Anda di halaman 1dari 13

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN UMUR BATUAN DAERAH SEDANGSARI


PENGASIH KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

OLEH :

MOH AKBAR HAMDAN 410018097

Program Studi Teknik Geologi Institut

Teknologi Nasional Yogyakarta

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga proposal yang
berjudul Penentuan umur Batuan Daerah sedangsari Pengasih, Kulonprogo,
Daerah Istimewa Yogyakarta, ini dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.


2. Dr.Ir. H. Ircham, M.T. Selaku Rektor ITNY.
3. Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral.
4. Ignatius Adi Prabowo, S.T., M.Si. Selaku Ketua Program Studi
Teknik Geologi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
5. Dr. Theophila Listyani Retno Astut, S.T., M.T. Selaku Dosen
Metodologi Penelitian.
6. Saudara-saudara geologi serta rekan-rekan lain, atas segala saran
dan bantuannya.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penyusun ucapkan terima
kasih.

Yogyakarta, 14 Desember 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ...i


KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan......................................................................................... 2
1.3. Perumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.4. Lokasi dan Kesampaian .................................................................................. 3
1.5. Metode Penelitian............................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Fisiografi Regional.......................................................................................... 5
2.2. Geomorfologi Regional................................................................................... 6

BAB III JADWAL PELAKSANAAN & PERKIRAAN BIAYA


3.1.Jadwal Pelaksanaan ......................................................................................... 7
3.2.Perkiraan Biaya ............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kesampaian lokasi penelitian .......................................................... 2


Gambar 2. Fisiografi Pegunungan Selatan. ....................................................... 5

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Agenda pelaksanaan ............................................................................... 7


Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya Penelitian ...................................................... 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikropaleontologi ini dikenal adanya Analisis Biostratigrafi. Dimana
biostratigrafi tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam penentuan umur
relatif dan lingkungan pengendapan dari suatu batuan berdasarkan kandungan fosil
yang terkandung dalam batuan tersebut. Umur dari formasi Sentolo ini oleh Pandita
(2010) diperkirakan terbentuk dari Miosen Awal sampai Pliosen. Kajian model fasies
dari formasi Sentolo sampai saat ini belum banyak dikaji oleh penelitian-penelitian
terdahulu.

Objek penelitian adalah batugamping penyusun Formasi Sentolo yang tersingkap


di sepanjang lintasan sungai Serang, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Lintasan ini dipilih karena batuan tersingkap cukup baik.
Batugamping yang mencirikan bahwa Formasi ini terendapkan di lingkungan transisi–
laut, sehingga sangat cocok untuk dilakukan analisa fosil karena kaya akan fosil
Foraminifera. Formasi Sentolo yang diperkirakan terbentuk pada Miosen Awal
sampai Pliosen memiliki sebaran yang cukup luas. Sebaran Formasi Sentolo sampai
saat ini belum banyak dikaji secara menyeluruh hubungan stratigrafi dan fasiesnya.
Salah satu wilayah yang menarik untuk dikaji adalah di bagian tenggara dari sebaran
Formasi Sentolo, yaitu di daerah sungai Serang dimana lokasi tersebut didapati banyak
batuan karbonatan, sehingga menarik untuk penentuan umur dari suatu batuan sedimen.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah :

a. Melatih mahasiswa untuk membuat karya tulis ilmiah


b. Melatih mahasiswa untuk mengindentifikasi foraminifera
c. Melatih mahasiswa untuk mempresentasikan karya ilmiahnya
1.3 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Berapa umur batuan daerah tersebut?

1.4 Lokasi dan Kesampaian Tempat


Daerah penelitian secara administratif terletak di Kabupaten Kulonprogo.
Dengan jarak tempuh 1 jam dari Kampus ITNY. Dengan Koordinat X=408599
Y=9133832. Formasi pada lokasi penelitian yaitu formasi Sentolo.

Gambar 1. Lokasi penelitian


1.5 Metode Penelitian

Studi Pustaka
Penelitian ini di awali dari studi pustaka dari penelitian terdahulu dan
mempelajari hasil-hasil dari peneliti sebelumnya. Untuk dapat menyusun data-
data sekunder yang dapat membantu dalam interpretasi data.

Penyelidikan Lapangan
Setelah itu tahapan penyelidikan lapangan ditujukan untuk pengambilan
data lapangan. Dalam penelitian ini metode pengambilan data adalah dengan
melakukan pembuatan penampang stratigrafi terukur di Daerah sungai Serang
Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Untuk
pengambilan sampel pada batuan-batuan yang memiliki kandungan fosil. Pada
pengambilan data ini pada lokasi akan di ambil data (Strike/dip, Pengamatan
struktur sedimen, pengambilan sampel untuk dilakukan pengamatan mikrofosil,
dan pengamatan variasi litologi untuk mengetahui proses sedimentasinya).
Untuk melakukan pendataan tersebut digunakan peralatan standard pemetaan
seperti palu geologi, kompas geologi, Hcl, Roll meter/Penggaris.

Penyelidikan Laboratorium
Setalah itu melakukan preparasi sampel yang akan di analisa
foraminiferanya. Melakukan analisa pada sampel batuan yang sudah di
preparasi, yaitu berupa identifikasi foraminifera plangtonik.

Analisis Data
Ananlisis ini yaitu penarikan umur menggunakan Zonasi BLOW 1969 dari
hasil identifikasi foraminifera plangtonik.

Penyusunan Laporan Penelitian


Langkah terakhir dalam penelitian ini yaitu penyusunan dan pembuatan
laporan penelitian dari hasil penelitian.
BAB II GEOLOGI
REGIONAL

2.1 Fisiografis Pegunungan Selatan


Secara fisiografis, Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat dapat
dibagi menjadi tiga zona Bagian utara merupakan lajur-lajur pegunungan dengan
relief yang kuat. Lajur paling timur dibentuk oleh Lajur Kambengan dan Lajur
Plopoh. Kedua lajur tersebut dipisahkan oleh lembah Sungai Bengawan Solo. Lajur
tengah dan barat dibentuk oleh Lajur Baturagung. Bagian selatan dibentuk oleh
topografi kars yang ekstensif dan dicirikan oleh rangkaian perbukitan kerucut. Ciri
terakhir ini membuat daerah tersebut dikenal dengan nama Gunung Sewu yang
menerus dari selatan Yogyakarta hingga Teluk Pacitan. Di selatan Giritontro suatu
lembah sungai kering membelah topografi kars dengan arah UTL-SBD. Lajur
pegunungan di utara dan topografi kars di selatan dipisahkan oleh depresi topografi
yang membentuk Cekungan Wonosari dan Cekungan Baturetno. Kedua cekungan
tersebut dipisahkan oleh Pegunungan Panggung (Panggung Massif). Aliran air
sungai permukaan berkembang dengan baik di kedua cekungan, dengan daerah
aliran sungai (DAS) Oyo yang berkembang di Cekungan Wonosari dan DAS
Bengawan Solo yang berkembang Cekungan Baturetno.

Gambar 2. Fisiografis pegunungan selatan


JawaTimur
2.2 Gemorfologi Regional
Secara morfologis daerah Pegunungan Selatan merupakan pegunungan yang
dapat dibedakan menjadi 3 satuan morfologi utama, yaitu:
Satuan perbukitan berelief sedang sampai kuat, yakni daerah mulai dari sekitar
Imogiri di bagian barat, memanjang ke utara hingga Prambanan, membelok ke timur
(Pegunungan Baturagung) dan terus ke arah timur melewati Perbukitan Panggung,
Plopoh, Kambengan hingga di kawasan yang terpotong oleh jalan raya antara
Pacitan-Slahung, daerah ini didominasi oleh keberadaan litologi batupasir, breksi
vulkanik dan batuan beku dari Formasi Semilir, Nglanggran atau Wuni dan Besole.
Satuan dataran tinggi terdapat di daerah Gading, Wonosari, Playen hingga
Semanu. Memiliki ketinggian 400 m di atas muka laut, dengan topografi yang
hampir rata dan pada umumnya ditempati oleh batugamping.
Daerah ini tersusun oleh bukit-bukit kecil maupun berbentuk kerucut, tersusun oleh
batugamping klastik mau batugamping yang lain.
Satuan dataran rendah, berada pada daerah mulai dari Wonogiri di utara hingga
Giritrontro-Pracimantoro di selatan. Dataran rendah ini terdiri oleh batugamping
Formasi Kepek yang tertutup oleh endapan Kuarter. Dataran rendah ini disebut
sebagai Depresi Wonogiri-Baturetno, yang saat ini sebagian besar merupakan daerah
genangan Waduk Gajahmungkur.
Kemudian pada daerah Bayat, Kabupaten Klaten, yang merupakan suatu daerah
yang terletak pada kaki perbukitan rendah yakni Perbukitan Jiwo, perbukitan Jiwo
terdiri dari Jiwo Barat dan Jiwo Timur yang dipisahkan oleh Sungai Dengkeng.
Perbukitan ini tersusun oleh batuan Pra Tersier dan Tersier, dikelilingi oleh dataran
yang tersusun oleh endapan Kuarter.
Perbukitan Jiwo tersusun oleh batuan yang kompleks yakni batuan beku: khususnya
diorit dan gabbro, batuan sedimen: batugamping , dan batuan metamorf: sekis, filit,
dan marmer.
BAB III
JADWAL PELAKSANAAN & BIAYA

3.1 Jadwal Pelaksanaan


Dalam penelitian ini, penulis memerlukan waktu sekitar dua minggu.
Berikut ini merupakan rencana agenda yang disusun untuk penelitian :

Jadwal Pelaksanaan Seminar Tipe 1


Kegiatan Desember Januari Februari
4 5 2 3 4 5 1 2 3 4
Studi Pustaka
Peninjauan Geologi Awal
Penyusunan Proposal
Konsultasi
Analisis Data
Penyusunan Laporan
*Data diatas berdasarkan Per Minggu dalam Bulan

Tabel 1. Agenda pelaksanaan penelitian


Setelah selesai dilakukan pengambilan data, penulis akan melakukan
pengolahan data, dan penyusunan laporan.

3.2 Prakiraan Biaya


Adapun penelitian ini dibutuhkan biaya dengan rencana anggaran sebagai
berikut:

Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya Penelitian Seminar Geologi Tipe I


Perjalanan
No Nama Pemakain Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya
(Rp) Total
(Rp)
1 Bensin Jogja- 5 Liter 9.000 45.000
Kulonprogo
Total 45.000
Sewa Alat
No Nama Pemakaian Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya
(Rp) Total
(Rp)
1 Kompas Strike dip 1 Buah 15.000 15.000
Geologi batuan
2 Palu Sampling batuan 1 Set 20.000 20.000
3 GPS Plotting lokasi 1 Buah 20.000 20.000
Total 55.000

Barang Habis Pakai


No Nama Pemakain Jumlah Satuan Harga Biaya
Satuan Total
(Rp) (Rp)
1 Plastik Menyimpan 4 Pcs 20.000 20.000
Sampel sampel batuan
2 ATK Alat tulis lapangan 1 Set 30.000 30.000
3 Kuota Paket data seluler 3 GB 50.000 50.000
4 H2O2 Preparasi sampel 1 Liter 50.000 50.000
5 HCl Reaksi batuan di 1 Liter 50.000 50.000
lapangan
6 Komsumsi Makan pagi dan 4 Bungkus 100.000 100.000
sian untuk 2 orang
Total 300.000

Jadi total perkiraan biaya untuk melakukan penelitian ini yaitu Rp 400.000
DAFTAR PUSTAKA

Barianto, D.H., Kuncoro, P., and Watanabe, K., 2010. The use of foraminifera fossils for
reconstructing the Yogyakarta graben, Yogyakarta, Indonesia. J. SE Asia Appl.

Maryanto, S. (2015). Perkembangan sedimentologi batugamping berdasarkan data


petrografi pada formasi Sentolo di sepanjang lintasan Pengasih, Kulonprogo.
jurnal geologi dan sumberdaya mineral.

Mulyaningsih, Sri, dkk. (2006). Perkembangan Geologi pada Kuarter Awal sampai Masa
Sejarah di Dataran Yogyakarta. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No.2 Juni 2006:
103-113.

Pandita, H., (2010), Biostratigrafi Kuantitatif Foraminifera Pada Formasi Sentolo,


Prosiding Seminar Nasional Kopertis Wil. V, Yogyakarta.

Pandita, H., Pambudi, S., Winarti, (2016). Kajian biostratigrafi dan fasies formasi Sentolo
daerah Guluhrejo dan Ngaran Kabupaten Bantul untuk identifikasi keberadaan
sesar Progo, Proceesing Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Wiloso, D. A. (2017). Analisis petrografi batugamping formasi sentolo sebagai batuan


reservoir hidrokarbon daerah karangsari, kecamatan pengasih, kabupaten
kulonprogo. jurnal teknologi technoscientia.

Hussein,s dan Srijono. 2007. Tinjauan Geomorfologi Pegunungan Selatan DIY/Jawa


Tengah: telaah peran faktor endogenik dan eksogenik dalam proses pembentukan
pegunungan.

Anonim. 2012. Geologi Regional Pegunungan Selatan. Bandung, Indonesia.


Digilib.itb.ac.id diakses 12 desember 2021

Anda mungkin juga menyukai