Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANALISIS RCA

Mata Kuliah: Perencanaan PAUD


Dosen Pengajar: Dr. Rasid, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 3:

1. NOVITA SARI ( 22014099 )


2. IRMAWATI ( 22014173 )
3. NUR ILMI AULIAH ( 22014103 )
4. FITRIYANTI. M ( 22014065 )
5. MUSRIFAH ( 22014094 )
6. SARIANA ( 22014125 )
7. DIAN JUWITA SARI ( 22014056 )
8. MARTA PATANTANAN ( 22014085 )
9. YUSPIANI ( 22014140 )
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat serta
kemudahan dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Analisis RCA. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Kami juga banyak mengucapkan
banyak terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah Perencanaan PAUD yang telah
memberikan bimbingan dan sarannya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kolaka Utara, 11 November 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah
ini adalah: ............................................................................................................................................ 2
C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: ........................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................3
A. Defenisi RCA ................................................................................................................................. 3
B. Metode Identifiksi ........................................................................................................................... 3
C. Prinsip-Prinsip Umum Analisis Akar Penyebab ............................................................................... 4
D. Jenis Masalah Dasar........................................................................................................................ 5
E. Langkah – Langkah RCA ................................................................................................................ 6
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan................................................................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan pasien atau Patient safety merupakan hal yang marak dibicarakan
dan harus diterapakan dalam dunia kesehatan. Pertemuan tahunan Joint Comission
Internasional tahun 2005 telah menekankan pentingnya pelayanan kesehatan yang aman.
Kesalahan yang terjadi pada upaya pelayanan kesehatan adalah kesalahan dalam
mendiagnosis, kesalahan dalam menggunakan alat bantu penegakan diagnosis, kesalahan
dalam melakukan follow up, pengobatan yang salah atau kejadian yang tidak diharapkan
setelah pemberian pengobatan. Permasalahan-permasalahan diatas dapat terjadi karena
penggunaan teknologi yang tidak diimbangi kompetensi penggunanya, bertambahnya
pemberi pelayanan kesehatan tanpa mengindahkan komunikasi antar individu serta tingginya
angka kesakitan serta kecelakaan, perlunya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
yang menyebabkan stressor tersendiri serta kelelahan yang dialami oleh para staff medis
karena keterbatasan jumlah staff yang tersedia.

Salah satu budaya patient safety adalah mengkomunikasikan kesalahan, melaporkan


kesalahan dengan tetap berpegang pada keselamatan pasien dan belajar dari kesalahan dan
mendesain ulang sistem keselamatan pasien yang lebih baik. Untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi, dicetuskan suatu ide sistem analisis yang proaktif sebagai strategi
pencegahan error. Root cause merupakan alasan yang paling mendasar terjadinya kejadian
yang tidak diharapkan. Apabila permasalahan utama tidak dapat diidentifikasi, maka
kendala-kendala kecil akan makin bermunculan dan masalah tidak akan berakhir. Oleh
karena itu, mengidentifikasi dan mengeliminasi akar suatu permasalahan merupakan hal yang
sangat penting.

Root cause analysis merupakan suatu proses mengidentifikasi penyebab-penyebab


utama suatu permasalahan dengan menggunakan pendekatan yang terstruktur dengan teknik

1
yang telah didesain untuk berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:

1. Apa defenisi dari Root Cause Analysis?


2. Bagaimana metode identifikasi akar penyebab ?
3. Bagaimana prinsip – prinsip umum Root Cause Analysis ?
4. Apa jenis – jenis masalah dasar ?
5. Bagaimana langkah – langkah Root Cause Analysis ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui defenisi dari Root Cause Analysis.


2. Mengetahui metode identifikasi akar penyebab.
3. Mengetahui prinsip – prinsip umum Root Cause Analysis.
4. Mengetahui jenis – jenis masalah dasar.
5. Mengetahui langkah – langkah Root Cause Analysis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi RCA

Analisa akar masalah (Root Cause Analysis / RCA) adalah sebuah alat kerja yang
sangat berguna untuk mencari akar masalah dari suatu insiden yang telah terjadi.
Sedangkan untuk menganalisa masalah yang belum terjadi, yaitu menggunakan alat yang
disebut FMEA. Menemukan akar masalah merupakan kata kunci. Sebab, tanpa mengetahui
akar masalahnya, suatu insiden tidak dapat ditanggulangi dengan tepat, yang berakibat
pada berulangnya kejadian insiden tersebut dikemudian hari. Root Cause Analysis (RCA)
merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada
satu atau lebih kejadian-kejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja (Corcoran 2004). Selain itu, pemanfaatan RCA dalam analisis perbaikan kinerja
menurut Latino dan Kenneth (2006) dapat memudahkan pelacakan terhadap faktor yang
mempengaruhi kinerja. Root Cause(s) adalah bagian dari beberapa faktor (kejadian,
kondisi, faktor organisasional) yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan
kemungkinan penyebab dan diikuti oleh akibat yang tidak diharapkan. Analisis Akar
Masalah (RCA) adalah teknik populer dan sering digunakan yang membantu orang
menjawab pertanyaan mengapa masalah terjadi di tempat pertama. Analisis akar masalah
berusaha untuk mengidentifikasi

B. Metode Identifiksi
Akar Penyebab Terdapat berbagai metode evaluasi terstruktur untuk
mengidentifikasi akar penyebab (root cause) suatu kejadiaan yang tidak diharapkan
(undesired outcome). Jing (2008) menjelaskan lima metode yang populer untuk
mengidentifikasi akar penyebab (root cause) suatu kejadiaan yang tidak diharapkan
(undesired outcome) dari yang sederhana sampai dengan komplek yaitu :

1) Is/Is not comparative analysis,

3
2) 5 Why methods,

3) Fishbone diagram,

4) Cause and effect matrix, dan

5) Root Cause Tree.

a) a, Is/Is not comparative analysis Is/Is not comparative analysis merupakan


metoda komparatif yang digunakan untuk permasalahan sederhana, dapat
memberikan gambaran detil apa yang terjadi dan telah sering digunakan
untuk menginvestigasi akar masalah.
b) b, 5 Why methods 5 Why methods merupakan alat analisis sederhana yang
memungkinkan untuk menginvestigasi suatu masalah secara mendalam.
c) c, Fishbon diagram Fishbon diagram merupakan alat analisis yang populer,
yag sangat baik untuk menginvestigasi penyebab dalam jumlah besar.
Kelemahan utamanya adalah hubungan antar penyebab tidak langsung
terlihat, dan interaksi antar komponen tidak dapat teridentifikasi.
d) d, Cause and effect matrix Cause and effect matrix merupakan matrik sebab
akibat yang dituliskan dalam bentuk tabel dan memberikan bobot pada
setiap faktor penyebab masalah.
e) e, Root Cause Tree Root Cause Tree merupakan alat analisis sebab – akibat
yang paling sesuai untuk permasalahan yang kompleks. Manfaat utama dari
alat analisis tersebut yaitu memungkinkan untuk mengidentifikasi
hubungan diantara penyebab masalah.

C. Prinsip-Prinsip Umum Analisis Akar Penyebab


Tujuan utama dari RCA adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mengakibatkan sifat, besarnya, lokasi, dan waktu dari hasil berbahaya (konsekuensi) dari
satu atau lebih peristiwa masa lalu dalam rangka untuk mengidentifikasi apa perilaku,
tindakan, kelambanan, atau kondisi perlu diubah untuk mencegah terulangnya hasil
berbahaya serupa dan untuk mengidentifikasi pelajaran yang bisa dipelajari untuk
mempromosikan pencapaian konsekuensi yang lebih baik. ("Sukses" didefinisikan sebagai
pencegahan hampir pasti kekambuhan.

Agar efektif, RCA harus dilakukan secara sistematis, biasanya sebagai bagian dari
penyelidikan, dengan kesimpulan dan akar penyebab yang diidentifikasi didukung oleh
bukti yang terdokumentasi. Biasanya upaya tim diperlukan. Mungkin ada lebih dari satu
akar penyebab suatu peristiwa atau masalah, bagian yang sulit adalah menunjukkan
kegigihan dan mempertahankan upaya yang diperlukan untuk menentukan mereka.
Tujuan mengidentifikasi semua solusi untuk masalah adalah untuk mencegah kekambuhan
pada biaya terendah dengan cara yang paling sederhana. Jika ada alternatif yang sama-
sama efektif, maka pendekatan biaya sederhana atau terendah disukai. Akar penyebab
diidentifikasi tergantung pada cara di mana masalah atau peristiwa didefinisikan.
Pernyataan masalah yang efektif dan deskripsi acara (sebagai kegagalan, misalnya) sangat
membantu, atau bahkan diperlukan. Agar efektif, analisis harus membentuk urutan
kejadian atau waktu untuk memahami hubungan antara iuran (kausal) faktor, akar
penyebab (s) dan masalah pasti atau acara untuk mencegah di masa depan.
Analisis akar penyebab dapat membantu untuk mengubah budaya reaktif (yang bereaksi
terhadap masalah) menjadi budaya ke depan yang memecahkan masalah sebelum terjadi
atau meningkat. Lebih penting lagi, mengurangi frekuensi masalah yang terjadi dari waktu
ke waktu dalam lingkungan di mana proses RCA digunakan. RCA merupakan ancaman
bagi banyak budaya dan lingkungan. Ancaman terhadap budaya sering bertemu dengan
resistensi. Mungkin ada bentuk lain dari dukungan manajemen yang dibutuhkan untuk
mencapai efektivitas RCA dan kesuksesan. Misalnya, "non-hukuman" terhadap kebijakan
pengidentifikasi masalah mungkin diperlukan.

D. Jenis Masalah Dasar


Biasanya akan menemukan tiga jenis dasar masalah:

1) Masalah fisik - Tangible, item materi gagal dalam beberapa cara (misalnya,
rem mobil berhenti bekerja).
2) Masakah Manusia - Orang-orang melakukan sesuatu yang salah, atau tidak
melakukan sesuatu yang diperlukan. Manusia biasanya menyebabkan

5
menyebabkan penyebab fisik (misalnya, tidak ada satu diisi minyak rem,
yang menyebabkan rem gagal).
3) Masalah Organisasi - Sebuah sistem, proses, atau kebijakan yang digunakan
orang untuk membuat keputusan atau melakukan pekerjaan mereka rusak
(misalnya, tidak ada satu orang yang bertanggung jawab atas pemeliharaan
kendaraan, dan semua orang menganggap orang lain telah mengisi minyak
rem).

Analisis Akar Masalah melihat ketiga jenis penyebab. Ini melibatkan menyelidiki
pola efek negatif, menemukan kelemahan yang tersembunyi dalam sistem, dan
menemukan tindakan-tindakan tertentu yang memberikan kontribusi untuk masalah ini.
Hal ini sering berarti bahwa RCA mengungkapkan lebih dari satu akar masalah. Kita dapat
menerapkan Analisis Akar Masalah untuk hampir semua situasi. Menentukan seberapa
jauh untuk pergi dalam penyelidikan Anda membutuhkan penilaian yang baik dan akal
sehat. Secara teori, Anda bisa terus melacak akar kembali ke Zaman Batu, tetapi upaya
tidak akan melayani tujuan yang berguna. Hati-hati untuk memahami ketika telah
menemukan penyebab yang signifikan yang dapat, pada kenyataannya, diubah.

E. Langkah – Langkah RCA


Prinsip RCA adalah mencari apa yang terjadi, mengapa hal tersebut terjadi, dan apa
yang bisa dilakukan untuk mencegah pengulangan kejadian tersebut. Apapun hasil RCA,
manajemen puncak di rumah sakit harus mendukung hasilnya, memperhatikan
rekomendasinya dengan teliti, dan membuat langkah perubahan. Berikut adalah langkah-
langkah RCA seperti yang disarankan oleh komite keselamatan pasien rumah sakit di
Indonesia.

1. Identifikasi / klasifikasi insiden

Masalah yang akan dibahas harus didefinisikan dengan baik. Pembatasan


masalah dapat dilakukan untuk membuat fokus lebih cermat. Pembatasan masalah
bisa dimulai dari definisi impact atau harm yang terjadi, kerangka waktu kejadian,
dan unit-unit kerja yang terlibat. Dampak yang terjadi meliputi dampak medis dan
non medis. Dampak medis pada pasien biasanya sudah terlihat dengan jelas dari
berkas rekam medis. Dampak non medis dapat terjadi pada pasien dan pada rumah
sakit. Pada pihak manapun yang terjadi, dampak non medis biasanya berputar pada
masalah medikolegal, kerugian ekonomis, dan dampak sosial lain. Salah satu alat
yang dapat dipakai untuk melakukan klasifikasi dan prioritas masalah adalah
membuat peringkat masalah berdasarkan Konsekuensi (Consequence) dan
Likelihood. Consequence adalah seberapa berat dampak dari masalah itu.
Sedangkan Likelihood adalah seberapa sering masalah itu terjadi. Consequence dan
Likelihood diperingkat menggunakan angka dari 1 sampai 5. Makin tinggi angka
berarti makin berat atau makin sering. Setelah angka nilai Consequence (C) dan
Likelihood (L) didapat, kedua angka tersebut dilakukan perkalian. Angka hasil
perkalian itulah yang menentukan peringkatnya. Makin tinggi angkanya, makin
tinggi peringkatnya. Kita dapat menggolongkan peringkat menjadi empat
golongan, yaitu ekstrim (15 – 25), besar (8 – 12), sedang (4 – 6), kecil (1 – 3).
Penjelasan tentang Consequence dan Likelihood dapat dilihat disini. Organisasi
dapat membuat kebijakan bahwa hanya masalah yang mempunyai peringkat
ekstrim (15 – 25) saja yang dilakukan prosedur RCA. Contoh:
Perawat tertusuk jarum. Konsekuensi dari insiden ini adalah 4, karena dampak dari
tertusuk jarum adalah berat (dapat tertular penyakit HIV, Hepatitis B, C, dll).
Likelihood dari insiden ini adalah 5, karena insiden ini terjadi setiap bulan.
Sehingga, peringkat risikonya adalah: 4 X 5 = 20 (ekstrim). Peringkat insiden ini
memenuhi kriteria untuk dilakukan prosedur RCA. Catatan: untuk kejadian yang
berdampak berat (konsekuensinya 4 atau 5, tetapi sangat jarang terjadi, peringkat
resikonya disamakan dengan ekstrim dan dilakukan prosedur RCA.

2. Membentuk tim RCA

Membentuk tim RCA merupakan langkah berikutnya yang penting. Tanpa


tim yang representatif, hasil aktifitas RCA tidak akan valid. dihasilkannya pun tidak
tepat. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus untuk menentukan siapa saja yang
dipilih untuk menjadi anggota tim. Sebagai pedoman, anggota tim haruslah orang-
orang yang kompeten dalam bidang yang akan dibahas. Kemudian, mereka juga

7
harus dalam posisi netral, bukan orang yang ada sangkut-pautnya langsung dengan
masalah yang akan dibahas. Jika diperlukan, dapat ditunjuk seorang ahli dari luar
organisasi untuk menambah bobot dari tim ini. Jumlah anggota tim jangan terlalu
banyak. Ukuran yang normal adalah antara 5 sampai 8 orang. Root cause analysis
sebaiknya dilakukan oleh tim yang telah dilatih RCA, matang, menguasai berbagai
aspek pelayanan di rumah sakit, multidisipliner, gigih, tidak mudah menyerah,
teliti, dan jujur. Tim ideal yang disarankan terdiri dari ahli analisis, peneliti atau
ahli eksternal, kepala bidang atau salah satu direktur, dokter spesialis atau
konsultan, supervisor klinis keperawatan, dan seorang yang menguasai unit kerja
yang terlibat dengan baik. Contoh: Pada kasus tertusuk jarum di atas, anggota tim
RCA adalah: manajer keperawatan, manajer mutu, koordinator pengendalian
infeksi, manajer penunjang medis, koordinator K3.

3. Investigasi / Pengumpulan Data

Pada investigasi, dilakukan kajian terhadap laporan kasus. Kajian terhadap


laporan kasus dimulai dengan ringkasan kronologis kasus yang terjadi, pencatatan
staf yang terlibat, dan beberapa wawancara. Cahyono (2008) menambahkan bahwa
dalam pengumpulan informasi kasus ini hendaknya dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi yang cermat, hati-hati, dan valid. Cermat berarti tidak
meninggalkan detail. Prinsip kehati-hatian dilakukan untuk menjaga objektivitas
dan agar tidak menyinggung perasaan staf. Valid berarti data yang dikumpulkan
relevan sesuai dengan keperluan.

4. Penyajian Data

Penyajian data dipergunakan sebagai alat memetakan kronologi kejadian.


Ada empat metode yang biasa dipakai dalam memetakan kronologi insiden, yaitu
1) kronologi narasi; 2) timeline; 3) tabular timeline; dan 4) time person grid.
Kronologi narasi biasa dilakukan untuk mengawali pembahasan kasus atau justru
ditampilkan pada laporan akhir. Kronologi narasi cukup nyaman dibaca namun
tidak praktis untuk analisis karena kurang terstruktur. Gunakan kronologi narasi
hanya pada kasus yang tidak kompleks. Timeline lebih mudah dibaca karena
menyajikan urutan kejadian secara sekuensial. Analisis lebih mudah dilakukan
karena dapat dicari dari deretan kejadian berbasis waktu. Tabular timeline lebih
lengkap daripada timeline karena telah selain menyajikan urutan kejadian, juga
dilengkapi dengan good practice dan masalah pelayanan pada tiap kejadian yang
dicatat. Tabular timeline cocok pada kejadian yang berlangsung lama dan
melibatkan berbagai orang dan unit kerja. Time person grid digunakan pada
kejadian dengan waktu pendek namun melibatkan beberapa staf atau profesi.
Kolom paling kiri memuat daftar staf, sementara baris paling atas mencatat
perjalanan waktu. Keberadaan staf dituliskan pada tiap kolom di bawah waktu dari
awal sampai akhir. Pada kasus tertusuk jarum seperti di atas, kita cukup
menggunakan narrative chronology, karena insiden tersebut merupakan peristiwa
tunggal dan prosesnya tidak kompleks. Contoh:

5. Identifikasi masalah
Prinsip utama dalam identifikasi masalah adalah menentukan
penyimpangan dari standar pelayanan yang sudah ada. Satu sentinel event bisa
terdiri dari beberapa masalah pelayanan. Secara umum, ada dua macam masalah
pelayanan, yaitu error of omission (tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan), dan error of comission (melakukan sesuatu yang tidak seharusnya
dilakukan). Cara paling mudah dalam mengidentifikasi masalah adalah dengan
brainstorming dan dengan focused group discussion.

6. Analisis Informasi Bagian ini adalah bagian yang paling sulit. Komite keselamatan
pasien rumah sakit menawarkan enam cara analisis, namun kita akan membatasi
dalam dua cara saja, yaitu 5 why dan fishbone diagram. Dengan metode 5 why,
peneliti akan lebih mudah mencari penyebab sampai mendalam, sementara
fishbone diagram memudahkan peneliti mencari berbagai macam penyebab yang
berkontribusi pada sentinel event. Metode 5 why dilakukan dengan cara
memperdalam pertanyaan yang diawali dengan “mengapa” sebanyak lima kali.

9
Contoh paling mudah adalah pada kasus pasien jatuh: “Mengapa pasien cedera?”
— Karena jatuh. “Mengapa pasien jatuh?” — Karena pelindung sisi tempat tidur
tidak dipasang.“Mengapa pelindung sisi tempat tidur tidak dipasang?” — Karena
perawat yunior tidak tahu bahwa pelindung sisi tempat tidur harus dipasang.
“Mengapa perawat yunior ini tidak tahu?” — Karena tidak dilatih. “Mengapa tidak
dilatih?” — Karena rumah sakit belum mempunyai program pelatihan bagi perawat
baru. Berbeda dengan metode 5 why yang dapat menganalisis masalah sampai
dalam, metode fishbone diagram menawarkan faktor kontribusi yang semakin
banyak.

Tuliskan permasalahan pada kepala ikan, dan pada tulang belakangnya,


gambarlah duri-duri yang mewakili faktor kontribusi. Mulailah dengan empat
kelompok dasar, yaitu pasien, proses, staf pendukung, dan staf utama (Nelson dkk,
2007). Hati-hati mempergunakan fishbone diagram. Bukan karena bahaya tertusuk
duri, namun karena faktor kontribusi yang dihasilkannya bisa sangat banyak
sehingga menyulitkan analisis akar masalah. Fishbone diagram sering juga disebut
sebagai diagram Ishikawa. Pertanyaan Triase RCA
a) Apakah masalah yang berkaitan dengan pengkajian merupakan
faktor dalam situasi ini? Jika iya, lihat faktor manusia, pertanyaan
faktor komunikasi
b) Apakah masalah yang berkaitan dengan pelatihan staf dan
kompetensi staf merupakan faktor dalam kejadian ini? Jika iya, lihat
faktor manusia, pertanyaan pelatihan
c) Apakah peralatan terlibat dalam kejadian ini? Jika iya, lihat
pertanyaan peralatan lingkungan dan faktor manusia, pertanyaan
pelatihan
d) Apakah kekurangan informasi atau salah interpretasi merupakan
faktor dalam kejadian ini? Jika iya, lihat faktor manusia, pertanyaan
faktor komunikasi
e) Apakah komunikasi merupakan faktor dalam kejadian ini? Jika iya,
lihat faktor manusia, pertanyaan faktor komunikasi
f) Apakah prosedur/ kebijakan/aturan yang memadai- dan
kekurangannya – merupakan faktor dalam kejadian ini? Jika iya,
lihat pertanyaan faktor prosedur kebijakan/aturan
g) Apakah kegagalan penghalang yang dirancang untuk melindungi
pasien, staf, peralatan, atau lingkungan merupakan faktor dalam
kejadian ini? Jika iya, liat penghalang dan tanggapan terhadap hal
itu
h) Apakah personal dan masalah personal merupakan faktor dalam
kejadian in? Jika iya, lihat faktor manusia, pertanyaan pelatihan,
komunikasi dan kelelahan/penjadwalan Terus datang kembali ke
pertanyaan ini hingga anda puas bahwa anda telah menjawab semua
pertanyaan anda

Pada kasus tertusuk jarum di atas, akar masalahnya adalah:

 Belum dilakukan tinjauan keselamatan pada alat (faktor peralatan).


 Belum ada prosedur yang aman (faktor kebijakan / prosedur).
 Barrier yang ada tidak dirancang untuk melindungi staf (faktor penghalang).

Sebagai bagian akhir dari analisa ini, kita mencoba membuat pernyataan
sebab akibat, untuk menguji apakah akar masalah yang kita dapatkan berhubungan
sebab akibat dengan insiden yang terjadi. Juga untuk menguji, apakah jika akar
masalah tersebut di atasi, insiden dapat dihindari. Contoh pernyataan sebab akibat:
Karena belum dilakukan tinjauan keselamatan pada syringe AGD, maka belum ada
mekanisme yang menjamin keselamatan selama memakai alat tersebut, yang
menyebabkan mekanisme yang ada gagal mencegah terjadinya insiden tertusuk
jarum. Belum ada prosedur yang aman menyebabkan jarum syringe AGD ditutup
lagi setelah digunakan dan dibawa keluar ruangan, yang mengakibatkan
meningkatnya peluang terjadinya insiden tertusuk jarum. Penghalang yang ada
tidak dirancang untuk melindungi staf yang menyebabkan terjadinya insiden staf
perawat tertusuk jarum.

11
7. Susun Rekomendasi

Menyusun rekomendasi merupakan hal yang paling penting dari aktifitas


RCA ini. Karena tanpa rekomendasi, masalah tidak dapat diselesaikan dan terus
membebani organisasi. Ibarat berobat ke dokter, pasien tidak cukup diberi tahu
tentang diagnosanya, tapi jauh lebih penting adalah diberi pengobatan yang tepat.
Menyusun rekomendasi memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang memadai
tentang masalah yang sedang dihadapi. Disinilah arti penting dari anggota tim.
Anggota tim RCA harus memiliki kompetensi dan kapasitas yang memadai untuk
melakukan hal itu. Referensi yang dikumpulkan pada tahap mengumpulkan data di
atas dapat dipakai untuk membantu proses ini. Ada satu alat yang sangat berguna
untuk menyusun penyelesaian masalah ini. Alat itu disebut analisa penghalang
(barrier analysis). Namun, sebelum masuk ke dalam analisa penghalang, kita perlu
memahami dahulu pengertian penghalang dihubungkan dengan kemampuannya
mencegah terjadinya insiden. Ilustrasi tentang penghalang dihubungkan dengan
kemampuannya mencegah terjadinya insiden adalah sebagai berikut:

Dari ilustrasi di atas, jelas terlihat bahwa tebal lapisan penghalang tidaklah
sama. Yang paling kuat adalah adanya alat, sedangkan yang paling lemah adalah
kebijakan / prosedur. Contoh: Aktifitas berenang: Memakai pelampung (alat) jauh
lebih efektif dalam mencegah insiden tenggelam dibandingkan berenang dengan
prosedur yang benar (kebijakan / prosedur). Ilustrasi di atas memberikan penjelasan
kepada kita, bahwa jika kita ingin mencari solusi atas suatu masalah, utamakan
solusinya adalah berupa alat / disain. Jika alat tidak ada, barulah cari solusi lain.
Sekarang kita kembali ke analisa penghalang.

Berdasarkan analisa penghalang di atas, kita dapat membuat rekomendasi


penyelesaian masalah. Rekomendasi penyelesaian masalah yang baik harus juga
mencantumkan ukuran keberhasilan, penanggung jawab, dan batas waktu
penyelesaian. Tujuan dari itu adalah agar rekomendasi yang kita berikan dapat
diukur keberhasilan pelaksanaannya, jelas siapa penanggung jawabnya, serta ada
batas waktu yang jelas kapan rekomendasi itu harus terlaksana.

8. Membuat Laporan RCA


Laporan RCA berisi rincian seluruh kegiatan pelaksanaan RCA mulai dari
awal sampai rekomendasi yang diberikan. Laporan ini kemudian disampaikan
kepada pemimpin organisasi untuk disetujui. Proses persetujuan ini sangat penting.
Karena tanpa persetujuan pemimpin, rekomendasi tak dapat dieksekusi dan
dilaksanakan.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Root Cause Analysis (RCA) merupakan pendekatan terstruktur untuk
mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih kejadian-kejadian yang
lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja. Root cause analysis merupakan
suatu proses mengidentifikasi penyebab-penyebab utama suatu permasalahan dengan
menggunakan pendekatan yang terstruktur dengan teknik yang telah didesain untuk
berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah. Menemukan akar masalah
merupakan kata kunci. Sebab, tanpa mengetahui akar masalahnya, suatu insiden tidak
dapat ditanggulangi dengan tepat, yang berakibat pada berulangnya kejadian insiden
tersebut dikemudian hari. Salah satu budaya patient safety adalah mengkomunikasikan
kesalahan, melaporkan kesalahan dengan tetap berpegang pada keselamatan pasien dan
belajar dari kesalahan dan mendesain ulang sistem keselamatan pasien yang lebih baik.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dicetuskan suatu ide sistem analisis yang
proaktif sebagai strategi pencegahan error. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan
mengeliminasi akar suatu permasalahan merupakan hal yang sangat penting.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan tenaga medis khususnya perawat dan
calon perawat dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan Root Cause Analysis (RCA)
dalam tindakan medis khususnya keperawatan. Untuk meningkatkan kinerja dan
keselamatanpasien.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, JBSB. 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik


Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.

Doggett, AM (2004) Perbandingan statistik Tiga Alat Analisa Penyebab


Diperoleh dari: http://atmae.org/jit/Articles/doggett010504.pdf

Doggett, AM (2005). Analisa Penyebab: Sebuah Kerangka Selection Tool.


Diperoleh dari: http://people.wku.edu/mark.doggett/qmjv12i4doggett.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai