Ahmad Rifqi Nubairi-Fkik
Ahmad Rifqi Nubairi-Fkik
Disusun oleh:
AHMAD RIFQI NUBAIRI
NIM: 106104003480
v
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, 27 Juni 2012
Ahmad Rifqi Nubairi, NIM: 106104003480
ANALISIS KUALITATIF FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESULITAN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA BERHENTI MEROKOK
xv + 59 Halaman + 5 Lampiran
Kata kunci: kesulitan berhenti, perilaku merokok.
ABSTRAK
vi
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Thesis, June, 27 2012
By Ahmad Rifqi Nubairi, Id Number: 106104003480
QUALITATIVE ANALYSIS: FACTORS THAT INFLUENCE THE
DIFFICULTY FOR STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA STUDENTS TO STOP SMOKING
xv + 59 Pages + 5 Enclosures
Key words: difficult to stop, smoking behavior
ABSTRACT
Day by day, the total of smokers has increased in many countries in the
world, either in the developed country or in the developing countries. The
prevalence of the illness that becomes one of the factors which is caused by
cigarette has increased, however this does not make them to stop smoking
behaviors. The addict smokers that attempt to stop smoking always deal with
failure.
Purpose of the study is to find out the factors that influence the difficulty for
State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta students to stop smoking.
This research is a qualitative descriptive with phenomenology approach. The type
of the data that is used is the primary data, the collecting data is conducted
through depth interview with the total of the informants were 12 peoples. The data
analyzing that was used is descriptive-narrative.
The results of the research showed that a personal factor, a smoking
addiction factor, a social circumstances influence, a peers factor, an opportunity
(easiness) to get a cigarette, and the person that becomes a model to smoke may
influence the difficulty for State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta
students to stop smoking. suggestions that are recommended, i.e. there are a need
for education program or promoting health that are more integrated with the
socialization altogether about the hazard of smoking as well as the regulation
about forbidden to smoke that should implemented by the person who act as a role
model.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang tanpa henti-
hentinya memberikan segala nikmat dan hidayah kepada semua makhluk-NYA.
Sholawat serta salam selalu penulis curahkan kepada baginda pemimpin seluruh
umat Nabiyyuna Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan dalam naungan agama islam.
Diawali dengan membaca bismillah penulis memulai menulis skripsi dan
Alhamdulillah setelah melewati perjuangan yang penuh dengan rintangan, berkat
nikmat dan hidayah-NYA akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
proposal skripsi dengan judul “ANALISIS KUALITATIF FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESULITAN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BERHENTI
MEROKOK”. Penulis mempunyai keyakinan bahwa skripsi ini tidak akan selesai
tanpa adanya partisipasi dari berbagai pihak. Maka dengan tulus dan ikhlas dari
hati nurani penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. Selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Tien Gartinah M.N. Selaku Ketua Program Studi dan Irma Nurbaeti, S.Kp,
M.Kp. Sp.Mat. Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku penasehat akademik yang dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk, dan nasehatnya selama masa
perkuliahan.
4. Ernawati, S.Kep, Sp.KMB dan Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM
Selaku pembimbing skripsi yang begitu sabar dan penuh keikhlasan dalam
memberikan bimbingan, petunjuk, dan nasehat untuk mengarahkan penulis
menghasilkan skripsi yang baik.
viii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 6
x
8. Mitos-mitos Keliru Tentang Rokok ................................................ 15
9. Adiksi .............................................................................................. 15
B. Berhenti Merokok ................................................................................. 16
1. Manfaat Berhenti Merokok ............................................................. 17
2. Alasan Tidak Mudah Berhenti Merokok ......................................... 18
3. Motivasi Berhenti Merokok ............................................................ 19
4. Faktor Penyulit Berhenti Merokok .................................................. 20
C. Perilaku dan Perubahan ......................................................................... 21
D. Kerangka Teori ...................................................................................... 23
BAB III. KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Pikir ...................................................................................... 24
B. Definisi Istilah ....................................................................................... 24
xi
5. Kesulitan Berhenti Merokok ........................................................... 41
BAB VI. PEMBAHASAN
A. Mulai Merokok ..................................................................................... 46
B. Penyebab Merokok ................................................................................ 47
C. Motivasi Berhenti Merokok .................................................................. 49
D. Upaya Berhenti Merokok ...................................................................... 51
E. Kesulitan Berhenti Merokok ................................................................. 52
F. Aturan Larangan Merokok .................................................................... 53
G. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 55
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 56
B. Saran ...................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Istilah ................................................................................... 24
Tabel 5.1 Karakteristik Informan ...................................................................... 34
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................ 23
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Informed Consent.
Lampiran 2. Lembar Pedoman Wawancara.
Lampiran 3. Transkip Wawancara.
Lampiran 4. Koding Wawancara.
Lampiran 5. Analisis Tema.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat merupakan hak mutlak bagi setiap manusia di dunia. Sebagian dari
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Ibnu Abbas ra. Berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua macam nikmat yang banyak dilupakan
and social being and not merely the absence of disease or infirmity.” (sehat
adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang menyeluruh
dan bukan hanya bebas dari penyakit cacat dan kelemahan). Berdasarkan
kesehatan, “kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
Kondisi fisik, mental, spiritual dan sosial yang sehat maka manusia dapat
1
2
terpenting dalam kehidupan manusia yang harus dijaga dan disyukuri. Pada
kenyataannya masih banyak orang yang dengan sengaja atau tidak sengaja
Di sisi lain masyarakat khususnya para pemuda telah tercemar oleh mitos-
kejantanan bagi laki-laki, jika seorang laki-laki tidak merokok dianggap masih
kecil (belum dewasa) dan “banci”. Target dari mitos tersebut adalah para
semacam itu. Dalam faktanya tidak hanya laki-laki yang merokok, perempuan
(Muchtar, 2009).
dan janin) semata-semata tidak lebih hanya sebagai sebuah hiasan. Para pelaku
negatif yang diakibatkan oleh rokok tersebut. Mereka masih terus saja
menghisapnya tanpa memikirkan dampak dari apa yang mereka lakukan itu,
dunia, baik di negara-negara yang sudah maju maupun negara yang sedang
3
rokok semakin meningkat namun hal ini tidak membuat orang menghentikan
merokok baik karena kesadaraan diri atau karena anjuran orang lain. Namun
yang membuat seseorang sulit berhenti merokok adalah nikotin karena bersifat
akan tersiksa, baik secara fisik maupun mentalnya. Walaupun begitu beberapa
diantara mereka yang memiliki niat dan tekad yang kuat ada juga yang berhasil
76% perokok ingin berhenti merokok, 86% telah mencoba berhenti tahun
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Maret 2011 dari 10 mahasiswa
4
Melihat dari masalah yang ada maka dalam penelitiannya penulis tertarik
merokok” untuk mengetahui secara lebih luas, jelas, dan terperinci faktor yang
B. Rumusan Masalah
Dari hasil studi pendahuluan pada mahasiswa UIN Jakarta sebesar 80%
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
merokok.
E. Manfaat Penelitian
elemen:
bebas asap rokok, sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
asap rokok.
3. Peneliti
4. Mahasiswa
6
mahasiswa UIN Jakarta yang merokok dan pernah mencoba untuk berhenti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang apabila digunakan dapat
No. 19 Tahun 2003, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,
1. Jenis-jenis Rokok
aren.
tembakau.
- Rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
aroma tertentu.
7
8
- Rokok kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa
- Rokok klembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa
terdapat gabus.
2. Kandungan Rokok
Rokok mengandung berbagai zat toksik yang sangat berbahaya bagi tubuh,
setiap rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia, antara lain:
9
a. Nikotin
masuk ke dalam otak saat seseorang merokok. Kadar nikotin yang dihisap
yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu 15 detik (Asril, 2003).
Timah hitam yang dihasilkan sebatang rokok adalah 0,5 µg. Ambang
dalam darah non perokok kurang dari satu persen, sedangkan pada
d. Tar
Tar digunakan untuk melapisi jalan atau aspal. Tar adalah kumpulan
beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok yang bersifat
sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk
Pengendapan ini bervariasi antar 30-40 mg per batang rokok. Kadar tar per
e. Eugenol
f. Arsenic
g. Amonia
Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki
sel-sel tubuh. Apabila zat ini disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa
i. Pyridine Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat
pembunuh hama.
k. Hydrogen Cyanide adalah zat yang paling ringan dan mudah terbakar
mengakibatkan kematian.
Bahaya zat yang dijelaskan di atas hanya sebagian saja, masih banyak lagi
zat beracun yang terkandung dalam rokok dan sangat berbahaya bagi tubuh.
1. Merokok
Merokok adalah aktivitas menyalakan api pada rokok sigaret atau cerutu,
atau tembakau dalam pipa rokok. Termasuk juga dengan menggunakan sejenis
dari tembakau atau bahan mirip tembakau yang memberi cita rasa sama seperti
tembakau.
12
2. Perokok
a. Non smoker adalah orang yang bukan perokok (tidak merokok) dan
c. Regular smoker atau perokok tetap adalah orang yang secara teratur
3. Alasan Merokok
ruang lingkup yang sama. Sebagian besar jawabannya yakni pengaruh teman,
perokok pertama kali merokok dipengaruhi oleh teman (58%), diri sendiri
dan Narila (2005) menunjukkan bahwa teman (48%) merupakan orang yang
tiga, yaitu faktor sosial, psikologis dan genetik (Lisa, 2010). Penelitian yang
dari pengaruh media yang gencar melakukan promosi rokok (Zulkifli, 2010).
diantaranya:
a. Aspek Kesehatan
nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Sedikitnya
tahun untuk melihat hubungan merokok dan kemampuan daya ingat. Hasil
2008).
b. Aspek Ekonomi
c. Aspek Sosial
Asap rokok bukan saja memberikan dampak buruk bagi perokok, tapi
juga orang lain disekitar perokok yang ikut menghisap asap rokok
terpapar asap rokok berpeluang menderita asma dua kali lipat dibanding
orang yang tidak terpapar. Perokok pasif bayi dan anak-anak mempunyai
resiko lebih tinggi untuk terkena infeksi telinga dan sindroma kematian
a. Saya memilih rokok yang mild dan light sehingga mengurangi resiko
sakit.
c. Kalau tidak merokok saya menjadi tidak tenang, tegang, dan gelisah.
gagal. Jadi kali ini mungkin saya tidak akan berhasil lagi.
7. Adiksi/ketagihan
Berdasarkan UU No.36 Pasal 113 Tahun 2009, yang termasuk zat adiktif
meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cair, dan gas
Gejala-gejala yang dapat diamati pada orang yang ketagihan (Lisa, 2010):
hilangnya nikotin).
B. Berhenti Merokok
California San Diego yang diterbitkan oleh jurnal The New England Journal of
Medicine, Mei 2008. Subjek penelitian adalah perokok dan bukan perokok di
teman serta temannya teman. Data yang digunakan dari pengamatan selama 32
b. Perilaku sakit
Dari segi sosiologi, orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-
hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit. Hak dan kewajiban
ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain.
rata-rata perokok meninggal dunia 10 tahun lebih cepat dibanding mereka yang
tidak merokok. Penelitian ini dimulai 50 tahun lalu ketika untuk pertama
tahun, penelitian ini melibatkan sekitar 35.000 dokter di Inggris yang lahir
antara 1900 dan 1930. Para ilmuan memantau kebiasaan merokok mereka
selama lebih dari 50 tahun. Data paling akhir menunjukkan risiko yang ada
jauh lebih besar dari perkiraan awal. Sir Richard Peto yang terlibat dalam
meningkatkan kuantitas dan kualitas hidup. Bahkan setelah 20 tahun bila anda
berhenti merokok, anda bisa menghindari Sembilan dari sepuluh risiko yang
ada. Jika anda berhenti merokok setelah sepuluh tahun, anda bisa terbebas dari
hampir semua risiko yang ada. Masalahnya adalah begitu orang terbiasa
18
orang yang mangaku tidak bisa berhenti merokok. Mereka yang berhenti
merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan harapan hidup selama tiga
tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok pada usia 30 tahun, berbagai
Pada 20 menit pertama setelah berhenti, tekanan darah, denyut jantung dan
aliran darah tepi akan membaik, 12 jam setelah berhenti tingkat karbon
sistem aliran darah juga akan membaik dan fungsi jantung meningkat, dua
satu sampai sembilan bulan setelah berhenti merokok, sesak nafas dan batuk-
batuk akan berkurang dan setelah satu tahun risiko terkena jantung koroner
menurun separuhnya. Risiko serangan jantung dan stroke turun ke tingkat yang
sama dengan bukan perokok setelah 15 tahun (ANTARA News, 26 Mei 2010).
peraturan dengan merokok. Mereka bisa merokok dimanapun tanpa takut akan
rokok bisa dibeli. Harga rokok juga cukup terjangkau. Ketiga, perokok melihat
yang merokok bukan hanya dirinya, tetapi banyak orang. Mereka merasa tidak
bersalah karena banyak orang yang melakukan hal yang sama. Selain itu,
ketagihan rokok masih bisa ditunda. Maksudnya, walau mulut terasa asam,
kepala pusing, atau tanda-tanda ketagihan lain muncul, seorang perokok masih
bisa menunda ketagihan rokok jika tempat dan waktunya tidak memungkinkan
narkoba tidak bisa ditunda. Tingkat ketagihan yang ringan ini membuat orang
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi merupakan suatu istilah umum
yang mencakup tingkah laku yang mencari tujuan dan yang berkembang
sendiri maupun dari lingkungan. Menurut Kort (1987) yang dikutip Bastable
(2002), motivasi adalah hasil faktor internal dan faktor eksternal dan bukan hasil
dari manipulasi eksternal saja. Motivasi internal adalah motivasi yang timbul
dari dalam diri individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam
20
diri, tanpa harus menunggu rangsangan dari luar. Motivasi internal merupakan
dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah
yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan
ini adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang
mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh
(Herijulianti, 2001).
Faktor terpenting untuk berhenti merokok adalah kemauan yang kuat dari
dalam diri perokok sendiri untuk berhenti merokok. Apabila tidak ada kemauan
yang kuat, berbagai macam metode yang dipakai pasti akan gagal dan apabila
perokok berhasil berhenti merokok untuk jangka waktu tertentu, tidak lama
lagi dia akan kembali merokok. Apabila sudah ada motivasi dan kemauan yang
kuat untuk berhenti merokok, maka akan banyak metode yang dapat dipakai
untuk mewujudkan niat tersebut. Mereka yang akan berhenti merokok harus
menyadari bahwa tidak ada satupun obat atau cara yang manjur seratus persen
yang sangat kuat yakni 5-10 kali lebih kuat dari kokain dan morfin, reseptor
pada otak yang menerima nikotin akan melepaskan dopamin yang memberikan
rasa nyaman sementara. Kehilangan rasa nyaman akan saat kadar nikotin
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor,
yaitu:
persepsi, dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan
dapat diecer).
perilaku masyarakat.
23
D. Kerangka Teori
bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor
Jusuf.
Faktor predisposisi:
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Norma sosial
- Persepsi
Faktor pendukung:
- Ketersediaan rokok di Berhenti merokok /
lingkungan. Tidak berhenti
- Peraturan yang berlaku merokok.
di lingkungan.
Faktor penguat:
- Perilaku para dosen,
teman sebaya, dan
paparan iklan rokok.
BAB III
A. Kerangka Pikir
faktor yang berkontribusi pada kesulitan perokok untuk berhenti merokok pada
B. Definisi Istilah
Definisi
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Validasi
Istilah
Upaya Kegiatan Wawancara Pedoman Cara dalam Triangulasi
dengan mendalam. wawancara mencapai sumber.
mengerahkan dan alat tujuan
tenaga, perekam. berhenti
pikiran, atau merokok.
badan untuk
mencapai
suatu maksud.
Motivasi Dorongan Wawancara Pedoman Faktor dari Triangulasi
yang timbul mendalam. wawancara luar dan sumber.
pada diri dan alat dalam yang
seseorang perekam. menjadi
secara sadar pendorong
atau tidak untuk
sadar untuk berhenti
melakukan merokok.
suatu
24
25
tindakan
dengan tujuan
tertentu.
Kesulitan Keadaan yang Wawancara Pedoman Faktor dari Triangulasi
berhenti sukar sekali mendalam. wawancara luar dan sumber.
merokok. bagi informan dan alat dalam yang
untuk perekam. menyebabkan
meninggalkan tidak berhasil
perilaku berhenti
merokok merokok.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan
26
27
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Salam & Jaenal, 2006).
fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah (Irma & Waras,
2010).
berhenti merokok.
kriteria yang sudah ditentukan. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini
dengan cara menetapkan informan sesuai kriteria yang telah ditentukan dan
tersebut ditetapkan setelah data atau jawaban yang diperoleh dari beberapa
Desember 2011.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer bersifat narasi, uraian,
penjelasan dari informan baik lisan maupun tulisan. Jenis data tersebut berupa
Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
1. Tahap persiapan
mahasiswa berkumpul.
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penutupan
bahwa peneliti akan datang kembali untuk validasi data serta apabila
ada data yang belum diperoleh atau mengulang data apabila ada data
F. Instrumen data
tertib, dan leluasa. Untuk itu teknik penelitian yang digunakan untuk menggali
mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan. Alat yang
G. Analisis data
dilakukan dengan reduksi data, display data, dan analisis data. Proses analisis
data pada penelitian ini dilakukan langsung setelah mengumpulkan data dari
dianalisa. Setelah semua data dari hasil wawancara dengan informan dan
seterusnya. Setelah dibuat semua hasil transkripsi data terhadap semua hasil
31
analisis data. Analisis data yang digunakan adalah analisis isi atau content
H. Validasi data
dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Satori, 2009). Menurut Kresno dkk
(2006) ada tiga tipe triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode,
sumber karena penelitian ini hanya bisa menggunakan satu metode maka tidak
I. Keabsahan data
ricek serta croscek pada prosedur penelitian yang sudah ditempuh, serta telaah
dan confirmability.
dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai
akan kebenaran data yang diperoleh dalam bentuk rekaman, tulisan, gambar,
dll.
rinci hasil temuan yang diperoleh, kemudian dibuat penjelasan dengan tentang
data. Dalam penelitian ini, peneliti menyerahkan dokumen temuan data dalam
bentuk transkrip untuk dibaca oleh partisipan pada tahap validasi data sebagai
J. Etika penelitian
1. Informed Consent
persetujuan tersebut, dan sebaliknya jika menolak maka peneliti akan tetap
2. Anonimity
kode informan pada lembar pengumpul data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality
semua informasi yang diperoleh dari informan dan tidak akan diungkap di
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Informan
34
35
B. Hasil Penelitian
1. Mulai merokok
Hasil penelitian didapatkan semua informan mulai merokok pada saat masih
mulai merokok pada saat duduk di bangku SMA, seperti ungkapan berikut:
“Saya merokok dari kelas satu SMA, sekitar umur 18 tahun” (I1).
Didapatkan 3 (25%) informan mulai merokok pada saat duduk di bangku SMP,
Bahkan didapatkan 4 (33,33%) informan mulai merokok pada saat masih duduk di
“Kalau pertama sih kelas 6 SD tapi pernah fakum juga sih sekitar 2 tahun,
“Mulai merokok dari SD kelas 5 cuma aktif merokok ketika SMA kelas 3
kalau SD SMP kelas 2 itu masih tentatif sifatnya insidental dalam artian
Secara umum informan mulai merokok saat usia antara 12-18 tahun.
2. Penyebab merokok
“Kalau pertama sih ikutan temen, tapi lama menjadi kebiasaan jadi
“Diajak teman”(I4)
ngrokok semua, jadi biar banyak temennya saya ikutan ngrokok” (I6).
merokok (I9).
“W ngrokok karena pengen, pengen tau apa sih kenapa orang pada
ngrokok ga bisa lepas dari rokok apa enaknya itu yang menyebabkan w
ngaji setelah apa saya keluar dan itu mulai terbiasa merokok” (I4).
“Kalau merokok kita bisa mengisi waktu luang. Awalnya merokok cuma
“Dulu kan persoalan trend bahwa laki-laki itu pengen dibilang keren itu
merokok” (I5)
“Awalnya coba-coba karena liat temen gaya gitu kan akhirnya saya
ngikutin”(I9).
“Awalnya w liat orang dewasa kayaknya keren banget karena ketika dia
merokok ada semacem gaya mungkin w liat orang rokok itu gaya keren”
(I11.).
38
berhenti merokok dalam beberapa hari, minggu, dan beberapa bulan. Hal ini
“Berhenti merokok kalau saya sakit atau ingin gemukin badan” (I6).
“Ketika keadaan kondisi fisik saya biasa saja, saya ga akan berhenti
merokok” (I11).
merokok” (I9).
ngrokok, lebih karena itikad untuk berhenti karena telah merasakan efek
rokok, semua rasa tentang rokok itu harus w rubah karena kalau ga
minggir” (I1).
sekaligus” (I8).
merokok, pernah berhenti merokok tetapi kembali merokok sampai sekarang. Hal
merokok jadi saya ngambil kesimpulan ja, lebih baik ngikut meskipun
orang merokok kan asepnya tuh, jadi daripada asepnya ga ngrokok lagi
terus biasanya bingung mo nglakuin apa lagi terus jadinya ngrokok deh.
merokok dulu juga saya merokok akan tetapi saya sudah berhenti
adanya duit buat beli rokok, atau bisa minta rokok ke temen. kebetulan
kesehatan diri sendiri karena kesehatan itu mahal. Kalau saya hidup
“pergaulan juga sih mas ketika saya ingin berhenti nyampe sini pada
ngrokok semua masa saya ga, apalagi kalau lagi stress mas semakin
jadi” (I9).
mulut ga enak, kalau ada duit, ga ada yang nglarang merokok sekalipun
ngapain” (I3).
ruang AC, kita ga ngrokok sekian lama biasanya kalau udah 3 jam 5
jam ga ngrokok biasanya mulut saya agak gimana gitu, rasanya agak
asem-asem gitu loh, mulut rasanya ga enak, kaya digebukin orang cina
“Pernah ingin berhenti 2 atau 3 kali. Kadang sadar kalau bener harus
bikin ketagihan dan saya tidak bisa menahannya lagi dan akhirnya saya
kalau setiap hari ada yang ngawasin jangan ngrokok, jangan ngrokok,
“Saya pernah sekali karena sakit sebulan selain itu ga ada lagi, ga
enak)” (I10).
rokok ketika saya sendirian atau lagi nongkrong diskusi ga ada lagi
yang menemani saya untuk tidak merokok, bahkan ada kopi item dan
mungkin saya bisa berhenti ngrokok. Secara serius 2X, pernah lebih
mendukung saya tidak merokok. Kantin yang tersedia rokok itu sangat
ngaruh karena ketersediaan rokok ada jadi secara psikologis itu juga
deket dari jangkauan itu sangat mempengaruhi hampir 90% itu sangat
kebanyakan merokok semua dan mau ga mau bukan karena saya ingin
atau harus seperti mereka tapi saya ingin menghilangkan sesuatu tapi
ternyata di lingkungan saya juga tergoda dan makanya saya sulit untuk
“Kajur atau dekan yang buat aturan aja ngrokok, jadi ya ngrokok
“dosen yang merokok atau kantin yang menyediakan rokok itu juga
ngaruh” (I7).
mencontohkan” (I9).
46
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Mulai Merokok
(41,66%) informan mulai merokok pada saat duduk di bangku SMA, 3 (25%)
informan mulai merokok pada saat duduk di bangku SMP, bahkan 4 (33,33%)
informan mulai merokok pada saat masih duduk di bangku SD. Secara umum
Perilaku merokok terbesar berawal dari masa remaja dan meningkat menjadi
perokok tetap dalam kurun waktu beberapa tahun. Smet (1994) mengatakan
bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11-13
tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Semakin
muda usia seseorang mulai merokok, semakin besar kemungkinan akan menjadi
Demikian juga penelitian Rochadi (2004) dalam Yunita (2008) bahwa remaja
Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama
perkembangannya yaitu masa ketika sedang mencari jati dirinya. Dalam masa
remaja ini sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan karena
menemukan jati diri tersebut tidak semua dapat berjalan dengan harapan
B. Penyebab Merokok
adalah faktor lingkungan sosial, teman sebaya, diri sendiri, dan lingkungan
untuk mulai merokok amat beragam, baik berupa faktor dari dalam dirinya
yang paling kuat adalah mencari jati diri. Dalam iklan kebiasaan merokok
Sifat ingin mencoba adalah sifat yang wajar muncul pada tahap
dan saling terkait. Kebutuhan sosial dan emosional yang sedang berubah
adalah pengaruh orang tua dan teman dalam kelompoknya. Di Amerika Serikat,
remaja putri yang orang tuanya perokok lima kali lebih sering menjadi perokok
bersama teman-teman dan orang tua. Hal ini sesuai dengan hasil yang
tempat untuk merokok yang paling sering adalah tempat teman, dan mayoritas
(2005) bahwa seorang perokok pertama kali merokok dipengaruhi oleh teman,
diri sendiri dan keluarga. Yunita (2008) juga mengungkapkan bahwa seseorang
merokok disebabkan pengaruh teman sebaya dan orang tua yang merokok.
Penelitian Scragg dkk, tahun 2002 di New Zealand dengan sampel 14.349
determinan kunci dalam perilaku merokok pada remaja selain tekanan teman
49
atau tidak. Biasanya ada tekanan tertentu dari kelompok agar ikut merokok. Jika
dikesampingkan.
tiga, yaitu faktor sosial, psikologis dan genetik. Penelitian yang dilakukan Matua
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi merupakan suatu istilah umum yang
mencakup tingkah laku yang mencari tujuan dan yang berkembang karena
sendiri maupun dari lingkungan. Menurut Kort (1987) yang dikutip Bastable
(2002), motivasi adalah hasil faktor internal dan faktor eksternal dan bukan hasil
dari manipulasi eksternal saja. Motivasi internal adalah motivasi yang timbul
dari dalam diri individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam
diri, tanpa harus menunggu rangsangan dari luar. Motivasi internal merupakan
dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah
yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan
ini adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang
mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh
(Herijulianti, 2001).
merokok dalam beberapa hari, minggu, dan beberapa bulan. Hal ini disebabkan
motivasi antar informan yang berbeda pula. Motivasi tersebut timbul karena
adanya beberapa faktor yaitu faktor internal, (diri sendiri dan kesehatan) dan
merokok adalah kemauan yang kuat dari dalam diri perokok sendiri untuk
berhenti merokok. Apabila sudah ada motivasi dan kemauan untuk berhenti
51
merokok, maka akan banyak metode yang dapat dipakai untuk mewujudkan hal
tersebut.
respon atau reaksi yang seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
menjelaskan proses apa yang terjadi bila peminum alkohol berhenti minum
alkohol dan juga terhadap proses dalam berhenti merokok. Penelitian ini
pemeliharaan.
sebuah perilaku sama sekali, orang tersebut belum bermaksud merubah suatu
perilaku, namun masih belum siap untuk melakukannya. Tahap “aksi” mengacu
terjadi, yaitu individu kembali pada pola perilaku sebelum “aksi” (Fitriani,
2011).
melakukan kegiatan lain. Secara umum upaya yang dilakukan bertujuan untuk
menghindari efek psikoaktif nikotin yang sangat kuat. Sani mengatakan efek
psikoaktif nikotin 5-10 kali lebih kuat dari kokain dan morfin.
informan untuk berhenti merokok adalah diri sendiri (tidak ada keinginan yang
kuat dari dalam), lingkungan, teman sebaya, orang yang menjadi panutan, dan
(2010) bahwa menghentikan perilaku merokok itu sulit karena saat perokok
rokok, ketiadaan aturan membatasi usia perokok, dan pengaruh teman sebaya.
Bagitu pula menurut Sani, faktor penyulit seseorang berhenti merokok adalah
ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya
berperilaku/bertindak.
adanya orang lain yang dijadikan referensi, dan sumber-sumber atau fasilitas-
perilaku secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yaitu: tekanan
melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau promosi kesehatan baik dalam
“Kajur atau dekan yang buat aturan aja ngrokok, jadi ya ngrokok bareng
“Aturan dibuat untuk bagus tapi aturan di kampus kurang optimal karena
karyawan dan scurity ngrokok di daerah kampus, bahkan dosen juga ada
(Notoatmodjo, 2007) menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk
asosiasi dari rangsang dengan rangsang lainnya. Apabila seseorang melihat suatu
rangsang dan ia melihat model bereaksi secara tertentu terhadap rangsang itu,
maka dalam khayalan atau imajinasi orang tersebut terjadi rangkaian simbol-
simbol yang menggambarkan rangsang dari tingkah laku tersebut. Bandura dan
Walter membedakan pengaruh tingkah laku model terhadap tigkah laku peniru
tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku
model.
yaitu tingkah laku-tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku
G. Keterbatasan Penelitian
antara lain:
BAB VII
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perilaku merokok pertama kali dimulai pada masa remaja yaitu saat
B. Saran
rokok di kantin semua fakultas dengan adanya surat edaran dari pihak
Universitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aula, Lisa E. STOP MEROKOK! Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta:
Gara Ilmu. 2010.
Baequni dan Narila. Gambaran Perilaku Merokok Civitas Akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jurnal Medika Islami, Vol. 2, No. 1, Mei 2005.
Muchtar. Siapa Bilang Merokok Makruh?. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. 2009.
Salam, Syamsir & Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2006.
Yunita, Ratna. Tesis: Hubungan Antara Perilaku Merokok Orang Tua Dengan
Perilaku Merokok Siswa SMP di Kota Bogor. Depok: Program Pasca
Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2008.
P : Itu kan dampak negatif dari sisi kesehatan, ada lagi yang lain selain dari
sisi kesehatan?
I1 : Ya menyebabkan kantong kering aja (informan tampak tersenyum).
P : Kantong kering berarti ekonomi gitu yang dimaksud Mas?
I1 : Ekonomi..bener bener faktor ekonomi bener.
P : Sebelumnya kalau boleh tau Mas ini pernah mencoba untuk berhenti
merokok ga?
I1 : Waktu itu..waktu kelas 3 SMA udah pernah berhenti merokok, cuma
beberapa bulan doang, jadi karena faktor ini juga sih faktor lingkungan
juga karena temen-temen kebanyakan itu mayoritas kebanyakan merokok
jadi saya ngambil kesimpulan ja, lebih baik ngikut meskipun sedikit-
sedikit buat ngehargain tapi ya kalau ga ngrokok kan timbulnya kan lebih
dampak ininya lebih besar ketimbang apa ya ga ngrokok gitu cuma kan
kalau yang ngrokok kan emang dia udah kena tapi kalau yang ga ngrokok
kan lebih kena lebih parahlah gitu udah ngrokok aja daripada ngehindar
ga enak.
P : Ga enak takut dijauhin temen atau gimana ya Mas?
I1 : Bisa kemungkinan..ya biasanya sih disepelein gitu Mas karena biasanya
orang-orang kaya gitukan biasanya ledek-ledekan cuma ga enak ja.
Maksud gw, ini nih, kalau seandainya kita samping-sampingan ama
temen merokok kan asepnya tuh kalau yang ga ngrokok, jadi daripada
asepnya ga ngrokok ya kalau ngehindar kita lagi asik lg asik ngobrol ya
terpaksa dibakar.
P : Ooohh gitu..berapa kali Mas I1 ini pernah berhenti merokok?
I1 : Eeee..sebetulnya sih saya tuh emang ngrokok cuma saya itu bisa
menahan buat ga ngrokok sebenernya, cuman kalo kondisinya lagi
banyak temen yang ngrokok-ngrokok ya ngrokok aja kalau seandainya ga
ngrokok ya masih bisa, bukan maksain buat ga ngrokok tapi kalau
lingkungannya lagi ga ngrokok gw bisa bisa nahanlah gitu. Kalau buat
nahan saya masih kuat, kalau berhenti seringlah cuman kan lagi-lagi liat
kondisi kalau posisi temen-temen lagi pada ngrokok ya kita ngrokok,
kalau lagi sepi mah lagi ga ada orang-orang perokok-perokok itu ya bisa
nahan buat ga ngrokok.
P : Pernah usaha apa gitu untuk berhenti merokok? Dengan cara apa?
I1 : Caranya kalau saya caranya menghindar dari orang merokok, paling
makan permen aja, nyemil-nyemil aja, yang penting ada cemilan ya
rokok minggir gitu aja.
P : Ooohh gitu.. efektif ga, berhasil ga itu?
I1 : Kadang berhasil juga kalau liat kondisi ga ada orang yang ngrokok,
kalau ada yang ngrokok ya saya makan permen atau cemilan, efektif sih
efektif cuma ga bertahan lama.
P : Berapa lama berhenti merokok itu Mas?
I1 : Saya berhenti merokok paling dua bulan.
P : Dua bulan, dengan cara itu?
I1 : Iya dengan cara itu, dengan cara menghindari temen-temen.
P : Waktu itu mengapa anda bisa berhasil berhenti merokok?
63
I1 : Karena saya masih bisa tahan masih bisa kuat tanpa rokok masih doyan
olahraga jadi lebih baik ngehindar. Karena dulu saya juga aktif olahraga
lari-lari, sering maen bola.
P : Itu kan dari diri Mas sendiri, ada ga faktor lain? Faktor dari luar
misalkan faktor pacar, faktor orang tua, faktor keluarga, atau faktor
temen-temen yang lain gitu, jangan ngrokok atau apa gitu?
I1 : Oiya..ada dua faktor sih sebenernya, waktu posisi dulu-dulu itu, waktu
dulu ada faktor keluarga khususnya orang tua, mereka nglarang saya, “ga
boleh ngrokok kalo belum kerja” gitu, yang kedua ya dari cewek` ga
boleh ngrokok jadi banyak yang support kalo ga ngrokok itu.
P : Pas waktu berhenti merokok itu, apa yang Mas rasakan sampai sekarang
masih merokok?
I1 : Yang belum ama yang sudah?
P : Iya..
I1 : Ya banyak sih, waktu belum ngrokok sih fitnya lebih kuat, lebih
segeran banyakan olahraga. Kalau sekarang sih jarang olahraga iya, jadi
badan gampang engap.
P : Sekarang kan Mas masih merokok, kalau Mas ga merokok perasaan
Mas gimana? Apa yang Mas rasakan?
I1 : Sebenernya sih kalau ga ngrokok sih biasa ja, cuma karena di sekeliling
banyak temen ngrokok (lingkungan faktor temen) ya saya bakar tuh
rokok cuma kalau disamping saya ga ngrokok ya saya bisa nahan.
P : Emmm itu ya..berarti kesulitannya cuma itu aja ya?
I1 : Yaaa..paling sebatas itu aja.
P : Cuma kesulitan lingkungan itu ya?
I1 : Lingkungan, lingkungan, karena faktor temen itu juga sih karena
menurut pribadi saya kalau temen-temen kalau ga ngroko udah keliatan
ngrokok terus ga ngrokok ga enak aja bawaannya.
P : Ada ga faktor dari lingkungan kampus atau lingkungan sekitar misalkan
ada kantin jual rokok jadi gampang untuk dapetin rokok itu, faktor itu
ngaruh ga?
I1 : Kalau itu sih sebenernya ga ngaruh sih, yang ngaruh mah duit, kalau
pengen rokok ada duit ya beli tapi kalau ga ada ya ga.
P : Di fakultas mas itu ada ga larangan untuk merokok?
I1 : Ada sih ada aja cuman kalo mau ngrokok ya diluar jangan di dalem
kelas. Biasanya masih ada aja yang ngrokok mah cuma ga kaya dulu,
kalau dulu mah lontang lantung rokok sambil duduk ya bisalah waktu ada
kantin, sekarang kan kantin udah pindah tuh (kafe cangkir) jadi di
fakultas ga banyak kaya dulu, paling beberapa orang doang yang
ngrokok.
P : Itu penerapannya gimana Mas? Aturan larangannya gimana sih?
I1 : Aturannya mah berupa ga teguran cuma ada tulisan “dilarang merokok”
gitu cuma tempat tertentu doang yang ga boleh ngrokok itu area smoking
itu tempat-tempat tertentu.
P : Emmm gitu ya. Berarti hanya tempat-tempat khusus gitu ya?
I1 : Iya. Kalau di saya kan hanya emang ada jurusan ada bengkel juga
ruangan khusus karena ruangannya berAC ya ga boleh, cuma di luarlah
64
intinya bukan di kelas aja cuma kalau banyak orang banyak cewek-
cewek ya harus hargai mereka kalau mau ngrokok.
P : Kalau misalkan faktor dosen yang ngrokok itu ngaruh ga Mas?
I1 : Itu sih ga ngaruh karena tergantung pribadinya juga.
P : Baik Mas terimakasih atas waktunya nanti kalau ada perlu atau data
yang kurang saya bisa hubungi Mas lagi?
I1 : Ox.. santai..santai..slow aja.
P : Selamat siang.
65
P : Assalamu`alaikum Mas.
I2 : Wa`alaikum salam.
P : Perkenalkan nama saya Rifqi dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Jurusan Ilmu Keperawatan. Nama Mas siapa?
I2 : I2.
P : Dipanggilnya apa Mas?
I2 : Dipanggilnya I2 aja.
P : Baik, Mas I2 benerkah anda merokok?
I2 : Benar saya merokok.
P : Baik, mulai kapan anda merokok? Berapa lama anda merokok?
I2 : Saya merokok dari kelas dua SMP.
P : Kelas dua SMP, umur berapa itu Mas?
I2 : Sekarang umur 20, terus merokok dari usia 13 tahun.
P : 13 tahun, baiklah, mengapa anda itu merokok?
I2 : Kalau merokok penyakitnya paru-paru, tapi kalau ga merokok
penyakitnya rupa-rupa, itulah gambaran saya.
P : Faktor apa yang menyebabkan anda merokok?
I2 : Kalau merokok kita bisa mengisi waktu luang. Awalnya sih merokok
cuma buat isi waktu luang karena dulu sering nunggu-nunggu.
P : Ada faktor lain Mas?
I2 : Ga, ga ada faktor lain sih, cuma enak aja kalau merokok gitu.
P : Apa yang anda rasakan waktu merokok?
I2 : Ketika merokok ada rasa kenyangnya ada rasa enaknya juga, sebaliknya
kalau ga ngrokok bawaannya laper. Kalau misalkan merokok tertunda
rasa laper.
P : Apakah anda tau dampak apa yang ditimbulkan dari merokok itu?
I2 : Tau, ya cuma sekedar dampak ya tau sih tau karena sudah lama
ngrokok, pengen sih berhenti merokok tapi perlahan-perlahan gitu ga
sekaligus.
P : Dampak itu dampak negatif atau positif?
I2 : Dampaknya sih negatif, yang namanya rokok ya dampaknya negatif.
P : Ada dampak positifnya ga Mas?
I2 : Dampak positifnya ketika lagi nunggu orang sambil ngrokok enak.
P : Kalau dampak negatifnya?
I2 : Dampak negatifnya ya bisa ngerusak tubuh, ngrusak anggota badan.
P : Ada ga selain itu?
I2 : Bisa nguras uang kas juga sih (I2 tampak tersenyum)
P : Nguras uang kas ya bro (P & I2 tertawa), kalau dari dampak sosial
gimana Mas?
I2 : Dampak sosialnya ngrokok itu ibaratnya jaman sekarang rokok sudah
menjadi bahasa pergaulan, kadang kalau kita ga ngrokok bisa dikatakan
66
I2 : Kantin emang kagak nyediain rokok, pastinya kan orang kalau misalkan
abis makan di kantin nih mungkin rokok bisa menjadi cuci mulut setelah
abis makan kagak enak kalau ga ngrokok.
P : Kalau di fakultas ada ga dosen-dosen atau orang yang jadi panutan
merokok?
I2 : Ada sih, bahkan Dekan atau Kajur itupun juga ngrokok.
P : Dekan atau Kajurnya ngrokok, ngaruh ga itu?
I2 : Ngaruh juga sih. Kajur atau dekan yang bikin aturan aja ngrokok, jadi
ya ngrokok bareng ja gitu.
P : Ox deh Mas terimakasih atas waktunya.
I2 : Sama-sama.
P : Kalau nanti perlu data tambahan bisa saya hubungi Mas kembali?
I2 : Ox siap.
68
P : Assalamu`alaikum Mas.
I3 : Wa`alaikum salam.
P : Nama saya Rifqi dari Jurusan Ilmu Keperawatan sedang melakukan
penelitian. Nama Mas siapa?
I3 : I3
P : Biasa dipanggil apa?
I3 : Biasanya sih I3 tapi terserah yang manggil sih ( I3 tersenyum).
P : Baik Mas, Mas I3 seorang perokok Mas?
I3 : Iya.
P : Kapan Mas I3 mulai merokok? Sudah berapa lama Mas?
I3 : Kalau pertama-pertamanya sih kelas 6 SD tapi sempet fakum juga sih
sekitar 2 tahun sampe kelas 3 SMP mulai lagi.
P : Mengapa Mas ini bisa sampai merokok?
I3 : Kalau pertamanya sih cuma ikut-ikutan temen, tapi lama kelamaan jadi
kebiasaan jadi ngrasa enak aja gitu.
P : Apa yang Mas I3 rasain waktu merokok itu?
I3 : Eeee..yang dirasain sih suasana mulut jadi beda, jadi rasa nyaman aja
gitu biasanya. Ga tau ini faktor kebiasaan ga tau kenapa juga.
P : Mas tau ga dampak dari merokok itu? Barangkali mas tau dampak
negatif atau positifnya gitu?
I3 : Tau sih, salah satunya pernapasannya jadi terganggu sedikit kaya pas
olahraga jadi kaya ngerasa dadanya sakit. Seperti itu kira-kira.
P : Kalau dampak positifnya ada ga?
I3 : Positifnya sih kalau lagi stress rada bisa ngurangin tapi saya pernah
baca buku juga kalau orang lagi stress merokok justru tambah stress tapi
yang saya rasakan sih ga sih.
P : Pernah ga punya keinginan untuk berhenti merokok itu?
I3 : Pernah, bahkan enam bulan kemarin juga sempet berhenti.
P : Berapa lama berhasil berhenti merokok?
I3 : Enam bulanan itu sempet berhenti.
P : Faktor apa yang bisa membuat mas ini berhasil berhenti?
I3 : Yang pertama faktor karena ada tuntutan dari seseorang (I3 tersenyum).
Dia sering nasihatin tentang kejelekan merokok jadi rada-rada tau gitu
tapi sekarang-sekarang sih memudar lagi tuh.
P : Kenapa bisa merokok lagi mas? Karena faktor apa gitu?
I3 : Ya salah satunya banyak pikiran, kalau sendirian bengong bingung mau
ngapain lagi biasanya seperti itu.
P : Tadi yang sempet berhasil berhenti merokok selama enam bulan,
kenapa bisa berhasil selain faktor seseorang? Atau hanya karena faktor
seseorang bisa berhasil berhenti? (P dan I3 tersenyum).
69
P : Assalamu`alaikum Mas.
I4 : Ya wa`alaikum salam.
P : Nama saya Rifqi dari Jurusan Keperawatan. Nama Mas siapa?
I4 : I4
P : Biasa dipanggil apa Mas?
I4 : I4.
P : Ox. Mas I4 ini seorang perokok Mas?
I4 : Iya.
P : Berapa lama atau kapan Mas mulai merokok?
I4 : Kelas 2 SMA berarti semenjak usia 17 tahun.
P : Sekarang umur berapa Mas?
I4 : Sekarang umur 22 tahun.
P : Ox. Pertama kali mengapa anda merokok?
I4 : Diajak temen.
P : Diajak temen, setelah itu merokok, ga ada faktor lain selain diajak
temen?
I4 : Sebenarnya Awal mulanya ketika saya di pesantren sering mengalami
kejenuhan, setelah ngaji setelah apa saya keluar dan itu mulai terbiasa
merokok setelah itu.
P : Karena kejenuhan itu?
I4 : Iya.
P : Refreshing atau apa itu tujuannya?
I4 : Ga, sebenernya daripada nganggur gitu loh (I4 tersenyum).
P : Ox. Berarti untuk mengisi waktu luang gitu ya mas? (P tersenyum).
I4 : Iya.
P : Mas ini bagaimana perasaannya waktu merokok itu?
I4 : Apa ya? Ketika saya baca buku, ngerjain tugas, ketika ngrokok dengan
ngopi itu seolah-olah pikiran itu terbuka tapi ketika ga ngrokok ga ngopi
itu pikiran ga jelas, pengennya keluar mulu, ga fokus.
P : Ehmm..karena merokok jadi bisa fokus gitu?
I4 : Nah bisa fokus.
P : Mas ini tau ga dampak apa yang timbul dari merokok?
I4 : Tergantung kita menyikapinya sih, ketika kemudian ilmu kesehatan itu
bilang merokok itu negatif tapi keyakinan kita bilang itu positif dan
bermanfaat bagi kita itu ga masalah.
P : Menurut yang dirasakan Mas I4 sendiri?
I4 : Saya manfaat bagi saya (I4 menjawab dengan tegas).
P : Apa manfaatnya?
I4 : yaitu ngilangin kejenuhan, ketika ngobrol itu enak disamping ngrokok
juga sebagai alat komunikasi ketika kita berteman karena apabila kita
71
tidak merokok, teman-teman kita itu akan sulit. Alat komunikasi salah
satunya itu rokok. Rokok sebagai alat komunikasi juga bisa.
P : Adakah keinginan Mas untuk berhenti merokok?
I4 : Ada.
P : Kenapa Mas ingin berhenti merokok?
I4 : Jebol.
P : Maksudnya jebol?
I4 : Finansial, finansial, kadang-kadang sering ga ada uang gitu loh.
P : Berapa kali untuk berhenti merokok?
I4 : Akhir-akhir ini karena ga ada kerjaan.
P : Ooo cuma karena ga ada kerjaan?
I4 : Iya..hehehe (I4 tertawa lepas).
P : Ga ada faktor lain misalkan dari faktor keluarga, faktor aturan atau
faktor apa di kampus?
I4 : Ga ada, Alhamdulillah keluarga laki-laki saya semuanya dari yang
paling tua sampe yang paling muda sampe adik saya semuanya merokok
jadi di rumah itu ga pusing kalau mau merokok.
P : Ooo karena faktor ekonomi duit ga ada baru mau berehenti gitu?
I4 : Iya, pokoknya akhir-akhir ini aja saya sering kepikiran untuk berhenti
merokok karena lagi ga ada kerjaan.
P : Usaha apa saja untuk berhenti merokok itu?
I4 : Puasa.
P : Puasa? Karena faktor ekonomi itu ya?
I4 : Bukan, karena memang di satu sisi saya punya keyakinan puasa itu
menyehatkan, kemudian aku lakukan hal-hal misalkan olahraga karena
habis olahraga biasanya kita ga mau ngrokok tapi ketika kita berdiam diri
kita pasti pengen ngrokok jadi gerak lah intinya gitu.
P : Berhasil ga usaha itu?
I4 : Sampai saat ini setelah setengah bulan saya nganggur itu berhasil, ya
bukan berhenti tapi kemudian berkurang gitu loh.
P : Apa yang Mas I4 rasakan ketika Mas I4 ga merokok?
I4 : Ini dalam situasi apa nih?
P : Ya situasi apapun.
I4 : Apa ya seolah-olah ga ada kegiatan tanpa rokok. Misal kita di ruang
AC, kita ga ngrokok sekian lama biasanya saya kalau udah 3 jam 5 jam
ga ngrokok biasanya ini mulut saya agak gimana gitu, apa ya rasanya ga
tau kayak gimana, rasanya agak asem-asem gitu loh.
P : Pusing atau gimana gitu pikirannya ga ngrokok?
I4 : Ga, ga, kalau pusing sih engga cuma mulut ini rasanya ga enak gitu loh,
kalau kata orang jawa sih kaya “digebukin orang Cina diem aja”.
P : Walah-walah istilahnya Mas. Mas I4 Fakultas apa?
I4 : Ekonomi Manajemen.
P : Ada ga aturan tentang larangan merokok itu?
I4 : Kalau di Fakultas ada, di Fakultas ada larangan untuk merokok tapi kan
tidak larangan mahasiswa Ekonomi dilarang merokok tidak begitu,
kawasan dilarang merokok (Tegas I4), Fakultas Ekonomi itu dilarang
merokok jadi hampir saya juga ga pernah ngrokok di Fakultas, kalau saya
mau ngrokok ya keluar.
72
P : Baik Mas sampai disini dulu, kalau misalkan ada perlu data tambahan
atau apa saya bisa hubungi Mas I4.
I4 : Iya bisa 08xxxxx..(I4 menyebutkan No. HP).
P : Ox mas. Assalamu`alaikum.
I4 : Wa`alaikumsalam.
73
P : Assalamu`alaikum Mas.
I5 : Wa`alikumsalam.
P : Nama saya Rifqi, saya jurusan Ilmu Keperawatan. Nama Mas siapa?
I5 : I5
P : Baik Mas I5, apakah anda merokok?
I5 : Iya.
P : Sejak kapan anda merokok? Berapa lama?
I5 : Perokok aktif sejak kelas 3 Aliyah.
P : Sekarang umur berapa Mas?
I5 : Sekarang umur 21 tahun.
P : Berarti waktu kelas 3 umur berapa tuh?
I5 : Waktu kelas 3 berarti umur 18 tahun.
P : Mengapa anda merokok? Penyebabnya apa tuh Mas?
I5 : Penyebabnya kalau dulu kan persoalan trend walaupun memang
pengaruhnya ga 100% tapi pengaruh trend itu ada bahwa laki-laki itu
pengen dibilang keren itu harus merokok, itu yang pertama. Kedua kalau
awalnya ga ada keinginan untuk merokok, hanya lingkungan yang
ngebentuk saya merokok, terus saya merasakan, saya nyaman, nikmat,
dan akhirnya saya merokok.
P : Menurut anda, apa yang anda rasakan sewaktu anda merokok?
I5 : Rileks yang pertama, terus yang kedua ketika saya merokok rasa gugup
itu hilang. Terus menambah rasa nyaman jadi kalau ga ngrokok seolah-
olah ada yang hilang dalam diri, intinya rileks dan nyaman ketika saya
ngrokok.
P : Ada lagi ga yang dirasakan selain itu?
I5 : Secara umum hanya itu.
P : Menurut Mas I5 ini apa dampak dari merokok itu?
I5 : Dampak negatif jelas ya itu memang ilmiah sesuai iklan ataupun
informasi di majalah, TV, bahwa merokok itu ya menyebabkan kanker,
jantung, gangguan kehamilan, janin dan lain sebagainya. Adapun dampak
positif mungkin yaitu memberikan rasa rileks yang susah digantiin
dengan yang lainnya selain rokok dan menghilangkan stress, ketika stress
saya merokok banyak.
P : Ada yang lain ga selain tadi dampak negatif dari kesehatan?
I5 : Ehmmm..
P : Dampak ekonomi, sosial, atau apa gitu?
I5 : Dampak ekonomi jelas ada ya, minimal kalau saya ga ngrokok duit
yang biasa buat rokok kalaupun ga buat jajan saya bisa nabung ya
minimal saya bisa menekan pengeluaran saya lah karena pengeluaran
saya besar selain buat makan ya buat rokok juga. Dampak sosial terbagi
74
P : Assalamu`alaikum Mas.
I6 : Wa`alaikumsalam.
P : Nama saya Rifqi dari Jurusan Keperawatan. Nama Mas siapa?
I6 : I6 tapi biasa dipanggil I6.
P : Baik Mas I6, apakah anda merokok?
I6 : Iya merokok.
P : Kapan anda mulai merokok?
I6 : Sejak SMA kelas 3.
P : Umur berapa itu Mas?
I6 : Ehmmm kira-kira umur 17 tahun.
P : Sekarang Mas I6 umur berapa?
I6 : Sekarang umur 23 tahun.
P : Kenapa Mas I6 itu merokok?
I6 : Pertama sih saya iseng-iseng aja karena kebetulan juga temen-temen
saya di sekolah dan di kuliah ngrokok semua, jadi biar banyak temennya
saya ikutan ngrokok gaya-gayaan biar ga keliatan culun gitu.
P : Saat merokok, apa yang Mas I6 rasakan?
I6 : Saat merokok sih biasa-biasa aja ga terlalu nikmatin bener-bener.
P : Menurut Mas I6 ini apa dampak dari merokok?
I6 : Badan saya sampe kurus, saya nafasnya sering ga jalan lancar agak
tersendat-sendat, bau badan yang ga enak, ketika saya ngrokok timbul
keringat d telapak tangan saya telapak kaki saya tetapi ketika saya
berolahraga keringat itu hilang lagi.
P : Itu kan dampak rokok dari segi kesehatan, kalau dari segi lain gimana?
I6 : Dari segi ekonomi emang cukup banyak nguras kantong dibandingkan
dengan makan. Satu hari rokok satu bungkus sebelas ribu, makan satu
hari kadang sekali kadang dua kali ya sepuluh ribu jadi perbandingannya
jauh makan dengan rokok itu.
P : Berapa bungkus sehari?
I6 : Sehari 1,5 bungkus.
P : Kalau dampak lain selain ekonomi dan kesehatan?
I6 : Dampak yang lain apa ya, kebetulan saya punya cewek, dampaknya
sangat mengganggu cewek saya, kalau saya ngrokok pasti dia marah,
cewek saya komplain karena baunya atau asapnya atau dia peduli karena
kesehatan saya.
P : Kalau dalam pergaulan misalkan dalam lingkungan kampus?
I6 : Kalau dipergaulan ketika saya nongkrong di kampus ya saya ngrokok
dengan temen-temen biar banyak temen meskipun saya semester 9 saya
kenal semester 7 semester 5 semester 3 semester 1 ya karena rokok pura-
pura pinjem korek ya jadinya kenal.
P : Itu dampak negatif atau positif Mas?
77
I6 : Sebenernya ada hal positifnya sih dalam rokok tapi ga terlalu bagi saya
pribadi ya walaupun saya pengguna rokok dampak positifnya ga terlalu
dominan dibandingkan dampak negatifnya.
P : Ox. Mas I6 pernah atau ada keinginan untuk berhenti merokok?
I6 : Keinginan sih ada, kalau sudah berkeluarga saya pengen rokoknya
berhenti biar ada pemasukan buat keluarga gitu.
P : Apa penyebab anda ingin berhenti merokok?
I6 : Hidup hemat dengan tanpa membuang uang sia-sia dengan merokok,
bagi saya dampak negatifnya lebih banyak.
P : Berapa kali anda berhenti merokok?
I6 : Kalau berhenti merokok jarang, berhenti merokok kalau saya sakit atau
ingin gemukin badan.
P : Upayanya apa saja Mas?
I6 : Beli cemilan banyak biar pengganti habis makan atau dilampiaskan
dengan maen komputer atau maen game.
P : Pernah ga berhasil berhenti merokok itu?
I6 : Ehmmm.. belum pernah. Beberapa kali saya berusaha juga ya tetep aja
orang saya kaya kecanduan gitu ama rokok itu.
P : Mengapa anda tidak bisa berhenti merokok?
I6 : Eeee. karena saya takut kehilangan temen-temen ketika saya nongkrong
jadi temennya berkurang atau dianggap saya ga asik bagi temen-temen,
ketika temen-temen ngrokok saya ga ngrokok. Terus rasa menghormati
saya agak sedikit berkurang ketika ga ngrokok dengan temen-temen,
adanya duit buat beli rokok atau bisa minta rokok ke temen.
P : Katanya kalau merokok itu bisa menghilangkan stress, itu gimana Mas?
I6 : Kalau stress saya makan sepuasnya ga pengen ngrokok ini itu. Ketika
stress atau pusing saya ga terlalu diluapkan ke rokok, ga jadi alasan saya
ngrokok karena ngilangin stress.
P : Kalau faktor lingkungan seperti temen, dosen atau kantin yang nyediain
rokok itu ngaruh ga yang menyebabkan kesulitan berhenti merokok?
I6 : Belum pernah, Adanya dosen yang ngrokok atau kantin yang
menyediakan rokok itu sangat mempengaruhi hampir 90% itu sangat
mempengaruhi, 10%-nya sih saya bisa mengendalikan diri tapi kebetulan
temen-temen sering nawarin rokok terus ya nungguin BT daripada
ngelamun masih saya ngrokok, terus pedagang-pedagang yang deket
karena kalau jauh saya males itu menjadi penghambat saya berhenti
ngrokok itu.
P : Di Fakultas Mas I6 ini ada ga aturan tentang larangan merokok?
I6 : Ada, setiap tangga ada batasan / kawasan larangan merokok. Saya
sangat setuju karena batasan ini harus diberlakukan agar tidak mencemari
orang lain.
P : Selama ini aturan tersebut efektif ga?
I6 : Aturan itu efektif karena ada kamera CCTV.
P : Baik Mas I6 terimakasih atas waktunya, saya akan menghubungi Mas I6
apabila diperlukan data tambahan. Assalamu`alaikum.
I6 : Ox. Wa`alaikumsalam.
78
P : Assalamu`alaikum Mas.
I8 : Wa`alaikumsalam.
P : Apakah anda merokok?
I8 : Ya.
P : Kapan anda mulai merokok? Sudah berapa lama?
I8 : Dari SD kelas 5.
P : Mengapa anda itu merokok Mas?
I8 : Awalnya diajakin temen, kesininya jadi kaya semacam kebutuhan.
P : Apa yang anda rasakan saat merokok itu?
I8 : Rileks sesuai sifatnya rokok sebagai zat adiktif sebagai penenang.
P : Selain itu ada lagi Mas?
I8 : Udah itu aja, ga ada lagi.
P : Apakah anda tau dampak dari merokok itu?
I8 : Tau dengan jelas.
P : Dampaknya apa tuh Mas?
I8 : Kanker, impotensi, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin.
P : Itu dampak negatif rokok dari kesehatan, selain itu ada dampak negatif
atau positif dari rokok?
I8 : Ada dampak positifnya yaitu kita ikut memakmurkan kehidupan
masyarakat karena coba Mas bayangkan cuma dari rokok ini ada
beasiswa kalau kita ga isep rokok banyak orang pengangguran terus
ditambah lagi petani-petani tembakau gimana nasibnya seperti itu Mas.
P : Kalau dampak positif atau negatifnya masih ada lagi ga Mas? Kayaknya
baru satu tuh Mas.
I8 : Kalau positifnya untuk badan ya itu mungkin lebih rileks ya lebih
santai.
P : Dampak negatifnya?
I8 : Dampak negatifnya ya tadi saya sebutkan.
P : Itu dari segi kesehatan. Ada lagi ga Mas?
I8 : Kalau dampak negatifnya itu mungkin dari ekonomi ya saya jadi boros.
P : Dari segi lain misalkan keluarga atau temen di kampus misalkan?
I8 : Eeee ga ada sih.
P : Pernah ga Mas I8 ini mencoba untuk berhenti merokok?
I8 : Pernah Mas.
P : Pernah berapa kali tuh Mas?
I8 : Mungkin sekitar 2 atau 3 kali.
P : Apa yang menyebabkan Mas ingin berhenti merokok?
I8 : Kadang sadar kalau emang bener-bener harus berhenti merokok.
P : Kalau dari keluarga, temen-temen, pacar atau apa?
I8 : Dari pacar sering ngingetin juga untuk berhenti merokok.
P : Upaya apa yang digunakan untuk berhenti merokok?
81
P : Assalamu`alaikum Mas.
I9 : Wa`alaikumsalam.
P : Saya Rifqi Jurusan Keperawatan. Apakah Mas ini merokok?
I9 : Betul saya merokok.
P : Kapan anda mulai merokok? Sudah berapa lama?
I9 : Saya mulai merokok ketika saya kelas 3 SMP sekitar umur 14 tahun
berarti sudah 6 tahun.
P : Mengapa anda itu merokok?
I9 : Pergaulan temen merokok semua jadi saya kebawa untuk merokok.
P : Ooo gara-gara temen itu. Ada penyebab lain ga Mas?
I9 : Ga ada, awalnya coba-coba karena liat temen kayaknya gaya gitu kan
akhirnya saya ngikutin.
P : Ga ada paksaan dari temen? Barangkali dikucilkan dari temen-temen?
I9 : Ga ada sih cuma saya aja pengen ngikutin mereka.
P : Barangkali ada omongan “wah banci ga ngrokok”?
I9 : Sempet ada sih tapi bukan karena itu.
P : Ox deh baik, yang anda rasakan saat merokok itu apa sih?
I9 : Yang saya rasakan karena mungkin terbiasa kali ya jadi enak gitu bagi
mulut itu rasanya enak gitu kalau udah ngrokok dan juga saya ngrasa
plong ja kalau belum ngrokok rasanaya gelisah kalau dah ngrokok
tenang.
P : Barangkali ngrasain pusing atau apa ga?
I9 : Pada awalnya sesak nafas tapi karena terbiasa jadi biasa aja.
P : Tau ga sih Mas dampak negatif dari merokok atau bahkan ada dampak
positif dari merokok?
I9 : Kalau dampak positifnya kurang tau tapi dampak negatifnya banyak
untuk positifnya mungkin untuk sekarang ngrasa lebih nyaman. Dalam
keuangan juga saya rasakan sekali terasa banget sangat nguras ekonomi
terlebih dalam keadaan saya seperti ini belum bekerja uangnya pas-pasan
jadi cepet abis tapi ga tau saya juga bingung kalau buat rokok itu ada aja.
Karena temen-temen pergaulan sekitar kosan.
P : Pernah ga sih Mas mencoba untuk berhenti merokok?
I9 : Pernah.
P : Berapa kali tuh Mas?
I9 : Sekitar 3 kali sih ada.
P : Kapan tuh Mas?
I9 : Ketika pertama kali masuk kuliah, beberapa bulan yang lalu saya coba
berhenti, kalau liburan di rumah saya bisa berhenti tuh Mas, pas nyampe
sini merokok lagi tuh Mas.
P : Kenapa kalau di rumah sanggup ko disini ga?
83
I9 : Mungkin karena kalau di rumah ga ada yang merokok jadi saya kuat
nahan gitu Mas, kalau disini karena merasa bebas juga ya lanjut gitu.
P : Caranya apa tuh bisa berhenti merokok?
I9 : Ga ada cara khusus sih cuma kalau di rumah takut orang tua saya marah
akhirnya saya ga merokok.
P : Apa yang anda rasakan saat anda tidak merokok?
I9 : Awalnya yang saya rasakan gelisah, ga tenang mungkin efek dari
kecanduan kali ya Mas?
P : Yang dirasakan apa sih kalau ga merokok?
I9 : Ya gelisah, ga tenang, terkadang ampe keluar keringat dingin kalau
bener-bener lagi pengen ampe ga jelas.
P : Menurut Mas kenapa sih sampai seperti itu? Apa sih kesulitannya?
I9 : Kesulitannya karena pergaulan juga sih Mas ketika saya ingin berhenti
nyampe sini pada ngrokok semua masa saya ga. Sebenernya lingkungan.
P : Ga ada faktor lain?
I9 : Ga ada sih Mas, cuma kalau lagi stress, kalau lagi pusing nih Mas
semakin jadi. Apalagi kalau mencoba berhenti terus stress akhirnya
ngrokok juga.
P : Itukan dari diri Mas sendiri, kalau dari luarnya ada ga?
I9 : Awalnya ada orang spesial tapi karena saya gitu lagi, dia bosen
ngingetin, ga nglarang lagi akhirnya ya udah deh terserah.
P : Sekarang kan Mas tau nih aturan di Fakultas ini dilarang merokok,
menurut Mas aturan itu optimal ga?
I9 : Menurut saya aturan dibuat untuk bagus tapi aturan di kampus kurang
optimal. Saya lihat sendiri dari karyawannya juga scurity ngrokok daerah
kampus bahkan dosen juga ada yang ngrokok di kampus itu kan ga
mencontohkan.
P : Baik Mas terimaksih atas waktunya kalau nanti saya membutuhkan data
tambahan, boleh saya hubungi Mas lagi?
I9 : Oh silahkan.
P : Baik Mas, Assalamu`alaikum.
I9 : Wa`alaikumsalam.
84
Wawancara dengan I10 dilakukan di depan Gedung Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Jakarta. Waktu wawancara antara pukul 17.02 – 17.07 WIB (5 menit).
Suasana sewaktu wawancara cukup tenang. Informan sedang santai duduk depan
Fakultas dengan sebatang rokok di tangan dan tidak ada kesan terburu-buru ketika
wawancara.
P : Assalamu`alaikum Mas.
I10 : Wa`alaikumsalam.
P : Nama saya Rifqi, saya dari Jurusan Ilmu Keperawatan, saya sedang
mengerjakan penelitian untuk skripsi. Nama Mas siapa?
I10 : Nama saya I10.
P : Ox. Baik Mas. Apa benar Mas I10 merokok?
I10 : Iya saya perokok (I10 tersenyum).
P : Kapan Mas mulai merokok? Sudah berapa lama?
I10 : Berapa lamanya kurang tau cuma dari kelas 2 SMP.
P : Mengapa Mas I10 ini merokok?
I10 : Awalnya coba-coba karena bokap ngrokok, di lingkungan sekolah juga
bertemennya ama orang gitu juga akhirnya keterusan aja.
P : Ga ada faktor lain Mas? Misalkan dari pergaulan temen-temen atau
paksaan mungkin?
I10 : Oh engga, kalau paksaan sih ga ada.
P : Menurut Mas, apa sih yang dirasakan Mas waktu merokok?
I10 : Enjoy aja hehehe (I10 tertawa).
P : Ga ada dampak lain cuma enjoy aja Mas?
I10 : Ga ada.
P : Mas I10 tau ga dampak dari merokok?
I10 : Setahu saya sih negatifnya banyak ya di sampel bungkus rokok juga
banyak tuh kaya jantung, paru-paru dan macem-macem, kalau positifnya
paling nambah mood, ngilangin BT, ngilangin stress, gitu-gitu aja.
P : Selain itu ada ga Mas?
I10 : Kalau saya pribadi sih untuk kaya gitu sih buat ngilangin BT, terus
ngilangin stress kaya gitu-gitu.
P : Untuk dampak negetifnya selain dampak kesehatan gitu?
I10 : Paling agak susah kalau lari, agak sesak nafas ga kuat lari.
P : Oh gitu. Ga ada dampak misalkan dari segi ekonomi atau sosial atau
yang lainnya? Misalkan dari keluarga atau teme kampus?
I10 : kayaknya belum deh Mas,hehe (I10 tertawa).
P : Ox baiklah. Pernah ga Mas ini mencoba untuk berhenti merokok?
I10 : Saya pernah sekali karena sakit sebulan selain itu ga ada lagi.
P : Selain itu ga ada lagi sampai sekarang?
I10 : Iya ga ada lagi.
P : Berarti upayanya karena sakit. Jauhi rokok karena sakit gitu Mas?
I10 : heeh..( I10 menganggukkan kepala).
P : Setelah keluar dari RS merokok lagi gitu? Penyebabnya apa itu Mas?
I10 : Sakit Tipes (Tifoid) dan DBD.
P : Setelah sakit berhenti merokok, kenapa ga di terusin lagi?
85
Wawancara dengan I11 dilakukan di depan kantin Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta.
Waktu wawancara antara pukul 18.40 – 18.54 WIB (14 menit). Suasana sewaktu
wawancara cukup tenang. Informan sedang santai duduk di depan kantin dengan
secangkir kopi, sebatang rokok di tangan dan tidak ada kesan terburu-buru ketika
wawancara.
P : Assalamu`alaikum Mas.
I11 : Wa`alaikumsalam.
P : Perkenalkan nama saya Rifqi Jurusan Ilmu Keperawatan UIN sedang
melakukan penelitian untuk skripsi. Nama Mas siapa?
I11 : I11
P : Biasa dipanggil apa nih Mas?
I11 : Panggil aja I11.
P : Baik Mas. Apakah anda merokok?
I11 : Merokok.
P : Kapan anda mulai merokok? Sudah berapa lama anda merokok?
I11 : Kalau mulai merokok dari SD kelas 5 cuma aktif merokok ketika SMA
kelas 3 hampir setiap hari merokok kalau SD SMP SMA kelas 2 itu
masih tentatif sifatnya insidental dalam artian seminggu sekali jadi
jarang-jarangan.
P : Pertama kali Mas merokok itu apa penyebabnya Mas?
I11 : Awalnya gw liat orang dewasa kayaknya keren banget karena ketika dia
merokok ada semacem gaya mungkin gw liat orang rokok itu gaya keren
karena ada sifat rasa keingintahuan makanya saya coba rokok itu.
P : Ada ga dari temen-temen misalkan “ah ga ngrokok, ga keren, banci”?
I11 : Ada juga sih, ada selentingan atau ceng-cengan dari temen sebaya kalau
cowok ga ngrokok itu dianggep ga laki banget walaupun temen ga maksa
tapi tetep ga enak aja temen ngomong gitu.
P : Apa sih yang dirasain waktu merokok itu?
I11 : Eee Istilahnya tergantung rokoknya, kalau rokok mild di mulut ada rasa
manis-manisnya, kalau rokok kretek biasa aja tapi kalau itu untuk
kenikmatan fisik ya. Kalau untuk kenikmatan batin itu ada suatu teman
“yang bisa menemani dalam kesendirian” ya rokok itu. Ada soal rasa
yang berupa fisik di mulut dan ada juga yang sifatnya batin gitu
bahwasanya ada yang menemani gw ketika gw lagi sendirian ga ngapa-
ngapain kalau ga ngrokok itu ga ada yang nemenin meskipun dalam hal
aktivitas apapun tapi kebanyakan keika lagi sendiri, baca buku atau apa
gitu itu yang mendampingi.
P : Jadi yang dimaksud itu kenyamanan gitu ya Mas?
I11 : Ya kenyamanan.
P : Ga ada faktor misalkan karena stress kalau merokok stress jadi ilang?
I11 : Ketika dalam keadaan stress terus tiba-tiba ilang itu ga juga tapi ada
yang menemani itu aja ada kenikmatan batin.
P : Mas I11 ini tau ga dampak dari merokok?
I11 : Dampak negatif kalau kata dokter tentang masalah kesehatan kalau gw
baca di rumah sakit, mulut item, paru-paru itu menyebabkan kerusakan
87
Wawancara dengan I12 dilakukan di depan kantin Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta.
Waktu wawancara antara pukul 18.07 – 18.16 WIB (9 menit). Suasana sewaktu
wawancara cukup tenang. Informan sedang santai duduk di depan kantin dengan
secangkir kopi, sebatang rokok di tangan dan tidak ada kesan terburu-buru ketika
wawancara.
P : Assalamu`alaikum Mas.
I12 : Wa`alaikumsalam.
P : Perkenalkan nama saya Rifqi dari Jurusan Keperawatan. Saya sedang
menjalankan penelitian tentang rokok untuk skripsi. Nama Mas siapa?
I12 : Saya I12.
P : Biasa dipanggil apa nih Mas?
I12 : I12 aja.
P : Fakultas apa nih Mas?
I12 : Saya Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Jurnalistik.
P : Ooo Jurnalistik, baik Mas. Apa bener Mas ini seorang perokok?
I12 : Ngrokok.
P : Kapan anda mulai merokok? Sudah berapa lama?
I12 : Gw mulai ngrokok dan langsung menjadi perokok aktif itu kelas 5 SD.
P : Sekitar umur berapa tuh Mas?
I12 : Sekitar umur 12 tahun.
P : Sekarang umur berapa?
I12 : Sekarang umur 23 tahun.
P : Berarti sudah lumayan lama ya Mas. Mengapa anda bisa merokok?
Penyebabnya apa Mas bisa merokok?
I12 : Gw ngrokok karena pengen sebenernya, dulu gw ngrokok pengen tau
apa sih kenapa orang pada ngrokok ga bisa lepas dari rokok apa enaknya
itu yang menyebabkan gw ngrokok akhirnya ya emang nikmat lanjut
ngrokok ampe sekarang.
P : Nikmat dalam bentuk apa tuh Mas? Apa yang dirasakan Mas I12?
I12 : Eee mungkin awal-awal ada sempet dimana gw ngrokok hanya untuk
gaya-gayaan, cuma untuk sekarang gw ngrasa rokok sebagai kebutuhan
kayak gw makan kalau gw ga makan ya gw harus makan karena gw
butuh, nah rokok gw rasain sebagai kebutuhan juga yang gw rasain
sekarang.
P : Untuk dampaknya dari perilaku merokok itu Mas tau ga Mas?
I12 : Oh sangat jelas karena banyak selebaran tentang bahaya ngrokok, di
internet banyak, di bungkus rokoknya juga ada “merokok menyebabkan
kanker, serangan jantung, bla bla bla dan menurut gw itu ga ngaruh.
P : Ga ngaruh gitu Mas?
I12 : Ga ngaruh. Gw ngrokok sambil baca itu ya tetep ngrokok.
P : Dari dampak kesehatan menurut Mas itu ga ngaruh, untuk dampak yang
lain ngaruh ga Mas? Dampak dari ekonomi, sosial, atau yang lain?
I12 : Sangat ngaruh, kantong, ama kondisi fisik akan ngaruh, ngrokok ama
yang ga ngrokok yang gw rasain sendiri itu ngaruh. Gw sempet berhenti
90
Lampiran Koding
Jawaban
Pertanyaan
I1 I2 I3 I4 I5 I6
Sejak kapan Saya merokok Saya merokok Kalau pertama- Kelas 2 SMA Sejak kelas 3 Sejak SMA kelas
mulai merokok? dari kelas satu dari kelas 2 pertamanya sih semenjak usia SMA. Sekitar 3 umur 17
SMA, sekitar SMP, dari usia kelas 6 SD tapi 17 tahun, umur 18 tahun. tahun. Sekarang
umur 18. 13 tahun. pernah fakum sekarang umur umur 23 tahun.
juga sih sekitar 2 22 tahun.
tahun kelas 3
SMP mulai lagi.
Mengapa anda Karena faktor Kalau merokok Kalau pertama Diajak temen. Dulu kan Pertama sih
merokok? temen juga, penyakitnya sih ikutan temen, Awal mulanya persoalan trend saya iseng-iseng
faktor kumpulan paru-paru, tapi tapi lama ketika di bahwa laki-laki aja karena
temen jadi ya kalau ga menjadi pesantren sering itu pengen kebetulan juga
kebawa-bawalah merokok kebiasaan jadi mengalami dibilang keren temen-temen
gto..selain faktor penyakitnya rasa enak aja. kejenuhan, itu merokok, saya di sekolah
temen ya pengen rupa-rupa. setelah ngaji kedua awalnya dan di kuliah
nyoba aja kaya setelah apa saya ga ada ngrokok semua,
gimana..eeehh keluar dan itu keinginan untuk jadi biar banyak
sekarang jadi mulai terbiasa merokok, hanya temennya saya
ngrokok juga. merokok. Dari lingkungan yang ikutan ngrokok
pada nganggur, ngebentuk saya gaya-gayaan
isi waktu. merokok, terus biar ga kliatan
saya merasakan, culun.
saya nyaman
dan akhirnya
saya merokok.
94
Perasaan saat Kalau waktu Kalau merokok Yang dirasain Ketika saya Rileks yang Saat merokok
merokok? pertama-tama kita bisa mengisi suasana mulut baca buku, pertama, ketika sih biasa aja ga
sih emang ga waktu luang. jadi beda, rasa ngerjain tugas, saya merokok terlalu nikmatin
enak, sedikit bau Awalnya nyaman aja sih. ketika ngrokok rasa gugup itu bener-bener.
di mulut ya merokok cuma dengan ngopi itu hilang. Terus
kalau sekarang buat isi waktu seolah-olah menambah rasa
ya karena faktor luang. Ketika pikiran itu nyaman jadi
udah banyak merokok ada terbuka, tapi ketika ga
faktor ini sih rasa kenyangnya ketika ga ngrokok seolah-
jadi udah ada rasa ngrokok ga olah ada yang
kebanyakan enaknya juga, ngopi itu pikiran hilang dalam
ngrokok sih jadi sebaliknya kalau ga jelas, diri, secara
udah biasalah ga ngrokok pengennya umum hanya itu.
namanya rokok bawaannya keluar mulu, ga
baunya kaya laper. fokus. Karena
gimana, rasanya ngrokok bisa
kaya gimana. fokus.
Dampak dari Dari sisi negatif Tau, ya cuma Tau sih, Tergantung kita Dampak negatif Badan saya mpe
merokok? itu bisa sekedar dampak pernapasan jadi menyikapinya, jelas ya itu kurus, saya
menyebabkan ya tau sih tau terganggu ketika ilmu memang ilmiah. nafasnya sering
yang ada di karena sudah sedikit, kaya kesehatan itu Adapun dampak ga jalan lancar,
rokok itu, lama ngrokok, dada terasa sakit. bilang merokok positif mungkin bau yg ga enak,
nikotinnya pengen sih Positifnya sih itu negatif tapi yaitu ketika saya
katanya, terus berhenti kalau lagi stress keyakinan kita memberikan ngrokok timbul
kanker, ya ama merokok tapi rada bisa itu positif dan rasa rileks yang keringat di
impoten itu. perlahan- ngurangin. Tapi bermanfaat bagi susah digantiin telapak tangan.
Kalau dari sisi perlahan. Yang saya pernah baca kita itu ga dengan yang Dari ekonomi
positifnya namanya rokok buku juga kalau masalah. lainnya selain cukup banyak
95
menurut saya ya dampaknya orang lagi stress Menurut saya rokok dan nguras kantong.
bisa negatif. Dampak merokok justru manfaat menghilangkan Sehari 1,5
menenangkan positifnya ketika tambah stress, ngilangin stress. Dampak bungkus. Sangat
kalau menurut lagi nunggu tapi yang w kejenuhan, ekonomi kl saya mengganggu
saya. Diwaktu orang sambil rasain sih ga sih. ketika ngobrol ga ngrokok saya cewe saya, kl
lagi posisi penat ngrokok enak. itu enak bisa nabung, saya ngrokok
atau pusing Dampak disamping dampak sosial pasti dia marah,
gimana gitu, negatifnya ya ngrokok juga terbagi 2 ketika cwe saya
rokok bisa bisa ngrusak sebagai alat saya di komplain karena
membuat tubuh dan bisa komunikasi lingkungan baunya atau
berinspirasi. nguras uang kas ketika kita orang-orang asapnya atau
Selain dampak juga. Dampak berteman karena yang ngrokok dia peduli
negatif dari sisi sosialnya itu apabila kita jika saya ga karena
kesehatan, jaman sekarang tidak merokok, ngrokok saya kesehatan saya.
merokok dapat rokok sudah teman-teman ngrasa tidak
menyebabkan menjadi bahasa kita itu akan menghargai
kantong kering pergaulan, sulit. forum itu,
(maksudnya sisi kadang kalau lingkungan itu.
ekonomi). kita tidak Begitu juga
merokok bisa sebaliknya.
dikatakan banci.
Kalau kita
merokok udah
langsung
diterima aja di
masyarakat,
karena orang
indonesia kan
96
kebanyakan
ngrokok.
Keinginan dan Waktu itu..waktu Pernah, paling Pernah, bahkan 6 Ada keinginan Keinginan itu Keinginan sh
mencoba kelas 3 SMA dalam hitungan bulan kemarin karena jebol ada tapi susah, ada. Kalau
berhenti udah pernah jam. Bukan sempet berhenti. (finansial). saya pernah sudah
merokok? berhenti mencoba Yang pertama Akhir-akhir ini coba berhenti berkeluarga
merokok, cuma berhenti sih, tapi faktor karena ada karena ga ada ngrokok saya saya pengen
beberapa bulan sekedar tuntutan dari kerjaan. gantikan dengan ngrokok
doang, jadi ngurangin. seseorang. Terus permen itu berhenti. Karena
karena faktor Berhenti waktu dia sering sangat susah. ingin hidup
lingkungan juga mau tes masuk nasihatin tentang Mungkin kalau hemat dengan
karena temen- UIN. kejelekan saya hidup di tanpa
temen merokok jadi lingkungan membuang uang
kebanyakan rada-rada tau orang yang ga sia-sia dengan
merokok jadi gitu tapi ngrokok itu merokok, bagi
saya ngambil sekarang- mungkin saya saya dampak
kesimpulan ja, sekarang sih bisa berhenti negatifnya lebih
lebih baik ngikut memudar lagi. ngrokok. Secara banyak. Berhenti
meskipun Selain itu karena serius 2X, merokok kalau
sedikit-sedikit faktor dari pernah lebih saya sakit atau
buat nghargain kemauan diri dari seminggu ingin gemukin
daripada pribadi. Bisa saya tidak badan.
nghindar ga ngerokok lagi ngrokok karena
enak, biasanya karena banyak keadaan sosial
disepelein gitu pikiran, kalau atau lingkungan
mas. Karena sendirian saya ga
orang-orang bengong mo ngrokok.
kaya gitukan ngapain. Penyebab ga
97
Apakah anda Kadang berhasil Kesulitannya ya Faktor Seolah-olah ga Hidup saya Belum pernah,
pernah berhasil juga kalau liat bawaanya laper, kesulitannya sih ada kegiatan merasa gelisah, karena saya
berhenti kondisi ga ada mulut ga enak, karena pengaruh tanpa rokok. seolah-olah ga takut kehilangan
merokok? orang yang kalau ada duit, pergaulan juga Misal kita di lengkap ada temen-temen
Faktor apa yang ngrokok, kalau ga ada yang sih mas, terus ruang AC, kita yang hilang, ketika saya
membuat anda ada ya saya nglarang biasanya bingung ga ngrokok terutama ketika nongkrong jadi
kesulitan makan permen merokok mo nglakuin apa sekian lama saya temennya
berhenti atau cemilan, sekalipun cewe, lagi terus jadinya biasanya kalau menghadapi berkurang atau
merokok? efektif sih efektif mendingan pilih ngrokok deh kaya udah 3 jam 5 persoalan saya dianggap saya
tapi ga bertahan rokok daripada gitu biasanya. jam ga ngrokok kurang rileks ga asik bagi
lama. Saya cewe, kalau Kalau lingkungan biasanya mulut jadi kurang temen-temen
berhasil cewe nglarang kantin / dosen itu saya agak cermat ketika ga ketika temen-
merokok paling ngerokok ga ngaruh karena gimana gitu, ngrokok. temen ngrokok
2 bulan dengan mending tergantung rasanya agak Lingkungan saya ga
cara diputusin aja. masing-masing asem-asem gitu kawan-kawan / ngrokok. Terus
menghindari Kajur atau pribadinya juga. loh, mulut temen-temen rasa
temen-temen. dekan yang buat rasanya ga enak, saya itu menghormati
Karena saya aturan aja kaya digebukin semuanya saya agak
masih bisa ngrokok, jadi ya orang cina diem merokok dulu sedikit
tahan/kuat ga ngrokok bareng aja (istilah juga saya berkurang ketika
ngrokok masih ja gitu. jawa). merokok akan ga ngrokok
doyan olahraga tetapi saya dengan temen-
jadi lebih baik sudah berhenti temen, adanya
ngehindar. seolah-olah duit buat beli
Karena dulu terpanggil rokok, atau bisa
saya juga aktif kembali saya minta rokok ke
olahraga lari- untuk merokok temen. Adanya
lari, sering dan akhirnya dosen yang
99
Jawaban
Pertanyaan
I7 I8 I9 I10 I11 I12
Sejak kapan Saya merokok Dari SD kelas 5. Ketika saya Berapa lamanya Mulai merokok W mulai
mulai merokok? kelas 1 SMA, kelas 3 SMP kurang tau cuma dari SD kelas 5 ngrokok kelas 5
sekitar umur 18 sekitar umur 14 dari kelas 2 cuma aktif SD sekitar umur
tahun. tahun. SMP. merokok ketika 12.
SMA kelas 3
kalau SD SMP
kelas 2 itu masih
tentatif sifatnya
insidental dalam
artian seminggu
sekali jadi
jarang-
jarangan.
Mengapa anda Awalnya cuma Awalnya Pergaulan Awalnya coba- Awalnya w liat W ngrokok
merokok? coba-coba dan diajakin temen, temen-temen coba karena orang dewasa karena pengen,
akhirnya karena kesini-kesininya merokok semua bokap ngrokok, kayaknya keren pengen tau apa
berada di jadi kaya jadi saya dilingkungan banget karena sih kenapa
komunitas anak- semacam kebawa untuk sekolah juga ketika dia orang pada
anak perokok kebutuhan. merokok, bertemennya merokok ada ngrokok ga bisa
sehingga saya awalnya coba- ama orang gitu semacem gaya lepas dari rokok
terpengaruh coba karena liat juga keterusan mungkin w liat apa enaknya itu
lantas menjadi temen gaya gitu aja, kalau orang rokok itu yang
suatu kebiasaan. kan akhirnya paksaan sih ga gaya keren, ada menyebabkan w
saya ngikutin ga ada. selentingan dari ngrokok
ada paksaan temen sebaya akhirnya emang
sempet ada cowo ga nikmat lanjut
102
Dampak dari Dampak rokok Tau dengan Kalau dampak Setahu saya sih Dampak negatif Oh sangat jelas
merokok? dari sisi ekonomi jelas, dari positifnya banyak ya di kalau kata karena banyak
ya jelas, biasanya ekonomi jadi kurang tau tapi sampel bungkus dokter tentang selebaran
kita konsumsi tambah boros, dampak rokok juga masalah tentang bahaya
buat makan ada dampak negatifnya banyak tuh, kesehatan kalau ngrokok, di
misalkan 15.000 positifnya yaitu banyak untuk kalau positifnya w baca di rumah internet banyak,
gara-gara rokok kita ikut positifnya paling nambah sakit, mulut di bungkus
tambah 5.000 lagi memakmurkan mungkin untuk mood, ngilangin item, paru-paru rokoknya juga
buat rokok jadi kehidupan sekarang ngrasa BT, ngilangin itu menyebabkan ada menurut w
20.000 dikali masyarakat lebih nyaman. stress, gitu-gitu kerusakan dan ga ngaruh w
berapa bulan, karena dari Dalam aja. Paling agak bagian otot-otot ngrokok sambil
dari kesehatan rokok ini ada keuangan juga susah kalau lari, yang lain, baca itu ya tetep
kalau terlalu beasiswa kalau saya rasakan agak sesak nafas spermanya, alat ngrokok.
banyak ngrokok kita ga isep sekali terasa ga kuat lari. kelaminnya, w Ekonomi sangat
bikin nafas ga OK rokok banyak banget sangat tau karena ngaruh ama
dalam artian ga orang nguras ekonomi melihat seperti kondisi fisik
enak ja kadang- pengangguran terlebih dalam itu tapi yang w ngaruh ngrokok
kadang daya terus ditambah keadaan saya rasakan biasa ga ngrokok w
tahan tubuh lagi petani- seperti ini belum aja kalau untuk rasain sendiri
kurang, kita petani tembakau bekerja uangnya rokok w ga tau itu ngaruh, w
harus tau diri gimana pas-pasan jadi apakah ada nilai sempet berhenti
hargai tempat nasibnya seperti cepet abis tapi negatifnya atau 4 bulan ini baru
umum. Positifnya itu mas. ga tau saya juga ga, selama saya seminggu ini w
menghangatkan bingung kalau ngrokok hampir ngrokok badan
badan dalam buat rokok itu seperti kayak w makin gemuk,
keadaan dingin, ada aja. minum kopi, w berhenti
dan dalam sosial semua itu terkait karena salah
cuma sebatas masalah satu faktor
104
dikeluarkan
untuk merokok
dari pada
misalkan beli
baju, beli pulsa
atau apa kalau
di itung2 lebih
banyak buat
rokok. Ketika
kita berada di
komunitas
dimana
komunitas
tersebut tidak
merokok tiba-
tiba merokok
merasa ga enak
ja, seolah-olah
temen-temen
yang lain
menghindar
bahkan
melarang w
karena w bawa
rokok. Positifnya
masalah pajak
cukai rokok
sangat
106
berdampak
positif buat
pemerintah.
Keinginan dan Ada, sebenernya Pernah, 2 atau Pernah sekitar Saya pernah Ketika keadaan Ga, w dah
mencoba balik lagi ke diri3 kali. Kadang 3X sih ada sekali karena kondisi fisik pernah berhenti,
berhenti pribadi karena sadar kalau ketika pertama sakit sebulan saya biasa aja, w merasakan
merokok? menghargai bener harus kali masuk selain itu ga ada saya ga akan gimana ga
kesehatan diri berhenti kuliah, kalau lagi. berhenti ngrokok dan w
sendiri karena merokok liburan di rumah merokok tapi pernah
kesehatan itu (kesadaran diri saya bisa nahan kalau ngrasakan
mahal. sendiri) dan karena di rumah mempengaruhi ngrokok juga
pacar sering ga ada yang kesehatan saya, lebih nikmat
ngingetin merokok. saya akan rokok mas.
berhenti berhenti
merokok). merokok.
Upaya apa saja Kapanpun saya Paling Ga ada cara Menurunkan Usaha w
yang sudah anda mau, saya bisa ngurangin khusus kalau di porsi merokok sebenernya
gunakan untuk berhenti merokok. karena ga bisa rumah takut tiap hari secara karena niat w
berhenti tiba-tiba orang tua bertahap. ketika w pengen
merokok? langsung marah. berhenti w
berhenti bener-bener full
sekaligus. pengen berhenti,
sugesti w
tentang rokok,
pikiran w
tentang rokok,
semua rasa
tentang rokok itu
107
harus w rubah.
karena kalau ga
ngrubah itu
susah dan w ga
percaya orang
bilang w
berhenti
ngrokok harus
bertahap w ga
percaya itu
buktinya w bisa
ketika berhenti
w full total
langsung
berhenti ga
secara bertahap
asalkan sugesti
w keinginan w
bener-bener itu
memang
berhasil.
Apakah anda Kalau saya hidup Ga berhasil Selalu gagal, Ga berhasil Saya berhenti W sempet
pernah berhasil dengan karena sifat yang saya karena ga enak merokok satu berhenti kelas 2
berhenti lingkungan yang rokok yang rasakan gelisah aja, kalu ga bulan karena SMP selama 3
merokok? memang ga adiktif karena ga tenang ngrokok BT, batuk bulan, masuk
Faktor apa yang merokok saya bikin ketagihan terkadang mpe asem (mulut ga mengganggu SMA selama 2
membuat anda bisa ga merokok dan saya tidak keluar keringat enak). kesehatan saya. bulan dan yang
kesulitan karena bisa dingin kalau Kesulitannya paling lama ini
108
berhenti lingkungan yang menahannya bener-bener lagi belum ada 4 bulan. Karena
merokok? terlalu dominan lagi dan pengen. pengganti yang faktor sensasi
ya beginilah akhirnya saya Kesulitan sifatnya seperti untuk berhenti
susah juga, selain merokok lagi. karena rokok ketika merokok, dulu
faktor lingkungan Yang dirasakan pergaulan juga saya sendirian pernah berhenti
cuma pengen cemas. Teman sih mas ketika atau lagi karena faktor
karena kebiasaan ga ngaruh saya ingin nongkrong cewe. yang
kaya setelah karena saya berhenti nyampe diskusi ga ada dirasakan saat
makan, dosen jarang sini pada lagi yang berhenti
yang merokok nongkrong (di ngrokok semua menemani saya ngrokok itu
atau kantin yang rumah aja). masa saya ga. untuk tidak emang seru,
menyediakan Kesulitannya Sebenernya merokok, serunya dalam
rokok itu ngaruh. karena ga ada lingkungan. bahkan ada kopi bentuk ketika
yang ngawasin Kalau lagi stress item dan hasrat pengen
mungkin kalau mas semakin cemilan itu ga banget ngrokok
setiap hari ada jadi. Awalnya seenak saya tapi w mencoba
yang ngawasin ada orang merokok. Dalam untuk jangan
jangan ngrokok, spesial tapi lingkungan juga sampe
jangan ngrokok, karena saya gtu mempengaruhi mendekati
jangan ngrokok lagi akhirnya karena rokok,
mungkin bisa dia bosen. komunitas saya pertentangan
berhenti. berada batin konflik itu
kebanyakan yang seru dalam
merokok semua diri w apalagi
dan mau ga mau ketika w coba
bukan karena berhenti
saya ingin atau tongkrongan w
harus seperti pada ngrokok
109
Analisis Tema