CJR PPD - Aslinda Sinambela - PIPA-21-A
CJR PPD - Aslinda Sinambela - PIPA-21-A
Oleh:
Nim : 4212451006
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
“Critical Jurnal Review” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
banyak terimakasih kepada Bapak Miswanto, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing dan memberikan arahan untuk dapat
menyelesaikan Critical Jurnal Review ini.
Dan harapan saya semoga Critical Jurnal Review ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi Critical Jurnal Review agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan kemampuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam Critical Jurnal Review ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Critical Jurnal
Review ini.
Aslinda Sinambela
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..............ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………........iii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...14
3.2 Rekomendasi…………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………………15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Critical Jurnal review ini bertujuan untuk:
1. Mengkritik sebuah jurnal
2. Mengulas isi sebuah jurnal
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal
4. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada jurnal
5. Membandingkan isi jurnal pertama dan jurnal kedua
6. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal
7. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, substansi jurnal
B. Manfaat
Manfaat critical jurnal review ini adalah:
1. Memenuhi tugas critical jurnal review mata kuliah perkembangan peserta didik
2. Menambah wawasan tentang perkembangan peserta didik
3. Meningkatkan pemahaman tentang materi perkembangan peserta didik
4. Memahami isi jurnal
BAB II
PEMBAHASAN
11 Metode penelitian
Langkah Penelitian Langkah penelitian yaitu kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif, korelasional dengan mengumpulkan data dengan
alat pengumpulan menggunakan berupa angket skala likert
model. Juga melakukan pengujian hipotesis.
Hasil Penelitian 1. Data dalam penelitian ini terdiri dari variabel konflik
sosial dengan teman sebaya (X1) dan kepercayaan diri
siswa (Y).
Konflik Sosial dengan Teman Sebaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total sampel 280
siswa, mayoritas konflik sosial dengan teman sebaya yang
berada pada kategori rendah dengan jumlah frekuensi 230
siswa atau sebesar 82,14% dan sebagian kecil konflik sosial
dengan teman sebaya dalam kategori sedang dengan jumlah
frekuensi 33 siswa atau sebesar 11,79% dan jumlah frekuensi
yang sangat rendah yaitu 17 siswa atau sebesar 6,07%.
Percaya diri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total sampel 280
siswa, sebagian besar siswa memiliki rasa percaya diri yang
tinggi dengan jumlah frekuensi 224 siswa atau sebesar 80%
dan sebagian lainnya memiliki tingkat kepercayaan diri yang
sangat tinggi. Rasa percaya diri yang tinggi dengan jumlah
frekuensi 6 siswa atau sebesar 2,14% dan menjadi jumlah
frekuensi 50 siswa atau sebesar 17,86%.
2. Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi
normal. Selanjutnya, tes hasil diketahui data dinyatakan
linieritas linier. Kemudian, hasil tes tidak terjadi
multikolinieritas menunjukkan multikolinieritas.
3. Hasil analisis kontribusi konflik sosial dengan teman
sebaya terhadap kepercayaan diri siswa menunjukkan
bahwa nilai R sebesar 0,278 menunjukkan koefisien
regresi antara konflik sosial dengan teman sebaya
terhadap kepercayaan diri siswa, dengan tingkat
signifikansi 0,000. R Square (R2) dari 0,077, ini berarti
konflik sosial dengan teman sebaya menyumbang 7,7%
dari kepercayaan diri siswa, sedangkan sisanya 92,3%
dijelaskan oleh variabel lain.
Diskusi Penelitian 1. Konflik Sosial dengan Teman Sebaya
Berdasarkan hasil data secara keseluruhan siswa mampu
menjalin hubungan sosial sehingga konflik sosial yang
dialami siswa dengan teman sebaya di sekolah tergolong
rendah. Oleh karena itu, perlu mengurangi dan
menghilangkan konflik sosial yang terjadi disekolah,
mengingat hubungan sosial yang terus berkembang oleh
remaja, semakin banyak remaja berurusan dengan pebedaan
pola, individunya, cara pandangnya, perilakunya, minatnya,
dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan konflik dengan
teman sebaya (Pohan, 2015; Wartini, S., 2016; Santosa, E., &
Budiati, L., 2014; Royani, A., 2016). Hidup penuh dengan
ketegangan dan konflik akan membuat remaja merasa percaya
diri dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga remaja
tidak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Remaja yang gagal dalam menyikapi masalah sering kurang
percaya diri, prestasi sekolah menurun, hubungan dengan
teman menjadi kurang baik serta berbagai masalah dan
konflik lainnya (Puspita, 2014; Santoso, A. D., 2015;
Sudjiwanati, S., 2017).
1 Metode penelitian
1
Langkah Penelitian Menggunakan metode penulisan kualitatif deskriptif dengan
mengumpulkan data melalui wawancara dilakukan di MI 2
Darussalam.Wawancara dilakukan di kelas 6 MI Pada 20
Maret 2016, yang dibagi menjadi 3 kelompok menurut
peringkat di kelas.
Hasil Penelitian Aspek Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan
kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupnnya,
mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak,
masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat
diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progesif, dan
berkesinambungan (Syamsu, 2012). Perkembangan individu
merupakan integrasi dari beberapa proses, yakni biologis,
kognitif, dan sosio-emosional. Ketiga proses ini saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Dengan demikian,
obyek psikologi perkembangan adalah proses perubahan yang
terjadi dalam diri individu meliputi beberapa aspek sebagai
implikasinya, yakni: Aspek perkembangan pertama yakni,
Aspek fisik dan motorik, berkaitan dengan perkembangan
fisik dan motorik, Kuhlen dan Thompson menyatakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi empat aspek (Hurlock
dalam Retno, 1995), yakni: pertama, struktur fisik, yang
meliputi tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh.
Kedua, sistem syaraf yang mempengaruhi perkembangan
aspek lainnya, yakni intelektual dan emosi. Ketiga, Kekuatan
otot, yan akan mempengaruhi perkembangan motorik,
Keempat, kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya
pola-pola perilaku baru. Aspek perkembangan ini sangat
mempengaruhi seluruh aspek perkembangan lainnya, sebagai
contoh, struktur fisik yang kurang normal (terlalu
pendek/tinggi, terlalu kurus atau obesitas) akan berpengaruh
terhadap kepercayaan diri seseorang. Faktor kepercyaan ini
berkaitan dengan aspek perkembangan emosi, kepribadian,
dan sosial. Aspek perkembangan kedua yakni, aspek kognitif
atau intelektual, perkembangan kognitif berkaitan dengan
potensi intelektual yang dimiliki individu, yakni kemampuan
untuk berfikir dan memecahkan masalah. Aspek kognitif juga
dipengaruhi oleh perkembangan sel-sel syaraf pusat di otak.
Penelitian mengenai fungsi otak (Woolfolk, 1995) dapat
dibedakan berdasarkan ke-dua belahan otak, yakni otak kiri
dan otak kanan. Otak kiri berkaitan erat dengan kemampuan
berfikir rasional, ilmiah, logis, kritis, analitis, dan konvergen
(memusat). Dengan demikian kegiatan yang banyak
melibatkan fungsi otak kiri adalah membaca, berhitung,
belajar bahasa dan melakukan penelitian ilmiah. Sedangkan
otak kanan berkaitan erat dengan kemampuan berfikir intuitif,
imajinatif, holistik dan divergen (menyebar). Kegiatan yang
dominan menggunakan otak kanan diantaranya adalah
melukis, bermain music, kerajinan tangan. Ahli psikologi
yang memberikan kontribusi teori penting mengenai
perkembangan kognitif adalah Jean Piaget (1952).
Menurutnya, tahap perkembangan kognitif menurut periode
usia adalah adalah sebagai berikut: sensori-motori, usia 0-2
tahun, ra-operational, usia 2-7 tahun, operational konkrit, usia
7-12 tahun, dan operational formal, usia diatas 12 tahun.
Selain berhubungan erat dengan aspek perkembangan fisik
dan motorik, perkembangan kognitif juga dipengaruhi dan
memengaruhi aspek perkembangan lainnya, seperti moral, dan
penghayatan agama, aspek bahasa, sosial, emosional. Sebagai
contoh, peserta didik yang memiliki perkembangan kognitif
yang baik, diharapkan mampu memahami nilai dan aturan
sosial,memiliki penalaran moral yang baik dan mampu
menggunakan bahasa secara tepat dan efesien.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Keismpulan
Setelah menganalisa secara keseluruhan kedua jurnal, menurut penulis kedua jurnal
penelitian ini secara sistematika sudah cukup bagus karena format penulisan kedua jurnal
telah mengikuti aturan penulisan yang benar serta memberikan deskripsi yang detail dan
mendalam tentang kasus karena itu merupakan sebuah keharusan bagi penelitian
kuantitatif. Isi jurnal dengan judul penelitian sudah sangat berhubungan dan tidak ada
materi yang jauh diluar hal yang di teliti. Kedua jurnal dengan judul berbeda ini juga cukup
bagus dan sangat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi atau acuan bagi seorang guru
ataupun mahasiswa calon guru.
3.2 Saran
Saran saya untuk penulis, kedepannya penelitian selanjutnya agar memperbaiki
kekurangan pada penelitian ini, serta memperhatikan penulisan sepeti menggunakan
kalimat yang dapat mudah dimengerti dan lebih menarik untuk dibaca.
DAFTAR PUSTAKA
Octaviyana Indah, Firman, Daharnis. (2017). The Contribution of Social Conflict with
Peers toward Self Confidence. International Journal of Research in Counseling and
Education, Vol.1(1), 10-14.