Anda di halaman 1dari 6

JAKHKJ Vol. 7, No.

1, 2021

Pengaruh Terapi Senam Kaki Diabetik Terhadap Penurunan Resiko Neuropati Pada
Klien Dengan Diabetes Melitus

Yuli Astuti1, Muhammad Fandizal2, Dhien Novita Sani3


1)
Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana Jakarta
2)
Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana Jakarta
3)
Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana Jakarta
E-mail: yuliastuti@bku.ac.id

ABSTRAK

Sebanyak 2/3 penderita diabetes tidak mengetahui dirinya memiliki diabetes dan dalam
kondisi sudah komplikasi. Komplikasi tertinggi yaitu neuropati 60% sehingga menurunkan
sensitivitas dan sirkulasi darah perifer. Penelitian Pre Eksperimen dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Bentuk desain penelitian yaitu One Group Pretest-Postest. Sampel dalam
penelitian sebanyak 6 orang dengan Teknik Non Probability sampling yaitu Purposive
Sampling. Variabel dependennya adalah resiko neuropatik. Variabel independent yaitu
terapi senam kaki diabetic. Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
Pengolahan data pada pengkajian sensitivitas dan sirkulasi darah perifer menggunakan
rumus presentase (% = nilai hasil/nilai total x 100%) dan rumus ABI (ABI = Sistolik
kaki/Sistolik tangan). Hasil pengkajian akhir neurologis responden dari 0,63(63%) menjadi
0,85(85%), pengkajian vaskuler responden dari 0,66(66%) menjadi 0,94(94%), pemeriksaan
Ankle Branchial Index (ABI) dari 0,83(83%) menjadi 1%, pemeriksaan Capillary Refilling
Time (CRT) dari 4 detik menjadi 1 detik. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
terapi senam kaki diabetik terhadap penurunan resiko Neuropati Diabetik.
Kata kunci: diabetik; neuropati; senam kaki; terapi

PENDAHULUAN diabetes terjadi 10 tahun lebih cepat


diwilayah regional asia tenggara daripada
Diabetes Mellitus merupakan wilayah eropa. Data WHO menunjukkan
gangguan metabolism yang ditandai terjadi peningkatan prevalensi diabetes
dengan hiperglikemi yang berhubungan mellitus didunia sebanyak 415 juta jiwa,
dengan abnormalitas metabolism kenaikan 4 kali lipat dari tahun 1980an.
karbohidrat, lemak, protein yang Menurut International Diabetic Federation
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin (IDF) pada atlas 2015 diperkirakan pada
atau mikrovaskuler, makrovaskuler, dan tahun 2040 jumlahnya akan menjadi 642
neuropati. Terdapat 96 juta jiwa dengan juta jiwa. Hasil penderita diabetes mellitus
diabetes di 11 wilayah regional Asia di wilayah DKI Jakarta yaitu 3,0 % dengan
Tenggara. Hampir 80% penderita diabetes jumlah 190.323 jiwa naik dari
mellitus berada di negara berkembang,
9 | p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
JAKHKJ Vol. 7, No. 1, 2021

tahun 2007 dengan nilai 2,8 %, DKI DM dengan koran sebesar 4,35 dan pada
Jakarta menduduki urutan ke 6 dengan kelompok kontrol sebesar 3.56. Setelah
jumlah tertinggi terdapat di Sulawesi diberikan perlakuan dengan melakukan
Tengah, dan jumlah terendah terdapat di senam kaki DM dengan koran selama 7
Lampung. Wilayah Jakarta Timur 2,8% hari berturut-turut, pada kelompok
dari total penderita diabetes mellitus di eksperimen terjadi peningkatan rata-rata
DKI Jakarta, jumlah tertinggi terdapat di sensitivitas sebesar 4.85, sedangkan pada
Jakarta Pusat dengan hasil 4,8%, dan yang kelompok kontrol yang tidak diberikan
terendah di Jakarta Selatan, Jakarta Utara, perlakuan tetap yaitu sebesar 3.56. Hasil
dan Kepulauan Seribu penelitian ini menunjukkan adanya
Dari data yang didapatkan dari peningkatan sensitivitas kaki yang
Puskesas Cipayung pada tahun 2013 signifikan pada kelompok eksperimen
didapatkan jumlah penderita diabetes setelah diberikan tindakan senam kaki
mellitus sebanyak 130 jiwa (1,64%), diabetic.
berdasarkan hasil Studi pendahuluan yang
telah dilakukan oleh peneliti di wilayahRT METODE PENELITIAN
09/RW 04 kelurahan Pondok Ranggon
Kecamatan Cipayung pada tanggal 17 Penelitian ini dilakukan pada klien
April – 19 April 2018 didapatkan hasil komunitas Kelurahan Pondok Ranggon,
jumlah penduduk yang mengalami Jakarta Timur dengan penyakit Diabetes
masalah kesehatan 199 jiwa, dengan Melitus pada tahun 2018, penelitian ini
warga yang mengalami diabetes mellitus 6 merupakan penelitian Pre Eksperimen
jiwa (3%). dengan pendekatan asuhan keperawatan.
Hasil evaluasi senam kaki diabetik Data Neuropati Diabetik dikumpulkan
mampu memperbaiki sirkulasi perifer. sebelum intervesi dan setelah
Selain itu juga ada pengaruh pendidikan implementasi keperawatan. Bentuk desain
kesehatan dengan metode demonstrasi penelitian yang digunakan yaitu One
perawatan kaki diabetik terhadap Group Pretest-Postest.
kemampuan merawat kaki. Dengan Sampel dalam penelitian ini
mengajarkan senam kaki diabetik mampu sebanyak 6 orang klien dengan
memperbaiki sirkulasi perifer pada menggunakan teknik Non Probability
penderita diabetes mellitus. Selain itu Sampling yaitu Purposive Sampling.
senam kaki diabetik juga mampu Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu
menurunkan kadar gula darah, sehingga Masyarakat yang berusia lansia (> 60
dapat mencegah komplikasi selanjutnya. tahun), Lama menderita Diabetes Mellitus
Senam kaki berpengaruh pada nilai sensasi 1-5 tahun, Memiliki keluhan nyeri, baal
kaki dan pengkajian fisik kaki penderita atau kesemutan pada area kaki,
neuropati diabetik pada kelompok Sensitivitas pada ekstremitas bawah
intervensi setelah senam kaki. Terdapat kurang, Nilai Angkle Branchial Index
perbedaan yang bermakna pada kelompok (ABI) < 0,90
intervensi dan kelompok control setelah Pengolahan data pada pengkajian
senam kaki. Senam kaki berpengaruh sensitivitas dan sirkulasi darah perifer
terhadap pengobatan neuropati diabetik menggunakan rumus presentase (% = nilai
pada penderita Diabetes mellitus. hasil/nilai total x 100%) dan pada ABI
Hasil pengukuran diperoleh nilai menggunakan rumus ABI (ABI = Sistolik
rata-rata sensitivitas kaki pada kelompok kaki/Sistolik tangan) [6].
eksperimen sebelum lakukan senam kaki

10
JAKHKJ Vol. 7, No. 1, 2021

HASIL DAN DISKUSI hasil : nilai total x 100%). Pengukuran


diperoleh nilai rata-rata nilai vaskuler kaki
Setelah dilakukan terapi senam kaki pada kelompok eksperimen sebelum
diabetic pada 6 Subjek selama 7 hari lakukan senam kaki Diabetes Mellitus
didapatkan hasil adanya pengaruh dengan koran sebesar 0,66 (66%) dan
terhadap penurunan resiko neuropati Setelah diberikan perlakuan dengan
diabetik yaitu hasil pengkajian neurologis melakukan senam kaki Diabetes Mellitus
dapat terlihat pada table 1 yaitu dari 0,56% dengan koran selama 7 hari berturut-turut,
menjadi 0,83% setelah diberikan terapi pada kelompok eksperimen terjadi
senam kaki diabetic selama 30 menit peningkatan rata-rata neurologis sebesar
dalam waktu 7 hari Hasil ini penulis 0,94 (94%). sedangkan pada kelompok
dapatkan dari perhitungan secara manual kontrol yang tidak diberikan perlakuan
dengan menggunakan rumus persentase tetap yaitu sebesar 0,66 (66%). Hasil
(% = nilai hasil : nilai total x 100%). penelitian ini menunjukkan adanya
Pengukuran diperoleh nilai rata-rata peningkatan nilai vaskuler yang signifikan
sensitivitas kaki pada kelompok pada kelompok eksperimen setelah
eksperimen sebelum lakukan senam kaki diberikan tindakan senam kaki diabetic
DM dengan koran sebesar 56% dan Setelah [5].
diberikan perlakuan dengan melakukan Tabel 2 Hasil pengkajian vaskuler
senam kaki DM dengan koran selama 7 sebelum dan sesudah intervensi
hari berturut-turut, pada kelompok Responden Pengkajian neurologis
eksperimen terjadi peningkatan rata-rata
sensitivitas sebesar sesudah 83%. Sebelum sesudah
sedangkan pada kelompok kontrol yang 1 63% 90%
tidak diberikan perlakuan tetap yaitu 2 71% 95%
sebesar 3.56. Hasil penelitian ini 3 60% 95%
menunjukkan adanya peningkatan 4 73% 100%
sensitivitas kaki yang signifikan pada 5 65% 90%
kelompok eksperimen setelah diberikan
6 65% 92%
tindakan senam kaki diabetic [5].
Sebelum intervensi dari 0,66 (66%)
Tabel 1 hasil pengkajian neurologis
menjadi 0,94 (94%) setelah intervensi.
sebelum dan sesudah intervensi
Latihan senam kaki diabetic selama 7 hari
Responden Pengkajian neurologis ternyata mampu meningkatkan sirkulasi
perifer yaitu sebelum pemberian terapi
Sebelum sesudah senam kaki diabetic, banyak responden
1 57% 85% mempunyai sirkulasi darah perifer dalam
2 64% 80% kategori sedang dan setelah pemberian
3 65% 81% terapi senam kaki diabetic terdapat dalam
4 71% 85% kategori normal, sementara kategori
5 78% 86% sedang sudah tidak ada lagi pada pasien
6 65% 80% diabetes mellitus di Ruang Melati 1 RSUD
Dr. Moewardi [7]. Pada penderita diabetes
Hasil pengkajian vaskuler setelah mellitus sering mengalami penyempitan
diberikan terapi senam kaki diabetic dan penyumbatan pembuluh darah perifer
selama 30 menit dalam waktu 7 hari sering terjadi pada tungkai bawah
dengan perhitungan secara manual dengan akibatnya perfusi jaringan distal dari
menggunakan rumus persentase (% = nilai tungkai menjadi berkurang.

11
JAKHKJ Vol. 7, No. 1, 2021

Gangguan mikrovaskuler akan Diabetes Mellitus dapat dilakukan dengan


menyebabkan berkurangnya aliran darah memberikan terapi senam diabetik,
dan hantaran oksigen pada serabut saraf Implementasi ini dilakukan pada 6
yang kemudian menyebabkan degenerasi responden dalam waktu 7 hari.
dari serabut saraf. Keadaan ini akan
mengakibatkan neuropati [8]. Setelah membandingkan hasil
Hasil pemeriksaan Ankle Branchial intervensi hari pertama samapai hari ke
Index (ABI) rata-rata dari 0,83 menjadi 1 tujuh implementasi didapatkan hasil
setelah intervensi. Pemberian senam kaki terdapat perbedaan untuk pengkajian
diabetes berpengaruh terhadap nilai neurologis sebelum dilakukan tindakan
Angkle Brachial Index (ABI) pada terapi senam kaki diabetik dari
penderita diabetes mellitus di Persadia 0,56(56%) menjadi 0,83 (83%) setelah
Cabang Kota Surakarta dimana dari hasil terapi senam kaki diabetik. Hasil
penelitian ini dapat menunjukkan hampir penelitian tersebut juga sejalan dengan
seluruh responden nilai ABI kelompok penelitian Eko Endriyanto ,dkk (2016)
intervensi dalam batas normal atau didapatkan hasil pengukuran diperoleh
sirkulasi arteri normal. Senam kaki yang nilai rata-rata sensitivitas kaki pada
melibatkan otot-otot terutama pada kaki kelompok eksperimen sebelum lakukan
yang bertujuan memperbaiki sirulasi senam kaki DM dengan koran sebesar
darah, maka apabila sirkulasi darah kaki 4,35 dan pada kelompok kontrol sebesar
normal maka denyut nadi akan normal 3.56. Setelah diberikan perlakuan dengan
juga karena nadi indicator dari status melakukan senam kaki DM dengan koran
sirkulasi darah dalam pembuluh darah [7]. selama 7 hari berturut-turut, pada
Hasil pemeriksaan Capillary kelompok eksperimen terjadi peningkatan
Refilling Time (CRT) rata-rata responden rata-rata sensitivitas sebesar 4.85,
dari 4 detik menjadi 1 detik setelah sedangkan pada kelompok kontrol yang
intervensi. Beberapa penderita diabetes tidak diberikan perlakuan tetap yaitu
dapat mengalami iskemia disebabkan sebesar 3.56. Hasil penelitian ini
karena adanya penurunan aliran darah ke menunjukkan adanya peningkatan
tungkai dengan kondisi menurunnya atau sensitivitas kaki yang signifikan pada
hilangnya denyut nadi, pucat, kulit dingin, kelompok eksperimen setelah diberikan
kulit jari tipis, dan rambut yang tidak tindakan senam kaki diabetic.
tumbuh, merupakan indikasi iskemia Pengkajian vaskuler, sebelum
(arterial insufficiency) dengan capillary dilakukan terapi senam kaki diabetik
refill time lebih dari 40 detik [8]. didapatkan hasil dari 0,66 (66%) menjadi
0,94(94%) setelah dilakukan terapi senam
PEMBAHASAN kaki diabetik, Hasil ini memperkuat
penelitian sebelumnya dari peneltian Atik
Hasil penelitian yang Sri Subekti (2017) dengan hasil
menggunakan pendekatan asuhan menggambarkan bahwa dengan latihan
keperawatan ini dengan menggunakan 5 senam kaki diabetic selama 2 minggu
tahapan dalam proses keperawatan. ternyata mampu meningkatkan sirkulasi
Dimulai dari pengkajian, menentukan perifer yaitu sebelum pemberian terapi
diagnosa keperawata, membuat intervensi senam kaki diabetic, banyak responden
keperawatan, melakukan tindakan mempunyai sirkulasi darah perifer dalam
keperawatan dan evaluasi keperawatan. kategori sedang dan setelah pemberian
Intervensi yang dilakukan untuk terapi senam kaki diabetic terdapat dalam
mengurangi resiko neuropatik pada pasien kategori normal, sementara kategori

12
JAKHKJ Vol. 7, No. 1, 2021

sedang sudah tidak ada lagi pada pasien meningkatnya nilai Ankle Brachial Index
diabetes mellitus di Ruang Melati 1 RSUD menjadi normal. dan hasil penelitian Agus
Dr. Moewardi. Diperkuat oleh hasil Trianto, dkk (2015) didapatkan hasil Nilai
penelitian Senja Putri Utami (2017) dapat ABI sebelum dilakukan senam kaki
diketahui bahwa Dari hasil evaluasisenam sebanyak 19 responden didapatkan hasil
kaki diabetik mampu memperbaiki nilai tertinggi 1,25 dan nilai terendah
sirkulasi perifer. Selain itu juga ada 0,87. Rata-rata nilai ABI sebelum
pengaruh pendidikan kesehatan dengan dilakukan senam kaki adalah 1,0200.Nilai
metode demonstrasi perawatan kaki ABI sesudah dilakukan senam kaki
diabetik terhadap kemampuan merawat sebanyak 19 responden didapatkan hasil
kaki. Dengan mengajarkan senam kaki nilai tertinggi 1,30 dan nilai terendah 0,86.
diabetik mampu memperbaiki sirkulasi Rata-rata nilai ABI sesudah dilakukan
perifer pada penderita diabetes mellitus. senam kaki adalah 1,0721 . Ada pengaruh
Selain itu senam kaki diabetik juga senam kaki terhadap nilai ankle bracial
mampu menurunkan kadar gula darah, index (ABI) pada pasien DM tipe II di
sehingga dapat mencegah komplikasi persadia unit RSUD Dr. Moewardi
selanjutnya. Maka penulis menyimpulkan Surakarta.
hasil ini menggambarkan bahwa dengan Hasil pemeriksaan Capillary
latihan terapi senam kaki diabetic selama Refilling Time (CRT) sebelum diberikan
6 hari ternyata mampu meningkatkan terapi senam kaki diabetic bernilai 4 detik
sirkulasi darah perifer. dan setelah diberikan senam kaki diabetic
Pemeriksaan Ankel Brankial menjadi 1 detik. Beberapa penderita
index (ABI) sebelum dilakukan terapi diabetes dapat mengalami iskemia
senam kaki diabetik didapatkan hasil 0,83 disebabkan karena adanya penurunan
(83%) dan setelah dilakukan senam kaki aliran darah ke tungkai dengan kondisi
diabetik menjadi 1. Hasil ini sejalan menurunnya atau hilangnya denyut nadi,
dengan peneltian Nur Rohmah Laili pucat, kulit dingin, kulit jari tipis, dan
Zaqiyah (2017) nilai rata-rata Angkle rambut yang tidak tumbuh, merupakan
Brachial Index (ABI) pre test dan post test, indikasi iskemia (arterial insufficiency)
maka disimpulkan pemberian senam kaki dengan capillary refill time lebih dari 40
diabetes berpengaruh terhadap nilai detik. (Anik Maryunani, 2013 : 49-50).
Angkle Brachial Index (ABI) pada
penderita diabetes mellitus di Persadia KESIMPULAN
Cabang Kota Surakarta dimana dari hasil
penelitian ini dapat menunjukkan hampir Pelaksanaan terapi senam kaki
seluruh responden nilai ABI kelompok diabetic selama 7 hari dapat meningkatkan
intervensi dalam batas normal atau sensitivitas kaki dan memperlancar
sirkulasi arteri normal. Selanjutnya sirkulasi darah sehingga berpengaruh
diperkuat oleh penelitian Inatry Mangiwa, terhadap penurunan resiko neuropati
dkk (2017) dengan hasil sebelum diabetic.
dilakukan atau diberikan senam kaki
diabetes, sebagian besar pasien DM tipe II SARAN
mempunyai nilai Ankle Brachial Index
gangguan arterial ringan Setelah Senam kaki diabetik dapat menurunkan
dilakukan atau diberikan senam kaki resiko komplikasi gangguan neuropatik
diabetes, nilai Ankle Brachial Index pada penderita Diabetes Mellitus sehingga
mengalami perubahan yang cukup terapi ini perlu diajarkan kepada keluarga
signifikan dengan sebagai tindakan preventif untuk

13
JAKHKJ Vol. 7, No. 1, 2021

mengurang resiko komplikasi pada


penderita Diabetes Mellitus.

REFERENSI

[1] Huda, Amin Nurarif dan Hardhi


Kusuma. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA Nic-Noc Jilid 1.
Yogyakarta: MediAction; 2015.
[2] WHO. Diabetes Fakta dan Angka.
WHO Regional Offive For South-East
Asia. 2015. [cited 29 November 2020].
Available from:
www.searo.who.int/indonesia
[3] Kemenkes RI Pusat Data dan
Informasi. Situasi dan Analisis
Diabetes. Infodatin. 2014. [cited 29
November 2020]. Available from
www.depkes.go.id/resources/downloa
d/
[4] Putri, Senja Utami. Upaya SenamKaki
untuk Mencegah Resiko Komplikasi
pada Tn.S dengan Diabetes Mellitus.
Naskah Publikasi. 2017.
[5] Endriyanto, Eko dkk. Efektivitas
Senam Kaki Diabetes Mellitus dengan
Koran terhadap Sensitifitas Kaki pada
pasien DM Tipe 2. Universitas Riau.
2013.
[6] Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta; 2007.
[7] Sri, Atik Subekti. Pengaruh Senam
Kaki terhadap Sirkulasi Darah Perifer
dilihat dari Nilai Ankle Brachial Index
(ABI) pada pasien Diabetes Mellitus di
Ruang Melati Satu RSUD Dr.
Moerwadi. Artikel Publikasi. 2017.
[8] Maryunani, Anik. Step By Step
Perawatan Luka Diabetes dengan
Metoe Perawatan Luka Modern. Jawa
Barat: IN MEDIA; 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai