Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

4 KINERJA KEMAMPULABAAN DALAM


MENINGKATKAN STRATEGI KERJA SAMA JANGKA
PANJANG
(Studi Kasus : Partner se Jawa Bali yang bekerja pada
Telkomsel Project di Nokia Siemens Network)

Judi Permadi

ABSTRAK
Untuk menciptakan competitive advantages, Nokia Siemens Networks sebagai perusahaan
telekomunikasi banyak membuat kerjasama dengan para partner ataupun supplier. Tetapi pada
kenyataannya dari strategi kerjasama yang diterapkan banyak mucul permasalahan, oleh karena
itu penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh komitmen hubungan dan kualitas
hubungan terhadap kinerja kemampulabaan dalam meningkatkan strategi kerjasama jangka
panjang.
Sampel penelitian ini adalah sub kontraktor Nokia Siemens Networks, sejumlah 112 responden.
Structural Equation Modeling (SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak AMOS, digunakan
untuk menganalisis data.
Hasil analisis menunjukkan bahwa komitmen hubungan dan kualitas hubungan berpengaruh
terhadap kinerja kemampulabaan dan meningkatkan strategi kerjasama jangka panjang.
Berdasarkan standardized regression weights dapat diketahui bahwa dimensi menghormati
perjanjian merupakan dimensi dari komitmen hubungan yang paling berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja kemampulabaan dengan nilai estimasi 0,88. Untuk kualitas hubungan
dimensi saling memberikan informasi merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam
meningkatkan integrasi stratejik dengan nilai estimasi 0,84. Sedangkan di dalam kinerja
kemampulabaan indikator keuntungan tinggi merupakan dimensi yang paling berpengaruh dari
variabel kinerja kemampulabaan dengan nilai estimasi sebesar 0,87. Keterbatasan permodelan
penelitian ini berasal dari hasil squared multiple correlation menunjukkan besaran 0,50 untuk
kinerja kemampulabaan; dan 0,41 untuk strategi kerjasama jangka panjang. Hal ini
menginformasikan kurang optimalnya variabel antiseden dari variabel-variabel endogen tersebut.
Besaran yang optimal sebaiknya diatas 0,70. Variabel yang disarankan untuk penelitian
mendatang adalah: lingkungan bisnis, posisi produk, posisi persaingan dan lain sebagainya

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 53


I. PENDAHULUAN Komunikasinya di seluruh dunia dengan Nokia
menjadi Nokia Siemens Networks (NSN).
Persaingan bisnis baik pasar domestik Begitu juga dengan Divisi Komunikasinya di
maupun pasar internasional telah meningkat Indonesia yang masih bergabung dengan PT.
sangat ketat. Perusahaan yang ingin Siemens Indonesia akan bermerger juga
berkembang atau paling tidak mampu bertahan dengan Nokia Network di Indonesia, dimana
harus dapat menyediakan pelanggan barang perusahaan yang baru ini akan efektif bekerja
atau jasa yang bernilai lebih tinggi, kualitas mulai bulan April 2007. tujuan merger adalah
atau mutunya, ketersediaan dan pelayanan untuk meningkatkan pangsa pasar regional,
yang lebih baik. Intinya mempertahankan nasional dan internasional.
keunggulan bersaing yang berkelanjutan
(sustainable marketing). Menurut Baron (1996) Bisnis di bidang industri telekomunikasi
dalam Tatiek NH (2004, p:99) konsep menjadi bisnis yang sangat menarik. Saat ini
pemasaran mengalami transformasi kearah tercatat enam pemain besar di industri
relationship marketing yakni usaha menarik, telekomunikasi dunia yaitu : Ericsson, Alcatel,
memelihara dan meningkatkan pelanggan. Lucent technology (Alcatel dan Lucent
Konsep relationship marketing kepuasan technology kini sudah merger), Motorola, AT
konsumen merupakan muara dari and T. Samsung dan Hua Wei. Perusahaan
meningkatnya pemasaran kini menjadi hasil merger Siemens-Nokia ini akan menjadi
tanggung jawab semua pihak yang ada dalam perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga
perusahaan (Petrof, 1997 dalam Tatiek NH, setelah Ericsson dan Alcatel-Lucent
2004). technology.
Di era globalisasi seperti sekarang ini Dalam industri telekomunikasi di dunia,
dunia industri menghadapi tantangan yang Nokia Siemens Networks memposisikan diri
begitu berat karena dituntut untuk bersaing baik sebagai pemimpin dalam industri
secara regional, nasional maupun telekomunikasi yang menggabungkan teknologi
internasional. Di samping itu perkembangan selular dan teknologi fix network ke dalam
teknologi, sistem informasi, perkembangan suatu sistem konvergensi telekomunikasi.
lintas budaya, perubahan peta perekonomian
internasional dan iklim social politik menambah Sebagai perusahaan yang berasal dari
kompleksnya permasalahan yang harus dua perusahaan yang telah lama bergerak di
dihadapi oleh organisasi dunia usaha. bisnis ini, maka Nokia Siemens Networks
Organisasi dunia usaha akan mampu bermain di segmen dengan tingkat persaingan
berkompetitif apabila organisasi dunia usaha yang ketat karena para pesaing merupakan
tersebut mampu mengikuti perubahan pemain-pemain yang sudah lama bergerak di
lingkungan yang ada. Untuk meningkatkan bisnis telekomunikasi.
jumlah pengguna telekomunikasi diperlukan
Segmen yang dituju adalah memberikan
strategi baru yaitu dengan melakukan merger
pelayanan kepada operator telekomunikasi
dengan perusahaan lain untuk menjadi yang
yang sudah menggunakan perangkat Nokia
lebih besar. Merger telah menjadi topic yang
atau Siemens dengan memberikan harga yang
popular dalam beberapa tahun terakhir ini yang
lebih kompetitif dibanding pesaing sehingga
pada awalnya hanya terbatas pada kalangan
para operator menjadi loyal, serta memberikan
komunitas pelaku bisnis saja, tetapi sekarang
solusi bagi pelanggan / operator bagaimana
masyarakat umum mulai familiar dengan
cara untuk dapat meningkatkan efisiensi di
terminology ini.
dalam operasional serta membantu
Seperti Siemens AG yang membangun persaingan di dalam sistem
berkedudukan di Munich, Jerman telah komunikasi yang didasarkan pada penerapan
memutuskan untuk melakukan merger Divisi teknologi terbaru.
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 54
Mohr et al., (1996) menemukan bahwa kualitas, komitmen dan kepercayaan hubungan
komunikasi adalah menjadi kunci penting bagi sebagai variabel yang mempengaruhi variabel
kelanjutan hubungan kerjasama. Komunikasi kerjasama jangka panjang.
dipandang sebagai elemen paling penting bagi
kesuksesan hubungan antar perusahaan Pada saat ini kerjasama antara
karena kenyataan membuktikan bahwa Telkomsel dan Nokia Siemens Networks sudah
hubungan antar perusahaan selalu melibatkan berjalan 2 periode yaitu pada fase TINEM 1
komunikasi. Komunikasi yang baik dipandang (Tender of infrastuctur in Next Millenium), yaitu
mampu untuk mengurangi terjadinya dari tahun 2001 -2004. Dan fase TINEM 2,
kesalahpahaman atau ambiguitas antar yaitu pada tahun 2004 – 2008. Dalam
anggota dalam kerjasama tersebut. Dengan mengerjakan project dari Telkomsel yang
demikian jalinan komunikasi yang baik sifatnya turnkey ini Nokia Siemens Networks
seharusnya menjadi salah satu faktor yang menjalin kerjasama dengan para partner.
menentukan keberhasilan kerjasama antar Hubungan kerjasama antara Nokia Simens
perusahaan. Network dengan para partnenya sekarang ini
sudah mengarah ke partnership, yaitu
Hal ini menggambarkan sebuah hubungan kerjasama jangka panjang.
kebutuhan pada keadaan dimana adanya
saling pengertian yang lebih baik pada Salah satu indikasi yang menyebabkan
hubungan pekerjaan (working partnership) terjadinya gap antara penilaian market share
antara perusahaan pabrikan dan perusahaan Nokia Siemens Network dengan net margin
distribusi (James A. Narus & James C. adalah bahwa selama ini partnership antara
Anderson, 1990, p:42). Hubungan strategis dan Nokia Simens Network dengan para partnernya
berkualitas antara pabrikan dan saluran tidak berjalan dengan semestinya. Semakin
distribusinya diperlukan untuk meningkatkan banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang
kinerja perusahaan mereka agar tetap unggul dilakukan oleh partner ataupun oleh Nokia
dalam persaingan. Sebagai suatu fungsi, Simens Network terhadapap kerjasama yang
saluran distribusi bertanggung jawab dalam dibuat mengindikasikan bahwa partnership
menentukan jumlah persediaan dan berapa tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
besar pesanan yang akan dikumpulkan serta Berdasarkan Tabel 1.3 terlihat bahwa jumlah
penanganannya dengan mempertimbangkan pelanggaran yang dilakukan sub kontraktor
biaya aktivitasnya. Sebaliknya pihak distributor terus meningkat dari Tahun 2002 sebanyak 45
berperan khusus dan progresif dalam pelanggaran, tahun 2004 sebanyak 78
mendukung working partnership dengan pelanggaran, Tahun 2005 sebanyak 98
industri.. pelanggaran, Tahun 2006 sebanyak 130
pelanggaran, dan Tahun 2007 sebesar 156
Sementara sejumlah model muncul pelanggaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai variabel yang potensial dari perilaku pada Tabel 1.1 berikut ini
dan pandangan menuju hubungan partnership
Mohr etc (1996) menganalisis hubungan antar
variabel anteseden pengaruhnya terhadap
koordinasi, kepuasan dan komitmen hubungan
dengan 3 variabel utama yaitu kepuasan,
komitmen dan koordinasi. Dan Sandy D. Jap
(1999) mengemukakan coordination dan profit
performance sebagai faktor kolaborasi
relationship buyer dan suplier dalam
menciptakan kinerja kemampulabaan. Lalu Ali
Mahir (2003) dalam penelitiannya menunjukkan

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 55


2. Apakah terdapat pengaruh kualitas
Tabel 1.1 hubungan terhadap kinerja
kemampulabaan?
Laporan Hasil Pemeriksaan Sub 3. Apakah terdapat pengaruh kinerja
Kontraktor Nokia Siemens Networks kemampulabaan terhadap strategi
Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2007 kerjasama jangka panjang?
II. TELAAH PUSTAKA DAN
PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN
Banyaknya Hal-hal Yang Perlu
No Tahun
Pelanggaran Diperhatikan 2.1. Telaah Pustaka
1 2003 45 16
2 2004 78 25 2.1.1. Teori Generik
Strategi adalah pola sasaran,
3 2005 98 35
4 2006 130 40
5 2007 156 54 maksud atau tujuan dan kebijakan serta
Sumber : Nokia Siemens Networks rencana-rencana penting untuk mencapai
tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara
seperti menetapkan bisnis yang dianut atau
Untuk menciptakan competitive akan dianut oleh perusahaan dan jenis atau
advantages, Nokia Siemens Networks sebagai akan menjadi jenis apa perusahaan ini
perusahaan telekomunikasi banyak membuat (Andrew, 1971). Sedangkan manajemen
kerjasama dengan para partner ataupun stratejik adalah serangkaian keputusan dan
supplier. Tetapi pada kenyataannya dari tindakan mendasar yang dibuat oleh
strategi kerjasama yang diterapkan banyak manajemen puncak dan diimplementasikan
mucul permasalahan. oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam
Penelitian didasarkan adanya rangka pencapaian tujuan organisasi
permasalahan yang ada di Nokia Siemens tersebut (Siagian, 1998).
Network, dimana berdasarkan data dari Nokia Dari hal diatas dapat diartikan
Siemens Network bahwa dari tahun 2003 bahwa strategi bagi suatu manajemen
sampai 2007 pelanggaran kerjasama antara organisasi merupakan suatu rencana
Nokia Siemens Networks dengan para partner berskala besar yang berorientasi jangkauan
maupun suppliernya mengalami peningkatan. masa depan yang jauh serta ditetapkan
Kualitas hubungan dan komitment hubungan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
antara Nokia Siemens Networks dengan organisasi berinteraksi secara efektif
partner/supplier berjalan kurang baik, dimana dengan lingkungannya dalam kondisi
dengan latar belakang perusahaan yang persaingan yang kesemuanya diarahkan
berbeda, masing masing mempunyai pada optimalisasi pencapaian tujuan dan
kepentingan yang berbeda juga. Nokia berbagai sasaran organisasi yang
Siemens Networks berkeinginan bahwa bersangkutan (Porter, 1985).
kerjasama yang dilakukan merupakan suatu
Penelitian ini menggunakan
hubungan jangka panjang dan mampu
differentiation strategy dalam
menghasilkan outcomes yang maksimal atas
memenangkan strategy. Hal-hal yang dapat
kepentingan yang berbeda. Berdasarkan
mengindikasikan variabel keunggulan
permasalahan tersebut, maka dapat diajukan 3
bersaing adalah immitabilitas, durabilitas
pertanyaan penelitian (research question)
dan kemudahan menyamai, ketiga indikator
sebagai berikut:
dari Porter (1985) masih relevan untuk
1. Apakah terdapat pengaruh dijadikan acuan dasar konstruk penelitan ini
komitmen hubungan terhadap hanya saja penekanan pada kinerja
kinerja kemampulabaan? pemasaran lebih tegas. Keunggulan
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 56
bersaing adalah jantung kinerja perusahaan Target yang harus dicari adalah target
dalam pasar bersaing. Keunggulan bersaing optimal total, yaitu apabila perusahaan
pada dasarnya tumbuh dari nilai atau dalam operasinya benar-benar tidak ada
manfaat yang dapat diciptakan perusahaan sisa kapasitas sumber daya milik
bagi para konsumennya. Bila perusahaan perusahaan. Dalam bahasa matematika
kemudian mampu menciptakan keunggulan model simplex Linier Programing
bersaing melalui salah satu dari ketiga ditunjukkan dengan tidak adanya nilai slack,
strategi generik tersebut maka akan yaitu sisa nilai Right hand side value yang
didapatkan keunggulan bersaing (Aaker, tak terpakai. Semua nilai right hand side
1989) value menggambarkan semua kapasitas
Perusahaan harus mempunyai sumber daya milik perusahaan terpakai.
strategi yang tepat pada bidang operasi, Miles dan Snow (1988)
atau harus dapat mengambil keunggulan mengklasifikasikan perusahaan kedalam
dari lingkungannya untuk keuntungan empat kelompok berdasarkan strategi:
menggunakan strategi yang dipilih. prospector, analyzers, defenders and
Beberapa perusahaan telah gagal karena reactors, sebagai kutipan dari Kolar dan
strategi yang digunakan tidak tepat untuk McDaniel (1978), Tavakolian (1989); Hatten
lingkungan perusahaannya. Hill dan Jones dan James (1994); dan Karimi (1996).
(1995), kondisi beberapa industri besar Kategori perusahaan sebagai prospector
telah dibagi dalam sejumlah kelompok (pencari) adalah mencari secara konstan
strategi, kelompok strategi tersebut telah untuk segmen pasar baru dan eksperimen
menggunakan strategi yang sama. secara teratur dengan respon potensial
Perusahaan dalam kelompok strategi pada kecenderungan timbulnya dalam
berbeda juga mempunyai perbedaan lingkungan bisnis. Perusahaan dalam
strategi. Banyak perusahaan yang kategori ini sering mendorong perubahan
malakukan investasi pada teknologi dengan dan menimbulkan ketidakpastian dimana
harapan dapat memberikan keunggulan pesaingnya harus merespon.
bersaing (Kettinger et al, 1994). Yavas et al Analyzers adalah operasi
(1997) dalam Fuad Mas’ud (2004) juga perusahaan dalam dua tipe pada bagian
memberikan outline yang kuat mengenai produk-pasar. Satu relatif stabil, dimana
peningkatan kinerja tenaga pemasaran lainnya menuju perubahan. Stabil dalam
dalam industri perbankan menjadi bagian pengertian ini artinya perusahaan adalah
yang terbesar dalam memenangkan beroperasi secara rutin dan efisiensi
keunggulan bersaing. menggunakan struktur dan prosesnya yang
Menurut Porter (1985) agar suatu dimiliki secara formal pada tempatnya.
perusahaan dapat lebih unggul dari para Mengikuti perubahan artinya bahwa top
pesaingnya, maka perusahaan tersebut manajemen adalah secara konstan dan
harus mampu memproduksi barang atau sistematis melihat pesaing untuk ide baru
jasa sejenis dengan yang diproduksi oleh dan secara cepat menerima ide yang paling
pesaingnya dengan harga yang lebih menjanjikan.
murah. Agar perusahaan mampu Top manajemen pada perusahaan
menghasilkan barang atau jasa dengan tipe defenders mempunyai level yang tinggi
biaya yang seminimum mungkin maka pada keahlian dalam membatasi
haruslah perusahaan tersebut bekerja wilayahnya, tetapi tidak bisa memilih
dengan optimal. Perusahaan dikatakan kesempatan diluar atau wewenangnya.
bekerja secata optimal penuh bila Fokus yang dipersempit ini artinya bahwa
perusahaan mempunyai sumber daya yang perusahaan dalam kategori ini kadang
tepat dan pada waktu yang tepat pula. membuat penyesuaian dalam teknologi,
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 57
struktur atau metode operasi. Perusahaan Ganesan dan Weitz (1996) dalam
ini menekankan pada fokus untuk Fuad Mas’ud (2004) mengidentifikasikan
peningkatan efisiensi operasinya. komitmen hubungan sebagai :
Reactors meliputi perusahaan 1. Perasaan dalam menjalin hubungan.
dimana top manajemen sering tampak 2. Kebanggaan dalam menjalin
berubah dan tidak pasti dalam lingkungan hubungan
organisasinya tetapi tidak dapat merespon 3. Kepedulian menjalin hubungan.
keefektifan. Jadi perusahaan dalam kategori 4. Hasrat yang kuat menjalin hubungan.
ini tidak mempunyai kekonsistenan 5. Kepercayaan yang kuat menjalin
hubungan struktur-strategi, dan juga dalam hubungan.
kekuranagan tekanan yang ekstrim kuat 6. Kemauan yang besar untuk berusaha
pada lingkungan, kadang membuat banyak menjalin hubungan
penyesuaian. Variabel komitmen hubungan dibagi dalam
2.1.2. Komitmen Hubungan (Commitment tiga kategori yaitu: karakteristik personel
Relationship). dari setiap anggota organisasi yang meliputi
umur, pendidikan, jenis kelamin dan
Menurut Morgan & Hunt (1994, p:26), kebutuhan akan pencapaian, karakteristik
komitmen didefinisikan sebagai kepercayaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dalam hubungan kerjasama yang terjadi pada terdiri dari beberapa variabel seperti
hubungan yang terus menerus yang sangat penekanan peran (konflik dan
penting sebagai jaminan usaha untuk ketidakjelasan peran) serta karakteristik
memelihara kerjasama yang mereka lakukan. tugas dan pengalaman kerja yang meliputi
Dia juga mengemukakan bahwa komitmen variabel seperti sikap kepemimpinan
adalah pusat dari hubungan pemasaran (inisiatif dari organisasi dan pertimbangan
(marketing relationship). Dorsch dkk (1998) dari pemimpin) serta struktur organisasi
menambahkan komitmen merupakan (formalisasi dan partisipasi dalam
kemampuan untuk mengembangkan pengambilan keputusan). Mengingat fokus
pertukaran hubungan yang baik dan penelitian ini adalah pada faktor-faktor
menggambarkan tingkat relational boanding organisasi maka penelitian ini hanya
yang tertinggi, komitmen juga meliputi kegiatan dibatasi kepada karakteristik-karakteristik
untuk memelihara sebuah hubungan. yang berhubungan dengan pekerjaan serta
pengalaman kerja. Meskipun kedua variabel
Komitmen hubungan didefinisikan tersebut diharapkan berkaitan dengan
sebagai pengukur kekuatan karyawan yang sampel yang diberikan, pada saat yang
berkaitan dengan tujuan dan nilai organisasi bersamaan, sangatlah mungkin bila pekerja
(McNeese-Smith, 1996). Mowday, Porter & yang memegang kepercayaan positif dan
Steers (1982) dikutip dari Luthan (1992) cinta kepada organisasi serta tujuan dan
mengemukakan bahwa komitmen hubungan nilainya, tetapi dia tidak suka dengan
terdiri dari tiga faktor, yaitu : (1) keinginan yang pelaksanaan aspek-aspek tertentu pada
kuat dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan pekerjaan tertentu di organisasi tersebut
organisasi, (2) kemauan dasar untuk berusaha dan sebaliknya.
bagi organisasi, (3) perilaku sesuai dengan
nilai-nilai dan keinginan organisasi Saat komitmen hubungan dicontohkan
(compliance). Tumbuhnya ini disebabkan atau sebagai fungsi kepercayaan terhadap
dipengaruhi oleh aspek-aspek pekerjaan itu organisasi dan pengalaman kerja, karakteristik
sendiri, keberadaan tempat kerja lain, organisasi harusnya menjadi faktor yang
karakteristik-karakteristik pribadi dan faktor- mempengaruhi kepercayaan pekerja tarhadap
faktor yang berhubungan dengan setting organisasi dan oleh karena itu pada level
pekerjaan secara umum. komitmen pekerja; karakteristik kerja harusnya
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 58
menjadi faktor utama yang mempengaruhi karakteristik hubungan pasangan pembeli-
pengalaman kerja dan kepuasan kerja dari penjual (Ellram dan Hendrick, 1995). Oleh
pekerja. karena itu komitmen dapat memunculkan
kerjasama yang melebihi batasan formal yang
Kemudian komitmen memiliki 3 aspek telah disepakati sebelumnya.
yang menurut Anderson & Weitz (1992) adalah
sebuah keinginan bersama untuk Komitmen merupakan motivasi untuk
mengembangkan hubungan yang stabil, memelihara hubungan dan memperpanjang
kemauan untuk berkorban dalam hubungan. Menurut Morgan dan Hunt (1994),
mempertahankan dan memelihara hubungan komitmen harus menjadi sebuah variabel
dan keyakinan stabilitas akan hubungan penting dalam menentukan kesuksesan
tersebut. Morgan & Hunt (1994) dalam hubungan. Berry dan Parasuraman (1991)
penelitiannya mengatakan komitmen hubungan menyarankan hubungan bergantung pada
kerjasama adalah konsep kunci, memposisikan komitmen yang saling menguntungkan antara
mereka sebagai variabel penghubung antara pembeli dan penjual. Ketika motivasi untuk
lima anteseden yang penting yaitu biaya memelihara hubungan tinggi, maka ada
penghentian hubungan, manfaat hubungan, kemungkinan dimana kualitas hubungan juga
nilai keuntungan bersama, komunikasi dan tinggi. Hubungan yang awet menunjukkan
perilaku oportunis dari lima hasil keluaran yaitu sebuah kepastian derajad komitmen antara
persetujuan bersama, keinginan untuk putus pembeli-penjual (Parsons, 2002). Komitmen
hubungan, konflik fungsional dan dapat memunculkan kebanggaan atas
ketidakpastian. kerjasama yang dijalinnya.
Variabel ini menambahkan dimensi Menurut Meyer, Allen dan Smith
penting dalam studi hubungan pembeli-penjual. (1993), komitmen dapat diklasifikasikan dalam
Ketika kualitas mungkin dipengaruhi oleh sifat bentuk komitmen afektif, komitmen kontinuan,
dasar individu yang terlibat dalam hubungan, dan komitmen normative. Afektif berarti
sifat dasar hubungan antara organisasi dapat menimbulkan pengaruh yang signifikan atas
mengesampingkan beberapa efek karakteristik kualitas sebuah hubungan kerjasama,
interpersonal. Contohnya, pembeli dapat kontinuan berarti berkelanjutan dan normative
bekerja baik dengan penjual tetapi penjual berarti relevan dengan kebiasaan atau norma –
mungkin tidak dapat memberikan keuntungan norma dalam sebuah hubungan kerjasama.
pada kebutuhan pembeli. Sebaliknya,
organisasi mungkin dapat memenuhi Secara fungsi, komitmen akan
kebutuhan pembeli tetapi individu yang memunculkan keyakinan yang tinggi kepada
dilibatkan mungkin tidak dapat bekerja partner bahwa kerjasama yang terjalin akan
bersama organisasi pada level personal menghasilkan kualitas konten hubungan yang
(Parsons, 2002) relevan dengan kinerja bersama. Komitmen
dalam arti sesungguhnya tidak dapat diartikan
Menurut Mowday, Steers, dan Porter sebagai sebuah prioritas secara emosional,
(1979) komitmen adalah bentuk perilaku namun lebih merupakan keberartian yang
hubungan kerjasama, dimana kecenderungan mendasar pada nilai – nilai kerjasama. (Maltz,
partner kepadanya berada pada posisi yang Elliot, Kohli, 1996). Dalam penelitian ini,
kuat dan bahkan melebihi hubungan kerjasama komitmen diukur dengan beberapa indicator
dengan pihak lain. Kesetiaan dalam kerjasama yang diadopsi dari Meyer, Allen, dan Smith
ini menjadi sangat penting di era kompetisi (1993), yakni : komitmen afektif, komitmen
yang sangat ketat seperti sekarang ini. kontinuan, dan komitmen normative.
Pengertian yang dalam mengenai kesetiaan
yang saling menguntungkan dan keinginan Ross et al (1997, p:689) mengatakan
untuk menolong satu sama lain merupakan komitmen untuk melakukan hubungan jangka
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 59
panjang didefinisikan sebagai kompleksitas tambah dari hubungan yang terjalin diantara
sikap dan tingkah laku yang mencerminkan mereka, yang menggambarkan kedekatan
keeratan hubungan antara dua pihak yang diantara perusahaan mitra. Kualitas hubungan
semakin mendekatkan keduanya menjadi satu yang tinggi akan menimbulkan interaksi dan
kesatuan. Kompleksitas ini meliputi loyalitas hubungan diantara perusahaan perusahaan
kepada mitra kerja, harapan dan keinginan yang bersangkutan, yang akhirnya bisa
bahwa hubungan akan berlanjut, keyakinan dipandang sebagai aset strategik. Perusahaan
akan konsensi yang dapatkan akan mitra berusaha mengoptimalkan potensi
berlangsung lama, perasaan sebagai satu stratejik itu dari kualitas hubungan yang baik
kesatuan aliansi dan kerelaan untuk (Johnson, 1999, p:6). Morgan dan Hunt (1994,
berinvestasi dalam hubungan tersebut bahkan p:12) kualitas hubungan diperhitungkan dalam
sampai kerelaan untuk memperkuat hubungan membina hubungan diantara perusahaan dan
tersebut. Sedangkan Menurut Berry & mitra bisnisnya sangat diharapkan dalam
Parasuraman, 1991 (dalam Morgan R.M & jangka yang cukup lama, dimana sangat
Hunt S.D., 1994, p:24) bahwa relationship berkait erat dengan komitmen yang dibangun
marketing dibangun dengan komitmen, artinya oleh mereka.
hubungan tersebut akan terjadi jika ada rasa
komitmen antara kedua belah pihak dalam Kepercayaan dirasakan semakin
menjalin hubungan jangka waktu yang lama. penting dalam sebuah hubungan antar
Hubungan terjadi jika perusahaan mampu organisasi, khususnya dalam perubahan
memberikan komitmen yang tinggi kepada networking yang semakin berorientasi pada
pelanggannya tentunya akan memberikan hubungan maya. Menurut teori Kanter,
kepuasan dan kepercayaan yang tinggi kepercayaan berkembang dari pengertian
terhadap pelanggannya, karena komitmen mutual yang berbasis pada pembagian nilai
secara umum dipandang sebagai suatu diantara partner. Kepercayaan didefinisikan
kekuatan dari tali hubungan diantara Gilbert dan Tang (1998) sebagai sebuah
perusahaan dan pelanggan (Kim & Frazier, bentuk kesungguhan dalam berkomitmen pada
1997). Dalam menjalin hubungan jangka hubungan kerjasama organisasionalnya.
panjang antar perusahaan, yang perlu Kepercayaan akan muncul dari sebuah
dilakukan penegasan-penegasan oleh keyakinan bahwa hubungan kerjasama akan
perusahaan adalah tetap menjaga komitmen memberikan manfaat seperti yang diharapkan
dan kepercayaan (Berry & Pasuraman, 1991). oleh kedua belah pihak (Wahyuni et al., 2003)
Kesimpulan pengertian komitmen dalam
Mishra dan Monrissey (1990)
hubungan antara perusahaan adalah suatu
menyatakan bahwa komunikasi yang terbuka,
sikap yang dilakukan perusahaan agar
keterbukaan dalam informasi kritikal,
hubungan yang terjalin menjadi berarti dan
keterbukaan dalam persepsi dan feeling, dan
stabil (Anderson & B Weitz, 1992). Melalui
besarnya keterlibatan pekerja dalam keputusan
komitmen penjagaan hubungan jangka panjang
memfasilitasi kepercayaan dalam hubungan
antar perusahaan diharapkan bisa mencapai
antar organisasi. Butler (1991) menyatakan
perkembangan dan kemanfaatan atas
bahwa terdapat sebelas (11) kondisi dari
hubungan tersebut.
kepercayaan secara organisasional yang
H 1 : Semakin tinggi komitmen yang dicapai sebaiknya dipenuhi, yakni : bijaksana dalam
maka semakin tinggi kinerja kemampulabaan. memilih, availibilitas, kompetensi, konsistensi,
kejujuran, integritas, loyality, keterbukaan,
2.1.3. Kualitas Hubungan (Relationship kepercayaan yang menyeluruh, pemenuhan
Quality) janji, penerimaan (suatu kondisi).
Kualitas hubungan menunjukkan
perusahaan sebagai individu merasakan nilai Dalam kerangka fungsional
Manajemen Sumber Daya Manusia, Swan dan
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 60
Nolan (1985) meneliti tingkat kepercayaan kemampulabaan) adalah suatu ukuran yang
dengan menggunakan indikator – indikator menunjukkan gambaran keuntungan
perasaan yakin (komponen emosional di luar perusahaan dan ditampilkan dalam kualitas
pengalaman), pemikiran atau keyakinan akan sumber daya, pendapatan, laba dan
kepercayaan, perencanaan dan keputusan keunggulan kompetitif. Kinerja kemampulabaan
untuk bersikap jujur, dan menjalankan tidak hanya mengacu keuntungan individu
kepercayaan dalam perilaku sehari – hari. perusahaan tetapi mengacu kepada hasil
Hanya saja kepercayaan dalam konteks ini finansial yang dihasilkan oleh saling
lebih tepat jika diaplikasikan dan diteliti pada ketergantungan usaha dan investasi yang
obyek hubungan kerja karyawan dengan berada dalam hubungan tersebut. Hal ini harus
perusahaan. Namun menurut Swan et al konsisten dalam proses hubungan yang terjadi
(1988), untuk mengukur kepercayaan antara pembeli dan suplier (Sandy D. Jap,
organisasional dapat digunakan indikator 1999; p:466).
kepercayaan dalam hal kompetensi, kejujuran,
reliabilitas, pertanggungjawaban, dan Peningkatan produktivitas pada
pengalaman yang memadai. perusahaan diharapkan menanamkan investasi
berkelanjutan dan menanamkan investasi
Kualitas hubungan menurut Johnson berkelanjutan dan mengkombinasikan sumber
(1999, p:6-7) meliputi kepercayaan (trust), – sumber yang mereka miliki dalam langkah
komitmen (commitment) dan kejujuran langkah strategis (Asanuma, 1989; Dyer, 1992
(fairness). Sedangkan Macneil (1980, dalam dalam Sandy D. Jap, 1999; p:462). Sehingga
Heide and John, 1992) mendefinisikan norma suatu hubungan organisasi bisa dijadikan suatu
hubungan diisyaratkan sebagai kelanjutan dari sumber keuntungan kompetitif dan antara
suatu norma yang saling melengkapi, dengan perusahaan dan relasinya menjadi unit analisis
tiga dimensinya yaitu fleksibilitas (flexibility), yang relevan. Day (2000, p.24) menyatakan
pertukaran informasi (information exchange) hubungan suatu hubungan kerjasama yang
dan solidaritas (solidarity). Fleksibilitas dilakukan mampu meningkatkan kinerja
didefinisikan sebagai harapan kedua belah kemampulabaan dan memberikan keuntungan
pihak untuk dapat saling menyesuaikan jangka panjang, karena pesaing tidak mampu
keadaan yang berubah. Pertukaran informasi meniru, memahami maupun menggantikan
merupakan sikap saling aktif dalam kualitas perusahaan tersebut. Reinartz dan
menyediakan informasi kepada partnernya. Kumar (2000; p.19) menambahkan dengan
Dan solidaritas merupakan harapan nilai yang mempertahankan relasi jangka panjang akan
tinggi dari hubungan yang terbentuk. Dengan menghasilkan pemasukan yang lebih baik serta
demikian kedua belah pihak saling memberi meningkatkan kinerja kemampulabaan. Sandy
dan mengisi sehingga terjalin hubungan yang D. Jap (1999, p:477) berpendapat meskipun
langgeng dan saling menguntungkan. Dan berkembang luasnya kepentingan dalam
Mohr et al (1995, p:14) dimensi-dimensi kolaborasi, ada suatu kekurangan dalam
kualitas hubungan meliputi pengawasan pemahaman mengenai bagaimana proses
bersama, pembagian yang adil (fair share) dan menghasilkan peningkatan kinerja
kejujuran (fairness). kemampulabaan keuntungan kompetitif dan
meningkatkan laba. Morgan dan Hunt 1994;
H 2 : Semakin tinggi kualitas hubungan yang Seth dan Parpatiyar 1995 (dalam Reinartz dan
dibangun maka semakin tinggi kinerja Kumar, 2000, p:19) mengarahkan nilai positif
kemampulabaan. yang kuat antara hubungan jangka panjang
dan bertambahnya kinerja kemampulabaan
2.1.4. Kinerja Kemampulabaan (Profit
perusahaan. Bahwa dengan mempertahankan
Performance)
relasi hubungan jangka panjang akan
Reinartz dan Kumar (2000, p:19)
menjelaskan definisi profit performance (kinerja
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 61
menghasilkan pemasukan yang lebih tinggi a. Market Penetration Ability, didefinisikan
serta meningkatkan kinerja kemampulabaan. sebagai kecakapan teknik dan agresivitas
dari kekuatan penjualan dari staf
Kepuasan berkolaborasi akan pemasaran. Seleksi yang tepat, pelatihan
meningkatkan aset perusahaan dan prospek dan motivasi pada tenaga tenaga
kinerja kemampulabaan perusahaan. Sandy D. profesional adalah cara yang paling tepat
Jap (1999, p.471) berpendapat meskipun bagi distributor untuk mencapai tingkat
berkembang luasnya kepentingan dan dalam penetrasi lokal yang diharapkan.
berkolaborasi, ada suatu kekurangan dalam b. Prompt Payment of Bills, keterlambatan
pemahaman mengenai bagaimana proses tagihan yang menumpuk adalah salah satu
peningkatan kinerja kemampulabaan hal yang sangat merugikan dalam bisnis.
keuntungan kompetitif dan meningkatkan laba. Dengan pembayaran pada waktu, maka
pabrikan dapat menyediakan usaha atau
Penelitian ini meningkatkan
fasilitas yang lebih baik bagi peningkatan
pemahaman dan menjelaskan bagaimana
kualitas hubungan yang dilakukan.
proses kolaborasi dalam hubungan perusahaan
c. Financial Stability, sebagian besar
dan relasinya yang ditujukan untuk
pabrikan melihat hubungan kerjasama
mengembangkan pendapatan strategik.
untuk orientasi jangka panjang. Dengan
Pembeli dan suplier akan saling menerima
manajemen profesional, aset dan cash
resiko atas usaha dan investasi sebab mereka
flow, distributor yang memiliki kekuatan
termotivasi untuk mencapai hasil dari usaha
finasial merupakan partner yang diinginkan
strategis mereka.
untuk hubungan kerjasama.
H 3 : Semakin tinggi kinerja kemampulabaan d. Knowledge of the Local Market,
yang dibangun maka semakin tinggi nilai dengan informasi tentang lokal market
kualitas strategi kerjasama jangka panjang. yang potensial misalnya segi ukuran,
keinginan konsumen dan
2.1.5. Strategi Kerjasama Jangka Panjang kecenderungan pasar, distributor akan
(Sustainable Alliance Strategic) memiliki ikatan kuat dalam kerjasama
dengan pabrikan. Dalam informasi
Ganesan (1994, p:2-3) mengemukakan tersebut maka pabrikan berada dalam
hubungan jangka panjang sebagai persepsi posisi yang lebih baik untuk membuat
mengenai saling ketergantungan pembeli dan keputusan yang dapat menguntungkan
pemasok baik dalam konteks produk maupun kerjasama hubungan tersebut.
hubungan dan diharapkan bahwa saling 2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis
ketergantungan akan bernilai bagi pembeli Berdasarkan telaah pustaka dan
dalam jangka panjang. Nilai ketergantungan ini penelitian terdahulu (Johnson, 1999), Sandy
akan membuat mereka berusaha untuk saling D. Jap (1999), Morgan R.M & Hunt (1994),
membangun dan menjaga atribut-atribut yang Mohr Jakki, Robert Fisher & John R (1996)
berharga pada hubungan kerjasama mereka. dalam penelitian ini akan mengkaji hubungan
Dalam memenuhi komitmen dengan antara variabel Komitmen Hubungan, Kualitas
pabrikan dalam tindakan kerjasama jangka Hubungan yang berpengaruh kepada kinerja
panjang ada beberapa hal yang dilakukan kemampulabaan yang hasil akhirnya mampu
distributor untuk memperkuat kerjasama menciptakan suatu strategi kerjasama jangka
hubungan (working partnership). Karakteristik- panjang. Kerangka pemikiran teoritis yang
karakteristik yang dilihat pabrikan dari mendasari penelitian ini dapat dilihat pada
perusahaan distribusi, menurut James A. Narus Gambar 2.1 :
& James. C Anderson (1987, p:38) adalah :

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 62


Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Komitmen
Hubungan
H1 H3
Kinerja Strategi
Kemampulabaan Kerjasama
Jangka Panjang
H2
Kualitas
III. METODE
HubunganPENELITIAN
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Sampel penelitian ini adalah sub Structural Equation Model (SEM)
kontraktor Nokia Siemens Networks, sejumlah
112 responden. Structural Equation Modeling Goodness
of Fit Indeks Cut-off Hasil Evaluasi
(SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak Value Analisis Model
AMOS, digunakan untuk menganalisis data.
IV. ANALISIS DATA Chi – Square Kecil ( < 206 Baik
297.227) ,24
8
Analisis selanjutnya adalah analisis
Structural Equation Model (SEM) secara full Probability  0.05 0,1 Baik
model, setelah dilakukan analisis terhadap 85
tingkat unidimensionalitas dari indikator- RMSEA 0,1 Baik
 0.08
indikator pembentuk variable laten yang diuji 36
dengan confirmatory factor analysis. Analisis
hasil pengolahan data pada tahap full model GFI  0.90 0,8 Marginal
60
SEM dilakukan dengan melakukan uji
kesesuaian dan uji statistik. AGFI  0.90 0,8 Marginal
25
Uji terhadap hipotesis model
CMIN / DF  2.00 1,1 Baik
menunjukkan bahhwa model ini sesuai dengan 15
data atau fit terhadap data yang digunakan
dalam penelitian adalah seperti telihat pada TLI  0.95 0,9 Baik
87
tabel berikut ini :
CFI  0.95 0,9 Baik
88

Sumber : Data penelitian yang diolah

Untuk uji statistik terhadap hubungan


antar variable yang nantinya digunakan
sebagai dasar untuk menjawab hipotesis
penelitian yang telah diajukan. Uji statistik hasil
pengolahan dengan SEM dilakukan dengan
melihat tingkat signifikansi hubungan antar
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 63
variable yang ditampakkan melalui nilai
Probabilitas (p) dan dan Critical Ratio (CR)
masing-masing hubungan antar variable. Untuk
proses pengujian statistik ini ditampakkan
dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2
Standardized Regression Weight

Estimate S.E. C.R. P

Kinerja_Kemampulaba
<--- Komitmen_Hubungan .418 .098 4.277 ***
an

Kinerja_Kemampulaba
<--- Kualitas_Hubungan .427 .088 4.843 ***
an

Strategi_Kerjasama_Ja
<--- Kinerja_Kemampulabaan .606 .093 6.481 ***
ngka_Panjang

x1 <--- Komitmen_Hubungan 1.000

x2 <--- Komitmen_Hubungan .894 .094 9.477 ***

x3 <--- Komitmen_Hubungan .955 .087 11.030 ***

x4 <--- Komitmen_Hubungan .981 .091 10.827 ***

x5 <--- Komitmen_Hubungan .954 .090 10.631 ***

x6 <--- Komitmen_Hubungan 1.064 .100 10.608 ***

x11 <--- Kualitas_Hubungan 1.000

x10 <--- Kualitas_Hubungan .956 .088 10.833 ***

x9 <--- Kualitas_Hubungan 1.075 .101 10.635 ***

x8 <--- Kualitas_Hubungan 1.063 .099 10.743 ***

x7 <--- Kualitas_Hubungan .941 .090 10.410 ***

x16 <--- Kinerja_Kemampulabaan 1.000

x15 <--- Kinerja_Kemampulabaan .975 .101 9.618 ***

x14 <--- Kinerja_Kemampulabaan .971 .094 10.306 ***

x13 <--- Kinerja_Kemampulabaan .913 .094 9.703 ***

x12 <--- Kinerja_Kemampulabaan 1.125 .102 10.983 ***

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 2


Estimate S.E. C.R. P

Strategi_Kerjasama_Jangka
x17 <--- 1.000
_Panjang

Strategi_Kerjasama_Jangka
x18 <--- 1.028 .087 11.830 ***
_Panjang

Strategi_Kerjasama_Jangka
x19 <--- 1.170 .097 12.102 ***
_Panjang

Strategi_Kerjasama_Jangka
x20 <--- 1.197 .087 13.730 ***
_Panjang

Strategi_Kerjasama_Jangka
x21 <--- 1.065 .096 11.141 ***
_Panjang

4.1. Pengujian Hipotesis


Tabel 4.3
Regression Weight Structural Equational Model
Estimate S.E. C.R. P

Kinerja_Kemampulaba
<--- Komitmen_Hubungan .418 .098 4.277 ***
an

Kinerja_Kemampulaba
<--- Kualitas_Hubungan .427 .088 4.843 ***
an

Strategi_Kerjasama_Ja
<--- Kinerja_Kemampulabaan .606 .093 6.481 ***
ngka_Panjang

Sumber : Data primer yang diolah


Dari hasil pengujian diperoleh bahwa 1,96 dan probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari
semua nilai CR berada di atas 1,96 atau 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
dengan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. dimensi-dimensi komitmen hubungan partner
Dengan demikian semua Hipotesis diterima. yang bekerja pada Telkomsel Project dan
Nokia Siemens Network se Jawa Bali
4.1.1. Pengujian Hipotesis 1 berpengaruh positif terhadap kinerja
kemampulabaan. Hal ini mendukung penelitian
H1: Komitmen hubungan mempunyai pengaruh
Morgan dan Hunt (1994) yang menyatakan
terhadap kinerja kemampulabaan.
bahwa hubungan terjadi jika perusahaan
mampu memberikan komitmen yang tinggi
kepada pelanggannya tentunya akan
Parameter estimasi untuk pengujian memberikan kepuasan dan kepercayaan yang
pengaruh komitmen hubungan terhadap kinerja tinggi terhadap pelanggannya, karena
kemampulabaan menunjukkan nilai CR komitmen secara umum dipandang sebagai
sebesar 4,227 dan dengan probabilitas sebesar suatu kekuatan dari tali hubungan diantara
0,000. Kedua nilai tersebut diperoleh perusahaan dan pelanggan.
memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu
nilai CR sebesar 4,227 yang lebih besar dari
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 65
4.1.2. Pengujian Hipotesis 2 V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
H 2 : Kualitas hubungan mempunyai pengaruh 5.1. Simpulan
terhadap kinerja kemampulabaan.
Hipotesis yang diajukan dalam
Parameter estimasi untuk pengujian penelitian ini sebanyak tiga hipotesis. Simpulan
pengaruh kualitas hubungan terhadap kinerja dari tiga hipotesis tersebut adalah sebagai
kemampulabaan menunjukkan nilai CR berikut:
sebesar 4,843 dan dengan probabilitas sebesar
0,000. Kedua nilai tersebut diperoleh 5.1.1. Simpulan mengenai Hipotesis 1
memenuhi syarat untuk penerimaan H2 yaitu
H1: Komitmen hubungan mempunyai pengaruh
nilai CR sebesar 6,397 yang lebih besar dari
terhadap kinerja kemampulabaan
1,96 dan probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Pengujian hipotesis yang dilakukan
dimensi-dimensi kualitas hubungan partner membuktikan bahwa ada pengaruh yang
yang bekerja pada Telkomsel Project dan searah antara komitmen hubungan partner
Nokia Siemens Network se Jawa Bali yang bekerja pada Telkomsel Project dengan
berpengaruh positif terhadap kinerja Nokia Siemens Network se Jawa Bali terhadap
kemampulabaan. Hasil penelitian ini kinerja kemampulabaan. Sehingga dapat
mendukung penelitian Donney dan Cannon disimpulkan bahwa harapan akan
(1997) yang menunjukkan pengaruh positif berkelanjutan hubungan menimbulkan kinerja
kualitas hubungan terhadap kinerja kemampulabaan partner yang bekerja pada
kemampulabaan. Telkomsel Project dengan Nokia Siemens
Network se Jawa Bali.
4.1.3. Pengujian Hipotesis 3
5.1.2. Simpulan mengenai Hipotesis 2
H3 : Kinerja kemampulabaan yang dibangun
mempunyai pengaruh terhadap nilai H 2 : Kualitas hubungan mempunyai pengaruh
kualitas strategi kerjasama jangka terhadap kinerja kemampulabaan
panjang
Pengujian hipotesis yang dilakukan
Parameter estimasi untuk pengujian membuktikan bahwa ada pengaruh yang
pengaruh kinerja kemampulabaan terhadap searah antara kualitas hubungan partner yang
strategi kerjasama jangka panjang bekerja pada Telkomsel Project dengan Nokia
menunjukkan nilai CR sebesar 6,481 dan Siemens Network se Jawa Bali terhadap
dengan probabilitas sebesar 0,000. Kedua nilai kinerja kemampulabaan. Sehingga dapat
tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk sisimpulkan bahwa suatu hubungan yang
penerimaan H3 yaitu nilai CR sebesar 6,481 berkualitas tinggi menimbulkan kinerja
yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas kemampulabaan pada partner yang bekerja
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan pada Telkomsel Project dengan Nokia Siemens
demikian dapat disimpulkan dimensi-dimensi Network se Jawa Bali.
kinerja kemampulabaan berpengaruh positif
terhadap strategi kerjasama jangka panjang. 5.1.3. Simpulan mengenai Hipotesis 3
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Donney dan Cannon (1997) yang menunjukkan H3 : Kinerja kemampulabaan yang dibangun
pengaruh positif kinerja kemampulabaan mempunyai pengaruh terhadap nilai
terhadap strategi kerja sama jangka panjang. kualitas strategi kerjasama jangka
panjang
Pengujian hipotesis yang dilakukan
membuktikan bahwa ada pengaruh yang
searah antara kinerja kemampulabaan
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 66
terhadap strategi kerjasama jangka panjang. komitmen para partner yang bekerja
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa pada Telkomsel Project dan turun.
kinerja kemampulabaan partner yang bekerja 2. Kualitas hubungan menunjukkan
pada Telkomsel Project dengan Nokia Siemens perusahaan sebagai individu merasakan
Network se Jawa Bali menghasilkan nilai tambah dari hubungan yang terjalin
meningkatnya strategi kerjasama jangka diantara mereka, yang menggambarkan
panjang. kedekatan diantara perusahaan mitra.
5.2. Implikasi Kebijakan Kualitas hubungan yang tinggi akan
menimbulkan interaksi dan hubungan
Penelitian ini bertujuan untuk diantara perusahaan perusahaan yang
mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja bersangkutan, yang akhirnya bisa
kemampulabaan dalam menciptakan strategi dipandang sebagai aset strategik. Kualitas
kerjasama jangka panjang. Implikasi kebijakan hubungan juga diperhitungkan dalam
yang disarankan dalam penelitian ini adalah membina hubungan diantara perusahaan
sebagai berikut: dan mitra bisnisnya yang sangat
diharapkan dalam jangka yang cukup
1. Dari hasil penelitian menunjukkan
lama. Berdasarkan standardized
komitmen yang dicapai mempunyai
regression weights dapat diketahui bahwa
pengaruh yang positif terhadap kinerja
dimensi saling memberikan informasi
kemampulabaan. Berdasarkan
yang paling berpengaruh dari variabel
standardized regression weights dapat
kualitas hubungan dalam meningkatkan
diketahui bahwa dimensi menghormati
integrasi stratejik dengan nilai estimasi
perjanjian merupakan dimensi dari
0,84. Ini menyakinkan bahwa koordinasi
komitmen hubungan yang paling
yang dilakukan Nokia Siemens Network
berpengaruh dalam meningkatkan kinerja
se Jawa Bali dengan partner yang bekerja
kemampulabaan dengan nilai estimasi
pada Telkomsel Project sangat
0,88.
berpengaruh. Petugas Nokia Siemens
Hubungan terjadi jika antara partner Network se Jawa Bali yang berada di
yang bekerja pada Telkomsel Project dalam lingkup operasional harus benar
dengan Nokia Siemens Network se benar mampu menjadi mediator hubungan
Jawa Bali mampu memberikan untuk memastikan segala bentuk kegiatan
komitmen yang tinggi, yang tentunya operasional, strategi dan implementasi
akan memberikan kepuasan dan atas kebijakan, dan perjanjian hubungan
kepercayaan yang tinggi terhadap kerjasama berjalan dengan harmonis,
hubungan yang dibina, karena penuh dengan koordinasi dan menjadikan
komitmen secara umum dipandang partner yang bekerja pada Telkomsel
sebagai suatu kekuatan dari tali Project sebagai partner kerja yang bukan
hubungan diantara perusahaan dan sekedar bisnis. Intinya Nokia Siemens
mitra kerjanya. Nokia Siemens Network se Jawa Bali harus mampu
Network se Jawa Bali harus mengelola hubungan kerjasama.
mengawali memegang teguh terhadap
3. Kinerja kemampulabaan adalah suatu
komitmen bersama dengan para
ukuran yang menunjukkan gambaran
partner yang bekerja pada Telkomsel
keuntungan perusahaan dan ditampilkan
Project terhadap perjanjian, kebijakan
dalam kualitas sumber daya, pendapatan,
kerjasama, penyusunan dan
laba dan keunggulan kompetitif.
implementasi strategi dalam
Berdasarkan standardized regression
mempertahankan dan memenangkan
weights dapat diketahui bahwa indikator
pasar. Seringnya terjadi perubahan
keuntungan tinggi merupakan dimensi
kebijakan atau strategi terutama dalam
yang paling berpengaruh dari variabel
operasional akan mengakibatkan nilai
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 67
kinerja kemampulabaan dengan nilai Besaran yang optimal sebaiknya diatas
estimasi sebesar 0,87. Ini berarti Nokia 0,70.
Siemens Network se Jawa Bali dituntut 2. Hasil penelitian ini tidak dapat
untuk selalu lebih inovatif dan digeneralisasi pada kasus lain diluar
customization, intuitive, proactive, obyek penelitian ini yaitu: partner yang
communicative untuk mendapatkan bekerja pada Telkomsel Project
customer valuation yang menjadi dasar dengan Nokia Siemens Network se
bagi perencanaan investasi ke pelanggan. Jawa Bali.

5.3. Keterbatasan Penelitian 5.4. Agenda Penelitian Mendatang

Beberapa keterbatasan penelitian yang Hasil-hasil penelitian ini dan


dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan
dalam penelitian dapat dijadikan sumber ide
berikut:
bagi pengembangan penelitian ini dimasa yang
1. Keterbatasan permodelan penelitian ini akan datang,maka perluasan penelitian yang
berasal dari hasil squared multiple disarankan dari penelitian ini adalah
correlation menunjukkan besaran 0,50 menambah variabel independen yang
untuk kinerja kemampulabaan; dan 0,41 mempengaruhi kinerja kemampulabaan.
untuk strategi kerjasama jangka panjang. Variabel yang disarankan adalah: lingkungan
Hal ini menginformasikan kurang bisnis, posisi produk, posisi persaingan dan lain
optimalnya variabel antiseden dari sebagainya.
variabel-variabel endogen tersebut.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 68


DAFTAR PUSTAKA

Ali Mahir, 2003, “Strategi Kerjasama Jangka Panjang dan Pengaruhnya pada Keunggulan Bersaing”,
Thesis Magister Management, Universitas Diponegoro, Semarang
Anderson, E. and B. Weitz, 1992, “The Use of Pledges to Build and Sustain Commitment in Distribution
Channel”, Journal of Marketing Research 29(1), p.18-34
Borys, Brian and David B. Jemison, 1989, “Hybrid Arrangement as Strategic Alliances : Teorical Issues
in Organization Combination”, Academy of Management Review 14, p.234-249
Cooper, D.R. and Emory, C.W., 1995, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Edisi terjemahan kelima,
Penerbit Erlangga.
Day, Goerge S., 2000, “Managing Market Relationship”, Journal of The Academy of Marketing Science,
28, Vol.1, p.24-30
Dorsch, Michael J., Swanson, Scott R., and Kelley, Scott W., 1998, “The Role of Relationship Quality in
Stratification of Vendor as Perceived by Customer”, Journal of the Academy of Marketing
Science, Vol.26, No.2, p.128-142
Ferdinand, A., 1999, “Strategic Pathways Toward Sustainable Competitive Advantage”, Thesis
Doctoral, March
Ganesan, Shankar, 1994, “Determinant of Long-Term Orientation in Buyer-Seller Relationship”, Journal
of Marketing, Vol.58, April, p.1-19
Indriantoro, Nur dan Supomo, 1999, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen”,
BPFE Yogyakarta.
James A. Narus & James C. Anderson, 1987, “Turn Your Industrial Distribution into Partners” in Robust
Sales Management, Harvard Bussiness Review, Paperback.
Sandy D. Jap, 1999, “Pie-Expansion Effort : Collaboration Processes in Buyer Supplier Relationship”,
Journal of Marketing Research, Vol.36, November, p.461-475
Johnson, Jean L, 1999, “Strategic Integration in Industrial Distribution Channel : Managing the Interfirm
Relationship as a Strategic Asset”, Journal of Academy of Marketing Science, Volume 27 No.1,
p.4-18
Mohr, Jakki J, Robert J Fisher and John R Nevin, 1996, “Collaborative Communication in Interfirm
Relationship : Moderating Effects of Integration and Control”, Journal of Marketing, Volume 60,
July, p.103-115
Morgan, R.M. & Hunt, S.D., 1994, “The Commitment-Trust Theory of Relationship Marketing”, Journal
of Marketing, Vol.58, July, p.20-38
Reinartz. Werner J, and Kumar V., 2000, “On the Profitability of Long-Life Customers in Noncontractual
Setting : An Empirical Investigation and Implications for Marketing”, Journal of Marketing (64),
Oktober, p.17-35

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 69


Ross, William T. Jr., Anderson, Erin & Weitz, Barton, 1997, “Performance in Principal Agents Dyads :
The Causes and Consequences of Perceived Asymetry of Commitment to the Relationship”,
Management Science, Vol.43, No.5, May, p:680-704
Tatiek Nurhayati Harahap, 2004, “Analisis Partnership Reseller”, EKOBIS, Vol.5, No.1, Januari, p:99-
108
Webster & Frederick E., 1991, Industrial Marketing Strategy, 3rd ed, New York : John Wiley & Sons, Inc.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 19 No. 1 Juli 2010 70

Anda mungkin juga menyukai