Lemak Omega-3
• Molekul lemak disusun gliserol dan asam lemak. Jika
satu molekul gliserol mengikat 3 molekul asam
lemak, maka lemak yang dihasilkan disebut
dengan istilah triasil gliserol (TAG) atau trigliserida
(TG).
• Secara kimiawi, asam lemak terdiri dari suatu
rantai hidrokarbon dengan ujung atau terminal
gugus karboksil. Karena itu, asam lemak dapat
pula dikatakan sebagai asam alkanoat atau asam
karboksilat yang berderajat tinggi
Para ahli mengelompokkan asam lemak berdasarkan
beberapa kriteria, antara lain berdasarkan panjang rantai
hidrokarbon atau jumlah atom karbon yang menyusunnya,
jumlah valensi karbon yang dipenuhi atau tingkat kejenuhan
atom karbonnya, jumlah ikatan rangkapnya, sifat fisik, jumlah
rantai karbon, dan berdasarkan posisi ikatan rangkap.
Berdasarkan posisi ikatan rangkapnya, asam lemak dapat
dibagi menjadi:
1. Asam lemak omega-3, yaitu asam lemak yang memiliki
ikatan rangkap pada posisi karbon nomor 3 dari ujung
terminal metil rantai hidrokarbon (disebut ujung omega/ω).
Contohnya adalah asam linolenat, asam
eikosapentaenoat (EPA), dan asam
dokosaheksaenoat (DHA).
3HC-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)7-COOH
2. Asam lemak omega-6, yaitu asam
lemak yang memiliki ikatan rangkap
pada posisi karbon nomor 6 dari ujung
terminal metil rantai hidrokarbon.
Contohnya adalah asam linoleat dan
asam arakidonat.
3. Asam lemak omega-9,yaitu asam lemak
yang memiliki ikatan rangkap pada
posisi karbon nomor 9 dari ujung
terminal metil rantai hidrokarbon.
Contohnya adalah asam oleat.
• Asam lemak omega-3 merupakan suatu asam lemak
tidak jenuh jamak, artinya memiliki ikatan rangkap lebih
dari 1 buah.
Pertumbuhan otak
Membangun tinggi Membangun berat Mencapai tinggi badan, berat
badan potensial badan potensial badan dan perkembangan optimal
(rapid increase in (rapid increase in
cell number) cell size)
Butuh gizi
mikro & protein Dibutuhkan seluruh zat gizi
Butuh Kalori (makro dan mikro) secara
seimbang
Sumber: http//www.willamette.edu/~gorr/classes/cs449/figs/neurons.jpg
DAMPAK KURANG GIZI
BEBAN ASET
28
Sumber : FKM UI & Unicef, 2002
Asam lemak omega-3 mempunyai banyak
manfaat kesehatan dan harus dimasukkan dalam
diet manusia. American Dietetic Association and
Dietitians of Canada secara resmi
merekomendasikan 20 -35% dari energi harian
harus berasal dari lemak makan, dengan
penekanan pada konsumsi asam lemak omega-3
(Kris-Etherton dan Innis, 2007).
American Heart Association merekomendasikan
bahwa konsumen yang sehat mengkonsumsi
lemak ikan per minggu dan mendorong pasien
yang mengidap penyakit jantung koroner untuk
mengkonsumsi satu g/hr EPA dan DHA (Kris-
Etherton dkk., 2002).
Asam lemak n-3 DHA dan EPA yang
merupakan kelompok long chain
polyunsaturated fatty acid (LCPUFA) yang
mempunyai peran penting dalam
perkembangan otak dan fungsi penglihatan.
Selain itu, EPA dan DHA juga berfungsi
sebagai pembangun sebagian besar korteks
cerebral otak dan untuk pertumbuhan
normal organ lainnya (Felix dan Velazquez
2002)
Jumlah PUFA yang optimum untuk konsumsi
adalah 6-10% dari total energi yang
dibutuhkan setiap hari.
Kekurangan PUFA dapat menyebabkan risiko
kanker, menurunkan kekebalan tubuh,
meingkatkan risiko trombosisi dan
aterosklerosis, menurunkan HDL, oksidasi
dinding pembuluh darah, meningkatkan
jumlah peroksida, sehingga mempercepat
proses penuaan dan meningkatkan risiko
terkena batu empedu
• Asam lemak omega-3 memiliki peranan yang sangat
penting dalam membantu meningkatkan daya ingat bagi
para penderita Alzheimer (Cole 2005).
• Asam lemak omega-3 dapat berperan dalam
pengembangan psikologi klinis dan penyembuhan
berbagai penyakit mental, seperti depresi, deficit
hyperactivity disorder, dan demensia (Freeman et al.
2006; Amminger et al. 2010).
• Dilaporkan juga oleh Schuchardt (2010) bahwa asam
lemak omega-3 dapat membantu dalam pengembangan
bidang psikologi, yaitu untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan, perkembangan dan perilaku serta
pertumbuhan anak-anak usia dini, terutama bagi anak-
anak penderita autism spectrum disorders.
• Asam lemak omega-3 juga berdampak psikiatris, seperti
pada alzheimer dan schizoprenia. Alzheimer adalah
penyakit kerusakan otak yang dipengaruhi usia lanjut.
Telah ditunjukkan bahwa dengan menahan DHA pada diet
tikus menyebabkan defisit dalam kemampuan belajar ke
tingkat yang lebih tinggi (Catalan et aI., 2002 dan
Hashimoto et aI., 2002), serupa dampak Alzheimer.
• Lebih lanjut, Little dkk (2007) menemukan bahwa tikus tua
yang diberi dosis harian 10 mg DHA mengalami lebih sedikit
pelemahan terkait dengan usia dalam potensi jangka
panjang dibanding tikus kontrol. Pengaruh ini dihubungkan
dengan perubahan dalam fluiditas selaput otak yang
disebabkan oleh DHA.
• Branchey dan Branchey (2008) menemukan
bahwa orang yang bertemperamen tinggi yang
setiap hari mengkonsumsi 3 gram asam lemak
omega-3 selama 3 bulan menjadi berkurang sifat
pemarah dan agresifnya dibanding pasien yang
diberi plasebo.
• Hasil ini terjadi karena modifikasi
neurotransmiter serotonergik, peningkatan
kandungan serotonin dalam otak yang
menimbulkan penurunan agresifitas pada pasien.
Penelitian juga menunjukkan bahwa asam
lemak omega-3 berdampak pada pengobatan
schizoprenia
Asam Alfa Linolenat atau Alpha-linolenic acid
(ALA)
Singkatan ilmiah : 18:3n-3
C:18:3 menunjukkan ALA sebagai asam lemak
dengan 18 atom karbon yang memiliki 3 ikatan
rangkap
n-3 menyatakan bahwa ALA adalah asam
lemak omega-3
ALA dibutuhkan untuk kesehatan, tetapi tidak
dapat disintesis oleh tubuh manusia
ALA harus diperoleh dari makanan
Asam Alfa-linolenat
Manusia dapat mensintesis asam lemak omega-3 lainnya
dari ALA: