BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan IPTEK dapat memunculkan produk dan membantu kegiatan
industri bila mana kita mau berkreasi dan berinovasi, seperti hal di negara Jepang,
hal sekecil apapun mereka manfaatkan, sampah dan limbah-limbah tidak berguna
mereka inovasi dan kreasi sehingga menjadi produk teknologi yang sangat
berguna bagi kesejahteraan masyarakat sehingga tidak mengheranakan bila
Jepang menjadi negara industri raksasa yang berhasil karena kreatifitas
masyarakatnya yang dapat memanfaatkan bahan – bahan yang tidak berguna
menjadi barang yang teknologi.
Fakta membuktikan, bahwa kebanyakan para generasi muda kita belum mau
dan mampu memanfaatkan sampah-sampah pasar yang ada di sekitar kita , bahkan
mereka cenderung menyia-nyiakannya dan menganggap hanya sampah belaka. Di
negara-negara maju masyarakatnya telah memiliki kesadaran tinggi untuk
mengolah sampah tersebut menjadi produk yang bermanfaat (reuse), mereka juga
mampu menggunakan teknologi yang ada untuk meningkatkan produksi barang,
sehingga tidak ada barang yang terbuang percuma karena mereka mampu
mendaur ulang (recycle), hal tersebut berbeda bilamana dibandingkan dengan
kehidupan di negara berkembang seperti di negara kita selain masyarakatnya
belum memiliki kesadaran tentang arti pentingnya pemanfaatan barang (sampah)
diolah menjadi barang yang bermanfaat dan punya niai ekonomi, mereka belum
sepenuhnya mampu mengembangkan untuk produk teknologi, pada umumnya
mereka hanya menjadi konsumen (pengguna) belum mau dan tidak mengerti
proses pembuatannya.
B. Identifikasi Masalah
1. Banyaknya sampah-sampah basah dan kering di pasar
2. Kurangnya kesadaran dan kemauan peserta didik untuk melakukan
pembuatan pupuk kompos dan membandingkan pemanfaatannya pada
tumbuhan
3. Belum adanya alat khusus untuk membersihkan sampah-sampah tersebut
untuk di daur ulang.
C. Pembatasan Masalah
1. Memanfaatkan sampah basah (sayuran) dan sampah kering (dedaunan)
untuk digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos
2. Membuat dan memanfaatkan pupuk kompos pada tanaman cabai secara
sederhana.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kami penulis menyimpulkan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Apakah sampah-sampah pasar di sekitar kita dapat diolah untuk membuat
pupuk kompos yang sederhana?
2. Apakah pupuk kompos sederhana yang dibuat oleh penulis bisa digunakan
sebagai penyubur tanaman cabai?
3. Bagaimana efektivitas perbandingan pupuk kompos sederhana yang
dibuat, dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai dengan
tanpa menggunakan pupuk kompos?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini yakni :
1. Memanfaatkan sampah-sampah pasar untuk digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk kompos sederhana.
2. Mengetahui efektivitas pupuk kompos yang dibuat pada tanaman cabai.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelajar
Untuk memotivasi dan membangun rasa semangat dalam berkarya
membuat produk yang inovatif dengan memanfaatkan barang-barang yang
ada di sekitar kita.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai media belajar tambahan dalam hal pemanfaatan barang-barang
yang sudah tidak terpakai untuk dibuat kembali menjadi barang yang
bernilai guna.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu cara untuk membangun kesadaran masyarakat akan
pentingnya pola hidup bersih, dan mampu memanfaatkan limbah tanaman
untuk digunakan kembali sebagai barang yang bernilai guna tinggi.
Sebagai salah satu contohnya yaitu : Pembuatan pupuk kompos sederhana.
4. Bagi Lingkungan
Membantu menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan karena penulis
memanfaatkan sampah-sampah pasar yang ada disekitar untuk diolah
kembali menjadi pupuk kompos.
G. Sistematika Makalah
Makalah ini penulis susun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
a) Latar belakang
b) Identifikasi masalah
c) Pembatasan masalah
d) Rumusan masalah
e) Tujuan penelitian
f) Manfaat penelitian dan
g) Sistematika makalah
BAB II : Landasan Teori
BAB III : Metode Penelitian
a) Waktu Penelitian
b) Tempat Penelitian
c) Metode Pengumpulan Data
BAB IV : Hasil Percobaan dan Pembahasan
BAB V : Simpulan dan Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan,
dan limbah organik yang telah mengalami
proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk
kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang
busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Dari ternak yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan
cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di
antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan Azolla.
3. Fase Produksi
Pada fase yang satu ini, pada umumnya tanaman cabai tersebut akan terus
melakukan perkembangan baik itu dari batang, daun dan juga bunga yang banyak
dan fase ini akan berhenti pada saat tanaman cabia tersebut sudah tidak mampu
untuk berkembang lagi secara keseluruhan. Masa yang satu ini adalah masa yang
paling penting dari sebuah tanaman cabai.
Jumlah kandungan air juga berkaitan erat dengan kelembaban tanah, oleh
sebab itulah untuk menunjang pertumbuhan tanaman cabai yang lebih optimal
maka kelembaban tanahnya harus dijaga dengan frekuensi penyiraman tanaman
cabai yang cukup. Gunakanlah dosis penyiraman tanaman cabe sesuai umurnya,
tidak kurang dan juga tidak berlebihan agar memperoleh hasil pertumbuhan cabe
yang lebih maksimal.
C. Permasalahan produksi
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah
adanya serangan lalat buah pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan
gagal panen. Laporan Departemen Pertanian RI tahun 2006 menunjukkan bahwa
kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Buah cabai
yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di
dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya terutama adalah
lalat buah Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas,
sementara hama ini sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi
hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-
buahan maupun pada produksi cabai.
A. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian yang penulis lakukan kurang lebih selama 22
hari mulai dari tanggal 27 Maret 2019 sampai tanggal 18 April 2019. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh data penelitian yang dibutuhkan sebagai bahan
penelitian yang dilaksanakan penulis.
B. Tempat Penelitian
Tempat atau lokasi pelaksanaan penelitian yaitu berada di daerah Kota
Jakarta Timur, tepatnya di Pasar Kalimalang yang berada di kelurahan Cakung
Barat. Pasar Kalimalang ini dipilih sebagai objek kajian penelitian karena dekat
dari lingkungan sekitar sekolah SMA N 76 Jakarta. Di pasar ini terdapat banyak
sampah pasar yang tidak dimanfaatkan lagi yang kadang dibiarkan begitu saja.
C. Metode Penelitian
Dalam mencari dan mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan
beberapa metode penelitian. Yaitu sebagai berikut : study literatur, observasi, dan
percobaan berkala.
1. Study Literatur
Metode pencarian data dengan study literatur, penulis lakukan
untuk memperoleh data tentang pupuk kompos dan pertumbuhan serta
perkembangan tanaman cabai. Study literatur ini dilakukan agar hasil
penelitian benar-benar sesuai dengan teori yang sudah ada dan
mendapatkan hasil penelitian yang optimal.
2. Observasi
Sebelum melakukan percobaan berkala, penulis melakukan
kegiatan observasi. Penulis mengamati daerah Pasar Kalimalang di daerah
Kelurahan Cakung Barat karena melihat banyaknya sampah-sampah pasar
yang tidak termanfaatkan lagi. Selain itu, penulis juga mengamati
banyaknya generasi muda sekarang yang tidak ada lagi kepeduliaannya
terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan di sekitarnya.
3. Percobaan Berkala
Dalam penelitian ini, penulis melakukan percobaan membuat
pupuk kompos sederhana dengan menggunakan sampah basah (sayuran)
dan sampah kering (dedaunan). Serta menguji dan membandingkan
pertumbuhan tanaman cabai dengan menggunakan pupuk kompos dan
tanpa menggunakan pupuk kompos.
Dalam percobaan pertama alat dan bahan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Alat :
1. Gunting 1bh
2. Karung 1bh
3. Kantung Plastik sedang 4bh
4. Centong Sayur 1bh
5. Talenan 1bh
6. Pisau 1bh
7. Baskom 1bh
8. Tali Rafia 1bh
Bahan :
1. Sampah basah (sayuran)
2. Sampah kering (dedaunan)
3. EM 4
Langkah percobaan :
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Masukkan tanah sebanyak 2 sekop kecil ke dalam pot kecil
pertama dan masukkan pupuk kompos sebanyak 2 sekop kecil ke
dalam pot kecil yang kedua.
3. Masukkan kecambah cabai (berumur ± 1 minggu) ke masing-
masing pot
4. Catat tinggi dan besarnya tanaman cabai tersebut dari setiap pot
5. Lakukan penyiraman tanaman (± 50 mL air) setiap hari ke dalam
masing-masing pot
6. Amati dan catat perubahan tinggi dan besarnya tanaman cabai dari
setiap pot (satu kali dalam dua hari)
7. Pindahkan tanaman cabai ke pot yang lebihbesar, jika tanaman
sudah mulai membesar (berusia ± 7 minggu)
8. Lakukan penyiraman tanaman (±100 mL air) setiap hari ke dalam
masing-masing pot
9. Amati dan catat perubahan tinggi dan besarnya tanaman cabai dari
setiap pot (satu kali dalam satu minggu)
10. Lakukan pengamatan ini sampai tumbuhan cabai menghasilkan
buah, ± 12 minggu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan penulis dapat meyimpulkan
sebagai berikut :
1. Setelah melakukan pembuatan pupuk kompos dari sampah-sampah pasar,
penulis menguji pupuk kompos pada tanaman cabai dengan melakukan
perbandingan antara menggunakan pupuk kompos dengan tidak
menggunakan pupuk kompos. Yang tujuannya mengetahui seberapa
efektifnya pupuk kompos tersebut dalam pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman cabai.
2. Setelah melakukan percobaan, ternyata pupuk kompos berperan sangat
signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai.
3. Pupuk kompos yang dibuat oleh penulis memanfaatkan limbah, sehingga
kami ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, kami
menciptakan produk yang sederhana, praktis, dan mudah untuk dibuat,
sehingga pupuk kompos ini dapat memiliki efektifitas yang tinggi dan
mempunyai nilai jual.
B. Saran
1. Hasil penelitian ini masih bersifat sederhana maka masih perlu adanya
penelitian lanjutan tentang pupuk kompos ini supaya dapat
menyempurnakan kekurangan-kekurangan dan meningkatkan kualitasnya.
2. Diharapkan kepada para generasi muda untuk lebih mencintai penelitian
agar dapat berinovasi dan menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat luas sehingga dapat membantu dalam proses
kemajuan bangsa Indonesia ini.
3. Diharapkan pendidikan di sekolah dapat mencantumkan tentang hal-hal
yang bersifat penelitian, supaya peserta didik mampu mengembangkan
imajinasinya menjadi suatu ide inovatif yang berguna bagi kehidupan
masyarakat luas.
4. Pemerintah dan sekolah diharapkan memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan penelitian dan percobaan secara sederhana di lingkungan
sekolah.
5. Kepada masyarakat luas diharapkan dapat memanfaatkan benda-benda
yang dianggap sampah menjadi produk yang bisa lebih berguna untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.