Anda di halaman 1dari 12

Scholaria, Vol. 4, No.

3, September 2014: 1 -12

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN
TERKAIT DENGAN PROFESI GURU SD

Slameto
slameto_usw@yahoo.com
PGSD & PPS MP - FKIP - UKSW Salatiga

ABSTRAK
Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup
penting, yaitu kompetensi, sertifikasi, dan tunjangan profesi. Ketiga faktor tersebut
diprediksi mempengaruhi kualitas pendidikan. Mengingat hasil-hasil penelitian
belum mendukung kerangka berpikir seperti itu, maka lahirlah 3 isu terkait dengan
sertifikasi guru yaitu: peningkatan hasil belajar siswa yang diajar oleh guru pasca
sertifikasi, rendahnya kualitas proises pembelajaran yang diampu oleh guru pasca
sertifikasi dan perilaku guru yang kurang profesional. Oleh karena itu perlu
pembinaan guru pasca sertifikasi yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan,
dikarenakan prinsip mendasar bahwa guru harus merupakan manusia pembelajar (a
learning person). Sebagai guru profesional dan telah menyandang sertifikat
pendidik, guru berkewajiban untuk terus mempertahankan profesionalismenya
sebagai guru. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru dapat dilakukan
melalui upaya pembinaan dan pemberdayaan guru. Dengan demikian perlu upaya
peninjauan lebih mendalam terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan,
khususnya tujuan dan makna sertifikasi, perlu ada upaya pembenahan mind set guru
dan perlu ada program perawatan dan pengembangan profesionalisme bagi guru-
guru yang telah lulus program sertifikasi, khususnya dalam upaya peningkatan mutu
layanan pembelajaran. Pengembangan profesionalisme guru pasca sertifikasi perlu
kompetensi manajemen, strategi pemberdayaan, supervisi pengembangan, dan pe-
nelitian tindakan kelas.
Kata kunci: permasalahan kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru

PENDAHULUAN gaimana dipersyarat-kan UU Guru dan


Sebagaimana dinyatakan dalam Dosen.
UU SPN Nomor 20/2003, UURI No. Menurut Keputusan Menteri
14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan Pendidikan Nasional No. 045/U/2002,
Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 kompetensi diartikan sebagai seperang-
tentang Standar Nasional Pendidikan, kat tindakan cerdas dan penuh tang-
guru dinyatakan sebagai tenaga profe- gung jawab yang dimiliki seseorang
sional. Dalam kerangka itulah program sebagai syarat untuk dianggap mampu
sertifikasi guru dilakukan supaya guru oleh masyarakat dalam melaksanakan
memiliki penguasaan kompetensi seba- tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan

1
Permasalahan – permasalahan Terkait dengan Profesi Guru SD (Slameto)

tertentu. Guru sebagai salah satu bagian siap memenuhi panggilan tugas dan
dari pendidik profesional memiliki kewajiban dengan segala tanggung ja-
tugas utama mendidik, mengajar, mem- wabnya, kemudian siap menerima tun-
bimbing, mengarahkan, melatih, meni- jangan sebagai konsekuensi dari sebuah
lai, dan mengevaluasi peserta didik profesionalitas.
pada pendidikan anak usia dini jalur Guru memiliki peran strategis
pendidikan formal, pendidikan dasar, dalam bidang pendidikan; guru meru-
dan pendidikan menengah. Dalam pakan ujung tombak dalam upaya
melaksanakan tugasnya, guru menerap- peningkatan kualitas layanan dan hasil
kan keahlian, kemahiran yang meme- pendidikan. Sayangnya kualitas guru di
nuhi standar mutu atau norma tertentu Indonesia masih tergolong relatif ren-
yang diperolehnya melalui pendidikan dah. Berdasarkan survey UNESCO,
profesi. terhadap kualitas para guru, kulitas
Pengakuan kedudukan guru guru kita berada pada level 14 dari 14
sebagai tenaga profesional dibuktikan negara berkembang. Hal ini antara lain
dengan sertifikat pendidik dan diberi- disebabkan oleh tidak terpenuhinya
kan kepada guru yang telah memenuhi kualifikasi pendidikan minimal. Data
syarat. Selanjutnya, bagi guru yang dari Balitbang Depdiknas pada tahun
telah memiliki sertifikat pendidik ber- 2005 menunjukkan terdapat 1.646.05
hak memperoleh penghasilan di atas (69,45%) guru SD, SMP, SMA, SMK,
kebutuhan hidup minimum dan jamin- dan SLB yang tidak memenuhi kualifi-
an kesejahteraan sosial. Penghasilan di kasi pendidikan minimal (Tim Serti-
atas kebutuhan hidup minimum meli- fikasi Guru, 2006).
puti gaji pokok, tunjangan yang mele- Permasalahan yang muncul
kat gaji, serta penghasilan lain berupa kemudian adalah tingkat profesionalis-
tunjangan profesi, tunjangan fungsio- me guru pasca sertifikasi. Setelah ada
nal, tunjangan khusus, dan maslahat jaminan kesejahteraan yang lebih baik
tambahan yang terkait dengan tugasnya dari sebelumnya, apakah mereka yang
sebagai guru yang ditetapkan dengan telah disertifikasi itu lebih baik dari
prinsip penghargaan atas dasar prestasi. sebelumnya? Atau bagaimana perban-
Guru yang layak menerima dingannya dengan guru yang belum
tunjangan sebagai upaya perbaikan na- disertifikasi? Pertanyaan ini untuk
sibnya agar profesi yang dijalaninya menggugah, terutama tanggungjawab
selama ini “diakui” sebagai profesi dan moral dalam membina generasi ke de-
“disamakan” dengan profesi-profesi pan.
lainnya yang dianggap layak sebagai Banyak kalangan masyarakat
profesi. Guru benar-benar sebagai so- yang memandang pesimis dengan pe-
sok yang siap untuk digugu dan ditiru, laksanaan program sertifikasi guru.

2
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 1-12

Selain ketidakjelasan dalam pentingnya adalah sebagai upaya


proses pelaksanaannya, kompetensi pencegahan agar para guru pasca
guru pasca sertifikasi masih dianggap sertifikasi dalam bekerja sebagi guru
kurang menunjang kinerja guru dalam profesional menjadi produktif, tidak
mengajar sehingga kualitas pendidikan terjebak dalam ketidak-layakan mana
Indonesia di dunia masih jauh terting- kala dilakukan penilaian kinerja.
gal (Miftha Indasari, 2013). Retno Disamping memaparkan uraian tentang
Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi permasalahan seputar sertifikasi dan
Serikat Guru Indonesia, mengatakan, profesionalitas guru pasca sertifikasi
tujuan sertifikasi untuk meningkatkan berdasarkan hasil-hasil penelitian dan
mutu guru tidak berjalan baik. Sebab, kaitannya dengan layanan pembelajar-
pemerintah tidak punya konsep yang an, fasilitator ini juga mengundang
jelas soal pembinaan guru. ”Setelah partisipasi peserta untuk memunculkan
uang sertifikasi diberikan, pemerintah ide-ide cemerlang dalam mencari solusi
lepas tangan,” (kompas, 2012) . untuk meningkatkan kualitas pendidik-
PEMBAHASAN an/ pembelajaran sebagai dampak
sertifikasi guru.
Fasilitasi sesi ini berupaya
mengidentifikasi Isyu-isyu strategis ter- Sajian Hasil Penelitian
kait dengan Permenagpan - RB no 16 Temuan D. Deni Koswara,
tahun 2009; sedemikian hingga Asep Suryana, dan Cepi Triatna dengan
merupakan upaya sosialisasi dan pe- judul Studi Dampak Program Sertifi-
nyadaran bagi para guru SD pasca kasi Guru Terhadap Peningkatan Profe-
sertifikasi tentang pentingnya peraturan sionalisme dan Mutu Di Jawa Barat
dan perundang-undangan yang menjadi tahun 2009 diperoleh ringkasan hasil
landasan pengembangan profesionali- seperti berikut ini.
tasnya. Selain itu, yang tidak kalah

Temuan yang menggembirakan Temuan yang memprihatinkan


Data umum mengenai profesionalisme guru Sertifikasi pada guru SMP yang diteliti di
SMP pada sekolah-sekolah yang diteliti Jawa Barat berkorelasi sangat rendah
menunjukkan kategori baik dengan terhadap peningkatan profesionalisme dan
capaian skor instrumen penelitian sebesar mutu pembelajaran.
3,22. Hal ini berarti bahwa dilihat dari rasa 1. Sertifikasi guru tidak berkontribusi
pengabdian, pemahaman terhadap kewajiban terhadap profesionalisme guru.
sosial, kemandirian, dan keyakinan terhadap 2. Sertifikasi guru tidak berkontribusi
profesi guru-guru yang menjadi responden terhadap mutu pembelajaran.
penelitian dikategorikan baik.
Profesionalisme guru berkontribusi terhadap mutu pembelajaran.

3
Permasalahan – permasalahan Terkait dengan Profesi Guru SD (Slameto)

Guru adalah tenaga profesio- tama, 3000 guru, dan 90.000 siswa.
nal. Program sertifikasi guru dilakukan Temuan pertama, sertifikasi tidak me-
supaya guru memiliki penguasaan ngubah praktik mengajar dan perilaku
kompetensi sebagaimana dipersyarat- guru. Kedua, peningkatan pendapatan
kan UU Guru dan Dosen. Salah satu guru yang lolos sertifikasi ekuivalen
tujuan sertifikasi guru adalah untuk dengan peningkatan mutu mengajar
meningkatkan proses dan mutu hasil (Kompas, 2012). Temuan dari kajian
pendidikan. Guru yang memperoleh itu dipaparkan oleh Head of Human
tunjangan profesi dikategorikan sebagai Development Sector Indonesia Bank
guru profesional. Temuan D. Deni Dunia, Mae Chu Chang pada pertemu-
Koswara, dkk. tahun 2009 ternyata an Organisasi Guru ASEAN di
sertifikasi guru SMP di Jawa Barat Denpasar, Bali menyebutkan bahwa
berkorelasi sangat rendah terhadap belum jelasnya manfaat sertifikasi.
peningkatan profesionalisme dan mutu Bahkan sejumlah penelitian membukti-
pembelajaran; Sertifikasi guru tidak kan bahwa peningkatan profesionalis-
berkontribusi terhadap profesionalisme me pendidik tidak berpengaruh positif
guru; tidak berkontri-busi terhadap terhadap peningkatan mutu pendidikan,
mutu pembelajaran. sehingga akan terlalu cepat untuk
Selanjutnya hasil kajian Bank mengatakan bahwa relevansi kebijak-
Dunia mengkonfirmasi kegagalan pro- an sertifikasi pendidik dengan pe-
gram sertifikasi guru di Indonesia. ningkatan kesejahteraan pendidikan
Tidak adanya hubungan yang jelas dan mutu pendidikan.
antara program sertifikasi dengan Penelitian Badrun dengan judul
peningkatan mutu pembelajaran. Tak “Kinerja Guru Profesional (Guru Pasca
tanggung-tanggung Bank Dunia me- Sertifikasi)di Kabupaten Sleman” tahun
neliti pelaksanaan setifikasi guru untuk 2011 diperoleh hasil dalam ringkasan
kurun waktu 2009, 2011, dan 2012. seperti berikut ini.
Sasaran penelitian adalah 240 Sekolah
Dasar, 120 Sekolah Menengah Per-

4
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 1-12

Temuan yang menggembirakan Temuan yang memprihatinkan


Kemampuan guru profesional (guru Kinerja sebagian besar guru profesional
pasca sertifikasi) dalam menyusun RPP (pasca sertifikasi) yang ada di
dan melaksanakan pembelajaran sudah Kabupaten Sleman belum baik; dari 17
baik. Berdasarkan penilaian kepala indikator yang diteliti, 7 indikator baik
sekolah, kompetensi kepribadian dan dan 10 indikator lainnya belum baik.
sosial para guru yang sudah lulus Upaya atau aktivitas sebagian besar guru
sertifikasi dan telah menerima tujangan yang telah lulus sertifikasi dan telah
profesi sangat baik. menerima tunjangan profesi masih
Upaya sebagian besar guru dalam belum menggembirakan, terutama
membimbing siswa mengikuti lomba yang terkait dengan:
atau olimpiade sudah baik. (1) penulisan artikel;
(2) penelitian;
(3) membuat karya seni/teknologi;
(4) menulis soal UN;
(5) menelaah buku;
(6) mengikuti kursus Bahasa Inggris,
(7) mengikuti diklat, dan
(8) mengikuti forum ilmiah
Usaha sebagian besar guru yang telah Aktivitas di organisasi pendidikan dan
lulus sertifikasi dan telah menerima sosial belum baik,
tunjangan profesi dalam: (1) ada sebagian (47,5%) guru yang
(1) membuat modul; dan telah lulus sertifikasi dan telah
(2) membuat media pembelajaran baik. menerima tunjangan profesi menjadi
pengurus organisasi sosial;
(2) 30% guru menjadi pengurus
organisasi pendidikan

Penelitian Badrun di Kabupaten Sle- dan mutu pendidikan, ternyata kondisi


man tahun 2011 menyatakan kinerja dilapangan berbeda; apa yang dialami
sebagian besar guru profesional (pasca guru dalam sertifikasi belum memberi-
sertifikasi) belum baik, upaya sebagian kan dampak secara signifikan pada
besar guru yang telah lulus sertifikasi kemampuan professional guru terma-
masih belum menggembirakan. Itu suk terhadap peningkatan mutu pembe-
semua merupakan persoalan serius lajaran. Bahkan muncul beberapa kasus
yang memerlukan solusi cerdas. yang tidak diharapkan, dimana ada
Asumsi bahwa sertifikasi akan guru yang menjadi lebih tidak disiplin
meningkatkan profesionalisme guru pasca sertifikasi, ada pula yang meng-

5
Permasalahan – permasalahan Terkait dengan Profesi Guru SD (Slameto)

asumsikan bahwa sertifikasi adalah terhadap sumberdaya agen dan


suatu kondisi final dari profesi pembiayaan bagi kelompok sasaran,
keguruan. Apabila diperbandingkan mengembangkan pembagian tanggung-
dengan sebelum sertifikasi, banyak jawab para agen dan antar para agen
guru yang sering mengikuti pengem- serta hubungan antar agen, dan d).
bangan kemampuan melalui berbagai Mengalokasikan sumberdaya untuk
pelatihan, workshop dan seminar, memperoleh dampak kebijakan. (Arif
namun setelah sertifikasi dan dinyata- Rohman, 2009).
kan lulus mereka cenderung tidak Seperti dipaparkan di atas,
mengikuti lagi kegiatankegiatan terse- bahwa sertifikasi guru yang semesti-
but. Lebih jauh, alokasi dana tunjangan nya meningkatkan kesejahteraan dan
profesi yang diterima guru-guru sedikit kualitas guru agar terjadi peningkatan
sekali proporsinya yang digunakan kualitas pendidikan di kelas dan
untuk pengembangan profesi, bahkan sekolah ternyata tak berjalan seperti
kecenderungannya tidak digunakan un- yang diharapkan. Prestasi siswa tak
tuk pengembangan profesi guru lebih meningkat signifikan, sertifikasi tak
lanjut. Para guru lebih banyak menga- mengubah praktik mengajar dan
lokasikan dana tunjangan profesinya tingkah laku guru. Perubahan yang
untuk pemenuhan sandang, pangan dan dilakukan pemerintah untuk memba-
papan, seperti pembelian tanah, rehab yar lebih guru tak diterjemahkan oleh
rumah, pembelian kendaraan bermotor, guru dalam hasil belajar yang bagus.
ditabung di bank, dan sebagainya. Dengan demikian terdapat beberapa
isyu strategis didalam implementasi
Isyu-isyu strategis terkait kebijakan sertifikasi ini. Pertama terkait
Implementasi Permenagpan-RB dengan peningkatan hasil belajar siswa
nomor 16 tahun 2009 yang diajar oleh guru pasca sertifikasi.
Mengimplementasikan berarti Kedua terkait dengan rendahnya
melengkapi atau menyediakan sarana kualitas proises pembelajaran yang
untuk melaksanakan sesuatu yang diampu oleh guru pasca sertifikasi.
mencakup 4 komponen: a). Mencipta- Ketiga terkait dengan perilaku guru
kan dan menyusun staf sebuah agen yang kurang profesional.
baru untuk melaksana-kan sebuah Peningkatan hasil belajar siswa
kebijakan baru, b). Menterjemahkan (yang diajar oleh guru pasca sertifikasi)
tujuan legislatif dan serius memasuk- memang secara empiris dipengaruhi
kannya ke dalam aturan pelaksanaan, oleh banyak faktor, namun pengaruh
mengembangkan panduan atau faktor (kompetensi) guru bisa mencapai
kerangka kerja bagi para pelaksana sebesar 25,5% (Jayengsari, R. 2013).
kebijakan, c). Melakukan koordinasi Bahkan hasil penelitian Wuri Sylvia

6
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 1-12

Sarce (2010) untuk mata pelajaran IPS untuk pengembangan profesi, bahkan
Terpadu SMP, menemukan bahwa kecenderungannya tidak digunakan un-
besarnya sumbangan kompetensi peda- tuk pengembangan profesi guru lebih
gogik guru terhadap hasil belajar siswa lanjut. Terkait dengan kegiatan pro-
sebesar 94,50%. fesional, jarang sekali guru pasca
Terkait dengan isyu rendahnya sertifikasi yang melakukan kegiatan:
kualitas proses pembelajaran yang penulisan artikel, Penelitian, membuat
diampu oleh guru pasca sertifikasi karya seni/teknologi, menulis soal UN,
dapatlah dijelaskan seperti temuan menelaah buku, mengikuti kursus
Bank Dunia yang menyatakan bahwa Bahasa Inggris, mengikuti diklat, dan
sertifikasi tidak mengubah praktik mengikuti forum ilmiah.
mengajar dan perilaku guru; pening- Ketiga isyu tersebut dipenga-
katan pendapatan guru yang lolos ruhi oleh faktor 1) standar dan tujuan
sertifikasi tidak ekuivalen dengan kebijakan; 2) sumberdaya; 3) komuni-
peningkatan mutu mengajar (Kompas, kasi; 4) interorganisasi dan aktivitas
2012). Selanjutnya hasil kajian Bank pengukuhan; 5) karakteristik agen
Dunia mengkonfirmasi tidak adanya pelaksana; 6) kondisi sosial, ekonomi,
hubungan yang jelas antara program dan politik, serta karakter pelaksana.
sertifikasi dengan peningkatan mutu Agar isyu-isyu tersebut segera teratasi,
pembelajaran; Sertifikasi guru tidak para pelaku kebijakan harus memiliki
berkontribusi terhadap profesionalisme kemempuan manaje-rial, dan politis
guru; tidak berkontribusi terhadap mutu serta komitmen terhadap tujuan yang
pembe-lajaran. Mengapa demikian? akan dicapai. Para pemimpin dapat
Salah satu dugaan kuatnya karena mengambil langkah bukan hanya pada
terkait dengan isyu yang ketiga yaitu ranah merencanakan sebuah peraturan
peri-laku guru yang kurang profesional. namun dalam pengangkatan personil
Terkait dengan isyu yang baru non layanan masyarakat, guna
ketiga yaitu perilaku guru yang kurang meningkatkan isi dan keterdukungan
profesional seperti dipaparkan oleh pemimpin terhadap pancapaian tujuan
Badrun (2011) guru yang telah lulus sertifikasi.
sertifikasi dan telah menerima tun- Upaya Profesional Guru pasca
jangan sertifikasi justru lebih tidak Sertifikasi
disiplin, banyak guru yang tidak mau Asumsi bahwa sertifikasi akan
mengikuti pengembangan kemam-puan meningkatkan profesionalisme guru
melalui berbagai pelatihan, workshop dan mutu pendidikan, ternyata kondisi
dan seminar; alokasi dana tunjangan dilapangan berbeda; apa yang dialami
profesi yang diterima guru-guru sedikit guru dalam sertifikasi belum memberi-
sekali proporsinya yang digunakan kan dampak secara signifikan pada

7
Permasalahan – permasalahan Terkait dengan Profesi Guru SD (Slameto)

kemampuan professional guru terma- interpersonal, (4) pemberdayaan, (5)


suk terhadap peningkatan mutu pembe- fasilitasi tim, dan (6) portabilitas
lajaran. Bahkan muncul beberapa kasus (Santyarsa, 2008). Pada aras opera-
yang tidak diharapkan. Untuk menja- sional di tingkat personal guru,
min konsistensi profesionalisme guru dibutuhkan kompetensi; (1) fleksibili-
seiring dengan perkembangan ilmu tas, (2) mencari dan menggunakan
pengetahuan, teknologi, dan seni, informasi, motivasi, dan kemampuan
diperlukan upaya-upaya peningkatan untuk belajar, (3) motivasi berprestasi,
profesionalisme secara berkesinam- (4) motivasi kerja di bawah tekanan
bungan. Secara preskriptif dukungan waktu, (5) kolaboratif, dan (6) orientasi
kompetensi manajemen, strategi pelayanan kepada siswa (Santyarsa,
pemberdayaan, supervisi pengembang- 2008).
an, dan penelitian tindakan kelas Pembinaan serta pemberdayaan
merupakan dimensi-dimensi alternatif kompetensi guru pasca sertifikasi akan
untuk meningkatkan profesionalisme ikut pula menentukan peningkatan
guru. mutu pendidikan. Dengan adanya KKG
Dukungan kampetensi mana- dan MGMP maka guru yang sudah
jemen diperankan oleh dinas pendidi- dibekali dengan pendidikan kompetensi
kan dan kepala sekolah; Kompetensi akan bisa saling berbagi pendapat dan
manajemen yang dibutuhkan unruk meningkatkan kinerjanya sebagai guru
peningkatan profesionaiisme guru yang professional. KKG dan MGMP
dibedakan atas tiga aras, yaitu (1) merupakan wadah bagi guru untuk
manajemen aras kebijakan di tingkat melakukan kegiatan yang bermanfaat
birokrasi dinas pendidikan, (2) bagi tugas keprofesionalannya. Selain
manajemen aras sekolah di tingkat itu, guru juga perlu diberdayakan
kepala sekolah, dan (3) manajemen kemampuannya dalam mengimple-
aras operasional di tingkat guru (Surya mentasikan kompetensi yang telah
Dharma, 2003). Pada aras kebijakan di mereka miliki serta harus terus diberi-
tingkat dinas pendidikan, menurut kan motivasi oleh pihak manajemen
Santyarsa (2008) dibutuhkan kompe- sekolah. Dengan demikian, meningkat-
tensi tentang (1) pemikiran strategik anya penguasaan kompetensi guru
(strategic thinking), (2) kepemimpinan maka akan meningkatkan kinerja guru
yang berubah (change leadership), dan yang akan berdampak pula pada
(3) manajemen hubungan (relationship meningkatnya kualitas pendidikan.
management). Pada aras sekolah oleh Maka, perlu adanya peran utama dari
kepala sekolah, dibutuhkan kompe- pemerintah dalam memberdayakan
tensi-kompetensi; (1) fleksibilitas, (2) kembali kemampuan guru-guru pasca
terapan perubahan, (3) pemahaman sertifikasi. Dalam dunia pendidikan,

8
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 1-12

pemberdayaan merupakan cara yang jawab yang proporasional, menciptakan


sangat praktis dan produktif untuk kondisi saling percaya, dan pelibatan
mendapatkan hasil yang terbaik dari guru dalam menyelesaikan tugas dan
kepala sekolah, para guru, dan para pengambilan keputusan. Kepala
pegawai. Dalam standar kompetensi sekolah memiliki peran strategis dalam
dan sertifikasi guru, pemberdayaan proses pemberdayaan guru sebagai
dimaksudkan untuk memperbaiki agen perubahan. Dalam hal ini kepala
kinerja sekolah, melalui kinerja guru sekolah dituntut memiliki kesadaran
agar dapat mencapai tujuan secara yang tinggi dalam mendistribusi
optimal, efektif, dan efisien. Pember- wewenang dan tanggung jawab secara
dayaan guru melalui standar kompe- proporsional. Cara ini di satu sisi dapat
tensi dan sertifikasi guru terjadi melalui merupakan proses kaderisasi, dan di
beberapa tahapan (Hanafiah, 2010: sisi lain sekaligus sebagai proses
161). Pertama, guru-guru mengem- peningkatan kompetensi guru secara
bangkan sebuah kesadaran awal bahwa berkelanjutan.
mereka bisa melakukan tindakan untuk Pendekatan supervisi pengem-
meningkatkan kehidupannya dan mem- bangan (developmental supervision)
peroleh seperangkat keterampilan agar bertolak dari kenyataan, bahwa pada
mampu bekerja dengan baik. Tahap dasarnya proses supervisi adalah proses
kedua, mengurangi rasa ketidakmam- belajar. Dalam proses supervisi,
puannya dan mengalami peningkatan hubungan antara kepala sekolah analog
kepercayaan diri. Tahap ketiga, seiring dengan hubungan antara guru dengan
dengan tumbuhnya keterampilan dan siswa. Guru dalam melayani siswa
kepercayaan diri, para guru bekerja memiliki kewajiban untuk memahami
sama untuk berlatih lebih banyak semua karakteristik siswa. Demikian
mengambil keputusan dan memilih pula, kepala sekolah dalam melakukan
sumber-sumber daya yang akan supervisi kepada guru, seyogyanya
berdampak pada kesejahteraan. guru diperhatikan sebagai individu,
Strategi pemberdayaan dan karena ada perbedaan-perbedaan indi-
supervisi pengembangan merupakan vidual dalam perkembangan manusia-
peran sentral kepala sekolah; Strategi winya. Perlakuan ini sangat diperlukan,
pemberdayaan adalah salah satu cara terlebih jika guru dituntut untuk terlibat
pengembangan guru melalui employee secara langsung dalam peningkatan
involvement. Analog dengan pikiran kualitas pendidikan. Pendekatan super-
Wahibur Rokhman (2003), dapat visi perlu didasarkan atas perkem-
dikonsepsikan bahwa pemberdayaan bangan, kebutuhan, dan karakteristik
merupakan upaya kepala sekolah untuk guru. Pendekatan ini erat kaitannya
meberikan wewenang dan tanggung dengan dua unsur penting keefektifan

9
Permasalahan – permasalahan Terkait dengan Profesi Guru SD (Slameto)

guru dalam menjalankan tugas kepro- bervariasi, pengukuran bentuk-bentuk


fesionalan, yaitu komitmen dan wacana kelas, penyelidikan terhadap
kemampuan berpikir abstraks. Komit- manusia dengan melakukan komunika-
men guru merupakan banyaknya waktu si interpersonal selektif dan langsung.
dan tenaga yang mampu dicurahkan Kesahihan PTK bersifat personal, dan
oleh guru tersebut bagi siswa dan tidak semata-mata menekankan kesa-
mengembangkan profesinya. Komit- hihan metodologis. Para guru dise-
men diistilahkan sebagai kepedulian, yogyakan untuk melakukan PTK seeara
yang dapat diklasifikasi atas tiga berkesinambungan. Praktik pembe-
kategori, yaitu kepedulian terhadap diri lajaran yang dikritisi dengan kemudian
sendiri, terhadap siswa, dan terhadap ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan
profesionalisme. Kemampuan berpikir melalui PTK, secara bertahap akan
abstraks, adalah kemampuan kognitif meningkatkan profesionalisme guru.
berbasis pengalaman konkrit, mampu
mengidentifikasi tindakan kekinian PENUTUP
untuk membantu siswa belajar secara
Dalam upaya meningkatan
efektif, dan mampu mengidentifikasi
mutu pendidikan, guru merupakan
tindakan yang akan datang yang lebih
salah satu faktor yang amat penting;
memberikan kesuksesan pelayanan
oleh karena itu guru dinyatakan sebagai
bagi siswa.
tenaga professional. Dalam kerangka
Guru profesional secara teore-
itulah program sertifikasi guru dilaku-
tis akan mampu meningkatkan kualitas
kan supaya guru memiliki penguasaan
pembelajaran di kelas, memberikan
kompetensi sebagaimana dipersya-
layanan pembelajaran kepada siswa
ratkan UU Guru dan Dosen. Profe-
untuk belajar secara interaktif, inspira-
sionalisme guru sering dikaitkan
tif, memotivasi, menantang, dan me-
dengan tiga faktor yang cukup penting,
nyenangkan. Pembelajaran seperti itu
yaitu kompetensi, sertifikasi, dan tun-
akan dapat diwujudkan oleh guru,
jangan profesi. Ketiga faktor tersebut
apabila guru secara kontiniu melakukan
diprediksi mempengaruhi kualitas
penelitian tindakan kelas atau PTK.
pendidikan. Mengingat hasil-hasil pe-
PTK adalah suatu bentuk penelitian
nelitian belum mendukung kerangka
yang bersifat reflektif mandiri, yang
berpikir seperti itu, maka lahirlah 3 isu
dapat digunakan dalam proses pengem-
terkait dengan sertifikasi guru yaitu:
bangan kurikulum sekolah, perbaikan
peningkatan hasil belajar siswa yang
sekolah, dan perbaikan kualitas pembe-
diajar oleh guru pasca sertifikasi,
lajaran di kelas. PTK sangat berman-
rendahnya kualitas proises pembela-
faat dalam membangun hubungan
jaran yang diampu oleh guru pasca
interpersonal, tipe pembelajaran yang
sertifikasi dan perilaku guru yang

10
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 1-12

kurang profesional. Oleh karena itu Dengan demikian perlu upaya


perlu pembinaan guru pasca sertifikasi peninjauan lebih mendalam terhadap
yang harus dilaksanakan secara berke- program sertifikasi guru dalam jabatan,
lanjutan, dikarenakan prinsip mendasar khususnya tujuan dan makna sertifi-
bahwa guru harus merupakan manusia kasi, perlu ada upaya pembenahan
pembelajar (a learning person). mind set guru dan perlu ada program
Sebagai guru profesional dan perawatan dan pengem-bangan pro-
telah menyandang sertifikat pendidik, fesionalisme bagi guru-guru yang telah
guru berkewajiban untuk terus mem- lulus program sertifikasi, khususnya
pertahankan profesionalismenya seba- dalam upaya-upaya peningkatan mutu
gai guru. layanan pembelajaran. Pengembangan
Pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru pasca sertifikasi
profesionalisme guru dapat dilakukan perlu kompetensi manajemen, strategi
melalui upaya pembinaan dan pember- pemberdayaan, supervisi pengem-
dayaan guru. bangan, penelitian tindakan kelas.

Badrun Kartowagiran. 2011. Kinerja Guru Profesional (Guru yang Sudah Lulus
Sertifikasi Guru dan Sudah Mendapat Tunjangan Profesi) di Kabupaten
Sleman Yogyakarta. Pusat Kajian Pengembangan Sistem Pengujian dan Pusat
Kajian Pendidikan Dasar dan Menengah, Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Yogyakarta
Deni Koswara, Asep Suryana, Cepi Triatna, 2009. Studi Dampak Program
Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Rofesionalisme dan Mutu di Jawa
Barat. file.upi.edu/Direktori/ FIP/JUR._ ADMINISTRASI_PENDIDIK-
AN/...
Haryono, 2010. Manajemen Peningkatan Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi,
Makalah Disajikan dalam Program Teaching Clinic Pascasertifikasi Guru
yang Diselenggrakan oleh Bidang PPTK Dinas Pendidikan Propvinsi Jawa
Tengah Tahun 2010, dapat diakses pada http://budisusetyo.typepad.com
/blog/2012/01/manajemen-peningkatan-profesionalisme-guru-
pascasertifikasi.html

11
Permasalahan – permasalahan Terkait dengan Profesi Guru SD (Slameto)

Jayengsari, Reksa. 2013. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di SMK Se-Kota Bandung. S1
Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Kompas, 2012. Sertifikasi Guru Disorot.
http://tekno.kompas.com/read/2012/08/06/
11001445/Sertifikasi.Guru.Disorot
Ratna Ayu, 2010. Membangun Kompetensi dan Profesionalisme Guru: Suatu
Refleksi Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan. http://ratna-ayu.blogspot.com/ 2010/01/ membangun-
kompetensi-dan.html
Republik Indonesia. 2005. Undang- UndangRepublik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta.
Santyarsa, I Wayan. 2008. “Dimensi-Dimensi Teoretis Peningkatan Profesional-
isme Guru”. http://www. koranpendidikan.com/artikel-8095.pdf
Siswanta, Jaka. 2009. Meningkatkan Profesionalitas Pendidik Melalui Program
Sertifikasi Pendidikan. Jurnal Mudarrisa, 1 (2).
Slameto, 2008. Peran Kepala Sekolah dalam Optimalisasi Kompetensi Pedagogik
Guru. Bintek Teaching Clinik Pasca Sertifikasi Bagi Kepala Sekolah, Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Tim. 2006. Naskah akademik. Jakarta: Ditjen Dikti.
Wuri Sylvia Sarce 2010. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap
Prestasi Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 01
Suboh-Situbondo. UIN Malang.

12

Anda mungkin juga menyukai