Anda di halaman 1dari 8

RESUME KETERAMPILAN MENULIS

MODUL 6 MENYUSUN PARAGRAF II

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

MODUL 6

MENYUSUN PARAGRAF II

1. SUSANTO, 837739978
2. VINNA APRILIYANTI, 837740435
3. WULANSARI, 837740539
4. WULANTIKA, 8377404667

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA-UPBJJ BANDAR LAMPUNG
SALUT WAY TUBA KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2021.2
MODUL 6

MENYUSUN PARAGRAF II

Kegiatan Belajar 1 “Eksposisi”

A. Pengertian Eksposisi

Karangan eksposisi atau karangan bahasan yaitu karangan yang


menjelaskan sesuatu dengan cara merumuskan pengertian, memerinci, dan
menguraikan, membandingkan, memberi contoh, menyimpulkan dan menafsirkan
sesuatu (Rusyana, 1984:135). Karangan eksposisi merupakan bentuk karangan
yang banyak digunakan untuk menyampaikan uraian. Eksposisi yaitu karangan
yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan pembaca dengan memaparkan
suatu fakta/ informasi atau peristiwa (Keraf, 1981).

Karangan eksposisi merupakan karangan yang memiliki tujuan utama


untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Hal
atau sesuatu yang dikomunikasikan berupa: (1) data faktual, misal tentang suatu
ondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis; (2) suatu analisis atau suatu
penafsiran yang objektif terhadap suatu fakta; (3) memberikan informasi.

Eksposisi juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang
berusaha menerangkan, menguraikan, atau menganalisis suatu pokok pikiran yang
dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulisan karangan
eksposisi terbentuk dalam kerangka karangan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu,
bagian pembuka (pendahuluan), bagia pengembang (isi), dan bagian penutup yang
merupakan penegasan ide.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa karangan


eksposisi adalah:

a. Berupa uraian, rincian, dan contoh.


b. Berbentuk informasi untuk memperluas pengetahuan pembaca.
c. Bersifat ilmiah yang mengandung fakta dan data.
d. Berisi pemberian data dengan kata sambung antarkalimat menggunakan frase:
yaitu, antara lain, di antaranya, sebagai berikut, sebagai berikut, terdiri dari,
terdiri atas, contoh, misalnya.
B. Teknik Pengembangan Eksposisi
1. Teknik Identifikasi

Teknik identifikasi adalah sebuah teknik pengembangan eksposisi yang


menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau objek
sehingga dapat mengenal objek itu dengan tepat dan jelas. Sesuatu yang
diidentifikasikan dapat bersifat fisik atau konkret, dapat pula bersifat nonfisik atau
abstrak.

2. Teknik Perbandingan

Teknik perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan dan


perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-dasar tertentu
(Keraf, 1981:16). Ada beberapa tujuan yang dapat dicapai dengan memakai teknik
ini sebagai berikut.

a. Memperkenalkan sesuatu yang baru dan belum duketahui pembaca, dengan


cara membandingkan dengan sesuatu yang sudah diketahui;
b. Memperkenalkan beberapa hal yang menghubungkannya dengan prinsip-
prinsip umum yang berlaku secara bersama.
c. Menggunakan prinsip-prinsip umum dengan membandingkan hal-hal yang
sudah diketahui.

Terdapat tiga teknik perbandingan yang dapat digunakan, yakni (1)


perbandingan langsung; (2) analogi; (3) perbandingan kemungkinan.

3. Teknik Ilustrasi atau Eksemplifikasi

Teknik ilustrasi sering digunakan dalam karangan eksposisi untuk


menunjukkan contoh-contoh nyata dan konkret, baik contoh-contoh untuk
pengertian yang konkret maupun contoh-contoh untuk menggambarkan yang
abstrak. Contoh-contoh yang dikemukakan harus bersifat meyakinkan dan
menambah efetivitas eksposisi.

4. Teknik Klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu teknik menempatkan barang-barang atau


mengelompokkan bermacam-mcam subjek dalam satu kelas. Kelas merupakan
satu konsep mengenai ciri-ciri yang serupa, yang harus dimiliki oleh barang-
barang atau sekelompok subjek tertentu. Barang-barang atau bermacam-macam
subjek yang dikelompokkan kedalam satu subjek, harus mempunyai pertalian
yang jelas dan logis.

Manfaat menggunakan teknik klasifikasi adalah dapat menunjang


kejelasan pokok masalah. Klasifikasi juga dapat dipakai sebagai kerangka
karangan, dan dapat menampilkan struktur uraian yang merupakan landasan
hubungan antara topik dengan unsur yang lebih tinggi, kesamping, atau degan
unsur dibawahnya. Selain itu, klasifikasi juga bermanfaat untuk menyiapkan
penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan eksposisi (Keraf,1981).

Beberapa prinsip penggunaan teknik klasifikasi sebagai berikut.

a. Terdapat ciri yang menonjol yang dapat merangkum semua objek yang
diklasifikasikan;
b. Logis dan konsisten;
c. Bersifat menyeluruh;
d. Selektif (Akhadiah, 2001:8.16-.17).

5. Teknik Definisi

Definisi adalah penjelasan tentang makna atau pengertian suatu kata, frase,
atau kalimat. Semakin jelas pembahasan arti itu, baik bagi penulis maupun bagi
pembaca, maka semakin jelas pula komunikasi gagasan atau ide dalam pikiran
penulis kepada pembaca. Ada beberapa macam definisi yang dapat digunakan,
yaitu:

a. Sinonim

Sinonim disebut juga definisi nominal. Komunikasi pemakai bahasa


biasanya selalu membatasi batas ragam arti kata-kata dalam bahasanya. Untuk
menjelaskan suatu konsep yang telah tertuang dalam satu kata, cara yang paling
mudah adalah mencari sinonim kata tersebut.

b. Definisi Formal

Definisi formal digunakan untuk menjelaskan sesuatu secara singkat.


Definisi ini disusun dalam satu kalimat dengan meletakkan suatu hal yang
didefiniskan pada kelas yang umum (genus), dan kemudian dibedakan dengan
anggota yang lain dari kelas tersebut (differentiation).

c. Definisi Luas

Definisi luas yaitu definisi formal yang diperluas. Definisi formal biasanya
dirumuskan dalam satu kalimat, sedangkan definisi luas dirumuskan dalam
beberapa kalimat. Satu definisi luas mungkin bisa berupa satu paragraf atau
beberapa paragraf.
6. Teknik Analisis

Teknik analisis adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan suatu


pokok masalah. Pokok masalah dipecah menjadi bagian-bagian yang logis. Dalam
teknik analisis terdapat macam-macam cara yang dapat digunakan, antara lain,
analisis pross, analisis sebab akibat, analisis bagian, dan analisis fungsional
(Suparno, dkk. 2004:5.19).

a. Analisis Proses

Analisis proses berarti memberi penjelasan tentang bagaimana membuat


atau mengerjakan sesuatu, bagaimana bekerja sesuatu, bagaimana terjadiya
sesuatu. Dalam memaparkan suatu proses yang baik, maka proses terbagi menjadi
beberapa langkah. Langkah demi langkah dijelaskan kepada pembaca satu persatu
secara berurutan dengan jelas.

b. Analisis Sebab-Akiat

Sebuah topik karangan eksposisi dapat dianalisis dengan memecahkan


masalah menjadi beberapa peristiwa. Tiap-tiap peristiwa dihubungkan satu dengan
yang lainnya untuk mengetahui sebab-akibatnya. Pertanyaan tentang mengapa
peristiwa tersebut terjadi, apa penyebabnya dan apa akibatnya.

c. Analisis Bagian

Analisis bagian adalah analisis yang membagi suatu pokok masalah yang
tunggal menjadi bagian-bagian berdasarkan aspek yang berbeda. Hubungan antara
bagian-bagian yang besar dan yang kecil, yang umum dan yang khusus
merupakan hubungan antara bagian-bagian yang bersifat struktural. Artinya,
hubungan antara bagian-bagian yang teratur membentuk suatu kesatuan yang
lebih besar.

d. Analisis Fungsional

Analisis fungsional adalah lanjutan dari analisis bagian. Analisis bagian


berusaha memecah-mecah pokok masalah ke dalam bagian-bagian yang saling
berhubungan hingga membentuk suatu objek. Analisis fungsional mengaitkan
bagian-bagian itu dengan fungsinya terhadap keseluruhan pokok masalah.
Kegiatan Belajar 2 “Persuasi”

A. Pengertian Persuasi

Persuasi atau membujuk dan menyakinkan adalah salah satu bentuk tulisan
atau retorika yang berusaha meyakinkan dan membujuk mengenai hal-hal yang
dikomunikasikan (Finoza,2000:155).

Karangan persuasi adalah karangan yang dapat merebut


perhatianpembaca, yang dapat menarik minat, dan dapat meyakinkan bahwa
pengalaman membaca merupakan suatu hal yang sangat penting (Tarigan,
1994:113).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa karangan persuasi adalah


karangan yang mengandung gaya bahasa untuk meyakinkan dan mempengaruhi
seseorang agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulis.

1. Ciri-Ciri Karangan Persuasi

Adapun ciri-ciri karangan persuasi adalah sebagai berikut.

a. Tulisan persuasif harusalah jelas dan tertib, maksud dan tujuan penulis
dinyatakan secara terbuka atau dikemukakan dengan jelas.
b. Tulisan persuasif haruslah hidup dan bersemangat.
c. Tulisan persuasif beralasan kuat.
d. Tulisan persuasif harus bersifat dramatik.
e. Adanya 5 faktor penguat daya persuasif yaitu bahasa, nada yang digunakan,
detail esensial, organisasi, dan kewenangan yang menyangkut penerimaan dan
kesadaran pembaca terhadap pengarang.
B. Jenis-Jenis Karangan Persuasi

Adapun jenis-jenis karangan persuasi dan penjelasannya menurut Finoza


(2000:155) sebagai berikut.

1. Persuasi Politik, dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang


berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan.
2. Persuasi Pendidikan, dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
3. Persuasi Advertensi atau Iklan, dimanfatkan terutama dalam dunia usaha
untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu.
4. Persuasi Propaganda, objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda
adalah informasi. Tujuan persuasi propaganda tidak hanya berhenti pada
penyebaran informasi saja diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar
untuk berbuat sesuatu.

C. Syarat-Syarat Mengarang Persuasi

Agar tujuan mengarang persuasi tercapai pengarang harus memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut.

1. Mengetahui Subjek yang akan Dibahas

Dengan mengetahui subjek karangan, maka penulis dapat


mengembangkan atau memperluas pengetahuan mengenai objek tersebut baik
melalui membaca buku atau melihat tayangan-tayangan audio visual di televisi.

2. Mampu Menggunakan Kata yang Bersifat Membujuk

Salah satu hal utama untuk membuat pembaca merasa tertarik penulis
harus memiliki kemampuan untuk menggunakan kata yang bersifat membujuk
para pembaca.
D. Langkah-Langkah Menulis Karangan Persuasi

Langkah-langkah menulis karangan persuasi menurut Hadiyanto (dalam


Setyaningrum, 2009:21) adalah sebagai berikut.

1. Berpikir Logis dan Sistematis

Berpikir logis yaitu berpikir dengan dengan mengoptimalkan kemampuan


otak. Sedangkan berpikir sistematis adalah adanya keteraturan dalam berpikir
dengan langkah-langkah yang sistematis.

2. Menentukan Tema

Tema sebuah tulisan sangat banyak dan bersumber dari kepekaan


seseorang terhadap apa yang terjadi di lingkungannya.

3. Menyusun Kerangka Tulisan

Hadiyanto (2001:46) mengemukakan bahwa struktur karangan pada


intinya terdiri atas (a) judul, (b) pendahuluan, (c) tubuh tulisan, dan (d) penutup.

4. Menentukan Paragraf Pendahuluan

Paragraf pendahuluan bisa berupa kutipan, narasi pendek, deskripsi,


anekdot, pengalaman dengan subjek tulisan, fakta yang mengejutkan, dan
sejenisnya.

5. Mengembangkan Tubuh Tulisan

Kegiatan ini merupakan lanjutan tahapan sebelumnya dan penulis dituntut


untuk konsekuen, terhadap rencana penulisan yang direncanakan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai