkan seorang pemimpin untuk memastikan tim
berkomunikasi dengan baik dan dapat berkompromi satu sama lain. Ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah ini biasanya berakhir dengan gangguan operasional tim.

Beberapa situasi lain dapat menyebabkan tahap storming. Untuk beberapa tim, ini mungkin
terjadi ketika pemimpin ditantang oleh anggota tim yang merasa bahwa mereka dapat
melakukan pekerjaan lebih baik daripada pemimpin.

4
Di tim lain, anggota mungkin mulai merasa kewalahan dengan tugas yang diberikan atau
tidak nyaman dengan beberapa aspek proyek. Situasi lain bisa jadi anggota tim menganggap
tujuannya tidak jelas dan menolak mengerjakan tugas yang menurut mereka tidak penting.

3. Tahap Normalisasi

Tahap norming atau normalisasi pengembangan tim adalah ketika anggota tim merasa
proyek telah menjadi normal dan akrab.

Mereka merasa nyaman bekerja satu sama lain dan telah mengatasi masalah umum yang
terjadi pada tahap awal. Anggota masing-masing tahu peran mereka dan apa yang
diharapkan sambil menghormati dinamika tim.

Mereka masing-masing telah belajar bagaimana berinteraksi satu sama lain secara efisien.
Pada tahap ini, mereka memiliki komitmen yang kuat satu sama lain dan penyelesaian
proyek.

Jika Anda adalah pemimpin tim, Anda harus menyadari bahwa mungkin ada tumpang tindih
antara tahap norming dan storming.

Sebuah tim dapat jatuh kembali ke tahap storming atau penyartuan karena tugas baru atau
bagian proyek yang lebih rumit. Pemimpin harus terus bekerja sama dan berkomunikasi
dengan tim mereka untuk melewati tahap storming dan kembali ke tahap norming.

4. Pertunjukan Performing

Pada tahap ini, tim menyelesaikan sebagian besar pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Tim telah memaksimalkan produktivitas dan efisiensi.

Pada tahap ini, tim menunjukkan performa terbaiknya. Mereka tampil pada kapasitas puncak
karena mereka telah belajar untuk mengidentifikasi dan menggunakan kekuatan satu sama
lain untuk menyelesaikan tujuan.

5. Tahap Penangguhan

Tahap ini juga dikenal sebagai “tahap berkabung” karena merupakan tahap akhir dari kerja
sama tim. Sebagian besar tim akan mencapai tahap penundaan di beberapa titik, tetapi tidak
selalu.

5
Beberapa grup secara eksplisit dibuat untuk satu proyek yang memiliki titik akhir sementara
yang lain sedang berlangsung.

Bahkan tim yang dibangun untuk proyek permanen dapat melalui tahap ini karena alokasi
ulang atau restrukturisasi. Tahap ini sering terjadi pada saat ketidakpastian, terutama bagi
mereka yang takut akan perubahan atau tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya.

2.4 Cara membentuk tim yang efektif


a. Punya Visi dan Misi yang Sama

Untuk menjangkau lebih jauh, jelas hal pertama yang harus kamu capai bersama rekan
kerja lainnya adalah menyamakan visi dan tujuan. Baik pimpinan tim dan juga anggota
lainnya harus memahami bahwa dalam hal ini, kepentingan tim lebih penting
dibandingkan individu.

b. Membangun Rasa Percaya

Rasa percaya adalah kunci dari sebuah tim, karena sulit untuk menjadi tim yang sukses
jika antar anggotanya memiliki rasa tidak percaya yang rentan akan konflik.
Dampaknya akan fatar yang bisa kembali ke arah urusan individual masing-masing.
Dengan rasa percaya, maka setiap orang dalam tim bisa mengemban tugasnya dengan
penuh tanggung jawab dan terlaksana dengan baik tanpa membebankan rekan lainnya.

c. Jalinan Komunikasi yang Lancar

Jadikan komunikasi antar rekan dalam tim berjalan dengan lancar. Dengan begitu akan
terbentuk budaya yang positif kerja yang bisa saling membantu nantinya, seperti jika
terjadi masalah atau kendala.
Apalagi dengan teknologi yang ada saat ini, aplikasi chat dan perangkat yang kian
canggih memungkinkan kamu tetap bisa berinteraksi dengan tim seputar pekerjaan agar
terhindar dari salah paham.

d. Adakan Kegiatan Bersama secara Rutin

6
Terlihat sederhana, tapi dengan menjalani kegiatan bersama baik saat kerja maupun tidak.
Akan mempererat chemistry antar rekan kerja. Dan lebih memahami karakter dari tim
sehingga dalam momen diskusi pekerjaan akan semakin mudah menemukan titik
temunya.
Kegiatan bersama yang bisa dijalani, seperti makan atau olahraga bersama. Menjadi cara
sederhana yang tanpa disadari bisa memberikan efek luar biasa dalam membentuk tim
kerja yang solid.

e. Pahami Peran dan Tanggung Jawab

Dalam membentuk tim yang efektif, maka tidak mungkin masing-masing anggota atau
rekan kerja memiliki tanggung jawab yang sama. Untuk itu, diperlukan pembagian kerja
yang sesuai dan pas dengan kemampuan dan peran setiap rekan kerja. Agar setiap
individu lebih fokus dalam mengerjakan tugasnya masing-masing.

f. Meningkatkan Kompetensi Tim

Bila dalam tim kerja, kualitas yang dimiliki setiap anggota tidak merata. Maka tidak ada
salahnya untuk meningkatkannya melalui pelatihan. Dan pastikan pelatihannya
disesuaikan dengan pekerjaan, tugas, dan tanggung jawabnya.

Bicara mengenai pelatihan, di Pintaria juga ada lho beragam pelatihan atau kursus yang
sangat berguna untuk dunia kerja, khususnya untuk kamu yang merupakan peserta
program kartu prakerja.

g. Menghormati dan Menghargai

Dengan beragam karakter dan ide yang ada, setidaknya harus diawali dengan sikap yang
bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada. Dengan begitu akan
membentuk tim yang kokoh dan kompak. Bahkan dengan sikap tersebut, membentuk
visi dan misi yang sama menjadi lebih mudah.

h. Melakukan Evaluasi

7
Tolak ukur apakah kerja tim baik atau tidak adalah melalui evaluasi. Dengan begitu kamu
dan tim menjadi tahu mana yang tidak berjalan sesuai rencana dan perlu perubahan, atau
memperbaiki hal yang kurang.
Ingat Pintarian, bahwa evaluasi bukan bertujuan untuk mencari kesalahan. Melainkan
untuk mendapatkan arah dan masukan yang lebih baik untuk proses kerja yang maksimal.
Bila dalam prosesnya terjadi perubahan, maka hal tersebut dipastikan mendapatkan
kesepakatan bersama.
Dan dengan evaluasi, kesuksesan kerja tim bisa selalu dipantau dan diawasi.

2.5 Tipe-tipe tim dalam kelompok


1. Tim Pemecah Masalah
Tim pemecah masalah adalah sekolompok individu yang beranggota 5 sampai 12
karyawan satu departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk
membahas cara-cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
2. Tim Pengelolaan Diri
Tim pengelolaan diri adalah kelompok yang umumnya terdiri dari 10 sampai 15
orang yang memiliki tanggung jawab dari mantan supervisor mereka. Tim ini sepenuhnya
mengelola sendiri, bahkan memilih anggotanya sendiri dan menyuruh anggotanya untuk
saling menilai kerja. Akibatnya, jabatan supervisor kurang penting dan bahkan dapat
disingkirkan.

3. Tim Fungsional Silang

Tim fungsional silang adalah kelompok karyawan-karyawan dari tingkatan


hirearkis yang hampir sama tetapi dengan bidang tugas yang berlainan, yang berkumpul
untuk menyelesaikan satuan tugas.

4. Satuan Tugas (task force)


Satuan tugas (task force) adalah tim yang memiliki peranan sama dengan
fungsional silang, tetapi hanya bersifat sementara.

5. Komite
Komite adalah kelompok yang tersusun atas anggota lintas lini di departemen.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tim merupakan sebuah kelompok kecil. Tapi tidak semua kelompok dapat dikatakan sebagai
tim, karena tim memiliki karakteristik tersendiri. Dalam pengembangan tim tantangan utamanya
adalah ketika di dalam organisasi tersebut sudah berkembang penilaian individual dan adanya
sistem nilai yang menjunjung tinggi hak-hak individu.
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi sertadapat turut serta dalam
mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerjadalam tim yaitu untuk pengambilan
keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi.Tujuan bekerja dalam tim agar anggota memiliki
visi dan misi yang sama dalammenyelesaikan tugas atau pekerjaan secara efesiensi dan efektif.
Sukses tidaknya suatu tim, sangat tergantung dari kualitas anggota tim. Di antaranya kualitas
anggota tim dalam membangun kerjasama di dalam team (teamwork). Setiap anggota tim
dituntut untuk mampu dan mau melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan tim. Karena itu,
kemampuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan subtansi yang dipermasalahkan, serta
kemampuan dan ketrampilan dalam bekerja sama seperti menghargai orang lain,memperluas
wawasan pengetahuan,mengungkapkan ide, pendapat dan tanggapan, serta bernegosiasi,
menjadi sangat-sangat penting bagi suatu tim.

3.2 Saran
Penulis mengetahui dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa
di senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang
sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta : Salemba EmpatStephen P.


Robbins,2003.
Gibson, R dan Mitchel, M. (2010). Bimbingan dan Konsel.
Robbins, S. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks kelompok Gramedia.

10

Anda mungkin juga menyukai