Anda di halaman 1dari 12

PENTINGNYA QOWAID BAHASA ARAB DALAM PENTERJEMAHAN

MATA KULIAH SINTAKSIS ARAB ( NAHWU )


DOSEN PENGAMPU :
Prof. M. HUSNAN LUBIS M.A,Ph.D
KELOMPOK 1

Disusun Oleh :

1. TENGKU AL-KAUSAR ١٨٠٧٠٤٠٦٣


2. FITRI ARIANTO ١٨٠٧٠٤٠٠٩
3. PUJI AYU LESTARI ٢١٠٧٠٤٠٨٨
4. ISFIRA AINY ٢١٠٧٠٤٠٨٤
5. MUKHLIS EFENDI ٢١٠٧٠٤٠٦٢
6. BALQIS AZ-ZAHRA ٢١٠٧٠٤٠٨٢
7. MAISYAROH SIMANJUNTAK ٢١٠٧٠٤٠٠٤
8. NAILA BAIZURA 2٢١٠٧٠٤٠٦٤

PRODI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TP: 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya. Yang telah melimpahkan segala
nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada semua makhluk-Nya, sehingga penulisdapat
menyelesaikan tugas makalah penulisan karya ilmiah yang berjudul “PENTINGNYA
QOWAID BAHASA ARAB DALAM PENTERJEMAHAN ”.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Prof. M. Husnan Lubis
M.A,Ph.D, selaku dosen pembimbing mata kuliah “Sintaksis Arab ( Nahwu )” berkat tugas
yang di berikan ini, kami dan teman-teman dapat menambah wawasan mengenai qawa’id
Bahasa arab .

. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah penulisan karya ilmiah ini
terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh sebab itu,
kami sebagai penulis menerima adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini mudah dipahami dan dapat bermanfaat
bagi pembaca maupun penulisnya.

Medan, 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A. Pengertian Qawa’id..................................................................................................................6
B. Tujuan mempelajari Qawa’id.................................................................................................8
C. Pentingnya qawa’id dalam menerjemahan............................................................................8
D. Contoh qawa’id dalam al-qur’an serta cara menganalisisnya..............................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

2
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Arab bagi orang Indonesia
merupakan usaha-usaha khusus untuk membentuk dan membina kebiasaan baru yang
dilakukan secara sadar. Pada saat ini bidang pendidikan dan pengajaran bahasa Arab di
Indonesia menyaksikan kehadiran berbagai strategi, metode, pendekatan dan yang serupa
dengannya yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pengajaran bahasa Arab itu sendiri.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, salah satu unsur terpenting adalah memahami tata
bahasanya yang dikenal dengan istilah qowaid dalam berbagai disiplin ilmu istilah telah
dikenal di kalangan ulama misalnya ada istilah qawaid ushuliyah, qawa’id fiqhiyah, qawa’id
ulum al-hadits dan yang lainnya.
Kata Qawa’id merupakan jamak dari kata qai’dah. Secara makna leksikal Munawir
(2002: 1138) mengartikan dengan arti dasar, alasan, ponda men, peraturan, aqidah.
sedangkan secara istilah qa’idah adalah ketentuan universal yang ber sesuaikan dengan
bagian-bagiannya (juz-juznyz) (Syafei, 2007: 251)
Bahasa Arab memiliki banyak ilmu, dalam pengkajian ilmu bahasa arab diperlukan
penerjemah. Dalam menterjemahkan ilmu bahasa Arab ,sangat diperlukan kaidah bahasa
arab. Kaidah bahasa arab terbagi menjadi 2 yaitu: kaidah nahwu dan kaidah shorof.
contoh: ‫كتب محمد الدرس‬
“ telah menulis seorang muhammmad akan pelejarannya”
‫كتب‬: fiil madhi dhomir (‫ )هو‬:‫ محمد‬fail , ‫ الدرس‬: maafulumbih.
contoh diatas merupakan penerjemahan yang mengunakan kaidah nahwu dan
shorof.
Dengan adanya penggunaan kaidah nahwu dan shorf ini maka dapat diketahui bahwa
sangatlah penting kaidah dalam penterjemahan untuk nenentukan kebenaran makna.
Namun dewasa ini, mayoritas para pendidik yang belajar bahasa asing khususnya
bahasa Arab lebih mementingkan aspek kemahiran berbicara sehingga aspek kebenaran dan
ketepatan tata bahasanya kurang diperhatikan dari latar belakang masalah ini agar dapat
membantu kegiatan pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab, maka penyusun
menyajikan makalah dengan judul pentingnya “Qawa’id Bahasa Arab dalam Penterjemahan”.

3
B. Rumusan Masalah
Agar makalah ini, terarah. Maka penyusun membatasi dengan rumusan
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan qawa’id?
2. Apakah tujuan mempelajari qawa’id?
3. Bagaimana penting nya menggunakan qawa’id bahasa arab dalam
menerjemahkan?
4. Bagaimana contohnya dan analisisnya?

C. Tujuan
Dari rumusan di atas, tujuan pembuatan makalah adalah
1. Untuk mengetahui pengertian qawa’id
2. Untuk mengetahui tujuan dari qawa’id
3. Untuk mengetahui penting nya menggunakan qawa’id bahsa arab
dalam menerjemahkan
4. Untuk mengetahui contoh dan uraiannya

4
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Qawa’id
Definisi menurut para ahli tentang qawa’id atau gramatika antara lain adalah
yang diungkapkan oleh Cook dan Suter (1980:1) bahwa grammar adalah : ”a set of
rules by which people speak and write” atau ”written description of the rules of
language”. Definisi tersebut memberikan pengertian bahwa qawa’id atau gramatika
merupakan seperangkat aturan yang digunakan oleh manusia dalam berbicara atau
menulis, qawa’id adalah suatu deskripsi tertulis dari aturan-aturan suatu bahasa.

Qawa’id merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada setiap


bahasa. Lebih dari itu, qawa’id merupakan suatu subsistem yang terdapat dalam
organisasi bahasa dimana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membentuk
satuan-satuan yang lebih besar. Hocket (1958:147) memberikan defenisi lain bahwa
tata bahasa atau qawa’id memuat sistem aturan atau pola-pola yang berlaku pada
suatu bahasa. Kaidah-kaidah suatu bahasa diperoleh atas dasar analisis peneliti
terhadap peristiwa-peristiwa bahasa yang berulang-ulang. Brown (1987:341)
berpendapat bahwa tata bahasa atau qawa’id adalah suatu sistem aturan yang
mempengaruhi susunan dan hubungan konvensional kata-kata alam suatu kalimat.
Pengertian ini secara implisit menyatakan adanya unsur-unsur pembentuk kalimat
yang menjadi kajian dalam tata bahasa, yaitu tata kata dan tata kalimat.

Dari berbagai pengertian tentang qawa’id atau tata bahasa sebagaimana yang
telah disebutkan sebelumnya, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1)
tata kata dan (2) tata kalimat. Dalam bahasa Arab ilmu yang mengatur tata kata
disebut dengan ilmu sharf (morfology). Menurut Al-Ghalayayni (1987:9) ilmu sharf
adalah ilmu yang membahas dasar-dasar pembentukan kata, termasuk di dalamnya
imbuhan. Sedangkan, yang dimaksud dengan tata kalimat dalam bahasa Arab adalah
ilmu yang membahas tentang keadaan kata dalam pembentukannya menjadi kalimat.
Tata kalimat dalam bahasa Arab dikaji dalam ilmu nahw (syntax). (Azis Fahrurrozi,
2009 : 213).

Beberapa penjelasan dari kajian Qawa’id:


 Ilmu Nahu

5
Ilmu an-Nahwu (bahasa Arab: ‫ النحو‬a‫ ;ﻋﻠﻢ‬bahasa Indonesia: nahu, sintaksis; bahasa
Inggris: syntax) merupakan salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa dalam
bahasa Arab untuk mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf atau
harakat terakhir dari suatu kata.
 Ilmu Sharf
Ilmu Sharaf (variasi ejaan: sharaf, shorof) adalah salah satu cabang dalam Ilmu tata
bahasa Arab yang membahas permasalahan bentuk suatu kalimah atau kata, baik
tentang perubahan bentuk, penambahan huruf, susunan huruf yang membentuk kata.
[1] Ilmu Sharaf tidak membahas i’rab atau baris di ujung kalimah atau kata. Ilmu
Sharaf membahas secara khusus tentang huruf-huruf 'Ilah, Idgam, Ibdal dan Susanan
huruf yang membentuk suatu kata.
 Ilmu Balaghah
Ilmu balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah kalimat,
yaitu mengenai susunannya maknanya, pengaruh jiwa, keindahan dan kejelian
pemilihan kata yang sesuai dengan tuntutan.
 Ilmu Mantiq
Mantiq adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga kesalahan dalam
berpikir.Logika berasal dari bahasa Latin, Logos yang berarti perkataan atau akal.
Istilah Arabnya adalah Mantiq. Mantiq adalah ilmu yang menggerakkan pikiran
kepada jalan yang lurus dalam memperoleh kebenaran
Mantiq sebagai ilmu pertama kali disusun secara rapi oleh Aristoteles (384-322 SM),
seorang filosof Yunani. Ketika agama Islam telah tersebar di Jazirah Arab dan dipeluk
secara meluas sampai ke timur dan barat, perkembangan ilmu pengetahuan pun
mengalami kemajuan yang pesat.
Ilmu balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah kalimat,
yaitu mengenai susunannya maknanya, pengaruh jiwa, keindahan dan kejelian
pemilihan kata yang sesuai dengan tuntutan.

B. Tujuan mempelajari Qawa’id


Hanomi dalam fzi (2021) memeparkan bahwa tujuan pembelajaran qawa’id yaitu :

6
7

1. Untuk memelihara lisan dari kesalahan dan memelihara tulisan dari kekeliruan
serta menciptakan kebiasaan berbahasa yang benar. Sebagaimana yang
diperintahkan oleh ali bin abi thalib kepada abu aswad al-duali untuk menetapkan
kaidah-kaidah nahwu agar terpeliharanya Bahasa arab dari kerusakan yang
disebabkan oleh bercampurnya dengan orang-orang asing dan terpengaruh oleh
dialek mereka.
2. Memehami posisi kata, sehingga membantu mengantarkannya kepada pemahaman
yang baik terhadap makna tersebut.
3. Mengasah otak, menajamkan perasaan dan menumbuhkan pembendaharaan
Bahasa siswa .
4. Membiasakan siswa mampu melihat dengan jeli, berfikir rasional dan sistematik,
melatih mengambil kesimpulan menggunakan teori, agumentasi yang
mengantarkan siswa mengikuti pola induktif dalam pembelajaran Qawa’id.
5. Mengetahui dengan mudah kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat dengan,
merujuk pada standar kaidah yang dipelajari, karena kaidah Bahasa arab
merupakan ilmu standar yang menjauhkan siswa dari kesalahan dan mengingatkan
ketika terjadi kesalahan .

C. Pentingnya qawa’id dalam menerjemahan


Penerjemahan yang menurut J.C. Cattford (1965: 1) adalah “a process of
substituting a text in one language for a text in another”, yakni sebuah proses
mengganti teks pada satu bahasa ke dalam bahasa lain. Lebih lanjut, Catford
menjelaskan bahwa dalam proses terjemah, jelas dibutuhkan ilmu linguistik, atau
sering juga disebut linguistik umum (general linguistics). Dalam pemahaman
ilmu linguistik artinya, kita tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan
mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Dengan begitu, hasil karya terjemahan
dengan mudah dapat dicerna oleh pembacanya.

Namun faktanya, ada banyak penerjemahan bahasa Indonesia ke bahasa


Arab yang masih terasa kaku atau asing bagi penutur bahasa asli yaitu masyarakat
Arab. Karena sebenarnya setiap bahasa itu unik, bahasa Arab tentu ada
perbedaan mendasar jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia.

7
Dengan itu penggunaan qawa’id sangatlah penting dalam menerjemahkan,
karena apabila dengan paham qawaid akan memudahkan kita untuk memahami
maksud dari kalimat-kalimat tersebut sesuai dengan apa yang dimaksud secara
tekstual ataupun kontekstual. Bahasa Arab ini sangatlah unik namun terkadang sedikit
rumit seperti mubtada’ muakhor terkadang berada pada awal dan berada di akhir
kalimat atau mubtada berada di tengah kalimat jadi dengan kita memahami kaidah
atau memahami posisi i’rab akan memudahkan kita dalam menerjemahkan.

D. Contoh qawa’id dalam al-qur’an serta cara menganalisisnya


Pertama: QS. Al-Kafirun [109]: 2
) ())١( َ‫ (قُلْ ٰيٓاَيُّهَا ْال ٰكفِرُوْ ن‬٢ َ‫اَل ۤ اَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدوْ ن‬
Katakanlah, ‘Wahai orang-orang kafir! Aku TIDAK AKAN menyembah apa yang
aَ ‫ »اَل أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُد‬dibaca « َ‫ »أَل َ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدون‬dengan
kalian sembah.’” Seandainya lafazh «‫ُون‬
lafazh laa dibaca pendek, maka artinya berubah menjadi:“Katakanlah, ‘Wahai orang-
orang kafir! Sungguh aku menyembah apa yang kalian sembah.’”
Penjelasan I’rab:
Yang pertama adalah laa nafi yang berfungsi meniadakan perkerjaan, sedang yang
kedua adalah lam taukid yang berfungsi menguatkan atau menegaskan kalimat
setelahnya.
Tanbih:
Tidak diragukan lagi bahwa arti yang kedua adalah bentuk kekufuran. Seandainya
yang membaca itu disertai keyakinan yang mantap atau mengetahui kekeliruannya
tetapi tetap melanggarnya, maka dikhawatirkan batal keislamannya.

Kedua: QS. Fatir [35]: 28


(( ‫)) إِنَّ َما يَ ْخ َشى هَّللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَ َما ُء‬
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya adalah
para ulama.”Seandainya lafazh ALLAHA dibaca ALLAHU dan ULAMAA-U dibaca
ULAMAA-A, maka artinya berubah menjadi:“Sesungguhnya yang takut kepada para
ulama dari kalangan para hamba adalah Allah.”
Penjelasan I’rab:

8
9

Lafazh Allah yang pertama menjadi maf’ul bih dengan alamat manshubnya berupa
fathah, sementara lafazh Allah yang kedua menjadi fa’il dengan alamat marfu’nya
berupa dhammah.

Tanbih:
Bacaan yang kedua ini adalah bacaan yang batil. Maha suci Allah dari apa yang
mereka sifatkan.

Ketiga: Qs. Al-baqarah [2] : 59

(( َ‫ظلَ ُموْ ا ِرجْ ًزا ِّمنَ ال َّس َم ۤا ِء بِ َما َكانُوْ ا يَ ْف ُسقُوْ ن‬


َ َ‫ࣖ)) فَا َ ْنزَ ْلنَا َعلَى الَّ ِذ ْين‬
Kata kerja aktif dalam bahasa Arab di terjemahkan dengan kata kerja pasif yang
mengandung persona. Berbeda dengan kasus penerjemahan QS.al-Baqarah (2): 59
(…. Sebab itu Kami timpakan pada orang-orang yang zalim itu siksa dari langit
karena mereka berbuat fasik), pada penerjemahan penggalan ayat 66 ini, pengubahan
fi’il ma’lum ke fi’il majhul tidak tepat karena fi’il ma’lum memiliki dua maf’ul.
Apabila dimajhulkan, maka salah satunya, yaitu maf’ul pertama, menjadi fa’il.
Dengan demikian, apabila urutan katanya dipertahankan seperti urutan bahasa Arab
nya, maka pola terjemahan tersebut menjadi fa’il, fi’il dan maf’ul (fa’il terselip di
antara fi’il dan maf’ul): “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan”.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Qawa’id merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada setiap
bahasa. Lebih dari itu, qawa’id merupakan suatu subsistem yang terdapat dalam
organisasi bahasa dimana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membentuk
satuan-satuan yang lebih besar. Hocket (1958:147) memberikan defenisi lain bahwa
tata bahasa atau qawa’id memuat sistem aturan atau pola-pola yang berlaku pada
suatu bahasa.
Qawa’id sangat penting dalam menerjemahkan karena apabila dengan paham
qawaid akan memudahkan kita untuk memahami maksud dari kalimat-kalimat
tersebut secara tekstual ataupun kontekstual.
Ada pun tujuan mempelajari qawa’id Untuk memelihara lisan dari kesalahan
dan memelihara tulisan dari kekeliruan serta menciptakan kebiasaan berbahasa yang
benar. Sebagaimana yang diperintahkan oleh ali bin abi thalib kepada abu aswad al-
duali untuk menetapkan kaidah-kaidah nahwu agar terpeliharanya Bahasa arab dari
kerusakan yang disebabkan oleh bercampurnya dengan orang-orang asing dan
terpengaruh oleh dialek mereka.

i
DAFTAR PUSTAKA
ATH-THAYBI0, A. Z. (2015). Thaybah.id. Retrieved 12 16, 2021, from Thaybah.id Web
site: http://thaybah.id/2015/10/enam-contoh-mengoreksi-bacaan-al-quran-dengan-
ilmu-nahwu/

Moch Fauji Herdiansyah, M. F. (2015). balqisartikel.blogspot.com. Retrieved 12 15, 2021,


from balqisartikel.blogspot.com Web site:
http://balqisartikel.blogspot.com/2015/11/m-k-l-h-diajukan-untuk-memenuhi-
tugas.html

file:///C:/Users/user/Downloads/1128-1976-1-SM%20(1).pdf

http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/ls/article/view/534

Anda mungkin juga menyukai