OLEH
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kuasaNya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Adapun tujuan dari
penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
Sumatera Utara.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ................................................................................ i
ABSTRAK.......................................................................................... ii
ABSTRACT......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................... iv
DAFTAR ISI……….………………………………………………... vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………... viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah………………………………………… 11
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………… 12
1.3.1. Tujuan Penelitian…..………………………............. 12
1.3.2. Manfaat Penelitian………………………………..... 13
BAB V PENUTUP…………………………………………………... 76
5.1 Kesimpulan…………………………………………………... 76
5.2 Keterbatasan…………………………………………………. 77
5.3 Saran……………………………………………………...... 77
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 79
LAMPIRAN...................................................................................... 84
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
kelangsungan hidupnya selama periode waktu pantas, yaitu tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan (SPAP, 2011: 341) Going concern
merupakan salah satu asumsi dasar yang dipakai dalam menyusun laporan
keuangan. Foroghi (2012) yang dikemukakan kembali oleh Krissin diastuti dan
merupakan hal yang penting bagi pihak- pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat
ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo
Menurut (Purba, 2009: 21) “asumsi going concern adalah suatu asumsi
yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas ekonomi”. Asumsi
Opini audit going concern merupakan suatu opini yang dikeluarkan auditor untuk
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern kemungkinan besar akan
Resource Tbk (ASIA) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 Davomas Abadi
Tbk (DAVO).
mendapat opini going concern beberapa perusahaan yang terdaftar di BEI yang
Laba (rugi)
No Nama perusahaan Kode
2013 2014 2015
1 Panasia Indo Resources HDTX
(218,654,504,263) (105,481,256,786) (355,659,019,000)
Tbk
2 Smartfren Telecom Tbk FREN (1.611.087.135.238) (972.652.581.545) (1.330.545.192.390)
3 Inti Agri Resources Tbk IIKP (18.426.897.169) (9.210.487.203) (9.900.834.886)
4 Asia Pacific Investama MYTX
Tbk (49,786,983,213) (158,271,000,000) (263,871,000,000)
5 SMR Utama Tbk SMRU (43.268.671.671) (7.985.030.000) (174.421.060.000)
Sumber: www.idx.com (data diolah)
Opini audit
No Nama perusahaan Kode 2013 2014 2015
1 Panasia Indo Resources Tbk HDTX 0 0 0
2 Smartfren Telecom Tbk FREN 1 1 1
3 Inti Agri Resources Tbk IIKP 0 0 0
4 Asia Pacific Investama Tbk MYTX 1 1 1
5 SMR Utama Tbk SMRU 0 0 0
Sumber: www.idx.com (data diolah)
Keterangan : 0 menerima opini non going concern
1 menerima opini going concern
Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa terdapat ketidaksesuaian antara opini audit
IIKP dan SMRU mengalami kerugian dari tahun 2013-2015 namun auditor tetap
mengeluarkan opini non going concern yang berarti auditor tetap tidak meragukan
menunjukkan ada faktor lain selain laba atau rugi operasi yang berulang yang
Kasus yang terkait dengan going concern di Indonesia yaitu Batavia Air
padaTahun 2012 dimana Batavia Air tidak mampu membayar hutang sebesar
$4,68 juta yang jatuh tempo karena Batavia Air tidak melakukan pembayaran,
pihak kreditor mengajukan pailit. Dimana saat sebelum Batavia Air mengalami
Laporan keuangan pun mendapat opini wajar tanpa pengecualian dan tidak
menerima kualifikasi going concern pada tahun 2011. Namun ternyata Batavia air
tidak akurat sehingga mengakibatkan kebangkrutan Batavia Air dan juga kerugian
bagi investor.
para pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat dalam
auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat
menemukan bukti bahwa ketika investor akan melakukan investasi maka ia perlu
pernyataan ini, auditor tidak hanya melihat kondisi keuangan tetapi juga melihat
hal lain terkait masalah eksistensi dan kontinuitas perusahaan. Laporan keuangan
investor, akan lebih credible jika sudah diaudit oleh auditor eksternal. Audit yang
khususnya investor.
menemukan salah saji material serta praktik manipulasi yang terkandung dalan
laporan keuangan agar menghasilkan laporan keuangan yang wajar dan dapat
investor meyakini bahwa laporan keuangan tersebut berkualitas dan bebas dari
salah saji.
Menurut Chen dan Church (1992) yang dikemukakan kembali oleh
kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaaan pada saat jatuh tempo baik
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo maka perusahaan dalam keadaan
going concern. Jadi jika perusahaan sedang dalam kondisi default maka
Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee
pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun penelitian. Opini audit
going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi
faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit
going concern tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan
tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat
concern di Indonesia masih menjadi objek penelitian yang penting dan menarik
dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going concern merupakan salah
satu hal yang mendasari para investor dalam pengambilan keputusan investasi dan
juga para kreditor dalam meminjamkan dananya dengan tujuan untuk memperoleh
laba dari aktivitas entitas tersebut. Selain itu, opini audit going concern sering
Penelitian ini akan menguji tentang analisis yang memengaruhi opini audit
going concern oleh auditor. Analisis tersebut adalah kualitas audit dan opini audit
penelitian menggunakan variabel independen berupa kualitas audit dan opini audit
opini audit going concern. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
menggunakan skala auditor KAP big four dan non-big four sebagai proksi kualitas
audit, hasil penelitian Solikah (2017), Zubaidah (2012), dan Khotimah (2015)
concern.
melakukan penelitian lanjutan dengan variabel yang sama mengenai faktor yang
Kualitas Audit dan Opini tahun sebelumnya Terhadap Opini Audit Going
2016”
atas, maka penulis dapat melakukan perumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut :
concern?
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini sebagai berikut :
going concern
2. Untuk mengetahui pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap opini
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
referensi dan bahan kajian lanjut bagi penelitian yang berkaitan dengan
3. Bagi Investor
4. Bagi Perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA
Jensen dan Meckling (1976) yang dikemukakan kembali oleh Widyantari (2011:
orang atau lebih (prinsipal) meminta pihak lainnya (agen) untuk melaksanakan
adalah pemegang saham, dewan direksi, CEO, dan para eksekutif perusahaan
(Arthur J. Keown, 2008 yang dikemukakan kembali oleh Angelia 2012 : 10).
(Surbakti, 2011: 13). Adanya pemisahan antara pemilik dan pengendalian akan
merupakan perbedaan informasi yang dimiliki oleh manajer dan pemilik saham
agensi dengan penerimaan opini audit going concern, agen bertugas dalam
dasar dalam pengambilan keputusan. Dari laporan keuangan ini dapat dilihat
seberapa besar tingkat pertumbuhan perusahaan, debt default dan kondisi
kondisi perusahaan. Untuk itu dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai
mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi
untuk memonitor perilaku manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai dengan
auditor ini haruslah berkualitas yang ditunjukkan dengan semakin andal dan
opini going concern akan semakin besar. Agen sebagai pengelola perusahaan
tidak ingin di nilai buruk oleh principal terkait dengan penerimaan opini going
concern. Oleh karena itu agen akan selalu berusaha menjaga kondisi keuangan
(prinsipal) akan selalu memantau kinerja manajernya (agen). Salah satucara yang
dilakukan oleh principal untuk menilai kinerja agennya adalah melalui audit yang
dilakukan oleh auditor yang professional dan independen. Auditor yang memiliki
yang diberikan oleh auditor akan menggambarkan kondisi laporan keuangan yang
sebenarnya. Maka semakin berkualitas auditor kemungkinan perusahaan untuk
Akan semakin besar karena auditor akan semakin teliti untuk memeriksa semua
kejadian yang ada dalam laporan keuangan Apabila pada tahun sebelumnya
perusahaan menerima opini audit going concern, maka agen selaku pihak yang
perusahaan agar di tahun mendatang tidak lagi mendapat opini going concern.
Apabila auditor tahun selanjutnya tidak melihat adanya perbaikan yang dilakukan
oleh manajer akibat penerimaan opini going concern tahun sebelumnya, maka
semakin besar. Hal ini dikarenakan, opini audit tahun sebelumnya akan menjadi
Brigham dan Houston (2006: 38) ”Signalling theory merupakan suatu perilaku
keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun
keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk
yang berupa informasi mengenai hal yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
mendapatkan Opini dari pihak lain yang bebas yaitu Auditor independen untuk
memberikan pendapat tentang laporan keuangan. Opini audit going concern yang
di ungkapkan oleh auditor pada laporan keuangan akan menjadi sinyal (warning)
salah satu komponen keputusan tentang going concern. Suatu entitas dianggap
kewajibannya dengan menjual asset dalam jumlah yang besar, perbaikan operasi
yang dipaksakan dari luar, merestrukturisasi hutang, atau dengan kegiatan serupa
yang lain, hal yang demikian akan menimbulkan keraguan besar terhadap going
concern perusahaan. Standar Audit (SA) 570 (IAPI, 2013:3) menyebutkan bahwa
“auditor bertanggung jawab untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah
terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya.”
Pada laporan audit (opini audit) dengan modifikasi yang dikeluarkan oleh auditor
atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan sangat tergantung pada
ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Standar Audit
(SA) 570 (IAPI, 2013:10) memberikan beberapa contoh kondisi dan peristiwa
1. Keuangan
a Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih.
b Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh
temponya tanpa prospek yang realistis atas pembaruan atau
pelunasan, pengandaian yang berlebihan pada pinjaman jangka
pendek untuk mendanai asset jangka panjang.
c Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor.
d Arus kas operasi yang buruk.
e Rasio keuangan utama yang buruk.
f Kerugian operasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam
nilai asset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas.
g Dividen yang sudah lama terhutang atau yang tidak berkelanjutan.
h Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh
tempo.
i Ketidakmampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian
pinjaman.
j Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit
menjadi transaksi tunai ketika pengiriman.
k Ketidakmampuan untuk memperoleh pendanaan untuk
pengembangan produk baru yang esensial atau investasi esensial
lainnya.
2. Operasi
a Intensi manajemen untuk melikuiditasi entitas atau untuk
menghentikan operasinya.
b Hilangnya manajemen kunci tanpa penggantian.
c Hilangnya suatu pasar utama, pelanggan utama, wara laba, lisensi,
atau pemasok utama.
d Kesulitan tenaga kerja.
e Kekurangan penyediaan barang/bahan.
f Munculnya kompetitor yang sangat berhasil.
3. Lain-lain
a Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau ketentuan
statutori lainnya.
b Perkara hukum yang dihadapi entitas yang jika berhasil dapat
mengakibatkan tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil
dapat dipenuhi oleh entitas.
c Perubahan dalam peraturan perundang-undangan atau kebijakan
pemerintah yang diperkirakan akan memberikan dampak buruk
bagi entitas.
d Kerusakan asset yang diakibatkan oleh bencana alam yang tidak
diasuransikan atau kurang diasuransikan.
dijelaskan dalam standar audit (SA) 570 (IAPI, 2013:4) sebagai berikut:
Secara garis besar ada dua tipe opini audit menurut standar audit terbaru, Standar
Audit (SA) 700 (IAPI, 2013) menjelaskan tentang opini tanpa modifikasian dan
Standar Audit (SA) 705 (IAPI 5-9, 2013) yang menjelaskan tentang opini
dihasilkan dari audit yang dilakukan secara efektif oleh auditor yang berkualitas.
Pemakai laporan keuangan (para investor atau calon investor) lebih percaya pada
laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang dianggap berkualitas tinggi
auditor akan lebih berhati-hati dalam melakukan proses audit untuk mendeteksi
salah saji material atau kecurangan (fraud).Craswell, Francis & Taylor (1995)
biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan yang
memiliki afiliasi dengan KAP internasional akan memiliki kualitas yang lebih
tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan
Auditor yang memiliki reputasi yang baik akan cenderung untuk mempertahankan
De Angelo (1981: 154) mendefinisikan kualitas auditor (auditor quality) “As the
menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang lebih
kecil. Dengan pemilihan auditor kualitas tinggi yang dinilai mampu meningkatkan
tingkat kredibilitas dari laporan keuangan, auditor yang berasal dari KAP besar
Kualitas audit sering diproksikan dengan KAP yang berafiliasi dengan The Big
Four maupun dengan Non Big Four. Ukuran KAP the big four didasarkan pada
besarnya jumlah pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya.
Osman BingSatrio
Suhermandan Surja(PSS)
denganKAP SidhartadanWidjaja.
Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan
kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern pada
tahun berjalan. Opini audit tersebutdapat dibedakan menjadi 2 yaitu opini audit
going concern dan opini audit non going concern. Menurut (Mutchler ,1984 yang
opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung menerima
opini yang sama pada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan ketika auditor
usahanya sehingga auditor cenderung akan memberikan opini audit going concern
opini audit going concern, maka tahun berikutnya kemungkinan auditor memberi
Tabel 2.1
PenelitianTerdahulu
Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh kualitas audit dan opini audit tahun
H1 H2 H3
H4
Gambar 2.1
Kualitas Audit (X1)
H5
H6
Kerangka Konseptual
kaitannya dengan teori signaling, kualitas audit memberikan sinyal kualitas dari
dari kemampuannya bertahan hidup dalam masa yang panjang (going concern).
superior mereka. Ketika auditor yang memiliki kualitas audit yang baik
menyatakan opini going concern atas sebuah perusahaan, maka hal ini akan
diproksikan pada KAP big four. Auditor berskala besar dapat memberikan
kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor dalam skala lebih
kecil. Dengan besar skala auditor, akan semakin kemungkinan auditor untuk
opini audit going concern. Pendapat tersebut juga didukung oleh Setyarno (2006),
Santoso dan Wedari (2007) yang menyatakan bahwa, semakin baik kondisi
kepercayaan dari investor, kreditur, konsumen dan juga menjadi sinyal kondisi
rasio pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba yang baik akan memeberikan sinyal
bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek dan sinyal baik (Good News) dimasa
mendapat opini audit going concern (Setiawan, 2015 : 15). Perusahaan dengan
pertumbuhan yang baik akan mampu meningkatkan volume laba dan ini
hidupusahanya..
Dalam hubungannya dengan Debt default juga digunakan teori signalling sebagai
teori yang melandasi. Debt default perusahaan untuk membayar hutang pokok
dan/ atau bunganya pada waktu jatuh tempo, oleh karena itu apabila status perusahaan
sedang dalam keadaan default yang mengindikasikan terdapat resiko perusahaan tidak
dapat bertahan dalam bisnis, maka auditor cenderung untuk memberikan opini audit
terhadap opini audit going concern tahun berjalan. Apabila auditor menerbitkan
opini going concern pada tahun sebelumnya hal tersebut memberikan sinyal akan
termasuk, baik dari investor, kreditur, maupun konsumen, sehingga akan semakin
yang sempat terpuruk di tahun berjalan, maka akan semakin besar kemungkinan
auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan
Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi
para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Auditor yang
mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini
audit going concern apabila klien mengalami masalah going concern. Auditor
skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan
Semakin besar skala auditor maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk
Setyarno (2006: 5) menyatakan bahwa “auditor skala besar memiliki insentif yang
skala kecil”. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan
masalah – masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi resiko proses
Menurut Aiisiah (2012: 38) terdapat bukti empiris hubungan positif antara
kualitas audit dengan penerimaan opini audit going concern. KAP yang besar
akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan
dengan KAP yang kecil. Menurut pennelitian yang dilakukan oleh Tamba(2009)
dan Elmayanti dan Yuyetta (2014) Nirmalasari (2014) dan Nada (2015)
berikut:
H1 : Kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern
Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya
akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak
menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang
Setyarno (2006), dan Santosa dan Wedari (2007) menganalisis tentang faktor –
positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sehingga apabila auditee
menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya, maka kemungkinan
auditee untuk menerima kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya
akan semakin besar. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian
METODE PENELITIAN
hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan independen. Penelitian ini
menggunakan pengolahan data berupa angka dan diolah dengan prosedur statistik.
signifikan antara Kualitas audit dan Opini tahun sebelumnya terhadap penerimaan
Opini Audit Going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 – 2016, yaitu sebanyak 144
perusahaan (dapat dilihat pada lampiran 1). Sampel adalah bagian dari jumlah dan
tidak pernah delisting selama tahun pengamatan 2014, 2015, dan 2016
keuangan perusahaan
yang bermasalah.
sampel (dapat dilihat pada table 3.2) dengan tiga tahun pengamatan. Sehingga
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Jumlah
No Kriteria Pelanggaran Akumulasi
Kriteria
1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
(5) 144
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tidak
pernah delisting selama tahun pengamatan
2013- 2015
2 Menerbitkan laporan keuangan yang diaudit
selama tahun pengamatan (2013-2015) dan
(16) 139
terdapat laporan auditor independen atas
laporan keuangan perusahaan
3 Penyajian laporan keuangan menggunakan
(29) 123
kurs rupiah (Rp)
4 Mengalami rugi bersih setelah pajak minimal
satu periode laporan keuangan (1 tahun)
(65) 94
selama periode pengamatan (tahun 2013-
2015).
Jumlah sampel total selama periode penelitian
29
(2014-2016)
Sumber : Hasil olahan peneliti
Setelah dilakukan teknik purposive sampling, maka emiten yang lolos uji
ini adalah :
Tabel 3.2
Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
Perusahaan
1 Primarindo Asia Infrastructure Tbk d.h
BIMA
Bintang Kharisma Tbk
2 Panasia Indo Resources Tbk d.h
HDTX
Panasia Indosyntex Tbk
3 GJTL Gajah Tunggal Tbk
4 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
5 MYTX Apac Citra Centertex Tbk
6 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo
Enterprises Tbk
7 VOKS Voksel Electric Tbk
8 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
9 MLIA Mulia Industrindo Tbk
10 ALKA Alaska Industrindo tbk
11 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
12 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk
13 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk
14 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
15 BRNA Berlina Tbk
16 SIAP Sekawan Intipratama Tbk
17 SIMA Siwani Makmur Tbk
18 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
19 MAIN Malindo Feedmill Tbk
20 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
21 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
22 SPMA Suparma Tbk
23 ALTO Tri Bayan Tirta Tbk, PT
24 RMBA Bentoel International Investama Tbk
25 INAF Indofarma (Persero) Tbk
26 SIPD Sierad Produce Tbk
27 MBTO Martina Berto Tbk
28 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk
29 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk
sumber :www.idx.co.id diolah Peneliti (2017)
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Dan data sekunder dalam penelitian ini
2014-2016. Sumber data dari penelitian ini adalah website Bursa Efek Indonesia,
sekunder yang berupa laporan keuangan auditan yang sesuai dengan kriteria
sampel dan melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku, jurnal yang
lengkap tentang apa yang harus diamati (ciri-ciri apa yang harus dipelajari) dan
penjabaran pengertian suatu konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit sehingga
maknanya menjadi lebih jelas. Menurut Sugiyono (2010 : 38) variable merupakan
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik suatu kesimpulan.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
1. Variabel Dependen
variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit
menjalankan operasinya dalam kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari
satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Opini
hidup entitas, opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan
2. Variabel Independen
variabel independen.
a. Kualitas Audit
dibedakan menjadi dua yaitu untuk KAP big-four dan KAP non big-
auditor dari KAP big-four dan 0 jika perusahaan diaudit oleh KAP non
big-four.
dalam penelitian ini diambil dari opini audit tahun 2013, 2014 dan
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Variabel Defenisi
Variabel Penelitian Operasional Indikator Skala
Dependen Opini Going Opini yang 1 jika opini audit Nominal
concern dikeluarkan oleh going concern, 0
auditor dikarenakan jika opini audit
adanya keraguan non going
mengenai concern.
kemampuan
perusahaan dalam
mempertahankan
kelangsungan hidup
nya.
Independen Kualitas audit Kualitas auditor 1 Jika diaudit oleh Nominal
diproksikan dengan KAP big-four
menggunakan ukuran and partner 0,
Kantor Akuntan Jika diaudit oleh
Publik (KAP) yang KAP non big-
digunakan four
perusahaan
Opini Audit Opini audit going Menggunakan Nominal
Tahun concern yang variabel dummy,
Sebelumnya diungkapkan pada angka 1 jika
laporan keuangan tahun perusahaan
sebelumnya menerima opini
audit going
concern dan 0 jika
tidak menerima
opini audit going
concern
stastistik untuk menganalisis hipotesis, dan beberapa alat analisis lainnya. Analisis
Social
dependen bersifat dummy dan tidak memerlukan asumsi normalitas data pada
variabel bebasnya.
dilihat dari nila rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan
deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui
analisis korelasi dan melakukan prediksi dengan analisis regresi. Dalam penelitian
terkumpul, dan diolah serta disajikan dalam bentuk tabel data. Hasil yang diperoleh
dari statistik deskriptif tidak dapat digunakan untuk mencari kesimpulan secara
analisis initidak memerlukan uji normalitas data pada variable bebasnya (Ghozali,
2013: 321). Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
sebagai berikut:
Keterangan:
concern) α = kostanta
dengan Big Four, dan untuk KAP yang tidak berafiliasi dengan
BIG Four
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar
model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
of Fit Test)
Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih besar
daripada 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi
nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena sesuai dengan data
observasinya
dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai
nilai R Square pada multiple regression. Bila nilai Nagelkarke R Square kecil
untuk menguji signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi logistik, uji
signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald,
statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald statistic). Nilai statistik dari uji
(model sederhana) dalam hal mencocokkan data, maka bandingkan nilai Sig.
untuk Step 1 (Step) pada Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients (Tabel 4.19),
yakni 0,000 terhadap tingkat signifikansi 0,05. Nilai Sig. disebut juga dengan nilai
probabilitas.
a. Jika nilai probabilitas lebih kecil (Sig.) dari tingkat signifikansi, maka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
disimpulkan bahwa model yang melibatkan variabel bebas signifikan
model sederhana.
b. Jika nilai probabilitas (Sig.) lebih besar dari tingkat signifikansi, maka
disimpulkan bahwa model yang melibatkan variabel bebas tidak
sederhana.
PENUTU
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan
kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going concern.
concern.
Going concern.
debt default tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going concern.
Going concern.
74
(trend) penerbitan opini audit going concern oleh auditor dalam jangka
panjang.
keuangan (kualitas audit, Debt default dan opini audit tahun sebelumnya)
5.3 Saran
yang belum ada dalam penelitian ini, dan menggunakan lebih dari lima
75
3. Sebaiknya menggunakan sektor lain didalam BEI seperti perbankan dan
76
DAFTAR PUSTAKA
Aiisiah, N., & Sugeng, P. (2012). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan
Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kecenderungan Penerimaan Opini Audit
Going Concern. Journal of Accounting , 1.
Angelia. (2012). Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag dan
Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas
Sumatera Utara .
Arens, A., & James, K. (2008). Auditing: Pendekatan Terpadu (Revisi Jilid 12
ed.). (A. A. Jusuf, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, E. F., & Joel, H. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (10 ed.).
(A. A. Yulianto, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.
Chen, K., & Church. (1992). Default on Debt Obligations and Auditor Report. A
Journal of Practice & Theory , 30-49.
Fanny, M., & Saputra, S. (2005). Opini Audit Going Concern: Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan dan
Reputasi Kantor Akuntan Publik (Study Pada Emiten Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional (SNA) VIII .
77
Indonesia, I. A. (2013). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba
Empat.
Januarti, I., & Fitrianasari, E. (2008). Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non
Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Oopini Audit
Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005). Jurnal Maksi , 8, 43-58.
Jensen, M., & William, H. (1976). Theory of The Firm, Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. The Journal of Financial
Economics .
78
Opini Audit Going Concern. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi I
, 24.
Nugraha, I. (2015). Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Tukar dan Indeks Pasar
Dunia pada IHSG di BEI. Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan , 9, 35.
Praptitorini, M., & Januarti, I. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going
Concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia , 8, 78-93.
79
Ramadhany, A. (2004, Agustus). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang
Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Maksi , 149-
160.
Santosa, A., & Linda, W. (2007). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI , 11, 141-
158.
Setyarno, E., Indira, J., & Faisal. (2006). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Opini Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Bisnis ,
17, 129-140.
Tamba, R. (n.d.). Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit dan Opini Audit
Terhadap Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan .
80
Widyantari, A. (2011). Opini Going Concern dan Faktor Faktor yang
Mempengaruhinya: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Tesis Universitas Udayana .
81
LAMPIRAN
Kriteria
No Kode Nama perusahaan Keterangan
1 2 3 4
1 ADMG Polychem Indonesia Tbk √ √ X √
2 AMIN Ateliers Mecanique D’Indonesia
X X
Tbk X X
3 ARGO Argo Pantes Tbk √ √ X √
4 ASII Astra Intenasional Tbk √ √ √ X
5 AUTO Astra Otoparts Tbk √ √ √ X
6 BATA Sepatu Bata Tbk √ √ √ X
7 BIMA Bintang Kharisma Tbk √ √ √ √ Sampel 1
8 BOLT Garuda MetalindoTbk X X X X
9 BRAM Branta Mulia Tbk √ √ X X
10 CNTX Century Textile Industri Tbk √ √ X √
11 ERTX Eratex Djaya Tbk √ √ X X
12 ESTI Ever ShineTex Tbk √ √ X √
13 GDYR Goodyear Indonesia Tbk √ X X X
14 GJTL Gajah Tunggal Tbk √ √ √ √ Sampel 2
15 HDTX Panasia Indosyntex Tbk √ √ √ √ Sampel 3
16 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk √ √ X X
17 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ √ √ Sampel 4
18 INDR Indo Rama Synthetic Tbk √ √ X X
19 INDS IndospringTbk √ √ √ X
20 JECC Jembo Cable Company Tbk √ √ √ X
21 KBLI KMI Wire and Cable Tbk √ √ √ X
22 KBLM Kabelindo Murni Tbk √ √ √ X
23 KRAH Grand KartechTbk √ X √ √
24 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ √ Sampel 5
25 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ X X
26 MYTX Apac Citra Centertex Tbk √ √ √ √ Sampel 6
27 NIPS NipressTbk √ √ √ X
28 PBRX Pan Brothers Tbk √ √ X X
29 POLY Asia Pasific Fibers Tbkd.h Polysindo
√ √ X √
Eka Persada Tbk
30 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk √ X √ X
31 PTSN Sat Nusa PersadaTbk √ √ X √
32 RICY Ricky Purba Globalindo Tbk √ √ √ X
82
33 SCCO Supreme Cable Manufacturing and
√ √ √ X
Commerce Tbk
34 SMSM Selamat SempurnaTbk √ √ √ X
35 SRIL Sri Rejeki IsmanTbk √ √ X X
36 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk √ X √ √
37 STAR Star Petrochem Tbk √ √ √ X
38 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk √ √ X √
39 TRIS Tirsula Internasional Tbk √ √ √ X
40 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ √ X
41 VOKS Voksel Electric Tbk √ √ √ √ Sampel 7
42 INTP Indocement Tunggal PrakasaTbk √ √ √ X
43 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk √ √ √ X
44 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ √ X
45 SMGR Semen Indonesia (persero) Tbk √ √ √ X
46 WSBP Waskito Beton Precast Tbk X X X X
47 WTON Wijaya Karya Beton Tbk √ X √ X
48 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk √ X √ X
49 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk √ √ √ X
50 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk X √ √ √
51 KIAS Keramika Indonesia AssosiasiTbk √ √ √ √ Sampel 8
52 MLIA Mulia IndustrindoTbk √ √ √ √ Sampel 9
53 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ X
54 ALKA Alaska Industrindotbk √ √ √ √ Sampel 10
55 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ √ √ Sampel 11
56 BAJA Saranacentral BajatamaTbk √ √ √ √ Sampel 12
57 BTON Beton Jaya ManunggalTbk √ √ √ X
58 CTBN Citra TurbindoTbk √ √ X X
59 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ X X
60 INAI Indal Aluminium Industry Tbk √ √ √ X
61 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk √ √ √ X
62 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk √ √ √ √ Sampel 13
63 JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ √ Sampel 14
64 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk √ √ X √
65 LION Lion Metal Works Tbk √ √ √ X
66 LMSH Lionmesh Prima Tbk √ √ √ X
67 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ X √
68 PICO Pelangi Indah CanindoT bk √ √ √ X
69 TBMS Tembaga Mulia SemananT bk √ √ X √
70 BRPT Barito PasificTbk √ √ X √
71 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk √ √ √ X
72 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ √ X
73 EKAD Ekadharma International Tbk √ √ √ X
83
74 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk X X X X
75 INCI Intan Wijaya International Tbk √ √ X X
76 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ X √ X
77 SRSN Indo Acitama Tbk √ √ √ X
78 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk √ √ X X
79 UNIC Unggul Indah CahayaTbk √ √ X √
80 AKKU Alam Karya UnggulT bk X X X X
81 AKPI Argha Karya Prima Industsry Tbk √ √ √ X
82 APLI Asiaplast Industries Tbk √ √ √ X
83 BRNA BerlinaTbk √ √ √ √ Sampel 15
84 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk √ √ X √
85 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ √ X
86 IMPC ImpackPratamaIndustriTbk √ X √ X
87 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ X X
88 SIAP Sekawan IntipratamaTbk √ √ √ √ Sampel 16
89 SIMA SiwaniMakmurTbk √ √ √ √ Sampel 17
90 TALF Tunas AlfinTbk √ √ √ X
91 TRST TriasSentosaTbk √ √ √ X
92 YPAS Yana Prima Hasta PersadaTbk √ √ √ √ Sampel 18
93 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ X
94 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk √ √ √ X
95 MAIN Malindo Feedmill Tbk √ √ √ √ Sampel19
96 SCPI Merck Sharp Dohme PharmaTbk √ X √ √
97 SULI SLJ GobalTbk √ √ X √
98 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ X √
99 ALDO Alkindo Naratama Tbk √ √ √ X
100 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk X √ √ √
101 FASW Fajar Surya WisesaTbk √ √ √ √ Sampel 20
102 INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk √ √ X X
103 INRU Toba Pulp Lestari Tbk √ √ X √
104 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk √ √ √ √ Sampel 21
105 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ X
106 SPMA SuparmaTbk √ √ √ √ Sampel 22
107 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ X X
108 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT √ X √ X
109 ALTO Tri Bayan TirtaTbk, PT √ √ √ √ Sampel 23
110 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, PT √ √ √ X
111 DLTA Delta Djakarta Tbk, PT √ √ √ X
112 ICBP Indofood CBP Sukses MakmurTbk,
√ √ √ X
PT
113 INDF Indofood Sukses MakmurTbk, PT √ √ √ X
114 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk, PT √ √ √ X
84
115 MYOR Mayora Indah Tbk, PT √ √ √ X
116 PSDN Prashida Aneka NiagaTbk, PT √ X √ √
117 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk, PT √ √ √ X
118 SKBM Sekar Bumi Tbk, PT √ √ √ X
119 SKLT Sekar Laut Tbk, PT √ √ √ X
120 STTP Siantar Top Tbk, PT √ √ √ X
121 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading
√ √ √ X
Company Tbk, PT
122 GGRM GudangGaramTbk √ √ √ X
123 HMSP Handjaya Mandala SampoernaTbk √ √ √ X
124 RMBA Bentoel International InvestamaTbk √ √ √ √ Sampel 24
125 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk √ √ √ X
126 DVLA Darya VariaLaboratoriaTk √ √ √ X
127 INAF Indofarma (Persero) Tbk √ √ √ √ Sampel 25
128 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ X
129 KLBF Kalbe Farma (Persero) Tbk √ √ √ X
130 MERK Merck Indonesia Tbk √ √ √ X
131 PYFA PyridamFarmaTbk √ √ √ X
132 SIPD Siearad Produce Tbk √ √ √ √ Sampel 26
133 SIDO Industri Jamu&Farmasi SidoMuncul
√ √ √ X
Tbk
134 SQBB Taiso Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ √ X
135 TSPC Tempo Scan PasificTbk √ √ √ X
136 ADES AkashaWira International Tbk, PT √ √ √ X
137 KINO Kino Indonesia Tbk √ X √ X
138 MBTO Martina BertoTbk √ √ √ √ Sampel27
139 MRAT Mustika RatuTbk √ X √ √
140 TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ √ X
141 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ X
142 CINT Chitose Internatonal Tbk √ X √ X
143 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √ Sampel28
144 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk √ √ √ √ Sampel29
85
Lampiran 2. Data Opini Audit Going Concern
No Kode 2014 2015 2016
1 ALKA 0 0 0
2 ALMI 0 0 0
3 ALTO 0 0 0
4 BAJA 1 0 0
5 BIMA 1 0 0
6 BRNA 0 0 0
7 FASW 0 0 0
8 GJTL 0 0 0
9 HDTX 1 1 1
10 IMAS 0 0 0
11 INAF 0 0 0
12 JKSW 1 1 1
13 JPRS 0 0 0
14 KBRI 0 1 1
15 KIAS 0 0 1
16 KICI 0 0 0
17 LMPI 0 0 0
18 LPIN 0 0 0
19 MAIN 0 0 0
20 MBTO 0 0 0
21 MLIA 0 0 0
22 MYTX 1 1 1
23 RMBA 0 0 1
24 SIAP 0 0 0
25 SIMA 0 0 0
26 SIPD 0 0 0
27 SPMA 0 0 0
28 VOKS 0 0 0
29 YPAS 0 0 0
87
27 SPMA 1,44334 1,18163 1,81774
28 VOKS 1,55594 1,59907 2,29286
29 YPAS 1,81296 1,71127 1,54926
Keterangan:
Zscore > 3,00= perusahaan dianggap dalam posisi keuangan
yang aman dalam penelitian ini adalah 8 sampel
Zscore < 1,80= perusahaan dianggap akan mengalami
kebangkrutan dalam penelitian ini adalah 59 sampel
1.8 – 3,0 = Grey Area (butuh perhatian khusus) dalam
penelitian ini adalah 10 sampel
89
Lampiran 7. Opini Audit Tahun Sebelumnya
90
8. Contoh Laporan Auditor Opini Audit Going Concern
91
92
93
94
95
9. Analisis Data
a. Statistik Deskriptif Opini Audit Going Concern
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
96
Descriptive Statistics
Iteration Historya,b,c
Iteration History (Block Number = 0)
Coefficients
3 79,987 -1,568
4 79,987 -1,569
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 79,987
c. Estimation terminated at iteration number
3 because parameter estimates changed by
less than .001.
Coefficients
Pertumbu OpiniAudi
-2 Log Const Kualitas KondisiK h DebtDe tThnSebel
Iteration likelihood a nt A udit e uangan anPerusah f ault umnya
aan
Step 1 58,011 -1,741 -,279 -,030 -,004 ,656 1,819
1
2 51,682 -2,420 -,624 -,071 -,006 ,871 2,490
3 50,851 -2,717 -,909 -,108 -,006 ,938 2,816
4 50,820 -2,782 -,990 -,118 -,007 ,950 2,891
5 50,820 -2,785 -,994 -,119 -,007 ,950 2,894
6 50,820 -2,785 -,994 -,119 -,007 ,950 2,894
97
Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
Block Number = 0 Block Number = 1 Penurunan/Kenaikan
79,987 50,303 Penurunan
c. Koefisien Determinasi
d. Pengujian Hipotesis
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
98
Model 50,419 5 ,000
99