2019021008
Kesimpulan
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia,
bersifat universal dan langgeng, dan oleh karena itu, harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh
siapapun. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam sidangnya tanggal 16
Desember 1966 telah mengesahkan International Covenant on Civil and Political Rights
(Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik). Instrumen internasional pada
dasarnya tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, sesuai dengan sifat negara Republik Indonesia sebagai
negara hukum yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang menjamin
persamaan kedudukan semua warga negara di dalam hukum, dan keinginan bangsa
Indonesia untuk secara terus-menerus memajukan dan melindungi hak asasi manusia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005
TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC,
SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG
HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)
Pasal 1
menyatakan bahwa semua rakyat mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan menyerukan kepada semua negara, termasuk negaranegara yang bertanggung jawab
atas pemerintahan Wilayah yang Tidak Berpemerintahan Sendiri dan Wilayah Perwalian,
untuk memajukan perwujudan hak tersebut. Pasal ini mempunyai arti yang sangat penting
pada waktu disahkannya Kovenan ini pada tahun 1966 karena ketika itu masih banyak
wilayah jajahan.
Pasal 4
menetapkan bahwa negara pihak hanya boleh mengenakan pembatasan atas hak-hak
melalui penetapan dalam hukum, sejauh hal itu sesuai dengan sifat hak-hak tersebut dan
semata-mata untuk maksud memajukan kesejahteraan umum dalam masyarakat
demokratis.
Pasal 5
menyatakan bahwa tidak ada satu ketentuan pun dalam Kovenan ini yang dapat
ditafsirkan sebagai memberi hak kepada negara, kelompok, atau seseorang untuk
melibatkan diri dalam kegiatan atau melakukan tindakan yang bertujuan menghancurkan
hak atau kebebasan mana pun yang diakui dalam Kovenan ini atau membatasinya lebih
daripada yang ditetapkan dalam Kovenan ini. Pasal ini juga melarang dilakukannya
pembatasan atau penyimpangan HAM mendasar yang diakui atau yang berlaku di negara
pihak berdasarkan hukum, konvensi, peraturan atau kebiasaan, dengan dalih bahwa
Kovenan ini tidak mengakui hak tersebut atau mengakuinya tetapi secara lebih sempit.
Pasal 6 sampai dengan pasal 15 mengakui hak asasi setiap orang di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya, yakni hak atas pekerjaan (Pasal 6), hak untuk menikmati kondisi kerja
yang adil dan menyenangkan (Pasal 7), hak untuk membentuk dan ikut serikat buruh
(Pasal 8), hak atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial (Pasal 9), hak atas
perlindungan dan bantuan yang seluas mungkin bagi keluarga, ibu, anak, dan orang muda
(Pasal 10), hak atas standar kehidupan yang memadai (Pasal 11), hak untuk menikmati
standar kesehatan fisik dan mental yang tertinggi yang dapat dicapai (Pasal 12), hak atas
9 pendidikan (Pasal 13 dan 14), dan hak untuk ikut serta dalam kehidupan budaya
(PasaI1).
Kesimpulan
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia,
bersifat universal dan langgeng, dan oleh karena itu, harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun.
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional, menghormati, menghargai, dan
menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Deklarasi
Universal Hak-hak Asasi Manusia. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam
sidangnya tanggal 16 Desember 1966 telah mengesahkan International Covenant on
Economic, Social and Cultural Rights(Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya) bahwa instrumen internasional sebagaimana dimaksud pada huruf c
pada dasarnya tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, sesuai dengan sifat Negara Republik Indonesia sebagai
negara hukum yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan yang menjamin
persamaan kedudukan semua warga negara di dalam hukum, dan keinginan bangsa
Indonesia untuk secara terus menerus memajukan dan melindungi hak asasi manusia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara