Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
NIM : SNR212250075
A. Latar Belakang
Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku “Design
and implementation of health information system” Geneva (2000),
adalah suatu sistem informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi
sebagai proses pengambilan keputusan di segala jenjang. Untuk
mendukung pelaksanaan sistem informasi kesehatan tersebut pada
tahun 2002 pemerintah melalui Menteri Kesehatan pengembangan
sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA)”.
Tujuan pembangunan nasional disusun dalam rencana
pembangunan jangka panjang nasional, hal ini tertuang dalam Undang-
Undang nomor 17 tahun 2007 yang mempunyai tiga tujuan
pembangunan nasional. Rencana pembangunan jangka panjang
nasional tersebut dibagi lagi setiap lima tahunan, atau disebut juga
rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang
mana bertujuan memantapkan pembangunan secara menyeluruh
dimana salah satunya adalah menekankan pembangunan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini bisa dilihat dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2014 tentang
sistem informasi kesehatan, hal ini untuk melaksanakan ketentuan
pasal 168 ayat (3) Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan.
Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi
yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat
dibutuhkan keberadaannya karena merupakan sumber utama dalam
pengambilan kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan
nasional. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
merupakan kondisi positif yang akan sangat mendukung
berkembangnya sistem informasi kesehatan, hal ini juga sangat
berguna dalam pengambilan keputusan bisa lebih mudah jika semua
informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu sistem
informasi kesehatan perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai
data yang telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data
menjadi informasi yang berguna.
Pada tahun 2007 pusat data dan informasi melakukan evaluasi SIK
di Indonesia dengan menggunakan perangkat Health Metricts
Network-World Health Organization (HMN-WHO) evaluasi ini
meliputi 6 komponen utama SIK yaitu sumber daya (meliputi
pengelolaan dan sumber daya), kualitas data, diseminasi dan
penggunaan data, hasil yang diperoleh adalah SIK ada tapi tidak
adekuat untuk sumber daya (47%), indikator (61%), sumber data
(51%), kualitas data (55%), penggunaan dan diseminasi data (57%),
untuk manajemen data (35%), sehingga secara umum hasil ini
menunjukkan bahwa keseluruhan SIK masih perlu ditingkatkan lagi
(Kepmenkes Nomor 192, 2012).
Menurut Wahyudi (2011), kebijakan pemerintah dalam
pengembangan sistem informasi telah ada, akan tetapi dalam
pelaksanaannya masih banyak 3 kendala-kendala dan hambatan yang
dihadapi, pengembangan sistem informasi kesehatan baik di tingkat
pusat maupun daerah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena
keterbatasan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah, dan
sumber daya manusia.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu organisasi pemerintah yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas tugas pembantuan di bidang kesehatan dan juga
fungsi merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan. Kinerja
pelayanan kesehatan dapat meningkat melalui dua fungsi di atas
dipengaruhi oleh aspek sumber daya kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan menajemen kesehatan (Depkes, 2004). Salah satu
aspek yang mempengaruhi kinerja Dinas Kesehatan Kota atau
Kabupaten seperti yang disebutkan di atas adalah aspek manajemen
kesehatan, dimana Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten mempunyai
tugas mengelola data dan informasi yang diperoleh baik dari
puskesmas, rumah sakit, maupun sarana pelayanan kesehatan yang
lain. Sehubungan hal tersebut maka Dinas Kesehatan Kota atau
Kabupaten membutuhkan pengelolaan sistem informasi kesehatan
yang baik agar dalam pengambilan keputusan kebijakan pemerintah
bisa lebih tepat sesuai kebutuhan daerahnya.
BAB 2
Pembahasan
a. Upaya kesehatan
b. Penelitian dan pengembangan kesehatan
c. Pembiayaan kesehatan
d. Sumber daya manusia kesehatan
e. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
f. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
g. Pemberdayaan masyarakat
Dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari
subsistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Subsistem
manajemen dan informasi kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi
kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang
penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.
Dengan subsistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan yang
berhasil guna dan berdaya guna dapat mendukung penyelenggaraan
keenam subsistem lain dalam sistem kesehatan nasional sebagai satu
kesatuan yang terpadu dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Terdapat beberapa prinsip Informasi Kesehatan dalam SKN di antaranya:
a. Informasi kesehatan mencakup seluruh data yang terkait dengan
kesehatan yang berasal dari sektor kesehatan ataupun dari berbagai
sektor pembangunan lain.
b. Informasi kesehatan mendukung proses pengambilan keputusan di
berbagai jenjang administrasi kesehatan.
c. Informasi kesehatan disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi
untuk pengambilankeputusan.
d. Informasi kesehatan yang disediakan harus akurat dan disajikan
secara cepat dan tepat waktu, dengan mendayagunakan teknologi
informasi dan komunikasi.
e. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan
pengumpulan data melalui cara- cara rutin (yaitu pencatatan dan
pelaporan) dan cara-cara nonrutin (yaitu survei, dan lain- lain).
f. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek
kerahasiaan yang berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.
Pada uraian Bentuk Pokok Informasi Kesehatan disebutkan
bahwa Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dikembangkan
dengan memadukan sistem informasi kesehatan daerah dan sistem
informasi lain yang terkait. Sumber data sistem informasi kesehatan
adalah dari sarana kesehatan melalui pencatatan dan pelaporan yang
teratur dan berjenjang serta dari masyarakat yang diperoleh dari survei,
surveilans dan sensus. Data pokok sistem informasi kesehatan mencakup
derajat kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya
manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan serta manajemen kesehatan. Pengolahan
dan analisis data serta pengemasan informasi diselenggarakan secara
berjenjang, terpadu, multidisipliner dan komprehensif. Penyajian data
dan informasi dilakukan secara multimedia guna diketahui masyarakat
secara luas untuk pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
Agar Sistem Kesehatan Nasional dapat bergerak, maka setiap
penyelenggara harus bergerak pula. Artinya, setiap penyelenggara harus
melaksanakan Manajemen Kesehatan yang efektif, efisien dan strategis
dalam mendukung pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setempat.
Oleh karena Sistem Informasi Kesehatan pada hakikatnya
dikembangkan untuk mendukung Manajemen Kesehatan, maka setiap
penyelenggara Sistem Kesehatan harus memiliki Sistem Informasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SIKNAS adalah suatu sistem
informasi yang dibangun dari kesatuan Sistem-sistem Informasi dari
para penyelenggara Sistem Kesehatan Nasional. Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa kedudukan Sistem Informasi Kesehatan
sangat penting dalam menunjang keberhasilan Manajemen Kesehatan
yang merupakan salah satu Subsistem SKN.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan di tingkat Pusat merupakan bagian dari
Sistem Kesehatan Nasional, di tingkat Provinsi merupakan bagian dari Sistem
Kesehatan Provinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota merupakan bagian dari
Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota. SIKNAS dibangun dari himpunan atau
jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan Provinsi dan Sistem Informasi
Kesehatan Provinsi dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem
Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Di setiap tingkat, Sistem Informasi
Kesehatan juga merupakan jaringan yang memiliki Pusat Jaringan dan
Anggota-anggota Jaringan. Pengembangan jaringan komputer Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online ini telah ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
B. Saran
Sudah selayaknya dimanfaatkan dengan maksimal apa yang dilakukan
oleh Depkes dengan menyediakan jaringan beserta kelengakapannya kepada
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota di seluruh Indonesia. Banyak
manfaat yang bisa diraih dengan adanya fasilitas tersebut. Komunikasi dan
informasi yang makin intensif dan lancar tentunya antara Depkes Pusat
dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kab/kota, juga antar Dinas
Kesehatan di seluruh Indonesia. Mari manfaatkan semua fasilitas itu dengan
harapan akan dapat meningkatkan jaringan dan komunikasi data terintegrasi di
bidang kesehatan.