ANALISIS RCA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat serta
kemudahan dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Analisis RCA. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Kami juga banyak mengucapkan
banyak terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah Perencanaan PAUD yang telah
memberikan bimbingan dan sarannya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien atau Patient safety merupakan hal yang marak dibicarakan
dan harus diterapakan dalam dunia kesehatan. Pertemuan tahunan Joint Comission
Internasional tahun 2005 telah menekankan pentingnya pelayanan kesehatan yang aman.
Kesalahan yang terjadi pada upaya pelayanan kesehatan adalah kesalahan dalam
mendiagnosis, kesalahan dalam menggunakan alat bantu penegakan diagnosis, kesalahan
dalam melakukan follow up, pengobatan yang salah atau kejadian yang tidak diharapkan
setelah pemberian pengobatan. Permasalahan-permasalahan diatas dapat terjadi karena
penggunaan teknologi yang tidak diimbangi kompetensi penggunanya, bertambahnya
pemberi pelayanan kesehatan tanpa mengindahkan komunikasi antar individu serta tingginya
angka kesakitan serta kecelakaan, perlunya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
yang menyebabkan stressor tersendiri serta kelelahan yang dialami oleh para staff medis
karena keterbatasan jumlah staff yang tersedia.
1
yang telah didesain untuk berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi RCA
Analisa akar masalah (Root Cause Analysis / RCA) adalah sebuah alat kerja yang
sangat berguna untuk mencari akar masalah dari suatu insiden yang telah terjadi.
Sedangkan untuk menganalisa masalah yang belum terjadi, yaitu menggunakan alat yang
disebut FMEA. Menemukan akar masalah merupakan kata kunci. Sebab, tanpa mengetahui
akar masalahnya, suatu insiden tidak dapat ditanggulangi dengan tepat, yang berakibat
pada berulangnya kejadian insiden tersebut dikemudian hari. Root Cause Analysis (RCA)
merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada
satu atau lebih kejadian-kejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja (Corcoran 2004). Selain itu, pemanfaatan RCA dalam analisis perbaikan kinerja
menurut Latino dan Kenneth (2006) dapat memudahkan pelacakan terhadap faktor yang
mempengaruhi kinerja. Root Cause(s) adalah bagian dari beberapa faktor (kejadian,
kondisi, faktor organisasional) yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan
kemungkinan penyebab dan diikuti oleh akibat yang tidak diharapkan. Analisis Akar
Masalah (RCA) adalah teknik populer dan sering digunakan yang membantu orang
menjawab pertanyaan mengapa masalah terjadi di tempat pertama. Analisis akar masalah
berusaha untuk mengidentifikasi
B. Metode Identifiksi
Akar Penyebab Terdapat berbagai metode evaluasi terstruktur untuk
mengidentifikasi akar penyebab (root cause) suatu kejadiaan yang tidak diharapkan
(undesired outcome). Jing (2008) menjelaskan lima metode yang populer untuk
mengidentifikasi akar penyebab (root cause) suatu kejadiaan yang tidak diharapkan
(undesired outcome) dari yang sederhana sampai dengan komplek yaitu :
3
2) 5 Why methods,
3) Fishbone diagram,
Agar efektif, RCA harus dilakukan secara sistematis, biasanya sebagai bagian dari
penyelidikan, dengan kesimpulan dan akar penyebab yang diidentifikasi didukung oleh
bukti yang terdokumentasi. Biasanya upaya tim diperlukan. Mungkin ada lebih dari satu
akar penyebab suatu peristiwa atau masalah, bagian yang sulit adalah menunjukkan
kegigihan dan mempertahankan upaya yang diperlukan untuk menentukan mereka.
Tujuan mengidentifikasi semua solusi untuk masalah adalah untuk mencegah kekambuhan
pada biaya terendah dengan cara yang paling sederhana. Jika ada alternatif yang sama-
sama efektif, maka pendekatan biaya sederhana atau terendah disukai. Akar penyebab
diidentifikasi tergantung pada cara di mana masalah atau peristiwa didefinisikan.
Pernyataan masalah yang efektif dan deskripsi acara (sebagai kegagalan, misalnya) sangat
membantu, atau bahkan diperlukan. Agar efektif, analisis harus membentuk urutan
kejadian atau waktu untuk memahami hubungan antara iuran (kausal) faktor, akar
penyebab (s) dan masalah pasti atau acara untuk mencegah di masa depan.
Analisis akar penyebab dapat membantu untuk mengubah budaya reaktif (yang bereaksi
terhadap masalah) menjadi budaya ke depan yang memecahkan masalah sebelum terjadi
atau meningkat. Lebih penting lagi, mengurangi frekuensi masalah yang terjadi dari waktu
ke waktu dalam lingkungan di mana proses RCA digunakan. RCA merupakan ancaman
bagi banyak budaya dan lingkungan. Ancaman terhadap budaya sering bertemu dengan
resistensi. Mungkin ada bentuk lain dari dukungan manajemen yang dibutuhkan untuk
mencapai efektivitas RCA dan kesuksesan. Misalnya, "non-hukuman" terhadap kebijakan
pengidentifikasi masalah mungkin diperlukan.
1) Masalah fisik - Tangible, item materi gagal dalam beberapa cara (misalnya,
rem mobil berhenti bekerja).
2) Masakah Manusia - Orang-orang melakukan sesuatu yang salah, atau tidak
melakukan sesuatu yang diperlukan. Manusia biasanya menyebabkan
5
menyebabkan penyebab fisik (misalnya, tidak ada satu diisi minyak rem,
yang menyebabkan rem gagal).
3) Masalah Organisasi - Sebuah sistem, proses, atau kebijakan yang digunakan
orang untuk membuat keputusan atau melakukan pekerjaan mereka rusak
(misalnya, tidak ada satu orang yang bertanggung jawab atas pemeliharaan
kendaraan, dan semua orang menganggap orang lain telah mengisi minyak
rem).
Analisis Akar Masalah melihat ketiga jenis penyebab. Ini melibatkan menyelidiki
pola efek negatif, menemukan kelemahan yang tersembunyi dalam sistem, dan
menemukan tindakan-tindakan tertentu yang memberikan kontribusi untuk masalah ini.
Hal ini sering berarti bahwa RCA mengungkapkan lebih dari satu akar masalah. Kita dapat
menerapkan Analisis Akar Masalah untuk hampir semua situasi. Menentukan seberapa
jauh untuk pergi dalam penyelidikan Anda membutuhkan penilaian yang baik dan akal
sehat. Secara teori, Anda bisa terus melacak akar kembali ke Zaman Batu, tetapi upaya
tidak akan melayani tujuan yang berguna. Hati-hati untuk memahami ketika telah
menemukan penyebab yang signifikan yang dapat, pada kenyataannya, diubah.
7
harus dalam posisi netral, bukan orang yang ada sangkut-pautnya langsung dengan
masalah yang akan dibahas. Jika diperlukan, dapat ditunjuk seorang ahli dari luar
organisasi untuk menambah bobot dari tim ini. Jumlah anggota tim jangan terlalu
banyak. Ukuran yang normal adalah antara 5 sampai 8 orang. Root cause analysis
sebaiknya dilakukan oleh tim yang telah dilatih RCA, matang, menguasai berbagai
aspek pelayanan di rumah sakit, multidisipliner, gigih, tidak mudah menyerah,
teliti, dan jujur. Tim ideal yang disarankan terdiri dari ahli analisis, peneliti atau
ahli eksternal, kepala bidang atau salah satu direktur, dokter spesialis atau
konsultan, supervisor klinis keperawatan, dan seorang yang menguasai unit kerja
yang terlibat dengan baik. Contoh: Pada kasus tertusuk jarum di atas, anggota tim
RCA adalah: manajer keperawatan, manajer mutu, koordinator pengendalian
infeksi, manajer penunjang medis, koordinator K3.
4. Penyajian Data
5. Identifikasi masalah
Prinsip utama dalam identifikasi masalah adalah menentukan
penyimpangan dari standar pelayanan yang sudah ada. Satu sentinel event bisa
terdiri dari beberapa masalah pelayanan. Secara umum, ada dua macam masalah
pelayanan, yaitu error of omission (tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan), dan error of comission (melakukan sesuatu yang tidak seharusnya
dilakukan). Cara paling mudah dalam mengidentifikasi masalah adalah dengan
brainstorming dan dengan focused group discussion.
6. Analisis Informasi Bagian ini adalah bagian yang paling sulit. Komite keselamatan
pasien rumah sakit menawarkan enam cara analisis, namun kita akan membatasi
dalam dua cara saja, yaitu 5 why dan fishbone diagram. Dengan metode 5 why,
peneliti akan lebih mudah mencari penyebab sampai mendalam, sementara
fishbone diagram memudahkan peneliti mencari berbagai macam penyebab yang
berkontribusi pada sentinel event. Metode 5 why dilakukan dengan cara
memperdalam pertanyaan yang diawali dengan “mengapa” sebanyak lima kali.
9
Contoh paling mudah adalah pada kasus pasien jatuh: “Mengapa pasien cedera?”
— Karena jatuh. “Mengapa pasien jatuh?” — Karena pelindung sisi tempat tidur
tidak dipasang.“Mengapa pelindung sisi tempat tidur tidak dipasang?” — Karena
perawat yunior tidak tahu bahwa pelindung sisi tempat tidur harus dipasang.
“Mengapa perawat yunior ini tidak tahu?” — Karena tidak dilatih. “Mengapa tidak
dilatih?” — Karena rumah sakit belum mempunyai program pelatihan bagi perawat
baru. Berbeda dengan metode 5 why yang dapat menganalisis masalah sampai
dalam, metode fishbone diagram menawarkan faktor kontribusi yang semakin
banyak.
Sebagai bagian akhir dari analisa ini, kita mencoba membuat pernyataan
sebab akibat, untuk menguji apakah akar masalah yang kita dapatkan berhubungan
sebab akibat dengan insiden yang terjadi. Juga untuk menguji, apakah jika akar
masalah tersebut di atasi, insiden dapat dihindari. Contoh pernyataan sebab akibat:
Karena belum dilakukan tinjauan keselamatan pada syringe AGD, maka belum ada
mekanisme yang menjamin keselamatan selama memakai alat tersebut, yang
menyebabkan mekanisme yang ada gagal mencegah terjadinya insiden tertusuk
jarum. Belum ada prosedur yang aman menyebabkan jarum syringe AGD ditutup
lagi setelah digunakan dan dibawa keluar ruangan, yang mengakibatkan
meningkatnya peluang terjadinya insiden tertusuk jarum. Penghalang yang ada
tidak dirancang untuk melindungi staf yang menyebabkan terjadinya insiden staf
perawat tertusuk jarum.
11
7. Susun Rekomendasi
Dari ilustrasi di atas, jelas terlihat bahwa tebal lapisan penghalang tidaklah
sama. Yang paling kuat adalah adanya alat, sedangkan yang paling lemah adalah
kebijakan / prosedur. Contoh: Aktifitas berenang: Memakai pelampung (alat) jauh
lebih efektif dalam mencegah insiden tenggelam dibandingkan berenang dengan
prosedur yang benar (kebijakan / prosedur). Ilustrasi di atas memberikan penjelasan
kepada kita, bahwa jika kita ingin mencari solusi atas suatu masalah, utamakan
solusinya adalah berupa alat / disain. Jika alat tidak ada, barulah cari solusi lain.
Sekarang kita kembali ke analisa penghalang.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Root Cause Analysis (RCA) merupakan pendekatan terstruktur untuk
mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih kejadian-kejadian yang
lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja. Root cause analysis merupakan
suatu proses mengidentifikasi penyebab-penyebab utama suatu permasalahan dengan
menggunakan pendekatan yang terstruktur dengan teknik yang telah didesain untuk
berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah. Menemukan akar masalah
merupakan kata kunci. Sebab, tanpa mengetahui akar masalahnya, suatu insiden tidak
dapat ditanggulangi dengan tepat, yang berakibat pada berulangnya kejadian insiden
tersebut dikemudian hari. Salah satu budaya patient safety adalah mengkomunikasikan
kesalahan, melaporkan kesalahan dengan tetap berpegang pada keselamatan pasien dan
belajar dari kesalahan dan mendesain ulang sistem keselamatan pasien yang lebih baik.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dicetuskan suatu ide sistem analisis yang
proaktif sebagai strategi pencegahan error. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan
mengeliminasi akar suatu permasalahan merupakan hal yang sangat penting.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan tenaga medis khususnya perawat dan
calon perawat dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan Root Cause Analysis (RCA)
dalam tindakan medis khususnya keperawatan. Untuk meningkatkan kinerja dan
keselamatanpasien.
DAFTAR PUSTAKA
15