Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN


LOMBOK BARAT

Disusun oleh :

PWK 18 B

1. Imansyah (4181300
2. Dewi Kumalasari (418130006)
3. Dicky Harisandi (418130022)

Mata Kuliah : Ekonomi Wilayah Kota

Dosen Pengampu : Baiq Harly Widiyanti, ST., MM

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan ekonomi adalah Angkatan usaha dan kebijakan yang bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja,
memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi
regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier (Badan Pusat Statistik, 2020). Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) merupakan salah satu indikator untuk mengukur perkembangan sektor-
sektor ekonomi suatu wilayah. Berbagai jenis sektor ekonomi yang diakui dalam data
PDRB salah satunya adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.
Akomodasi dan makan minum merupakan sektor ekonomi yang memberikan
pelayanan terhadap kebutuhan manusia. Pada tahun 2014 nilai PDRB atas dasar
harga konstan 2010 sektor penyediaan akomodasi dan makan minum memberikan
kontribusi terhadap wilayah Kabupaten Lombok Barat sebesar 575,9 miliar rupiah,
dan setiap tahunnya terus meningkat hingga tahun 2018 mencapai 630,4 miliar
rupiah. Hal tersebut menunjukkan sektor penyediaan akomodasi memiliki potensi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Lapangan usaha penyediaan akomodasi tersebut sangat erat kaitannya dengan
sektor pariwisata. Peran sektor pariwisata dalam menunjang pembangunan disuatu
negara yaitu sebagai sumber devisa dan pendapatan daerah, serta meningkatkan
pertumbuhan perekonomian masyarakat (Soebagyo, 2012). Menurut Badan Pusat
Statistika, (2020) sebagai daerah wisata, sektor akomodasi berpengaruh tinggi
terhadap perekonomian Kabupaten Lombok Barat. Hal ini ditunjukkan dengan peran
sektor akomodasi dan makan minum terhadap PDRB sampai tahun 2018 sebesar 8
persen.
Wilayah Kabupaten Lombok Barat memiliki berbagai lokasi wisata alam dan
buatan yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan, sehingga mendorong terhadap
meningkatnya usaha oleh masyarakat dalam penyediaan akomodasi dan makan
minum. Sublapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum di Kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2018 terdiri dari hotel berbintang sebanyak 24 unit, hotel
melati 32 unit, pondok wisata 35 unit, villa 46 unit, dan akomodasi lainnya 9 unit.
Keberadaan hotel-hotel yang tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Barat
terutama di Kecamatan Batu Layar yang berfungsi sebagai fasilitas penunjang
pariwisata di Kabupaten Lombok Barat. Potensi pariwisata yang cukup baik tentu
akan berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah dan meningkatnya kualitas hidup
masyarakat.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator
kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arafani, (2011)
menyebutkan bahwa variabel jumlah akomodasi hotel dan jumlah tamu yang
menginap berpengaruh positif signifikan terhadap PDRB di Kota Batu. Dalam
penelitian tersebut menjadikan jumlah usaha akomodasi dan tingkat hunian kamar
baik hotel bintang maupun non bintang serta usaha akomodasi lainnya sebagai
variabel yang memenuhi perkembangan subkategori penyedia akomodasi yang
nantinya memengaruhi besarnya PDRB setiap provinsi di Indonesia.
Pada penelitian ini juga akan melihat banyaknya jumlah penyediaan akomodasi
dan makan minum, kemudian banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada sektor
akomodasi dan makan minum di Kabupaten Lombok Barat. Pemilihan variabel
tersebut secara langsung dapat diketahui besarnya pengaruh sektor akomodasi dan
makan minum dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Perekonomian daerah yang terus meningkat dapat menjadi gambaran
pembangunan terhadap kesejahteraan masyarakat disuatu daerah. Seiring dengan itu
pertumbuhan ekonomi adalah alat ukur sebuah pembangunan, hal ini dikarenakan
perkembangan aktivitas sektor ekonomi dapat juga diukur melalui pertumbuhan
ekonomi (Sugiarthi & Supadmi, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini sangat penting
dilakukan agar dapat menjelaskan pengaruh sektor penyediaan akomodasi dan
makan minum terhadap pendapatan masyarakat, tingkat kesehatan dan pendidikan
masyarakat di Kabupaten Lombok Barat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan Ekonomi


Perkembangan ekonomi merupakan faktor utama dalam menilai kemakmuran
sebuah negara. Pertumbuhan merupakan meningkatnya nilai pendapatan daerah
dalam jangka tertentu. Tarigan, (2002) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi
memiliki pengertian sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Menurut Saerofi, 2005 (dalam Wiguna, 2019) pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya
pembangunan suatu daerah daeri berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak
langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi.
2.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta
atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai
aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah foktor
produksi yang memiliki residen atau non residen (Bada Pusat Statistik, 2020).
Dalam menentukan nilai PDRB daerah dapat dilihat pada berbagai subsektor
ekonomi yang terdapat di daerah tersebut.
2.2 Subsektor Penyediaan Akomodasi dan Makan minum
Badan Pusat Statistik (2020) menjelaskan bahwa kategori subsektor ekonomi
yang termuat dalam penyusunan PDRB menurut lapangan usaha dirinci berdasarkan
nilai tambah mencakup tujuh belas lapangan usaha dan subkategori penyediaan
akomodasi dan makan minum adalah ke sembilan. Berdasarkan Undang-Undang
No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, bahwa penyediaan akomodasi
merupakan usaha yang menyediakan layanan penginapan yang dapat dilengkapi
fasilitas pelayanan.
2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Menurut Badan Pusat Statistik (2020) menjelaskan bagaimana penduduk
dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,
pendidikan, dan sebagainnya. Bersamaan dengan itu Indeks Pembangunan Manusia
dibentuk oleh 3 dimensi dasar, yaitu:
a. Angka harapan hidup (AHH), didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan
banyaknya peluang untuk bertahan hidup.
b. Harapan lama sekolah (HLS), didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam
tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang.
c. Angka Melek Huruf, menunjukkan adanya sebuah sistem dasar yang efektif
dan atau program keaksaraan yang memungkinkan sebagaian besar penduduk
memperoleh dan melanjutkan pembelajaran.
Manfaat dari penyusunan indeks pembangunan manusia dapat mengetahui
pencapaian program pembangunan terhadap SDM yang berkaitan dengan
peningkatan kualitas hidup masyarakat serta partisipasi masyarakat dan pelayanan
publik.
2.5 Hubungan Subsektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dengan
PDRB
Perkembangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum di Kabupaten
Lombok Barat cenderung stabil dan bahkan berkembang. Jasa akomodasi yang
dibangun berupa hotel berbintang dan non berbintang, serta usaha akomodasi dan
makan minum lainnya. Nirwandar, 2014 (dalam Rizkova, 2016) menjelaskan bahwa
jenis pengeluaran paling banyak dari seorang wisatawan mancanegara pada tahun
2012 dan 2013 adalah untuk biaya akomodasi yaitu sebesar 48% dari total
keseluruhan pengeluaran.
2.6 Kerangka Konseptual
Pada penelitian ini kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar berikut:

Penyediaan Indeks
Akomodasi dan Pembangunan
Makan Minum Manusia

Gambar 1. Kerangka Konseptual


Variabel independen dalam penelitian ini adalah subsektor penyediaan
akomodasi dan makan minum yang tediri dari jumlah akomodasi dan banyaknya
tenaga kerja usaha akomodasi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai
indeks pembangunan manusia.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan November 2020 sampai dengan
bulan Januari 2021.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018)
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivism, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan dilakukan dengan metode survey skunder. Data yang diperoleh
melalui survey skunder berupa kabupaten dalam angka, produk domestic regional
bruto Kabupaten Lombok Barat, jurnal ilmiah, dan sumber literature terkait lainnya.
3.4 Teknik Analisis
Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan statistic deskriptif dan regresi
linear berganda.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis
Angka untuk jumlah akomodasi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun
2018 adalah sebanyak 146 unit, yang terdiri dari hotel, home stay, villa, dan
akomodasi lainnya. Pada jumlah akomodasi terbanyak berada di Kecamatan Batu
Layar yaitu 83 unit, kemudian sebanyak 34 unit berada di Kecamatan Sekotong.
Selain itu juga terdapat di Kecamatan Narmada 18 unit, Lingsar 6 unit, Gunungsari
dan Kuripan 1 unit.
Tingkat banyaknya tenaga kerja pada sektor penyediaan akomodasi di
Kabupaten Lombok Barat yaitu sebanyak 2.766 jiwa, dengan jenjang pendidikan
mulai dari SMP sampai S3. Sedangkan untuk jumlah wisnus dan wisman yang
menginap pada pelayanan akomodasi serjumlah 365.988 orang.
Berdasarkan kabupaten dalam angka, jumlah Angka Harapan Hidup (AHH)
Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2014-2018 mengalami peningkatan dari 64,50
sampai 66,16. Selain itu nilai rata-rata lama sekolah diperoleh sebesar 6,16 pada
tahun 2018.
Dilihat dari capaian IPM, Kabupaten Lombok Barat mengalami peningkatan
selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2014 nilai IPM sebesar 63,52, sampai pada
tahun 2018 mencapai 67,18. Capaian ini merupakan yang terendah keempat setelah
wilayah Sumbawa Barat, Kota Mataram, dan Kota Bima yaitu >70. Untuk jumlah
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten Tahun 2014-2018
IPM
Kab/Kota
2014 2015 2016 2017 2018
Lom. Barat 63,52 64,62 65,55 66,37 67,18
Lom. Tengah 61,88 62,74 63,22 64,36 65,36
Lom.Timur 62,07 62,83 63,70 64,37 65,35
Lom. Utara 60,17 61,15 62,24 63,04 63,83
IPM
Kab/Kota
2014 2015 2016 2017 2018
Sumbawa 62,88 63,91 64,89 65,84 66,77
Dompu 63,53 64,56 65,48 66,33 66,97
Bima 62,61 63,48 64,15 65,01 6592
Sumbawa Barat 67,19 68,38 69,26 70,08 70,01
Kota Mataram 75,93 76,37 77,20 77,84 78,43
Kota Bima 72,23 72,99 73,67 74,36 75,04
Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2019

Pengaruh Jumlah Akomodasi dan makan minum serta Banyak Jumlah Tenaga
Kerja Terhadap IPM

Dalam menentukan pengaruh jumlah akomodasi dan makan minum serta jumlah
tenaga kerja terhadap IPM, maka dilakukan analisis regresi linear berganda. Sebelum
dilakukan analisis, terlebih dahulu menentukan tabel pembantu, dengan tujuan
memudahkan analisis yang dilakukan. Adapun tabel pembantu adalah sebagai berikut.
Tabel Pembantu

n X1 X2 X12 X22 y
10 146 2.766 21.316 750.756 67,18
Ket : n = Jumlah Kecamatan
X1 = Jumlah Akomodasi Makan Minum
X2 = Jumlah Tenaga Kerja
X12 = Kuadrat Jumlah Akomodasi Makan Minum
X22 = Kuadrat Jumlah Tenaga Kerja
y = Indeks Pembangunan Manusia

Berdasarkan data diatas, dapat dilakukan analisis regresi, Adapun langkahnya


sebagai berikut.

Y = a + b1X1 + b2X2
Pertama menentukan nilai b1 dan b2, Adapun cara menentukannya adalah sebagai
berikut.

[(∑ 𝑋22 𝑥 ∑ 𝑋1 𝑦) − (∑ 𝑋1 𝑦 𝑥 ∑ 𝑋1 𝑋2 )]
𝑏1 =
[(∑ 𝑋12 𝑥 ∑ 𝑋22 ) − (∑ 𝑋1 𝑥 𝑋2 )2

[(7650756 𝑥 (146 𝑥 67,18)) − ((2766 𝑥 67,18) 𝑥 (146 𝑥 2766))]


𝑏1 =
[(21316 𝑥 7650756) − (146 𝑥 2766)2

[(75.040.757.059.68) − (75.040.757.059.68)]
𝑏1 =
[163.083.514.896 − 163.083.514.896]

0
𝑏1 = =0
0

[(∑ 𝑋12 𝑥 ∑ 𝑋2 𝑦) − (∑ 𝑋1 𝑦 𝑥 ∑ 𝑋1 𝑋2 )]
𝑏2 =
[(∑ 𝑋12 𝑥 ∑ 𝑋22 ) − (∑ 𝑋1 𝑥 𝑋2 )2 ]

[(21316 𝑥 (2766 𝑥 67,18) − (146 𝑥 67,18) 𝑥 (146 𝑥 2766)]


𝑏2 =
[(21316 𝑥 7650756) − (146 𝑥 2766)2 ]

[(3.960.936.562,08) − (3.960.936.562,08)]
𝑏2 =
[163.083.514.896 − 163.083.514.896]

0
𝑏2 = =0
0

Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan nilai b1 dan b2 adalah 0, itu berarti X1


dan X2 tidak memberikan pengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Lombok
Barat. Setelah menentukan nilai b1 dan b2, kemudian menentukan nilai a dalam
menentukan persamaan regresi. Adapun langkahnya sebagai berikut.
(∑ 𝑦) − (𝑏1 𝑥 ∑ 𝑋1 ) − (𝑏2 𝑥 ∑ 𝑋2 )
𝑎=
𝑛
(67,18) − (0 𝑥 146) − (0 𝑥 2766)
𝑎=
1
(67,18)
𝑎= = 67,18
1
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai a adalah 67,18. Setelah
memperoleh nilai a, b1 dan b2, kemudian dilakukan penentuan persamaan regresi. Adapun
persamaannya adalah sebagai berikut.
Y = a + b1X1 + b2X2

Y = 67,18 + 0X1 + 0X2

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jika jumlah akomodasi makan minum X1 adalah 0 maka IPM nya adalah
67,18.
2. Jika jumlah tenaga kerja X2 adalah 0 maka jumlah akomodasi makan minum
adalah 0.
BAB V

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai