Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan akibat dari krisis yang terjadi karena berbagai hal.
Permasalahan kemiskinan menjadi isu yang sangat kompleks bagi negara,
terutama negara berkembang atau Negara tertinggal. Secara historis,
kemiskinan dikaitkan dengan tingkat pendapatan, dimana seseorang dapat
dikatakan berada dalam keadaan miskin apabila mereka kehilangan pendapatan
dan sumberdaya lain yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
berupa makanan, barang, fasilitas dan layanan lainnya. Dalam lingkup
internasional, World Bank menyatakan seseorang dianggap berada pada garis
kemiskinan apabila memiliki pendapatan dibawah US$1.25 perhari.
Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya tingkat kemiskinan yang
tinggi disuatu negara, diantaranya:
1. Kondisi geografis negara yang buruk, hal ini terkait dengan bentuk
daratan, iklim, struktur tanah yang buruk, kurangnya sumberdaya
energi serta rawan terjadi bencana alam.
2. Konflik dan kekerasan yang menimbulkan sanksi internasional yang
akan berkorelasi dengan peningkatan jumlah kemiskinan.
3. Buruknya sistem pemerintahan dalam negara tersebut terkait dengan
pengelolahan sumberdaya, dan manajemen tata negara seperti korupsi.
4. Diskriminasi gender dan etnis atau diskriminasi sosial dalam
masyarakat adat (mencapai 400 juta di seluruh dunia). Dimana masih
terdapatnya kelompokkelompok yang harus menghadapi diskriminasi
dan pengucilan sosial bahkan setelah berabad-abad lamanya.
Banyak permasalahan yang terjadi di negara tertinggal yang mencakup
semua aspek termasuk pendidikan dan ekonomi. Kedua hal ini sangat penting
karena sangat berpengaruh terhadap sumber daya manusia suatu negara. Dalam
hal ini kita akan membahas tentang system pendidikan di beberapa negara
tertinggal.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kriteria negara tertinggal?
2. Bagaimana system pendidikan di negara tertinggal?
3. Apa saja kekurangan system pendidikan di negara tertinggal?

2
BAB II

PEMBAHASAN

PENDIDIKAN DI NEGARA TERTINGGAL

A. Kriteria Negara Terbelakang atau Tertinggal


Menurut Jhigan, Negara terbelakang adalah Negara yang dicirikan
dengan kemiskinan seperti pendapatan perkapita yang rendah. Karena
pandapatan perkapita yang rendah, maka mereka tidak memiliki system
ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan dan menstabilkan tingkat
perekonomian Negara sehingga mempengaruhi kehisupan masyarakat di
Negara tersebut. Selain tingkat kemiskinan yang tinggi, negara terbelakang
sangat rentan akan guncangan ekonomi dan juga kondisi lingkungan tempat
tinggal yang tidak memenuhi kebutuhan serta kualitas sumber daya manusia
yang rendah.1
Seperti yang telah dijelaskan oleh Jhigan bahwa negara terbelakang
memiliki pendapatan perkapita yang rendah. Pendapatan perkapita yang
rendah tersebut tercermin dalam kehidupan rakyat. Perkotaan dipadati oleh
pengemis, sarana dan prasarana tidak memadai seperti tidak ada jalan raya
ataupun rel kereta api. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah tidak
memadai seperti, kesehatan, pendidikan maupun ekonomi.
Menurut PBB, sebuah negara dikatakan terbelakang apabila terdapat tiga
kriteria utamanya diantaranya:
1. Kemiskinan atau Poverty
Kriteria ini berdasarkan rata-rata pendapatan Nasional Bruto atau GNI
(Gross National Income) selama tiga tahun. Mulai dari tahun 2015,
negara dengan pendapatan Nasional Brutonya kurang dari $1.035,- akan
dimasukkan kedalam daftar negara terbelakang. Sedangkan negara yang
pendapatan Nasional Brutonya $1.242,- dinyatakan lulus dan dikeluarkan
dari daftar negara terbelakang.
2. Indeks Aset Manusia atau Human Assets Index (HAI)

1
Jhingan, M.L, “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, Terjemahan oleh D. Guritno, Edisi ke-
1, Cetakan ke-10, PT. Raja Grafindo Persada,. Jakarta: 2004.

3
Kriteria ini berdasarkan indicator kesehatan, nutrisi, pendidikan dan
tingkat melek aksara aatu melek huruf.
3. Kerentanan Ekonomi atau Economic Vulnerability Index (EVI)
Kriteria iniberdasarkan ketidakstabilan produksi pertanian,
ketidakstabilan ekspor barang dan jasa dan presentase penduduk yang
mengungsi akibat bencana alam.

Adapun ciri-ciri negara terbelakang adalah sebagai berikut:

1. Kemiskinan Umum, negara terbelakang adalah negara yang dicekam


kemiskinan seperti tercermin didalam pendapatan perkapita yang rendah
yang tercermin pada kehidupan rakyat.
2. Pertanian Sebagai Mata Pencaharian Utama, di negara terbelakang, dua
pertiga atau lebih penduduk tinggal di daerah pedesaan dan mata
pencaharian utama adalah pertanian yang tidak bersifat produktif, karena
dilakukan dengan cara yang kuno dan dengan metode produksi yang
sudah ketinggalan zaman.
3. Ekonomi Dualistis, yaitu perekonomian di pihak pasar dan di pihak lain
pertanian. Banyak negara-negara berkembang yang memiliki system
perekonomian seperti ini, akan tetapi produksinya lebih modern dengan
berpusat dikota.
4. Sumber Alam Kurang Terolah
5. Ketiadaan Inisiatif Usaha, tidak ada kemampuan wiraswasta yang
terhalang oleh adat istiadat, status dan kecurigaan pada gagasan baru.
6. Keterbelakangan Teknologi
B. Pendidikan di Negara Tertinggal
1. Timor Leste
Timor Leste adalah negara yang pernah menjadi bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia yaitu provinsi ke-27. Negara ini resmi
memisahkan diri dari Indonesia pada tanggal 20 Mei 2002 atau pasca
referendum.
Sejak 18 tahun berdaulat negara yang berdaulat, Timor Leste tidak
lepas dari berbagai permasalahan khususnya dibidang ekonomi dan
pendidikan. Dikutip dari laporan resmi Bank Dunia tahun 2020,

4
pertumbuhan ekonomi Tiomor Leste masih amat lambat dibandingkan
negara-negara Asia Tenggara dan termasuk negara miskin di dunia.
Adapun pendapatan perkapita Timor Leste adalah $2.356, yang
menduduki peringkat ke-152 dari 162 negara. Hal ini disebabkan karena
sector ekonomi Timor Leste masih bergantung kepada Australia dan
Indonesia., terutama barang-barang impor. Hal ini dikarenakan Timor
Leste masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyak.2
Sementara itu pendidikan di Timor Leste mengalami perubahan yang
sangat panjang dan dibagi menjadi 4 periode oleh kementrian pendidikan
Timor Leste sendiri, yaitu:
1. Masa Portugis sampai Tahun 1975
Kelompok pendidikan pada masa ini diselenggarakan secara terbatas
pada golongan elit pada tahun 1930an. Dan setelah 400 tahun yaitu
pada 1952, tercatat 2979 orang Timor Leste memasuki bangku
sekolah dari 800.000 penduduk.3
2. Masa Indonesia (1975-1999)
Konsep “Education for All” di semua lapisan masyarakat
termasuk pedesaan. Terdapat 788 SD dengan 167.181 siswa, 114
SMP dengan 32.197 siswa dan 54 SMA dengan 18.973 siswa.
Kebanyakan guru berasal dari Indonesia.4
Berdasarkan survey Bank Dunia dan UNDP pada 2001
menemukan sebanyak 57% kaum muda berpendidikan rendah (tidak
pernah sekolah), 23% lulus SD, 18% lulus tingkat sekolah menengah
dan 1,4% masuk perguruan tinggi.
3. Masa transisi PBB (1999-2002)
Pada masa ini lebih dari 80% gedung sekolah dan fasilitas
dihancurkan dan seluruh tenaga guru dan staff administrasi

2
https://money.kompas.com/read/2020/07/05/073510726/bagaimana-ekonomi-timor-leste-setelah-
18-tahun-merdeka-dari-indonesia, diakses pada tanggal 27 Februari 2021.
3
Nicolai, Susan, “Learning Independence Education in Emergency and Transition in Timor Leste
Since 1999 dalam Teresinha albertina soares, “Kajian terhadap pelaksanaan kurikulumtimor leste dan usulan
perbaikan”, tesis, program pasca sarjana universitas sebelas maret Surakarta 2010, hal. 18
4
Ibid, hal.18

5
berpengalaman yang bukan negara Timor Leste meninggalkan
wilayah tersebut.5
Pada masa ini bantuan juga diberikan oleh PBB untuk merekonstruksi
kembali gedung-gedung sekolah dan membenahi dunia pendidikan
Proses belajar mengajar kembali berjalan pada Oktober 2000 dengan
menggunakan kurikulum Indonesia dan usulan bahasa instruksional
Portugis. Namun sebagian besar guru tidak bisa berbahasa Portugis
maka digunakan bahasa Tetun (bahasa nasional asli) dalam proses
belajar mengajar mulai dari SD kelas 2 hingga SMU kelas 3, kecuali
bidang studi Bahasa Portugis dan Agama.
Pada tahun 2002, pendidikan berjalan seperti biasa pada masa transisi
PBB untuk semua tingkat sekolah. Dan pada tahun 2008, jumlah SD
menjadi 801, SMP menjadi 99, SMU menjadi 49 dan 1 Universitas
Publok dan 3 Universitas Swasta serta 6 Institusi Swasta.6

Pada tahun 2010 kurikulum yang digunakan oleh Timor Leste adalah
kurikulum transisi yang direvisi dari kurikulum 1994 yang diwariskan
dari jaman Indonesia yang mana telah ditinggalkan oleh Indonesia karena
menurut pakar pendidikan kurikulum 1994 terlalu berat bagi siswa. 7
Belum ada kurikulum yang pasti sejak memisahkan diri dari Indonesia
dikarenakan kurangnya SDM dan fasilitas pendidikan dinegara ini.

Jenjang pendidikan yang ada di negara Timor Leste sama dengan


Indonesia yaitu mulai dari tingkat dasar, menengah hingga perguruan
tinggi. Escola Pre-Secundaria setara dengan SD dan Escola Secundaria
setara dengan SMP dan SMA. Adapun Universida setara dengan
perguruan tinggi strata satu.

Kekurangan pada pendidikan di negara ini adalah kurangnya tenaga


guru local disebabkan mereka tidak mempunyai kualifikasi keguruan.
60% orang dewasa masih buta huruf, sekolah-sekolah kekurangan dana
dan sumberdaya manusia buruk. Buku-buku teks yang merupakan bahan
5
Ibis, hal. 18
6
Teresinha albertina soares, “Kajian terhadap pelaksanaan kurikulumtimor leste dan usulan
perbaikan”, tesis, program pasca sarjana universitas sebelas maret Surakarta 2010, hal. 9
7
Ibid, hal. 10

6
ajar sangat terbatas, bahasa yang digunakan juga masih belum
dimantapkan dengan baik antara bahasa Tetun dan bahasa Portugis.
Selain itu metode yang digunakan untuk mengajar masih dengan metode
konvensional8, serta minimnya anggaran pendidikan.

2. Bangladesh
Bangladesh merupakan sebuah negara yang terletak di regional Asia
Selatan, berdasarkan data dari World Bank merupakan salah satu
regional di dunia yang mengalami permasalahan kemiskinan struktural
yang cukup serius selain Kawasan Amerika Selatan dan Afrika.
Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang terjadi diakibatkan
beberapa faktor, seperti kebijakan pemerintah, kondisi geografis dan lain
sebagainya. Ciri-cirinya antara lain adalah hampir dari 50% penduduknya
berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan perkapita $1.970
(urutan ke-105 dalam The Global Competitiveness Report 2019 dari
World Economic Forum) serta terjadi perbedaan dalam pembangunan
infrastruktur dalam berbagai daerah.
Adapun system pendidikan di Bangladesh adalah tiga berjenjang dan
subsidi. Subsidi pemerintah Bangladesh dilaksanakan mulai dari sekolah
di tingkat SD, Menengah dan Tinggi. Hal ini juga mensubsidi bagian dari
pendanaan bagi banyak sekolah swasta. Di sector pendidikan tinggi,
pemerintah juga mendanai lebih dari 15 perguruan tinggi negeri melalui
Komisi Universitas Hibah. Bangladesh sesuai sepenuhnya dengan
Pendidikan Untuk Semua (PUS) tujuan, Millenium Development Goals
(MDG) dan deklarasi internasional. Pasal 17 dari Konstitusi Bangladesh
menetapkan bahwa semua anak yang berusia antara enam dan delapan
belas tahun menerima pendidikan menengah gratis.9
Sistem Kelembagaan Pendidikan di Bangladesh terdiri dari tiga
macam yakni : Pendidikan Pertama meliputi : 1) Pendidikan Tersier di
Sistem Pendidikan Madrasah, 2) Pendidikan Tersier di Sistem

8
Maulipaksi Desliana, Bahasa Indonesia Jasi bentuk Diplomasi Indpnesia dan Timor Leste, Laman
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (diakses dari https://www.kemendikbud.go.id pada 27 Februari
2021)
9
Suwardi, Jurnal Al Falah, Vol.XIV No.25 Tahun 2014, hlm.117

7
Pendidikan Teknis. Pendidikan Kedua yakni Manajemen Pendidikan
yang terdiri dari : 1) Manajemen Tingkat Dasar dan Menengah, 2)
Pengelolaan Pendidikan Tersier, 3) Pengelolaan Pendidikan Teknis dan
Kejuruan, serta 4) Universitas Umum. Kemudian Pendidikan Ketiga
yakni media bahasa Inggris di Bangladesh. Pendidikan Keempat :
Pendidikan Dasar non-Formal. Disamping itu dikenal pula dengan
Pendidikan Lingkungan.
Tiga sistem pendidikan utama di Bangladesh, diperintahkan oleh
penurunan jumlah siswa, adalah : 1) Sistem Pendidikan Umum, 2) Sistem
Pendidikan Madrasah, 3) Teknis-Sistem Pendidikan Kejuruan. Sistem
lain termasuk Sistem Pendidikan Profesional. Masing-masing dari ketiga
sistem utama ini dibagi menjadi lima tingkatan : 1) Tingkat Dasar (tahun
1 sampai 4), 2) Tingkat SMP (tahun 5 sampai 8), 3) Tingkat Menengah
(tahun 9-10), 4) Tingkat Menengah Tinggi (tahun 11 dan 12), 5) Tingkat
Tersier Pendidikan Tinggi di Bangladesh berlangsung di 34 pemerintah,
78 swasta dan 3 Universitas Internasional. Siswa dapat memilih untuk
melanjutkan studinya di Chartered Akuntansi, teknik, teknologi,
pertanian dan kedokteran di berbagai universitas dan perguruan tinggi. Di
semua tingkat sekolah, siswa dapat memilih untuk menerima pendidikan
mereka dalam bahasa Inggris atau Bangla. Sekolah swasta cenderung
memanfaatkan media pembelajaran bahasa Inggris berbasis sedangkan
sekolah yang disponsori pemerintah menggunakan Bangla.
Taruna di ruang kelas Colleges Cadet penting dalam sistem
pendidikan dari Bangladesh. Sebuah sekolah kadet adalah kamar dan
perguruan tinggi yang dikelola oleh Bangladesh. Saat ini ada 12
perguruan tinggi kadet di Bangladesh, termasuk 3 perguruan tinggi kadet
untuk anak perempuan. Sistem Pendidikan Madrasah berfokus pada
pendidikan agama, mengajarkan semua dasar-dasar pendidikan dalam
lingkungan agama. Studi agama diajarkan dalam bahasa Arab dan siswa
di beberapa daerah juga melayani masjid daerah setempat. Siswa juga
belajar diwajibkan oleh hukum untuk menyelesaikan semua program dari
Sistem Pendidikan Umum. Banyak madrasah swasta berlisensi

8
mengambil anak-anak tunawisma dan menyediakan mereka dengan
makanan, tempat tinggal dan pendidikan.
Dalam Sistem Pendidikan Madrasah ada dua sistem yang disebut
Sistem Pendidikan Madrasah yang disebut sistem Kaumi Madras yang
merupakan sistem pendidikan Islam asli, sementara yang lain disebut
“Alia Madrasah” adalah seperti pendidikan umum, satunya perbedaan
adalah mereka mengajarkan bahasa Arab sebagai tambahan untuk
pendidikan umum, setelah melewati ‘Alim’ (12 kelas), mahasiswa dapat
mendaftar diri untuk 3 years studi yang panjang, untuk memperoleh
tingkat ‘Phazil’ (14 kelas) serta mereka bisa pergi untuk pendidikan
umum lebih lanjut seperti mendapatkan seluruh gelar universitas, dan
setelah lewat berhasil mereka dapat lebih mendaftarkan diri ke lain 2
tahun studi sistem lama untuk mendapatkan tingkat ‘Kamil’ (16 kelas)
derajat. Pendidikan tinggi di Sistem Pendidikan Teknis dalam Sistem
Pendidikan Teknis, setelah memperoleh gelar Diploma – in –
Engineering (kurikulum lama empat tahun) siswa dapat lebih mengejar
pembawa pendidikan mereka untuk mendapatkan gelar Sarjana dari
Teknik dan Teknologi Universitas, dan biasanya dibutuhkan dua
setengah atau tiga tahun yang panjang kursus untuk siswa dengan gelar
Diploma – in – Engineering, untuk memperoleh gelar sarjana, tetapi
sering dalam beberapa kasus siwa ini mengambil lebih dari tiga tahun
untuk menyelesaikan gelar sarjana mereka. Kemudian mereka dapat
mendaftarkan diri ke dalam studi pasca sarjana
3. Sudan Selatan
Sudan selatan merupakan pecahan dari Sudan. Sudan selatan
urutan ke 9 sebagai Negara termiskin didunia menurut Global Finance.
Sudan memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1956. Setelah
merdeka, isu tentang status dan masa depan Islam tetap merupakan agenda
politik, baik bagi kelompok maupun individu yang berupaya
memperjuangkan negara sekuler, multinasional, multireligius untuk
mengakhiri perang saudara antara utara dan selatan yang pecah setelah
Sudan merdeka. Pengelompokan antara Sudan bagian utara dan selatan

9
yang berlatar belakang ras dan agama yang berbeda menjadi titik awal
dimulainya pertikaian dan ketegangan.10 Sudan bagian utara merupakan
dari ras arab dan beragama islam sedangkan Sudan bagian selatan adalah
ras Berkulit Hitam dan beragama Kristen.
Perang sipil pertama terjadi pada tahun 1955 sampai dengan tahun
1972. Perang sipil yang pertama disebabkan karena pemerintahan yang
berada di utara lebih didominasi oleh penduduk dari Sudan bagian utara.
Perang sipil pertama antara utara dan selatan sempat terhenti beberapa
waktu setelah dikeluarkannya perjanjian Addis Ababa. Perjanjian Addis
Ababa, dinegosiasikan pada bulan februari 1972 antara GoS (Government
of Sudan) dan SPLM/A (Sudan People’s Liberation Movement/Army).
Suatu perjanjian penghentian perang yang dikesepakati oleh kedua belah
pihak. Ideologi politik Sudan mengalami perubahan pada masa
kepemimpinan Presiden Jafaar Muhammad An-Numeiry setelah
disepakatinya persetujuan Addis Ababa. Persetujuan yang ditanda tangani
tahun 1972 ini berisi kewenangan bagi Sudan bagian selatan untuk
mendirikan badan legislatif dan eksekutif secara terpisah dari pemerintah
pusat yang ada diutara.11
Perang sipil kedua pada tahun 1983-2005. Perang inni berhenti
setelah terjadi kesepakatan antara pihak SPLM/A selaku tentara
perjuangan dari wilayah selatan dengan wakil presiden pada saat itu yang
mewakili pemerintahan utara. Kesepakatan antara kedua belah pihak
tertuang dalam perjanjian CPA (Comprehensive Peace Agreement)
berisikan 7 point penting yang salah satu isinya membolehkan wilayah
selatan untuk melakukan referendum setelah 6 tahun masa interim untuk
menentukan apakah Sudan tetap menjadi satu negara atau wilayah selatan
memilih untuk merdeka dan wilayah Sudan dibagi menjadi dua.12
Sudan Selatan memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 9 Juli
2011 melalui hasil referendum yang dilaksanakan mulai tanggal 9 Januari
2011. Sebagaian besar rakyat wilayah selatan memilih untuk memisahkan

10
Sudan. Five Years On: No justice for Sexual Violence in Darfur, 2008, Human Rights Watch. Hal 16
11
Abdul Hadi Adnan. 2006. Penyelesaian Sudan Selatan dan Krisis Darfur. Jurnal UNPAS. Jakarta; hal 3
12
ibid

10
diri dari pemerintahan pusat Sudan dan mendirikan negara baru Sudan
Selatan. Sudan Selatan secara resmi bernama Republik Sudan Selatan
dengan Juba sebagai ibukotanya. Sesuai dengan nama yang disandang
negara tersebut, bentuk pemerintahannya adalah republik. Sudan Selatan
terbagi menjadi 10 pemerintahan administratif yaitu Central Equatoria,
Eastern Equatoria, Jonglei, Lakes, Northern Bahr el Ghazal, Unity, Upper
Nile, Warrap, Western Bahr el Ghazal, Western Equatoria. 13 Bahasa
nasional yang diakui di seluruh negeri yaitu bahasa Inggris. Agama
Kristen tercatat sebagai agama dengan penganut paling besar di Sudan
Selatan. Tidak berbeda dengan perkembangan bahasa yang dipengaruhi
oleh penjajahan bangsa inggris, perkembangan agama Kristen juga
dipengaruhi oleh hal tersebut.
1. Kondisi pendidikan
Adapun kondisi pendidikan di Sudan Selatan pasca kemerdekaan
adalah Kondisi pasca perang sipil memaksa banyak dari anak-anak Sudan
Selatan yang putus sekolah, akibatnya tingkat kemampuan membaca pada
penduduk Sudan Selatan sangat rendah. Tingkat Jumlah penduduk Sudan
Selatan yang sudah mampu membaca diperkirakan sekitar 27 persen dari
total penduduk Sudan Selatan yang berusia lebih dari 15 tahun.14
Kondisi pendidikan Sudan Selatan mulai membaik setelah
penandatanganan CPA oleh pemerintah Sudan dengan SPLM/A. Sejak
tahun 2005, pendaftaran sekolah pada semua jenjang pendidikan telah
meningkat, dengan pendaftaran sekolah dasar tumbuh sebesar 20% per
tahun. Proses perbaikan pada sistem pendidikan di Sudan Selatan
mendapatkan bantuan dari dari berbagai pihak. Tenaga pengajar sebagai
subjek dari proses belajar mengajar masih belum begitu diperhatikan.
Jumlah pengajar yang ada di Sudan Selatan juga sangat terbatas. Hal ini
dikarenakan sering terjadi keterlambatan gaji kepada pengajar ditambah
lagi kondisi Sudan Selatan yang masih berkecamuk. Akibat perang antar
suku memaksa para pengajar untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

13
Clive Archer, International Organization, (London: George Allen and Unwin Publisher, 1983). hal 35.
14
Daniel Ness and Chia-Ling Lin. International Education An Encyclopedia Of Contemporary Issues And
Systems. New York: Routledge, 2015, hlm. 372.

11
Tidak cukupnya gaji yang mereka peroleh untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari membuat para pengajar di Sudan Selatan beralih profesi yang
lebih menjanjikan secara materi. Kurangnya infrastruktur pendidikan,
fasilitas pendidikan dasar yang masih belum diakses oleh semua terus
memacu pemerintah Sudan Selatan untuk membentuk pendidikan yang
lebih baik. Pada tahun 2012 pemerintah Sudan Selatan mengeluarkan
peraturan mengenai Pendidikan yang menjelaskan bahwa pendidikan
harus bebas dan dapat diakses oleh semua warga negara Sudan Selatan
tanpa diskriminasi atas dasar jenis kelamin, suku, ras, agama, dan
kesehatan/cacat. Hasilnya pada tahun 2013 sekitar 41,5 persen anak-anak
Sudan Selatan sudah mulai menikmati fasilitas pendidikan.15
Tujuan Sudan Selatan untuk memperoleh pendidikan yang baik untuk
penduduknya harus tertunda karena konflik antar suku yang dimulai pada
tahun 2013 akhir. Akar sejarah pendidikan yang buruk akibat perang sipil
harus kembali terulang ketika pecah perang suku di Sudan Selatan.
Bangunan sekolah diwilayah Sudan Selatan banyak yang sudah hancur
akibat perang antar suku yang masih terus berlanjut hingga saat ini.
4. Burkina Faso
Burkina Faso adalah sebuah negara di Afrika Barat yang terkurung
daratan (landlocked). Negara ini berbatasan dengan Mali di sebelah
utara; Togo dan Ghana di selatan; Niger di timur, Benin di tenggara;
dan Pantai Gading di barat daya. Dahulu negara ini bernama Republik
Volta Hulu yang merupakan koloni Prancis, Presiden Thomas
Sankara mengganti nama negara ini menjadi Burkina Faso ("Burkina"
dalam bahasa Mossi yang berarti "orang terhormat" atau "orang jujur", dan
"Faso" dalam bahasa Dioula yang berarti "tanah air") yang berarti "Tanah
Orang-Orang Terhormat" pada 4 Agustus 1984. Ibu kota Burkina Faso
adalah Ouagadougou (lafal: Wagadugu), disebut "Waga" oleh penduduk
setempat. Penduduk Burkina Faso disebut sebagai Burkinabé.
Burkina Faso adalah Negara yang secara astronomisnya terletak di
9°-15°LU (terdapat sebuah wilayah kecil di 15°) dan 6°BB-3°BT ini
15
International Development Committee. South Sudan: Prospects for Peace and Development. London:
House of Commons, 2012, hlm. 20.

12
berbatasan dengan Mali di sebelah utara, berbatasan dengan Togo dan
Ghana di sebelah selatan, Niger di sebelah timur serta negara Benin
disebelah tenggara dan di sebelah barat dayanya adalah Pantai Gading.
Sejak 1898, wilayah Burkina Faso yang pada saat itu dibawah
kerajaan Mossi adalah daerah Protektorat Perancis. Pada tahun 1904,
daerah ini digabungkan dengan koloni lain menjadi Afrika Timur Perancis.
Dalam Perang Dunia I yaitu pada tahun 1919, Perancis membentuk koloni
di wilayah ini dengan sebutan Volta hulu (upper Volta) yang kemudian
bubar pada tahun 1932. Volta Hulu kembali dibentuk oleh Perancis
dengan perbatasan baru pada tahun 1947 hingga pada tahun 1958 menjadi
Republik dan bergabung dengan Masyarakat Perancis-Afrika. Pada 5
Agustus 1960, wilayah ini kemudian berhasil memperoleh kemerdekaan
dengan Volta Hulu dan nama negaranya pun diganti menjadi Burkina Faso
pada tahun 1984 oleh Presiden Thomas Sankara. Burkina Faso dalam
bahasa Dioula dan More memiliki artinya sebagai “Negara Orang Jujur”.
Bahasa resmi Burkina Faso adalah bahasa Prancis. Negara ini menggunakan
setidaknya 69 bahasa dengan 60 bahasa pribumi.16
Statistik tentang agama di Burkina Faso tidak tepat karena Islam
dan Kristen sering dipadukan bersama dengan kepercayaan agama
pribumi. Sensus Pemerintah Burkina Faso tahun 2006 melaporkan bahwa
60,5% populasi beragama Islam terutama Sunni. Terdapat pula minoritas
kecil Syiah dan Ahmadiyah. Pemerintah memperkirakan bahwa 23,2%
populasi adalah orang Kristen (19% adalah jemaat Gereja Katolik Roma
dan 4,2% Protestan), 15,3% mengikuti kepercayaan pribumi, 0,6%
beragama lain, dan 0,4% ateis.
Sistem pendidikan Burkina terdiri dari: i) pendidikan dasar, ii)
umum dan pendidikan menengah teknis, dan iii) pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar negara adalah terdiri dari pendidikan prasekolah, dasar
dan non-formal. Itu belum menjadi bagian dari yang pertama siklus
pendidikan menengah seperti yang direkomendasikan oleh Konferensi
Jomtien. Prasekolah berlangsung tiga (3) tahun sedangkan siklus utama
16
Dikutip dari "Profil & Informasi tentang Negara Burkina Faso [Lengkap] - Bendera"
Baca secara daring di https://semutaspal.com/burkina-faso/ diakses pada tanggal 27 Februari 2021.

13
mencakup enam tahun yang pada akhirnya siswa mempersiapkan
Sertifikat Pendidikan Dasar (CEP). Di luar populasi usia sekolah
diperkirakan 2,1 juta pada tahun 2002, hanya 0,938 juta yang terdaftar,
mewakili angka partisipasi kasar sebesar 43,4%. Persentase siswa yang
terdaftar di pendidikan swasta adalah 10,5% untuk hal yang sama.
Pendidikan non-formal terutama disediakan oleh pusat-pusat
keaksaraan dan pelatihan permanen (CPAF) yang menerima pemuda dan
orang dewasa berusia antara 15 dan 50 tahun. Untuk ini dapat
ditambahkan pusat pendidikan dasar non-formal (CEBNF) yang didirikan
pada tahun 1995 untuk pemuda berusia antara 9 tahun dan 15 orang yang
tidak bersekolah atau tidak pernah bersekolah. Jumlah pelajar yang
terdaftar dalam berbagai struktur ini diperkirakan 150.000 pada tahun
2000.
Pendidikan menengah umum disusun menjadi dua siklus: siklus
pertama, yang mencakup empat tahun, disetujui oleh sertifikat siklus
pertama (BEPC); siklus kedua, yang berlangsung tiga tahun, mengarah ke
Baccalaureate Diploma. Di luar usia sekolah menengap populasi 1,54 juta,
hanya 0,20 juta yang terdaftar pada 2001-2002, itu bruto tingkat
pendaftaran 13%. Persentase murid yang terdaftar di lembaga swasta
adalah 32% sebagai dibandingkan 68% di lembaga publik pada 2001-
2002. Sekolah menengah kejuruan dan teknis Pendidikan terdiri dari tiga
siklus yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang. Itu Jumlah
siswa yang terdaftar di sub-sektor pendidikan menengah ini adalah 17.150
siswa 2001-2002, dimana 74% berada di institusi swasta.
periode referensi.Pendidikan tinggi terdiri dari siklus pertama dua
tahun menuju universitas umum diploma (DEUG), siklus kedua dari dua
(2) tahun yang berakhir di Magister dan siklus ketiga durasi variabel yang
dapat mengarah ke Doktorat d'État. Jumlah siswa lebih tinggi Pendidikan
tahun 2001-2002 sebanyak 15.535 orang, 25% perempuan dan 10% swasta
institusi pendidikan tinggi.
Terkait pendidikan Islam di negara ini, sekolah umum tidak
memberikan pelajaran agama. Pelajaran agama Islam hanya ada di

14
madrasah. Namun, pemerintah tidak akan mengintervensi kelas tambahan
yang ditawarkan sekolah umum. Seperti kelas pembelajaran Alquran atau
agama lainnya.
Pemerintah tidak mendanai sekolah agama atau mengharuskan
mereka membayar pajak kecuali jika melakukan kegiatan nirlaba.
Pemerintah juga mengkaji kurikulum sekolah-sekolah agama, untuk
memastikan bahwa kurikulum tersebut sesuai dengan standar akademik
yang diberlakukan.17

17
Dikutip dari " Burkina Faso Akui Hari Besar Islam" Baca secara daring di

https://www.republika.co.id/berita/on4kcd313/burkina-faso-akui-hari-besar-islam diakses pada tanggal 27


Februari 2021.

15
BAB III
KESIMPULAN
Ketertinggalan suatu negara disebabkan karena kemiskinan yang melanda
seluruh penjuru negeri. Adapun kemiskinan tersebut terjadi karena kondisi
geografis yang kurang mendukung, ekonomi yang terhambat serta pendidikan
yang kurang terbina. Pendidikan merupakan factor penting dalam kemajuan suatu
negara karena dengan berilmunya seseorang maka dapat membangun suatu
negara.

Dibeberapa negara tertinggal, pendidikan kurang dilirik sehingga


mengakibatkan negara tersebut dalam keterpurukan. Fasilitas pendidikan tersedia
seadanya,kualitas guru kurang memadai serta kurikulum masih belum jelas. Maka
dari itu, banyak terjadi buta huruf dan kebodohan. Hal itu mengakibatkan
kurangnya kualitas SDM di suatu negara yang menyebabkan kemiskinan karena
tidak berkeinginan untuk membuka lapangan kerja sehingga lebih memilih untuk
bertani atau menjadi buruh serta bekerja di pasar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jhingan, M.L,(2004)“Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, Terjemahan oleh


D. Guritno, Edisi ke-1, Cetakan ke-10, PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Nicolai, Susan, “Learning Independence Education in Emergency and Transition
in Timor Leste Since 1999 dalam Teresinha albertina soares, “Kajian
terhadap pelaksanaan kurikulumtimor leste dan usulan perbaikan”, tesis,
program pasca sarjana universitas sebelas maret Surakarta tahun 2010.
Teresinha albertina soares, “Kajian terhadap pelaksanaan kurikulumtimor leste
dan usulan perbaikan”, tesis, program pasca sarjana universitas sebelas
maret Surakarta 2010.
Maulipaksi Desliana, Bahasa Indonesia Jasi bentuk Diplomasi Indpnesia dan
Timor Leste, Laman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (diakses
dari https://www.kemendikbud.go.id pada 27 Februari 2021)
Suwardi, Jurnal Al Falah, Vol.XIV No.25 Tahun 2014.
https://money.kompas.com/read/2020/07/05/073510726/bagaimana-ekonomi-
timor-leste-setelah-18-tahun-merdeka-dari-indonesia, diakses pada tanggal
27 Februari 2021.

17

Anda mungkin juga menyukai