Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No.

2 November 2020 172-183

PEMBUATAN PETA TEMATIK DESA LENGKAP


BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
MAKING A COMPLETE VILLAGE THEMATIC MAP
BASED ON COMMUNITY PARTICIPATION

HADI ARNOWO
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional, Bogor
Email : h_arnowo@yahoo.com

ABSTRAK
Karya tulis ilmiah ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
dengan studi dokumen berupa tulisan ilmiah dan selanjutnya dianalisis secara teoritis dan empiris. Tujuan penelitian ini
adalah pertama untuk mengidentifikasi alur pemanfaatan peta bidang tanah hasil kegiatan PTSL untuk pembuatan peta desa
berbasis partisipasi masyarakat. Kedua adalah untuk mengidentifikasi tahapan pembuatan peta tematik wilayah desa berbasis
partisipasi masyarakat. Manfaat dari tulisan ini adalah untuk memberi masukan mengenai pemanfaatan hasil PTSL untuk
penyusunan informasi spasial wilayah desa dengan menggunakan metode pemetaan berbasis masyarakat. Penyelenggaraan
pemerintahan desa berjalan secara efektif apabila dilengkapi dengan informasi spasial terkait pembangunan desa secara
lengkap dan akurat. Pembuatan informasi spasial wilayah desa berasal dari data tematik spasial dengan memanfaatkan peta
bidang hasil kegiatan Pendaftaran Tanah Secara Lengkap (PTSL) sebagai peta kerja. Hasil dari analisis studi dokumen adalah
peta dasar atau peta kerja dan peta bidang tanah hasil dari PTSL sangat tepat digunakan untuk pembuatan peta desa karena
menunjukkan visualisasi secara detail. Penggunaan peta dasar adalah sebagi tempat plotting jenis data tematik desa yang
berasal dari pengambilan data lapang maupun data sekunder. Sedangkan peta bidang yang berasal dari PTSL untuk plotting
data terkait dengan status tanah. Pengambilan data lapang untuk tema tertentu dilakukan melalui partisipasi masyarakat agar
informasi yang diperoleh lebih akurat. Proses pengambilan data spasial tertentu dibuat melalui pemetaan berbasis partisipasi
masyarakat dengan standar teknis pemetaan. Standar teknis yang dimaksud meliputi metode pengumpulan dan pengolahan
data serta penyajian peta.

Kata kunci : Peta Dasar, Peta Bidang Tanah, Standar Teknis Pemetaan

ABSTRACT
This scientific writing is carried out with the principles of descriptive qualitative research. The data was collected by studying
documents in the form of scientific writings and then analyzed theoretically and empirically. The purpose of this study was first
to identify the flow of land parcel map utilization resulted from PTSL activities for making village maps based on community
participation. The second is to identify the stages of making a thematic map of the village area based on community participation.
The benefit of this paper is to provide input on the use of PTSL results for compiling spatial information on village areas using
community-based mapping methods. The implementation of village governance runs effectively if it is equipped with complete
and accurate spatial information related to village development. Making spatial information on village areas is derived from
spatial thematic data by utilizing the field map resulting from Complete Land Registration (PTSL) activities as a working map.
The results of the document study analysis are the base maps or work maps and the map of land parcels produced by PTSL.
The base map or working map is very suitable for making village maps because it shows a detailed visualization. The use of
the base map is as a place for plotting village thematic data derived from field data collection and secondary data. Meanwhile,
the plot map originating from PTSL is used for plotting data related to land status. Field data collection for certain themes
is carried out through community participation so that the information obtained is more accurate. The process of collecting

172
Pembuatan Peta Tematik Desa Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat
Hadi Arnowo

certain spatial data is made through community-based mapping with mapping technical standards. The technical standards
referred to include methods of data collection and processing as well as map presentation.

Keywords : Base Map, Land Parcel Map, Mapping Technical Standard

I. PENDAHULUAN 5 juta bidang tanah, dan tahun 2018 sebanyak 7


juta bidang tanah. Pada tahun 2019 ditargetkan
A. Latar Belakang penyelesaian sebanyak 9 juta bidang.Kegiatan PTSL
Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 akan terus berlanjut hingga seluruh bidang tanah di
Tahun 2014 tentang Desa, kedudukan pemerintahan Indonesia terdaftar.Sasaran lokasi PTSL adalah
Desa menjadi semakin berperan penting dalam wilayah desa/kelurahan seluruhnya terdaftar dan
mensejahterakan masyarakatnya. Pemerintah terpetakan. Dengan demikian output peta bidang
Desa mengatur wilayahnya berdasarkan asas tanah hasil dari PTSL secar tidak langsung menjadi
antara lain musyawarah, kemandirian, partisipasi, modal untuk pemanfaatan data spasial selanjutnya
pemberdayaan dan keberlanjutan. Berdasarkan oleh Desa.
asas tersebut Pemerintah Desa akan melakukan
Pemetaan partisipatif untuk berbagai tujuan
berbagai upaya inovasi untuk memberdayakan
telah dilakukan baik dengan bimbingan dari instansi
ekonomi wilayahnya dengan partisipasi masyarakat
pemerintah maupun pihak swasta. Beberapa
seluas mungkin. Untuk mengangkat ekonomi wilayah
Kantor Pertanahan Kabupaten telah berhasil
adalah dengan pemanfaatan sumber daya alam dan
menyelenggarakan pemetaan partisipatif dengan
menggerakkan usaha ekonomi masyarakat.
masyarakat desa dengan tujuan mendukung
Pemerintah dan Pemerintah Daerah kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
berkewajiban mengembangkan sistem informasi Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan, Akademisi
Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan UGM dan Kadaster Belanda melakukan kerjasama
sebagaimana amanat dari Pasal 86 Ayat 2 Undang- dalam kegiatan pemetaan partisipatif dalam bentuk
Undang Nomor 6 Tahun 2014. Pembentukan kegiatan Participative Land Registration (PaLaR)
sistem informasi Desa dilakukan melalui penyiapan yang dilakukan di Kabupaten Grobogan. Kegiatan
data sekunder yang tersedia di berbagai instansi pemetaan partisipatif itu berupa penunjukan batas
pemerintah dan pengambilan data primer untuk dan kepemilikan. Kegiatan pemetaan tersebut
memperoleh kondisi sebenarnya di wilayah desa. mempercepat pendaftaran tanah tanpa menambah
Pengambilan data primer sangat penting untuk beban Kantor Pertanahan. Selain itu sebelum PTSL
diselenggarakan agar dapat diketahui potensi dan sebagian desa telah merintis pemetaan partisipatif
masalah yang riil di wilayah desa. Salah satu potret yang hasilnya dilanjutkan dengan penerbitan
wilayah yang perlu adalah gambaran umum tentang sertipikat tanah. Untuk tema-tema lain telah dibuat
penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah serta melalui pemetaan partisipatif sejak tahun 2014 (Biro
sumber daya alam. Pemetaan tematik tersebut sangat Hukum dan Hubungan Masyarakat, Kementerian
diperlukan sebagai bahan dalam musyawarah desa Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
untuk merencanakan pembangunan dan kegiatan 2018).
perekonomian.
Pemetaan partisipatif dalam rangka
Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada
Lengkap (PTSL) secara efektif diselenggarakan Tahun Anggan Pada tahun anggaran 2019 pemetaan
sejak tahun 2017. Pada tahun pertama pelaksanaan partisipatif semakin banyak diselenggarakan oleh
kegiatan tersebut telah terselesaikan sebanyak Kantor Pertanahan. Kegiatan pemetaan partisipatif

173
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 2 November 2020 172-183

yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan di Manfaat dari karya tulis ini adalah sebagai bahan
Pulau Jawa dilakukan oleh tenaga pengukur kantor masukan bagi Kantor Pertanahan untuk melakukan
setempat sedangkan yang dilaksanakan di Provinsi kerjasama dengan melibatkan masyarakat desa.
Provinsi Sumatra Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Pembahasan materi dari karya tulis ini dilakukan
Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dengan menguraikan bagaimana proses pembuatan
serta Kalimantan Tengah dilakukan oleh Surveyor peta tematik berbasis partisipasi masyarakat
Kadastral Berlisensi (SKB). Target kegiatan pemetaan dilakukan secara empiris dan teoritis.
partisipatif di Pulau Jawa sebanyak 650.000 bidang Penelitian terdahulu mengenai pemetaan
tanah. Sedangkan di beberapa provinsi di luar pulau tematik desa lengkap berbasis partisipasi masyarakat
Jawa sebanyak 350.000 bidang tanah. adalah yang dilakukan oleh Mujiati (2015) mengenai
Tersedianya peta bidang tanah dalam satu pemetaan Pemilikan Penguasaan Penggunaan dan
wilayah desa dapat dijadikan peta kerja untuk Pemanfaatan Tanah (P4T) untuk mengidentifikasi
pemetaan partisipatif. Skala peta berbasis bidang tanah absentee. Sumber informasi mengenai tanah
tanah akan memudahkan untuk memplotting data absentee adalah untuk mendapatkan tanah objek
tematik secara akurat dan mudah. Data tematik landreform yang akan digunakan untuk kegiatan
yang terkumpul tersebut menjadi aset data yang pertanahan yaitu landreform. Tanah absentee
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan tersebut kemudian diplotting di atas Peta Pemilikan
perencanaan pembangunan. Dengan demikian nilai Penguasaan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
manfaat dari penggunaan peta bidang tanah hasil (P4T). Lebih lanjut Mujiati (2015) menyebutkan
PTSL menjadi multiplier effect bagi stakeholder bahwa kegiatan pemetaan partisipatif tersebut
pembangunan. adalah bagian dari program Manajemen Pertanahan
Berbasis Masyarakat/MPBM. Program MPBM
B. Ruang Lingkup
ini mengandalkan partisipasi masyarakat untuk
Pemanfaatan data hasil PTSL untuk digunakan
menjalankan dan mengontrol sistem tata kelola
dalam pemetaan partisipatif oleh masyarakat
data kepemilikan, penguasaan, penggunaan dan
menjadi tema dalam tulisan ini. Berdasarkan tema
pemanfaatan tanah (P4T). Selain itu MPBM juga
tulisan tersebut, maka rumusan masalah yang
sebagai sarana kerja administrasi pertanahan di
diangkat adalah :
pemerintah desa atau kelurahan yang menjadi
1) Bagaimana data bidang tanah hasil kegiatan rujukan dalam pelayanan surat keterangan tanah
PTSL dapat digunakan untuk pemetaan dengan lampiran peta bidang tanah. Hal ini sangat
berbasis partisipasi masyarakat ? penting untuk meningkatkan kualiatas surat
2) Bagaimana tahapan pembuatan peta tematik keterangan dan mencegah lahirnya sengketa dan
wllayah desa berbasis partisipasi masyarakat ? konflik pertanahan.
Tujuan penulisan berdasarkan rumusan Mustofa et al. (2018) menambahkan bahwa
masalah tersebut di atas adalah sebagai berikut: pemetaan partisipatif dapat menjadi pendukung
1) Mengidentifikasi alur pemanfaatan peta bidang kegiatan pendaftaran tanah. Pelaksanaan kegiatan
tanah hasil kegiatan PTSL untuk pembuatan pendaftaran tanah melalui partisipasi masyarakat
peta desa berbasis partisipasi masyarakat adalah melalui beberapa tahapan kegiatan. Tahapan
awal kegiatan berupa sosialisasi dan penjelasan
2) Mengidentifikasi tahapan pembuatan peta
kegiatan teknis lapangan. Tahap selanjutnya aparat
tematik wilayah desa berbasis partisipasi
desa mendampingi masyarakat memasang tanda
masyarakat
batas bidang tanahnya masing-masing. Tahapan

174
Pembuatan Peta Tematik Desa Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat
Hadi Arnowo

yang masuk ke dalam kegiatan pemetaan akan pemetaan partisipatif. Pemetaan tema bencana
melibatkan berbagai pihak yaitu Kantor Pertanahan, alam dengan melibatkan masyarakat akan lebih
Pemerintahan Desa, kelompok masyarakat menyadarkan masyarakat mengenai daerah rawan
(pokmas) dan fasilitator. Kantor Pertanahan sebagai bencana. Pemetaan partisipatif memberikan cara-
pihak yang paling terkait adalah sebagai narasumber cara yang tepat untuk menggabungkan pengetahuan
dalam hal menyediakan formulir-formulir berkenaan lokal ke dalam penilaian rawan bencana alam pada
aspek legal, dan menyediakan tenaga ahli area-area tertentu (Sullivan-Wiley et al., 2019;
pendamping (petugas ukur). Pihak Pemerintahan Yen et al., 2019). Penggunaan hasil pemetaan
Desa memberikan dukungan logistik untuk partisipatif untuk kepentingan lainnya seperti untuk
terselenggaranya kegiatan partisipasi masyarakat perencanaan pembangunan infrastruktur (Aditya,
dengan baik. Aparat desa berkepentingan dalam 2010) serta perencanaan ruang di wilayah desa
kegiatan penentuan batas bidang tanah. Pihak (Tallo, 2016).
Kelompok Masyarakat (Pokmas) bertugas Pemetaan partisipatif menurut Hidayat
mendampingi masyarakat dalam kegiatan partisipatif dkk (2005) yaitu suatu metode pemetaan yang
dan memastikan semua persyaratan untuk kegiatan menempatkan masyarakat sebagai pelaku
pengukuran bidang tanah terpenuhi termasuk pemetaan di wilayahnya, sekaligus juga akan
pemasangan patok tanda batas bidang tanah. Bagian menjadi penentu perencanaan pengembangan
terakhir adalah fasilitator yang bertugas memberikan wilayah mereka sendiri. Menurut Anonim (2003) di
dukungan teknis kepada masyarakat mengenai dalam Sutsna (2017) bahwa pemetaan partisipatif
pengisian formulir dan delineasi serta pengisian adalah suatu cara yang digunakan untuk mengenali
data atribut bidang tanah. Masyarakat diberi peta kembali kondisi ruang yang sebenarnya dari suatu
kerja analog atau peta cetak yang telah dilengkapi wilayah dan mendokumentasikan potensi sumber
plot/sketsa bidang tanah dibawa ke lapangan untuk dayanya (hal-hal yang berkaitan dengan wilayah
dilakukan survei pengukuran. Masyarakat dibimbing tersebut), yang dibuat secara bersama-sama dengan
fasilitator serta aparat desa melakukan identifikasi masyarakat.
dan deliniasi batas bidang tanah masing-masing.
Kegiatan pemetaan partisipatif banyak
C. Landasan Teori dilakukan masyarakat dengan pendampingan dari

Pembuatan peta untuk Desa.dapat dilakukan berbagai fasilitator seperti akademisi, mahasiswa,

melalui program kegiatan Pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat hingga pihak swasta.

Pemerintah Daerah dan partisipasi masyarakat. Ciri-ciri pemetaan partisipatif menurut Hidayat
Pemetaan dengan melibatkan masyarakat sebagai dkk (2005) adalah:
pelaksana kegiatan pemetaan dikenal dengan 1) Melibatkan seluruh anggota masyarakat
istilah pemetaan partisipatif (participatory mapping).
2) Masyarakat menentukan sendiri proses yang
Pengertian pemetaan partisipatif adalah pelaksanan
berlansung
kegiatan pemetaan dengan melibatkan masyarakat
3) Proses pemetaan dan peta yang dihasilkan
dengan tetap menerapkan kaidah-kaidah pemetaan
bertujuan untuk kepentingan masyarakat
dan bimbingan petugas pemetaan.
4) Sebagian besar informasi yang terdapat dalam
Pembuatan peta dengan partipasi masyarakat
peta berasal dari pengetahuan masyarakat
telah banyak dipraktikkan untuk berbagai tema
setempat
seperti tema kebencanaan, tenurial dan potensi
5) Masyarakat menetukan sendiri penggunaan
alam menjadi tema yang sering digunakan dalam
peta yang dihasilkan.

175
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 2 November 2020 172-183

Kegiatan pemetaan secara partisipatif pada hasil diskusi bersama perangkat kelurahan. Untuk
wilayah desa yang berbatasan dengan kawasan mendukung argumentasi mengenai penentuan batas
Hutan Tanaman Industri di Desa Sungai Batang, kelurahan dengan menggunanakan peta PBB, Peta
Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Desa dan dokumen batas yang pernah dikerjakan
Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, menghasilkan sebelumnya (Budisusanto et al., 2014). Sedangkan
pemahaman masyarakat mengenai gambaran Rini et al. (2015) mengemukakan pemetaan
umum dan potensi desa serta batas indikatif wilayah partisipatif telah menghasilkan peta tata batas
desa (Mayasari, 2016). Baharuddin dan Amri (2020) Kelurahan Bugis dilakukan dengan men-tracking dan
mengangkat mengenai pemetaan partisipatif di desa mencatat titik koordinat sebagai kontrol, disetiap pal
Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten batas Kelurahan Bugis dengan Kelurahan lain. Hasil
Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. Pemetaan yang di dapat melalui GPS, kemudian diolah oleh
partisipatif tersebut memiliki peran penting dalam petugas pendamping ke dalam program Microsoft
penyajian informasi mengenai ekologi mangrove Excel dan program Autodesk Map. Kolaborasi antara
sehingga dapat ditindaklanjuti dengan berbagai masyarakat dengan petugas fasilitator menghasilkan
kegiatan dalam rangka menjaga kelestarian peta batas kelurahan yang dapat diterima oleh pihak-
lingkungan. Ashari et al. (2019) mengungkapkan pihak kelurahan yang terkait.
bahwa dengan pemetaan partisipatif dapat Selanjutnya Anonim (20003) di dalam Sutisna
diketahui mengenai keberadaan tanah ulayat Suku (2017), menekankan bahwa pemetaan partisipatif
Sikumbang Datuak Sari yang memiliki luas 28,9 Ha lebih diarahkan sebagai suatu media untuk
berada pada lereng dan punggungan bukit dengan memunculkan inisiatif masyarakat memberikan
pola memanjang dari tepi hutan sampai tepi Danau peluang seluas-luasnya kepada masyarakat
Singkarak. Berdasarkan penggalian informasi tentang apa yang perlu dicatat. Selain itu pemetaan
kewilayahan diperoleh hasil mengenai pemanfaatan parsitipatif memberikan kesempatan bagi
ruang dari tanah ulayat yang terdiri dari sawah, masyarakat untuk mempelajari lebih banyak tentang
rimbo larangan, pemukiman, kebun jo ladang serta ruang kelola mereka serta memberikan kesempatan
pandam pakuburan. kepada masyarakat untuk saling belajar satu sama
Kegiatan pemetaan partisipatif di dalam lain mengenai pengelolaan informasi. Pemetaan
penentuan batas wilayah kelurahan di Kecamatan partisipatif masyarakat berbasis bidang tanah sangat
Sukolilo, Kota Surabaya menghasilkan batas wilayah penting untuk menunjang kegiatan pertanahan yang
yang jelas dan telah disepakati oleh pihak-pihak merupakan. Selain itu hasil dari pemetaan partisipatif
yang saling bersinggungan. Kegiatan yang dilakukan berbasis bidang tanah merupakan sumber informasi
dalam pemetaan partisipatif tersebut melalui yang sangat penting bagi kegiatan yang bersifat
tahapan penyiapan peta kerja atau peta dasar yang sektoral.
berasal dari citra satelit resolusi tinggi dan Peta Di dalam pemetaan partisipatif unsur partisipasi
Rupa Bumi Indonesia (Peta RBI). Dengan bantuan masyarakat memegang peran penting. Masyarakat
peta kerja dilakukan penentuan batas wilayah secara dianggap mengenal kondisi lapang sehingga
kartometrik yaitu dengan menelusuri garis batas diberikan peran dalam pengambilan data lapang.
wilayah berdasarkan posisi titik-titik koordinat yang Data yang dikumpul oleh masyarakat masih
ditentukan. Hasil dari lapangan kemudian dianalisa merupakan data yang bersifat relatif dalam hal
panjang segmen batas yang berbeda antara klasifikasi objek maupun akurasi delineasi batas
segmen batas pada peta RBI dengan segmen batas

176
Pembuatan Peta Tematik Desa Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat
Hadi Arnowo

objek peta. Untuk menjadi peta yang memenuhi menggambarkan kondisi wilayah lebih objektif dan
kriteria teknis masih perlu untuk dievaluasi. lebih akurat dalam penentuan posisi. Meskipun
model perencanaan wilayah desa lebih sederhana
II. METODE tetapi dalam pertimbangan jenis pembangunan
Karya tulis ini menggunakan metode penelitian yang akan dilaksanakan harus jelas letak geografi
kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dan kemampuan lahan. Dengan demikian hasil
dilakukan dengan studi dokumen dan selanjutnya pembangunan sesuai dengan yang dibutuhkan
dianalisis secara teoritis dan empiris. Metode oleh masyarakat serta efektif dan efisien. Pemetaan
penelitian deskriptif yang dilaksanakan adalah partisipatif yang melibatkan masyarakat sebagai
menjawab rumusan masalah dengan menjelaskan pelaku utama kegiatan akan sangat berbeda
secara teoritis dan empiris mengenai pemanfaatan dengan kegiatan pemetaan yang dilaksanakan
data spasial dari kegiatan Pendaftaran Tanah oleh petugas teknis dari institusi pemerintah atau
Sistematis Lengkap (PTSL) untuk pembuatan peta swasta. Hal tersebut karena masyarakat tidak
tematik desa yang dilakukan oleh masyarakat.. mempunyai pengalaman dalam pembuatan peta dan
Analisis secara teoritis adalah menganalisis pengetahuan teknis.
mengenai prosedur penggunaan peta bidang tanah
Pengumpulan data fisik dalam rangka
hasil PTSL untuk pembuatan peta tematik desa
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
melalui pemetaan partisipatif. Sedangkan analisis
menghasilkan peta bidang tanah. Gambar bidang
secara empiris adalah menganalisis mengenai
tanah pada peta citra hanya menunjukkan
hambatan pelaksanaan pemetaan desa dan
delineasi fisik bidang tanah. Peta citra dengan yang
pemecahan untuk mengatasi hambatan tersebut.
menyajikan bidang tanah secara fisik disebut juga
Jenis data yang dikumpulkan adalah dokumen dengan peta dasar pendaftaran tanah atau peta
berupa petunjuk teknis mengenai Pendaftaran Tanah kerja Pengumpulan data fisik di dalam kegiatan
Sistematis Lengkap (PTSL) dan pemetaan berbasis PTSL berupa pengukuran bidang tanah secara
partisipasi masyarakat serta berbagai tulisan ilmiah. kadastral dan kemudian dipetakan di atas peta kerja.
Selanjutnya berdasarkan data tersebut dilakukan Hasil pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang
analisis dengan teori dan pengalaman untuk diukur dapat saja berberda dengan gambar bidang
mendapatkan jawaban dari masalah yang diangkat. fisik tanah pada kerja. Gambar bidang hasil dari
pengukuran sudah menggambarkan batas-batas
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kepemilikan tanah dan tergolong peta tematik bidang
A. Pemanfaatan Peta Bidang Tanah tanah.
Untuk Pemetaan Partisipatif
Kegiatan pengumpulan data fisik dalam rangka
Pengesahan Undang-Undang Nomor 6 PTSL dilakukan oleh satgas fisik sebagaimana
Tahun 2014 tentang Desa membawa konsekuensi ketentuan yang berlaku. Partisipasi masyarakat
Pemerintah Desa bekerja lebih mandiri dan kreatif hanya dalam penunjukan batas yang telah dipasang
untuk membangun dan memajukan desa. Salah tanda batas sebelumnya. Sedangkan untuk
satu masukan untuk perencanaan pembangunan pengumpulan data yuridis adalah dengan membantu
dan kegiatan usaha ekonomi adalah data mengumpulkan alat bukti hak yang dimiliki oleh
spasial. Data spasial sangat penting di dalam masyarakat peserta PTSL. Sebelum dilaksanakan
penyusunan perencanaan pembangunan karena kegiatan PTSL masyarakat dapat membuat peta

177
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 2 November 2020 172-183

berbasis partisipasi masyarakat. Manfaat pembuatan untuk peta kerja dalam rangka pengambilan data
peta berbasis partisipasi masyarakat adalah dalam fisik, terlebih dahulu dilakukan validasi atas peta
rangka penyiapan peta kerja bagi petugas satgas kerja partisipatif tersebut.
fisik. Hal ini akan mempercepat pelaksanaan kegiatan Peta kerja baik yang berasal dari pemetaan
PTSL dan untuk kontrol data mengenai pemilikan partisipatif atau penyiapan peta kerja oleh Kantor
dan penguasaan atas bidang-bidang tanah. Pertanahan menjadi dasar dalam pengambilan
Secara umum kegiatan pemetaan partisipatif data fisik melalui proses pengukuran kadastral.
dalam rangka penyiapan peta kerja PTSL melalui Data bidang tanah yang terdapat dalam peta kerja
tahapan perencanaan, pengambilan data lapang, berfungsi sebagai kontrol sehingga dipastikan data
pengolahan data, penyajian peta kerja hasil objek tanah sesuai dengan subjek peserta PTSL.
partisipasi masyarakat. Pendampingan kegiatan Hasil dari pengambilan data lapang selanjutnya
pemetaan partisipatif dapat dengan ASN dari menjadi Peta Bidang Tanah yang akan digunakan
kementerian ATR/BPN atau dengan pihak ketiga. untuk pembukuan hak dan pengumuman data fisik.
Kriteria teknis peta kerja hasil pemetaan partisipatif Terkait dengan peta yang menggambarkan
sama dengan peta kerja yang disiapkan oleh Kantor bidang tanah hasil pengukuran, dapat digambarkan
Pertanahan. Oleh karena itu sebelum digunakan dalam gambar di bawah ini:

Gambar 1 : Skema Kegiatan Pemetaan Di Dalam Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

178
Pembuatan Peta Tematik Desa Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat
Hadi Arnowo

Peta bidang tanah menurut definisi di dalam tematik terkait dengan kepemilikan tanah tetapi
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala dengan fitur yang berbeda. Peta bidang tanah
Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 digunakan selanjutnya untuk pengumuman data
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap fisik yang dapat dikonsumsi oleh publik. Sedangkan
adalah gambar hasil pemetaan satu bidang tanah peta pendaftaran tanah digunakan untuk internal dan
atau lebih pada lembaran kertas dengan suatu sebagai input pembukuan hak. Karena menyangkut
skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan data kepemilikan tanah, maka peta pendaftaran
oleh pejabat yang berwenang dan digunakan untuk tanah tidak dapat dikonsumsi oleh publik.
pengumuman data fisik. Sedangkan peta pendaftaran Penggunaan peta hasil dari kegiatan
tanah adalah peta yang menggambarkan bidang atau Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap untuk
bidang-bidang tanah untuk keperluan pembukuan kegiatan pemetaan partisipatif dapat dilihat pada
tanah. Kedua jenis peta tersebut merupakan peta gambar di bawah ini:

Gambar 2 : Skema Pemanfaatan Peta Hasil Kegiatan PTSL Untuk Pemetaan Partisipatif

Berdasarkan skema di atas maka hanya B. Pelaksanaan Pemetaan


terdapat 2 jenis peta hasil PTSL yang dapat Partisipatif
digunakan untuk pemetaan partisipatif yaitu peta Prosedur pembuatan peta berbasis partisipasi
dasar/ peta kerja PTSL dan peta bidang tanah. masyarakat disesuaikan dengan tujuan atau
Peta dasar PTSL berupa peta citra baik yang jenis peta yang akan dibuat dan tingkat akurasi
berasal dari satelit penginderaan jauh maupun foto serta kedalaman data yang diinginkan. Untuk
udara. Penggunaan peta ini sebagi tempat plotting pemetaan partisipatif dalam rangka Pendaftaran
jenis data tematik yang berasal dari pengambilan Tanah Sistematis Lengkap adalah berdasarkan
data lapang maupun data sekunder. Masyarakat Petunjuk Teknis Kegiatan Pendaftaran Tanah
dengan dibantu oleh petugas teknis pendamping Sistematik Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat
akan melakukan pekerjaan pemetaan berdasarkan (PTSL+PM) Nomor 002/JUKNIS-300.UK.01.01/
kerangka peta kerja. Hasil dari pekerjaan tersebut II/2019 tanggal 1 Februari 2019. Sedangkan
adalah peta berbagai jenis tema dengan skala besar pemetaan partisipatif dengan menggunakan data
(skala detail). Sedangkan pemanfaatan peta bidang spasial hasil PTSL belum ditentukan.
tanah adalah sebagai peta kerja untuk ploting data
Secara umum pelaksanaan pemetaan
terkait dengan status tanah. Produk dari pemetaan
partisipatif melalui tahapan sebagai berikut:
partisipatif dengan di atas peta bidang tanah adalah
1) Tahapan perencanaan
peta tematik terkait status tanah.

179
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 2 November 2020 172-183

2) Tahapan pengumpulan data hasil akhir nanti merupakan peta tematik dengan
sistem TM3. Apabila hendak menampilkan peta
3) Tahapan pengolahan dan penyajian data
dengan sistem koordinat yang berbeda maka
Tahapan perencanaan merupakan persiapan
dilakukan transformasi koordinat peta sejak awal.
terknis dan administrasi sebelum berjalannya
Proses editing berupa penentuan batas desa dan
kegiatan pemetaan partisipatif. Persiapan
penambahan informasi geografis atau toponimi peta.
administrasi menyangkut pemberitahuan dan
Batas wilayah desa harus sudah jelas di atas peta
ketentuan-ketentuan dari masing-masing instansi
kerja sehingga mudah dilakukan delineasi batas
pemerintah terkait. Sedangkan masalah teknis adalah
wilayah desa. Peta kerja PTSL masih minim dengan
persiapan peralatan pemetaan untuk pengambilan
toponimi sehingga diperlukan tambahan keterangan
data di lapang, aplikasi untuk pemasukan dan
di dalam muka peta.
pengolah data serta persiapan peta kerja. Berkaitan
Untuk penggunaan peta bidang hasil PTSL
dengan penggunaan peta, maka tim teknis dari
terlebih dahulu harus dipisahkan layer informasi yang
Kantor Pertanahan terlebih dahulu harus memilah
tidak boleh terekspos. Peta bidang tanah merupakan
layer-layer yang tidak bisa diberikan dan kemudian
peta garis hasil dari digitasi dan entri data. Bagian
disetujui oleh pejabat yang berwenang. Hal tersebut
yang didigitasi adalah fitur garis seperti jalan, sungai
karena ada layer informasi tertentu yang tidak dapat
dan batas administrasi. Apabila ditampalkan (overlay)
diberikan kepada umum.
akan ada pergeseran sedikit dengan peta kerja yang
Peta kerja yang akan digunakan untuk ploting
merupakan data raster dari citra. Meskipun demikian
data tematik harus memenuhi standar teknis.
adanya perbedaan tersebut bukan merupakan
Peta kerja yang berasal dari Kantor Pertanahan
perbedaan yang menyimpang jauh.
menggunakan sistem koordinat TM3 sehingga

Gambar 3 : Alur Kegiatan Pemetaan Partisipatif

180
Pembuatan Peta Tematik Desa Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat
Hadi Arnowo

Persiapan untuk pemetaan partisipatif harus berasal dari format cetak (hardcopy) ataupun digital
melibatkan stakeholder terkait termasuk dengan menjadi bahan masukan untuk berbagai forum
pihak-pihak yang akan memberikan bimbingan teknis musyawarah atau diskusi.
atau upaya dukungan lainnya. Kantor Pertanahan Mengingat pentingnya data atau informasi
sebagai yang berperan menyediakan peta kerja spasial yang diperoleh dari pemetaan partisipatif,
berbasis bidang tanah sebagaimana disebutkan maka peta-peta yang berasal dari Pendaftaran
sebelumnya. Masyarakat berfungsi sebagai user Sistematis Lengkap (PTSL) sebaiknya dapat diolah
untuk bahan dan peralatan yang disediakan oleh menjadi peta tematik sesuai kebutuhan masyarakat
stakeholder sekaligus menjadi operator pelaksana desa. Pemetaan partisipatif tersebut secara
dalam pengambilan data. timbal balik akan menjadi informasi terbaru bagi
Pelaksanaan pengambilan data melalui jalur Kantor Pertanahan. Beberapa tema terkait dengan
atau trek yang telah ditentukan dan secara sistematis. pertanahan yang dapat dibuat secara partisipatif
Hasil pengumpulan data kemudian diplotting pada antara lain tema perubahan penggunaan tanah
media cetak yang telah disiapkan. Masyarakat akan khususnya lahan pertanian tanaman pangan, tema
memplot langsung di atas peta cetak agar lebih kebencanaan, tema potensi sumber daya alam
mudah menempatkan objek amatan. Meskipun hingga tema masalah pertanahan. Sedangkan
saat ini teknologi pemetaan sudah dapat dilakukan bagi instansi di luar Kementerian Agraria dan Tata
dengan bantuan aplikasi berbasis android, tetapi Ruang/Badan Pertanahan Nasional peta tematik
untuk penggunaan oleh masyarakat media kertas hasil partisipasi menjadi modal bagi pembangunan
lebih efektif. Penggunaan teknologi pemetaan oleh sektoral. Ini menunjukkan bahwa kegiatan PTSL
masyarakat disamping menyulitkan dalam plotting bermanfaat tidak hanya memberikan kepastian hak
data juga tidak efisien karena akan lebih banyak dan akses modal, tetapi juga produk samping (by-
waktu terbuang. Jenis data tematik dikumpulkan product) dari kegiatan PTSL dapat dimanfaatkan
dengan metodologi yang berfungsi sesuai dengan untuk masyarakat desa dan instansi pemerintah
karakteristik data. lainnya.

Data tematik yang terkumpul di atas peta


IV. KESIMPULAN
kerja kemudian diklasifikasikan sebelum diolah
Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis
menjadi peta tematik. Pekerjaan klasifikasi data
Lengkap (PTSL) memberi manfaat sangat besar
membutuhkan pengetahun tentang substansi data
berupa pemberian sertipikat hak atas tanah kepada
sehingga harus didampingi oleh petugas teknis.
masyarakat. Data spasial yang dihasilkan dari
Apabila output peta hanya sebatas pada format
kegiatan PTSL adalah Peta Bidang Tanah yang
cetak dengan plotting data manual, maka output
menggambarkan situasi umum mengenai status
tersebut dapat dijadikan sebagai bahan penyajian.
tanah. Peta bidang tanah dapat menjadi rujukan
Sedangkan untuk penyajian dalam bentuk yang
peta desa untuk pembuatan peta tematik berbasis
lebih baik yaitu dalam format digital, maka diperlukan
partisipasi masyarakat. Sedangkan peta kerja yang
pemindahan data ke dalam format digital melalui
digunakan dalam kegiatan PTSL dapat digunakan
pekerjaan digitasi atau entri data. Pekerjaan digitasi
untuk pemetaan partisipatif wilayah desa sebagai
atau entri data memerlukan pengetahuan dan
latar belakang atau orientasi wilayah desa. Peta
ketrampilan sehingga untuk pekerjaan ini dilakukan
Bidang Tanah maupun peta kerja yang digunakan
oleh petugas dari instansi teknis atau dari Kantor
untuk pemetaan tematik partisipatif masyarakat akan
Pertanahan. Data atau informasi spasial baik yang

181
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 2 November 2020 172-183

memberikan dasar yang akurat untuk merencanakan Siaran-Pers/dukung-ptsl-kementerian-


pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam atrbpn-lakukan-pendaftaran-tanah-
di wilayah desa. partisipatif-melalui-palar-75864 Diakses
tanggal 3 Oktober 2019.
Tahapan pembuatan peta tematik dengan
partisipasi masyarakat pada umumnya melalui Budisusanto, Y., Khomsin, Purwanti, R., Nurry M.F.,
tahapan perencanaan, pengumpulan data spasial A., & Widiastury, R. (2014). Pemetaan
tematik, pengolahan data dan penyajian data. Variasi Partisipatif Batas Kelurahan Di Kecamatan
mengenai metodologi pengumpulan data tergantung Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Geoid, 10
pada karakter data tematik yang akan dipetakan. (1), 87-92

Hasil dari pemetaan tematik partisipatif akan


Hidayat, R. (2005). Seri Panduan Pemetaan
bermanfaat bagi sektor pembangunan yang akan Partisipatif, Garis Pergerakan: Bandung
dikerjakan oleh instansi Pemerintah atau Pemerintah
Daerah. Berdasarkan hasil tersebut, kegiatan PTSL Mayasari, W. S. (2016). Efektifitas Pemetaan
Partisipatif Dan Studi Tenurial Untuk
tidak hanya memberikan kepastian hak dan akses
Mempertegas Aset Ruang Desa Studi
modal, tetapi juga produk samping (by-product)
Kasus: Ds. Sungai Batang-Kab. Ogan
dari kegiatan PTSL dapat dimanfaatkan untuk
Komering Ilir. Jurnal Ilmiah Geomatika, 22
masyarakat desa dan instansi pemerintah lainnya.
(1), 65-71

DAFTAR PUSTAKA Mujiati. (2015). Peta P4T Hasil Pemetaan Partisipatif


Sebagai Instrumen Identifikasi Tanah
Aditya, T. (2010). Usability in Applying Participatory
Absentee. Jurnal Bhumi, 1 (1), 59-68
Mapping for Neighborhood Infrastructure
Planning. Transactions in GIS 14 (2010), Mustofa, F. C., Aditya, T., & Sutanta, H. (2018).
119-147. Sistem Informasi Pertanahan Partisipatif
Untuk Pemetaan Bidang Tanah. Majalah
Ashari, B., Edial, H., & Febriandi. (2019). Pemetaan
Ilmiah Globe, 20 (1), 1-12
Partisipatif Pola Ruang (Studi Kasus Tanah
Ulayat Suku Sikumbang Daatuak Sari Di Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Masyarakat Hukum Adat Malalo Tigo Jurai Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
Kabupaten Tanah Datar). Jurnal Buana, 3 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
(1), 196-204. Sistematis Lengkap

Baharuddin, Amri, U. (2020). PkM, Pemetaan Petunjuk Teknis Kegiatan Pendaftaran Tanah
Partisipatif Kawasan Ekowisata Mangrove Sistematik Lengkap Berbasis Partisipasi
Di Desa Pagatan Besar Kabupaten Tanah Masyarakat (PTSL+PM) Nomor 002/
Laut Propinsi Kalimantan Selatan. Jurnal JUKNIS-300.UK.01.01/II/2019
Maritim, 1 (2), 59-67
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat, Kementerian
Rini, Derita, D., & Endayani, S. (2015). Pemetaan
Agraria dan Tata Ruang/ Badan
Tata Batas Secara Partisipatif Setelah
Pertanahan Nasional. (2018). Dukung
Pemekaran Dengan Aplikasi Sistem
PTSL, Kementerian ATR/BPN Lakukan
Informasi Geografis Di Kelurahan Bugis
Pendaftaran Tanah Partisipatif Melalui
Kecamatan Samarinda Kota. Jurnal Agrifor,
PaLaR. https://www.atrbpn.go.id/Berita/
14 (1), 95-102

182
Pembuatan Peta Tematik Desa Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat
Hadi Arnowo

Sullivan-Wiley, K.A., Gianotti, A.G.S., Connors, Berkelanjutan. Seminar Nasional Peran


J.P.C. (2019). Mapping Vulnerability: Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016:
Opportunities and Limitations of 139-148
Participatory Commnity Mapping. Applied
Yen, B.T., Son, N.H., Tung, L.T., Arnjath-Babu,
Geography, 105 (2019), 47-57.
T.S., Sebastian, L. (2019). Development
Sutisna, S. (2017). Manfaat Pemetaan Partisipatif. of Participatory Approach for Mapping
http://sahdisutisna.id/2017/03/10/manfaat- Climate Risks and Adaptive Interventions
pemetaan-partisipatif/ Diakses pada (CS-Map) in Vietnam’s Mekong River
tanggal 4 Oktober 2019. Delta. Applied Geography, 24 (2019), 59-
70
Tallo, A.J. (2016). Pemetaan Partisipatif, Solusi
Pembangunan Desa Kerengas Secara

183

Anda mungkin juga menyukai