Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REVIEW

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Oleh:

Nama : Aslinda Sinambela

Nim : 4212451006

Kelas : Pendidikan IPA 2021 A

Dosen Pengampu : Miswanto, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
“Critical Jurnal Review” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
banyak terimakasih kepada Bapak Miswanto, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing dan memberikan arahan untuk dapat
menyelesaikan Critical Jurnal Review ini.
Dan harapan saya semoga Critical Jurnal Review ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi Critical Jurnal Review agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan kemampuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam Critical Jurnal Review ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Critical Jurnal
Review ini.

Medan, November 2021

Aslinda Sinambela
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..............ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………........iii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya


CBR…………………………………………………....1
1.2 Tujuan penulisan CBR…………………………………………………………....1
1.3 Manfaat CBR……………………………………………………………………..1

BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………….………2

2.1 Jurnal Utama…………………………………………………………...…………2


2.2 Jurnal Pembanding………………………………………………………......……7

BAB III. PENUTUP……………………………………………………………..


………..14

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...14
3.2 Rekomendasi…………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………………15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR


Melakukan Critical Jurnal Review pada suatu artikel dengan membandingkan nya
dengan jurnal lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu liteatur. Dari mengkritik inilah kita jadi
mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari dua
atau lebih jurnal, selain itu menulis Critical Jurnal Review juga akan menambah wawasan
kita dalam menganalisa artikel penelitian dengan lebih baik dan cocok untuk dijadikan
referensi dalam membaca. Dengan menulis Critical Jurnal Review ini diharapkan pembaca
dapat lebih memahami materi “Perkembangan Peserta Didik”.

A. Tujuan
Critical Jurnal review ini bertujuan untuk:
1. Mengkritik sebuah jurnal
2. Mengulas isi sebuah jurnal
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal
4. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada jurnal
5. Membandingkan isi jurnal pertama dan jurnal kedua
6. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal
7. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, substansi jurnal

B. Manfaat
Manfaat critical jurnal review ini adalah:
1. Memenuhi tugas critical jurnal review mata kuliah perkembangan peserta didik
2. Menambah wawasan tentang perkembangan peserta didik
3. Meningkatkan pemahaman tentang materi perkembangan peserta didik
4. Memahami isi jurnal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jurnal Utama

1 Judul The Contribution of Social Conflict with Peers toward Self


Confidence
2 Jurnal International Journal of Research in Counseling and
Education
3 Download http://ppsfip.ppj.unp.ac.id/index.php/ijrice/index
4 Volume dan Halaman Vol. 1. No.1 Halaman 10-14
5 Tahun 2017
6 Penulis Indah Octaviyana, Firman, dan Daharnis.
7 Reviewer Aslinda Sinambela
8 Tanggal 18 November 2021
9 Abstrak Penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi
sosial menuju rasa percaya diri.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Pringsewu
Lampung, dengan sampel 280 siswa.

Assesment Data Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan


metode deskriptif yaitu dengan menggunakan propotional
stratified random sampling kuesioner dengan model skala
Likert, dengan instrumen reliabel dan data dianalisis
menggunakan regresi sederhana.

Kata Kunci Konflik Sosial, Kepercayaan Diri, Konflik Teman Sebaya,


dan Sekolah Menengah Atas.
10 Pendahuluan
Latar Belakang dan Rasa percaya diri merupakan aspek kepribadian yang
Teori berfungsi sebagai sarana untuk mengaktualisasikan potensi
diri dan sangat dibutuhkan oleh siswa untuk memperlancar
proses pembelajaran di sekolah.
 Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang tentang
segala aspek kelebihan dan keyakinan mampu mencapai
berbagai tujuan dalam hidup.
 Kepercayaan diri juga dibutuhkan untuk bersosialisasi
dengan teman sebaya. Jika memiliki kepercayaan diri
yang tinggi akan merasa optimis dalam mencapai sesuatu
seperti yang diharapkan dan sebaliknya, seseorang yang
kurang memiliki kemampuan, penilaian negatif mengenai
kemampuan akan menghambat upaya yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Remaja lebih banyak melakukan aktivitas diluar rumah
seperti kegiatan sekolah, ekstrakurikuler, dan bermain dengan
teman sebaya. Pada saat di sekolah remaja mulai belajar
mengembangkan interaksi sosial dengan belajar menerima
pandangan, nilai, dan norma sosial dan lebih banyak
melibatkan teman sebaya dibandingkan orang tua. Siswa
selalu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari teman-
temannya.
Remaja rentan terhadap munculnya berbagai konflik. Pola
kehidupan remaja yang berbeda dengan kelompok dewasa
dan kelompok anak-anak dapat menimbulkan konflik sosial.
Remaja yang mengalami konflik sosial merasa tidak percaya
diri dengan aktivitasnya.

11 Metode penelitian
Langkah Penelitian Langkah penelitian yaitu kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif, korelasional dengan mengumpulkan data dengan
alat pengumpulan menggunakan berupa angket skala likert
model. Juga melakukan pengujian hipotesis.
Hasil Penelitian 1. Data dalam penelitian ini terdiri dari variabel konflik
sosial dengan teman sebaya (X1) dan kepercayaan diri
siswa (Y).
 Konflik Sosial dengan Teman Sebaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total sampel 280
siswa, mayoritas konflik sosial dengan teman sebaya yang
berada pada kategori rendah dengan jumlah frekuensi 230
siswa atau sebesar 82,14% dan sebagian kecil konflik sosial
dengan teman sebaya dalam kategori sedang dengan jumlah
frekuensi 33 siswa atau sebesar 11,79% dan jumlah frekuensi
yang sangat rendah yaitu 17 siswa atau sebesar 6,07%.
 Percaya diri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total sampel 280
siswa, sebagian besar siswa memiliki rasa percaya diri yang
tinggi dengan jumlah frekuensi 224 siswa atau sebesar 80%
dan sebagian lainnya memiliki tingkat kepercayaan diri yang
sangat tinggi. Rasa percaya diri yang tinggi dengan jumlah
frekuensi 6 siswa atau sebesar 2,14% dan menjadi jumlah
frekuensi 50 siswa atau sebesar 17,86%.
2. Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi
normal. Selanjutnya, tes hasil diketahui data dinyatakan
linieritas linier. Kemudian, hasil tes tidak terjadi
multikolinieritas menunjukkan multikolinieritas.
3. Hasil analisis kontribusi konflik sosial dengan teman
sebaya terhadap kepercayaan diri siswa menunjukkan
bahwa nilai R sebesar 0,278 menunjukkan koefisien
regresi antara konflik sosial dengan teman sebaya
terhadap kepercayaan diri siswa, dengan tingkat
signifikansi 0,000. R Square (R2) dari 0,077, ini berarti
konflik sosial dengan teman sebaya menyumbang 7,7%
dari kepercayaan diri siswa, sedangkan sisanya 92,3%
dijelaskan oleh variabel lain.
Diskusi Penelitian 1. Konflik Sosial dengan Teman Sebaya
Berdasarkan hasil data secara keseluruhan siswa mampu
menjalin hubungan sosial sehingga konflik sosial yang
dialami siswa dengan teman sebaya di sekolah tergolong
rendah. Oleh karena itu, perlu mengurangi dan
menghilangkan konflik sosial yang terjadi disekolah,
mengingat hubungan sosial yang terus berkembang oleh
remaja, semakin banyak remaja berurusan dengan pebedaan
pola, individunya, cara pandangnya, perilakunya, minatnya,
dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan konflik dengan
teman sebaya (Pohan, 2015; Wartini, S., 2016; Santosa, E., &
Budiati, L., 2014; Royani, A., 2016). Hidup penuh dengan
ketegangan dan konflik akan membuat remaja merasa percaya
diri dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga remaja
tidak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Remaja yang gagal dalam menyikapi masalah sering kurang
percaya diri, prestasi sekolah menurun, hubungan dengan
teman menjadi kurang baik serta berbagai masalah dan
konflik lainnya (Puspita, 2014; Santoso, A. D., 2015;
Sudjiwanati, S., 2017).

2. Kepercayaan Diri Siswa


Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa
memiliki rasa percaya diri yang baik. Rasa percaya diri siswa
dalam kategori yang lebih tinggi perlu dipertahankan dan
lebih ditingkatkan, mengingat kepercayaan diri sikap positif
individu yang memungkinkannya mengembangkan penilaian
positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan/situasi yang dihadapinya (Fatimah, E., 2010;
Weni, A., 2015; Haeruman, L. D., Rahayu, W., & Ambarwati,
L., 2017).

3. Kontribusi Konflik Sosial dengan Teman Sebaya terhadap


Kepercayaan Diri Siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik sosial dengan
teman sebaya memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kepercayaan diri siswa. Artinya, sosial yang rendah
konflik dengan teman sebaya berkontribusi pada kepercayaan
diri siswa selain dipengaruhi oleh faktor eksternal, juga
dipengaruhi oleh faktor internal, faktor internal mungkin dari
faktor konsep diri, kondisi fisik, dan harga diri. Faktor lain
yang dapat menyebabkan kurang percaya diri adalah adanya
media massa seperti TV, radio, media cetak, internet bahkan
terkadang memberikan informasi yang tidak relevan
(Iswindharmajaya, J., 2014; Amin, O.L.G., 2015; Ainina,
I.A.,

2014). Konflik sosial dengan teman sebaya rendah,


berkontribusi tinggi kepercayaan diri para siswa. Begitu juga
konflik sosial dengan teman sebaya yang semakin tinggi
mengakibatkan rendahnya rasa percaya diri siswa.
Daftar Pusaka Octaviyana Indah, Firman, Daharnis. (2017). The
Contribution of Social Conflict with Peers toward Self
Confidence. International Journal of Research in Counseling
and Education, Vol.1(1), 10-14.
12 Analisis Jurnal
Kekuatan Penelitian 1. Abstrak pada jurnal sangat lengkap dan mencakup
keseluruhan isi jurnal.
2. Format isi jurnal sangat lengkap mulai dari abstark, tujuan
penelitian, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan
juga penutupan yaitu berupa kesimpulan
3. Tata letak isi sangat tertata rapi dan terpoint-point sesuai
sub judul materi.
4. Memaparkan materi dengan sangat singkat, lengkap, jelas,
dan dapat mudah dimengerti.
5. Terdapat catatan kaki pada setiap sebuah kutipan-kutipan
yang menambah nilai kepercayaan dari isi kajian materi.
Kelemahan Penelitian 1. Dari segi ukuran font pada jurnal ini sangat kecil, spasi
terlalu rapat, dan membuat sulit untuk membaca.
2. Banyaknya kutipan-kutipan dari literatur lain yang
membuat hasil rekayasa pikiran penulis sangat kurang.
13 Kesimpulan Rata-rata konflik sosial teman sebaya yang berada pada
kategori rendah dan rasa percaya diri siswa pada kategori
tinggi, serta konflik sosial dengan teman sebaya memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kepercayaan diri dari
siswa. Artinya, jika konflik sosial dengan teman sebaya yang
dialami siswa tinggi, maka siswa tersebut kepercayaan diri
akan rendah, atau sebaliknya ketika konflik sosial dengan
teman sebaya yang dialami siswa rendah, maka rasa percaya
diri siswa akan semakin tinggi.
14 Saran Untuk kedepannya kelemahan-kelemahan atau kekurangan
setiap jurnal ini perlu dipertimbangkan kembali guna
memperbaiki untuk lebih baik lagi dalam penelitian
berikutnya dan para pembaca dapat menggunakan jurnal
penelitian ini sebagai refrensi dalam penelitian-penelitian
ataupun untuk kegunaan lainnya.
15 Referensi Dewi Saka dan Arjanggi Ruseno. (2019). Hubungan antara
Dukungan Sosial Teman Sebaya dan dan Kepercayaan Diri
Akademik dengan Regulasi Diri dalam Belajar Pada
Mahasiswa di Universitas X. Jurnal Unnissula, Vol.14(1),
Hal: 84-93.
Octaviyana Indah, Firman, Daharnis. (2017). The
Contribution of Social Conflict with Peers toward Self
Confidence. International Journal of Research in Counseling
and Education, Vol.1(1), 10-14.

2.2 Jurnal Pembanding

1 Judul Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar:Masalah dan


Perkembangannya
2 Jurnal Journal Multidisciplinary Studies
3 Download https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Permasalahan+peserta+didik+dibid
ang+emosi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D5dJqdBRJ_7AJ
4 Volume dan Halaman Vol. 1, No.2. Halaman: 185-195
5 Tahun 2017
6 Penulis Umi Latifa
7 Reviewer Aslinda Sinambela
8 Tanggal 18 November 2021
9 Abstrak Penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 7 aspek
perkembangan pada anak sekolah dasar.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah 8Orang Siswa MI 2
Darrussalam
Assesment Data Menggunakan metode kualitatif deskriptif, data diperoleh
dengan wawancara terhadap 8 siswa kelas 6 MI 2 Darussalam
Kata Kunci Developmental Aspect,Elementary School,Problems
1 Pendahuluan
0
Latar Belakang dan Menurut Santrock (1996) dalam bukunya Retno Pangestuti,
Teori perkembangan merupakan bagian dari perubahan yang
dimulai dari masa konsepsi dan berlanjut sepanjang rentang
kehidupannya. Bersifat kompleks karena melibatkan banyak
proses seperti biologis, kognitif, dan sosioemosional. F.J
Monks, dkk (2001) menambahkan pengertian perkembangan
merujuk pada proses menuju kesempurnaan yang tidak dapat
diulang kembali berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan
belajar. Dalam kacamata psikologi, perkembangan dapat
diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif
individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa
konsepsi, bayi, kanak-kanak, masa remaja, sampai dengan
dewasa. Dalam kamus Psikologi, Chaplin (2002) menjabarkan
perkembangan sebagai perubahan yang terjadi pada organism
dari lahir sampai mati, adanya pertumbuhan dan perubahan
integrasi jasmani ke dalam fungsional dan munculnya
kedewasaan. Ada beberapa alasan mengapa guru atau
mahasiswa calon guru perlu memahami perkembangan
peserta didik. Alasan-alasan itu sebagai berikut, mempelajari
dan memahami aspek perkembangan peserta didik adalah
salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru,
melalui pemahaman tentang aspek-aspek perkembangan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta
didik, dapat diantisipasi tentang berbagai upaya memfasilitasi
perkembangan tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Disamping itu, dapat diantisipasi juga
tentang upaya untuk mencegah berbagai kendala atau masalah
yang mungkin akan menghambat perkembangan anak
khususnya anak sekolah dasar. Semua orang memiliki aspek
perkembangan yang jumlahnya sama tetapi memiliki
kemampuan pengembangan aspek perkembangan yang
berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing begitupun anak sekolah dasar.
Ada yang unggul dalam hal akademik tetapi rendah dalam hal
nonakademik, ada yg unggul aspek kognitifnya tetapi rendah
dalam aspek sosial begitupun sebaliknya. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor gen dan faktor
lingkungan.

1 Metode penelitian
1
Langkah Penelitian Menggunakan metode penulisan kualitatif deskriptif dengan
mengumpulkan data melalui wawancara dilakukan di MI 2
Darussalam.Wawancara dilakukan di kelas 6 MI Pada 20
Maret 2016, yang dibagi menjadi 3 kelompok menurut
peringkat di kelas.
Hasil Penelitian Aspek Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan
kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupnnya,
mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak,
masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat
diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progesif, dan
berkesinambungan (Syamsu, 2012). Perkembangan individu
merupakan integrasi dari beberapa proses, yakni biologis,
kognitif, dan sosio-emosional. Ketiga proses ini saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Dengan demikian,
obyek psikologi perkembangan adalah proses perubahan yang
terjadi dalam diri individu meliputi beberapa aspek sebagai
implikasinya, yakni: Aspek perkembangan pertama yakni,
Aspek fisik dan motorik, berkaitan dengan perkembangan
fisik dan motorik, Kuhlen dan Thompson menyatakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi empat aspek (Hurlock
dalam Retno, 1995), yakni: pertama, struktur fisik, yang
meliputi tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh.
Kedua, sistem syaraf yang mempengaruhi perkembangan
aspek lainnya, yakni intelektual dan emosi. Ketiga, Kekuatan
otot, yan akan mempengaruhi perkembangan motorik,
Keempat, kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya
pola-pola perilaku baru. Aspek perkembangan ini sangat
mempengaruhi seluruh aspek perkembangan lainnya, sebagai
contoh, struktur fisik yang kurang normal (terlalu
pendek/tinggi, terlalu kurus atau obesitas) akan berpengaruh
terhadap kepercayaan diri seseorang. Faktor kepercyaan ini
berkaitan dengan aspek perkembangan emosi, kepribadian,
dan sosial. Aspek perkembangan kedua yakni, aspek kognitif
atau intelektual, perkembangan kognitif berkaitan dengan
potensi intelektual yang dimiliki individu, yakni kemampuan
untuk berfikir dan memecahkan masalah. Aspek kognitif juga
dipengaruhi oleh perkembangan sel-sel syaraf pusat di otak.
Penelitian mengenai fungsi otak (Woolfolk, 1995) dapat
dibedakan berdasarkan ke-dua belahan otak, yakni otak kiri
dan otak kanan. Otak kiri berkaitan erat dengan kemampuan
berfikir rasional, ilmiah, logis, kritis, analitis, dan konvergen
(memusat). Dengan demikian kegiatan yang banyak
melibatkan fungsi otak kiri adalah membaca, berhitung,
belajar bahasa dan melakukan penelitian ilmiah. Sedangkan
otak kanan berkaitan erat dengan kemampuan berfikir intuitif,
imajinatif, holistik dan divergen (menyebar). Kegiatan yang
dominan menggunakan otak kanan diantaranya adalah
melukis, bermain music, kerajinan tangan. Ahli psikologi
yang memberikan kontribusi teori penting mengenai
perkembangan kognitif adalah Jean Piaget (1952).
Menurutnya, tahap perkembangan kognitif menurut periode
usia adalah adalah sebagai berikut: sensori-motori, usia 0-2
tahun, ra-operational, usia 2-7 tahun, operational konkrit, usia
7-12 tahun, dan operational formal, usia diatas 12 tahun.
Selain berhubungan erat dengan aspek perkembangan fisik
dan motorik, perkembangan kognitif juga dipengaruhi dan
memengaruhi aspek perkembangan lainnya, seperti moral, dan
penghayatan agama, aspek bahasa, sosial, emosional. Sebagai
contoh, peserta didik yang memiliki perkembangan kognitif
yang baik, diharapkan mampu memahami nilai dan aturan
sosial,memiliki penalaran moral yang baik dan mampu
menggunakan bahasa secara tepat dan efesien.

Aspek Yang Mempengaruhi Perkembangan

Pertama, faktor genetik/hereditas merupakan faktor internal


yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
individu. Hereditas sendiri dapat diartikan sebagai totalitas
karakteristik individu yang diwariskan orang tua. Sejalan
dengan itu, faktor genetik dapat diartikan sebagai segala
poteensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu
sejak masa prakelahiran sebagai pewarisan dari pihak orang
tua melalui gen-gen (Yusuf, 2011). Dari definisi tersebut,
yang perlu digaris bawahi adalah faktor ini bersifat potensial,
pewarisan/bawaan dan alamiah (nature).Kedua, faktor
lingkungan (nurture), lingkungan merupakan faktor eksternal
yang turut membentuk dan mempengaruhi perkembangan
individu (Retno, 2013). Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa faktor genetik bersifat potensial dan
lingkungan yang akan menjadikannya aktual. Ada beberapa
faktor lingkungan yang sangat menonjol yakni dalam
lingkungan keluarga. Menurut Yusuf (2011) alasan tentang
pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak,
adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama

yang menjadi pusat identifikasi anak; (b) keluarga merupakan


lingkunganpertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan
kepada anak; (c) orang tua dan anggota keluarga merupakan
“significant people” bagi perkembangan kepribadian anak; (d)
keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar
insani (manusiawi), baik yang bersifat fiktif biologis, maupun
sosio-psikologis; dan (e) anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga

Diskusi Penelitian Analisis Perkembangan pada Tujuh Aspek Perkembangan

Dari penulisan yang penulis lakukan dengan metode observasi


lapangan, Penulis melakukan observasi di MI 2 Darussalam
pada tanggal 20 Maret 2016. Observasi dilakukan di kelas 6
MI, yang dibagi menjadi 3 kelompok menurut peringkat di
kelas. Peringkat 1, 2, 3 yaitu; Sulton, Annisa, Danu, Peringkat
4,5 yaitu: Gery, Ihsan, sedangkan peringkat 6,7,8 yaitu:
Nabila, Adit, Tika. Tiaptiap kelompok tersebut diwawancara
menurut kelompok-kelompoknya. Semua kelompok
diwawancarai dengan pertanyaan yang sama, tetapi mereka
menjawab dengan jawaban mereka sendiri-sendiri, dengan
jawaban yang berbeda-beda. Dari wawancara tersebut,
kemudian akan dianalisis aspek perkembangan dari siswa
tersebut, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan dan permasalahan perkembangan. Aspek yang
dianalisis meliputi aspek fisik, kognitif, sosial emosional,
moral, agama, seni, dan bahasa.Dilihat aspek fisik, semua
siswa sehat jasmani dan rohani. Tika secara fisik besar tinggi,
tapi tidak sebanding dengan perkembangan kognitifnya. Dia
terkesan lambat dalam perkembangan kognitifnya. Sedangkan
Sulton secara fisik sedang tetapi dia memiliki kelebihan dalam
aspek kognitifnya. Pada aspek kognitif, dari ke 8 siswa, ada 1
siswi, yaitu Tika, dia hanya pintar pada satu mata pelajaran
bahasa Inggris, tetapi dalam menjawab suatu pertanyaan, dia
butuh waktu lama berpikir. Aspek sosial emosial, Sulton, yang
mendapat peringkat pertama, memiliki sifat yang pendiam,
pintar, tanggap. Sedangkan Nabila, yang mendapat peringkat
keenam, memiliki sifat cerewet, mudah gaul, ramah,
cenderung emosional. Jadi orang yang pintar akademiknya
belum tentu sikap sosialnya
baik, sedangkan sebaliknya orang yang kurang pintar justru
sosialnya baikPada aspek moral, sopan santun semua siswa
baik, tidak melebihi batas kewajaran anak-anak seusianya.
Sedangkan pada aspek agama, 50% dari jumlah semua siswa,
mengaku sholatnya rajin, tepat waktu. Sisanya mengaku
bahwa sholatnya masih belum rajin dan tidak tepat
waktu.Pada aspek kepribadian seni, siswa yang kognitifnya
biasa-biasa saja, tidak pandai, kurang mempunyai kelebihan di
bidang akademik, tetapi mempunyai kelebihan di bidang
nonakademik, seperti di bidang seni. Gery yang mendapat
peringkat keempat, mendapat juara 3 lomba kaligrafi tingkat
MI se- Kab Sukoharjo. Sementara itu, Ihsan yang mendapat
peringkat kelima, mendapat juara 2 lomba voli dan juara 3
lomba tenis meja. Sementara itu, Sulton yang pandai dan
pintar dalam kognitif dan akademik, dalam aspek seninya
kurang berkembang. Pada aspek bahasa, semua siswa kelas 6
MI 2 Darussalam menggunakan bahasa yang baik, terbukti
dengan semua siswa kelas VI MI 2 Darussalam tidak ada yang
tuna wicara. Selain itu, mereka juga sopan dalam
berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, dengan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang
baik.Wawancara juga dilakukan kepada semua siswa perihal
kegiatannya di rumah, seperti jadwal belajar di rumah dan
kegiatan kesehariannya. Empat orang siswa yang
diwawancarai menjawab kalau belajar masih disuruh
orangtuannya, sedangkan yang empat lainnya menjawab
bahwa mereka belajar karena kesadarannya sendiri tanpa
disuruh orangtuannya. Dan dalam belajar ada yang ditemani
orangtuannya dan ada yang tidak ditemani orangtuannya,
seperti Tika dalam belajar dia tidak ditemani orangtuannya,
karena orang tuannya bekerja. Selain melakukan wawancara
kepada siswa, wawancara juga dilakukan kepada guru dan
kepala sekolah. Guru dan kepala sekolah memberi tanggapan
perihal siswi yang bernama Tika. Tika dalam hal fisik postur
tubuhnya tinggi, besar, seperti orang dewasa, tetapi dalam
berfikir atau diajak berbicara dia memberikan respons yang
lambat. Tika sangat memiliki kemampuan yang sangat baik
dalam mata pelajaran bahasa Inggris.

Daftar Pusaka Umi Latila.(2017).Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah


Dasar: Masalah dan Perkembangannya. Journal Of
Multidisciplinary Studies, Vol.1(2).185-195
1 Analisis Jurnal
2
Kekuatan Penelitian 1. Isi pada abstark sudah cukup lengkap
2. Format jurnal lengkap dari abstrak, pendahuluan, metode
penelitian, hipotesis, hasil dan pembahasan, sampai
dengan penutupan yaitu kesimpulan.
3. Untuk dari segi isi kajian pustaka sangat lengkap,
menjelaskan dengan detail.
4. Menyajikan data hasil peneletian yang lengkap dan jelas
disusun dalam tabel.
Kelemahan Penelitian 1. Terdapat kata yang asing untuk orang awam
2. Tidak ada saran pada jurnal
1 Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
3 karakteristik perkembangan seseorang berbeda-beda,
tergantung faktor yang mempengaruhi perkembangan
seseorang. Karakteristik perkembangan anak usia sekolah
berbeda dengan karakteristik perkembangan remaja dan
karakteristik perkembangan masa dewasa. Karakteristik
perkembangan anak usia sekolah meliputi perkembangan fisik
motorik, perkembangan intelektual, perkembangan bahasa,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, dan
perkembangan kesadaran beragama. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan yang akan menimbulkan
masalah dalam perkembangan. Faktor tersebut meliputi faktor
genetika dan faktor lingkungan. Dasam proses perkembangan
ketujuh aspek tersebut, terkadang menimbulkan masalah,
Masalah–masalah tersebut bisa diperbaiki dengan dukungan
dari orangorang terdekatnya, terutama keluarga. Setiap orang
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga
seorang anak tidak boleh dipaksakan untuk menguasai seluruh
aspek perkembangan

1 Saran Untuk kedepannya kelemahan-kelemahan atau kekurangan


4 setiap jurnal ini seperti memberikan defenisi pada kalimat
asing dengan kalimat yang dapat mudah dipahami,
mepervesar font dan spasi agar dalam membaca jurnal
tersebut dapat dengan nyaman. Hal-hal seperti itu perlu
dipertimbangkan kembali guna memperbaiki untuk lebih baik
lagi dalam penelitian berikutnya dan para pembaca dapat
menggunakan jurnal penelitian ini sebagai refrensi dalam
penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya.
1 Referensi https://scholar.google.com/scholar?
5 hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Permasalahan+peserta+didik+dibid
ang+emosi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D5dJqdBRJ_7AJ

BAB III
PENUTUPAN

3.1 Keismpulan
Setelah menganalisa secara keseluruhan kedua jurnal, menurut penulis kedua jurnal
penelitian ini secara sistematika sudah cukup bagus karena format penulisan kedua jurnal
telah mengikuti aturan penulisan yang benar serta memberikan deskripsi yang detail dan
mendalam tentang kasus karena itu merupakan sebuah keharusan bagi penelitian
kuantitatif. Isi jurnal dengan judul penelitian sudah sangat berhubungan dan tidak ada
materi yang jauh diluar hal yang di teliti. Kedua jurnal dengan judul berbeda ini juga cukup
bagus dan sangat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi atau acuan bagi seorang guru
ataupun mahasiswa calon guru.

3.2 Saran
Saran saya untuk penulis, kedepannya penelitian selanjutnya agar memperbaiki
kekurangan pada penelitian ini, serta memperhatikan penulisan sepeti menggunakan
kalimat yang dapat mudah dimengerti dan lebih menarik untuk dibaca.
DAFTAR PUSTAKA

Octaviyana Indah, Firman, Daharnis. (2017). The Contribution of Social Conflict with
Peers toward Self Confidence. International Journal of Research in Counseling and
Education, Vol.1(1), 10-14.

Umi Latila.(2017).Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan


Perkembangan nya. Journal Of Multidisciplinary Studies, Vol 1(2),185-195

Anda mungkin juga menyukai