The Effect of Adding Papaya Leaf Powder (Carica Papaya) to The Feed
to Increase The Growth Of Catfish (Clarias sp.)
Abstrak
Daun pepaya merupakan bahan alami yang sering dimanfaatkan dibidang perikanan air tawar
khususnya sebagai pakan tambahan, karena memiliki kandungan enzim yang dibutuhkan oleh ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan serbuk daun pepaya pada pakan untuk
meningkatkan pertumbuhan ikan lele (Clarias sp). Pakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pakan
komersil dengan kandungan protein 30% yang ditambahkan serbuk daun pepaya. Serbuk daun pepaya
didapatkan dari daun pepaya yang dikeringkan terlebih dahulu sampai benar-benar kering. Setelah kering
daun pepaya dihaluskan dengan menggunakan blender. Penelitian dilakukan secara eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan 1 (P1)
sebagai kontrol (tanpa pemberian serbuk daun pepaya), P2 (pakan dengan serbuk daun pepaya 2 %), P3
(Pakan dengan serbuk daun pepaya 3,5 %), P4 (pakan dengan serbuk daun pepaya 4,2 %). Parameter
pertumbuhan merupakan parameter utama yang diamati pada penelitian ini. Analisis data menggunakan
ANOVA untuk meliihat perbedaan pengaruh dari masing masing perlakuan dengan selang kepercayaan
95% (p>0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan serbuk daun pepaya memberikan
pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang dan berat (p>0.05), dimana perlakuan terbaik terdapat
pada P3 dengan pertumbuahan panjang sebesar 2,69 g dan 3,51 cm, berat dan panjang spesifik 3,89 g dan
5,89 cm, serta FCR 0,517.
Kata kunci: pertumbuhan, serbuk, daun papaya
Abstract
Papaya leaf is a natural ingredient that is often used in the field of freshwater fisheries, especially as
additional feed, because it contains enzymes needed by fish. This study aimed to analyze the effect of
adding papaya leaf powder to feed on increasing the growth of catfish (Clarias sp). The feed used in this
study was commercial feed with a protein content of 30% which was added with papaya leaf powder.
Papaya leaf powder is obtained from papaya leaves that are dried in the sun until completely dry. After
drying, the papaya leaves are mashed using a blender. The study was conducted experimentally using a
completely randomized design (CRD), with 4 treatments and 3 replications. Treatment 1 (P1) as control
(without giving papaya leaf powder), P2 (feed with papaya leaf powder 2%), P3 (feed with papaya leaf
powder 3.5 %), P4 (feed with papaya leaf powder 4.2% ). Growth parameters are the main parameters
observed in this study. Data analysis used ANOVA to determine the difference in the effect of each
treatment with a 95% confidence interval (p>0.05). The results showed that the addition of papaya leaf
powder had a significant effect on the growth rate of length and weight (p>0.05), where the best treatment
was found in P3 with length growth of 2.69 g and 3.51 cm, specific gravity and length. of 3.89 g and 5.89
cm, and an FCR of 0.517.
Key words: growth, powder, papaya leaves
PENDAHULUAN
Sektor perikanan budidaya ikan air Adapun komoditas yang biasa
tawar di Indonesia memiliki potensi dibudidaya adalah ikan lele. permintaan
untuk dikembangkan melalui ikan lele cukup tinggi yaitu mencapai
ekstensifikasi maupun intensifikasi. ±500.000 ekor/minggu di pasar
A B
a b
a b
b
b
b
bDd
cC b B
Gambar 1. a:Pertumbuhan berat mutlak, b: Pertumbuhan panjang mutlak, c: Pertumbuhan berat spesifik,
d: Pertumbuhan panjang spesifik
optimal, semakin cepat protein tersebut FCR masih dianggap efisien apabila
dipecah menjadi bentuk yang sederhana kurang dari 3.
maka akan semakin cepat juga Pada seluruh Perlakuan 1 dan 2
penyerapan asam amino tersebut di memiliki nilai FCR dibawah 3 sehingga
dalam tubuh. masih efisien dibandingkan dengan
perlakuan yang lain. Nilai FCR sangat
FCR (Food Convertion Ratio)
berkaitan dengan tingkat efisiensi pakan
Nilai FCR terendah yaitu pada
selama peroses pemeliharaan yang
perlakuan P3 (Pakan + 4,2% serbuk
dilakukan. Semakin tinggi nilai efisiensi
daun pepaya) sebesar 0,517, diikuti
pakan maka akan semakin tinggi pula
dengan P2 (Pakan + 3,5% serbuk daun
laju pertumbuhan dari Ikan lele,
pepaya) sebesar 0,67, kemudian P1
sehingga akan memudahkan ikan dalam
(Pakan + 2% serbuk daun pepaya)
menyerap pakan yang ada dalam
sebesar 0,693, untuk kontrol sebesar
saluran pencernaan kemudian akan
0,957. Pemberian serbuk daun pepaya
berpengaruh pada pertumbuhan ikan
memberikan pengaruh signifikan
(Supriyanto, 2010). Menurut Yuriana
(P>0,05) terhadap FCR dengan
dkk., (2017), mengatakan bahwa serbuk
perlakuan paling baik yaitu dengan
daun pepaya mengandung enzim
penambahan serbuk daun pepaya 4,2%
papain, dimana enzim tersebut
(0.51 c ± 0.022). Nilai FCR yang
kemudian digunakan untuk perombakan
semakin kecil menunjukkan pakan yang
protein menjadi asam amino sehingga
dikonsumsi oleh ikan lebih efisien
dapat lebih cepat terserap oleh usus.
digunakan untuk pertumbuhan,
sebaliknya nilai FCR yang semakin Kualitas Air
besar menunjukkan pakan yang Kualitas air pada media
dikonsumsi kurang efisien pemeliharaan merupakan salah satu
(pemanfaatan pertumbuhan rendah) faktor penentu keberhasilan dalam
(Amalia, 2013). budidaya. Pengukuran kualitas air
Pada penelitian yang dilakukan dilakukan sebanyak lima kali yaitu
semakin tinggi dosis serbuk daun sebelum penebaran, hari ke -7, 14, 21,
papaya yang digunakan mengakibatkan 29 dan hari ke-35. Adapun parameter
nilai FCR mengalami penurunan. Hal kualitas air yang diukur dapat dilihat
ini menunjukkan bahwa serbuk daun pada (Tabel 1). Kisaran nilai kualitas
papaya pada penelitian berpengaruh yang diperoleh selama penelitian yaitu
terhadap kualitas pakan yang pH berkisar antara 7,4 - 7,6, kandungan
ditambahkan bahan alami seperti oksigen terlarut (DO) berkisar antara
papaya. Menurut Listiowati dan 4,5 – 5 mg/l,dan suhu berkisar antara
Pramono (2014), semakin kecil nilai 27-29˚C. Nilai kualitas air tersebut
FCR berarti pakan semakin berkualitas, menunjukkan bahwa ikan lele dipelihara
hal ini menunjukkan bahwa jumlah dalam lingkungan yang masih layak dan
pakan yang dikonsumsi lebih besar dari sesuai untuk tempat hidupnya. Hal ini
pada jumlah pakan yang tersisa. Nilai juga didukung oleh pernyataan (Taufik,
2013), yang menyatakan bahwa suhu air pendapat Afdola (2018), menyatakan
sangat berpengaruh terhadap laju bahwa tingkat kelangsungan hidup ≥
metabolisme dan pertumbuhan 50% tergolong baik, 30 - 50% sedang
organisme air. Kisaran suhu optimal dan untuk kelangsungan hidup kurang
bagi kelangsungan hidup ikan lele yaitu dari 30% dikatakan tidak baik. Angka
20°C. Serta pernyataan dari Widiastuti kelulushidupan Ikan lele dalam
(2009), yang menyatakan bahwa pH air penelitian ini yang berkisar antara 73,33
untuk kegiatan budidaya berkisar antara – 80%, termasuk dalam kategori yaang
6-9. Apabila pH rendah maka oksigen cukup baik. Selain itu, kematian pada
terlarut akan berkurang sehingga ikan juga dapat disebabkan karena ikan
konsumsi oksigen pada ikan akan stres yang disebabkan oleh pemindahan
menurun, selera makan berkurang dan lingkungan yaitu dari alamnya ke
aktivitas pernafasan akan naik. wadah penelitian. Adapun ciri–ciri ikan
Begitupun sebaliknya dengan suasana yang mengalami stres yaitu lemas
basa, maka pH yang optimal untuk (pergerakan yang lambat) tidak
perairan berkisar antara 6,5 – 8,5. merespon pakan yang diberikan, dan
berenang kepermukaan. Noviana dkk,
Kelangsungan Hidup Ikan Lele (2014), mengatakan bahwa ikan yang
Tingkat kelangsunganhidup ikan mengalami gangguan fisiologis (stress)
lele sebelum disuntikkan tertinggi pada akan mengakibatkan turunnya nafsu
kontrol sebesar 80%, selanjutnya pada makan ikan secara drastis dan akan sulit
perlakuan bagi ikan untuk beraktivitas seperti
P1 (Pakan +2% serbuk daun pepaya) berenang dan bernafas. Tingkat
dan P2 (Pakan +3,5% serbuk daun kelangsungan hidup dapat dipengaruhi
papaya) sebesar 75,56 % untuk oleh faktor internal dan eksternal dari
perlakuan P3 (Pakan +4,2% serbuk ikan, tetapi dapat dipastikan bahwa daya
daun pepaya). Pemberian serbuk daun toleransi setiap ikan berbeda-beda pada
papaya tidak memberikan pengaruh setiap wadah perlakuan, dikarenakan
signifikan (P<0,05) terhadap tidak semua Ikan lele yang dipelihara
kelangsunganhidup ikan lele. Kematian mengalami kematian.
ikan pada penelitian diduga terjadi
karena suhu yang rendah pada minggu- KESIMPULAN
minggu awal yang mencapai kisaran 14 Pemberian serbuk daun pepaya
- 160C sehingga menyebabkan sistem yang ditambahkan pada pakan dengan
imun ikan menjadi melambat dan dosis tertentu berpengaruh nyata
menyebabkan kematian pada ikan lele. terhadap pertumbuhan berat dan
Menurut Setyowati (2018), yang panjang mutlak 2,69 g dan 3,51 cm,
mengatakan bahwa ikan merupakan berat dan panjang spesifik 3,89 g dan
hewan berdarah dingin, karena sifat dari 5,89 cm, FCR 0,517. Akan tetapi tidak
ikan tersebut maka sistem imun memberikan hasil yang signifikan
spesifiknya lebih lambat terhadap suhu terhadap kelangsungan hidup benih Ikan
yang dingin. Selain itu, menurut lele atau tidak berpengaruh nyata.