Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Islam telah mengajarkan kepada kita agar berbakti kepada orang tua, mengingat banyak
dan besarnya pengorbanan serta kebaikan orang tua terhadap anak, yaitu memelihara dan
mendidik kita dejak kecil tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak
mengharapkan balasan sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan
tetapi orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu seorang anak memiliki
macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya menempati urutan kedua setelah Allah Swt, dan
kita juga dilarang durhaka kepada orang tua. Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan
tentang birrul walidain dan ‘uququl walidain.
Seperti yang  kita tahu bahwa ridla Allah tergantung ridla kedua orang tua, Allah akan
meridlai setiap perbuatan yang kita lakukan dengan syarat kedua orang tua sudah meridlainya
terlebih dahulu. Oleh karena itu, patut bagi seorang anak menghormati dan taat kepada kedua
orang tuanya. Namun, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Yaitu  seorang anak
berlaku duhaka kepada orang tuanya (uququl walidain), misalnya dengan memaki atau menyakiti
keduanya sehingga membuat mereka terluka.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian Birrul Walidain (Berbakti Kepada kedua Orang Tua)?


2.      Bagaimana Ayat tentang Birrul Walidain?
3.      Bagaimana Hadits tentang Birrul Walidain?
4.      Bagimana Kedudukan Birrul Walidain ?
5.      Bagaimana Bentuk-bentuk Birrul Walidain ?
6.      Bagaimana cara berbakti kepada orang tua?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Birrul Walidain


Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain. Birru atau al-birruartinya
kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. Jadi, Birrul Walidain adalah
berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.
Birrul Walidain (Arab: ‫ )بر الوالدين‬adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada
tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua
ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya
adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah
tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah. Birrul walidain merupakan
bentuk silaturahim yang paling utama.
Dalam Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi ada
akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang lebih tua
usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda, seorang ulama dalam bukunya juga
menjelaskan hal yang serupa. Dalam segala kegiatan umat Islam diharuskan untuk mendahulukan
orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan ini berdasarkan perintah
 
dari Malaikat Jibril, karena dikatakan bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk salah
satu mengagungkan Allah.
B.    1. Ayat-ayat tentang Birrul Walidain
Q.S. An Nisa ayat 36
‫ار ذِي ۡٱلقُ ۡر َب ٰى‬ ۡ ۡ ٰ ۡ ۡ ۡ ٗ
ِ ‫ِين َوٱل َج‬ ِ ‫ٱع ُب ُدو ْا ٱهَّلل َ َواَل ُت ۡش ِر ُكو ْا ِبهِۦ َش ۡي‍ٔ ۖا َو ِبٱل ٰ َولِ د َۡي ِن إِ ۡح ٰ َس ٗنا َو ِب ذِي ٱلقُ ۡر َب ٰى َوٱل َي َت َم ٰى َوٱل َم ٰ َس ك‬
ۡ ‫۞و‬َ
ُ َ ‫اٗل‬
 ‫ان مُختا فخورً ا‬ َ ۡ َ ‫اَل‬ ‫هَّلل‬ ۗ ُ ُ ٰ
َ ‫يل َو َما َملكت أي َمنك ۡم إِنَّ ٱ َ ُيحِبُّ َمن ك‬ ۡ َ ۡ َ َ ِ ‫ب َوٱب ِن ٱلس َِّب‬ ۡ ۢ ۡ
ِ ‫ب ِبٱل َجن‬ ِ ‫ب َوٱلصَّا ِح‬ ُ
ِ ‫ار ٱل ُجن‬ۡ ۡ
ِ ‫َوٱل َج‬
Artinya :
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri” (an-Nisa’: 36)

Q.S. Al Isra ayat 23


ّ ٖ ُ ‫َك ۡٱل ِك َب َر أَ َح ُد ُه َمٓا أَ ۡو ِكاَل ُه َما َفاَل َتقُل لَّ ُه َم ٓا أ‬
‫ف‬ َ ‫ك أَاَّل َت ۡع ُب ُد ٓو ْا إِٓاَّل إِيَّاهُ َو ِب ۡٱل ٰ َولِد َۡي ِن إِ ۡح ٰ َس ًن ۚا إِمَّا َي ۡبلُ َغنَّ عِ ند‬ َ ‫۞و َق‬
َ ‫ض ٰى َر ُّب‬ َ
َ ‫اٗل‬
)٢٣( .  ‫َواَل تن َهر ُه َما َوقل ل ُه َما قو ك ِر ٗيما‬
ۡ َ َّ ُ ۡ ۡ َ
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya  kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sakali-
kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkatan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (Q.S. Al Isra' : 23)
Q.S. Al Isra Ayat 24

ٗ ‫صغ‬
 ‫ِيرا‬ ُّ ‫اح‬
َ ‫ٱلذ ِّل م َِن ٱلرَّ ۡح َم ِة َوقُل رَّ بِّ ۡٱر َح ۡم ُه َما َك َما َر َّب َيانِي‬ ۡ ‫َو ۡٱخف‬
َ ‫ِض لَ ُه َما َج َن‬
‫ كم ا ص برا على‬،‫ واطلب من ربك أن يرحمهما برحمت ه الواس عة أحي ا ًء وأموا ًت ا‬،‫و ُكنْ ألمك وأبيك ذليال متواض ًعا رحمة بهما‬
)٢٤( .‫تربيتك طفال ضعيف الحول والقوة‬

Artinya : "Dan rendahkan;ah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil." (Q.S. Al Isra' : 24)
 Q.S. Al- Luqman ayat 14
 ‫ك إِلَيَّ ۡٱلمَصِ ي ُر‬ َ ٰ ِ‫ َو َوص َّۡي َنا ٱإۡل ِن ٰ َس َن ِب ٰ َولِد َۡي ِه َح َملَ ۡت ُه أ ُ ُّمهُۥ َو ۡه ًنا َعلَ ٰى َو ۡه ٖن َوف‬ 1
ۡ ‫صلُهُۥ فِي َعا َم ۡي ِن أَ ِن‬
َ ‫ٱش ُك ۡر لِي َول ٰ َِول ِۡدَي‬
 Terjemah Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya Akulah
tempat kembali. (14
  Q.S. Al An’ am Ayat 151
ُ‫۞قُ ۡل َت َعالَ ۡو ْا أَ ۡت ُل َما َحرَّ َم َر ُّب ُكمۡ َعلَ ۡي ُك ۡۖم أَاَّل ُت ۡش ِر ُكو ْا ِبهِۦ َش ۡ ٗي‍ٔ ۖا َو ِب ۡٱل ٰ َولِ د َۡي ِن إِ ۡح ٰ َس ٗن ۖا َواَل َت ۡق ُتلُ ٓو ْا أَ ۡو ٰلَ دَ ُكم م ِّۡن إِ ۡم ٰلَ ٖق َّن ۡحن‬
ۡ‫س ٱلَّتِي َح رَّ َم ٱهَّلل ُ إِاَّل ِب ۡٱل َح ۚ ِّق ٰ َذلِ ُكم‬َ ‫ِش َم ا َظ َه َر م ِۡن َه ا َو َم ا َب َط ۖ َن َواَل َت ۡق ُتلُ و ْا ٱل َّن ۡف‬ َ ‫َن ۡر ُزقُ ُكمۡ َوإِيَّاه ُۡۖم َواَل َت ۡق َربُو ْا ۡٱل َف ٰ َوح‬
 ‫ون‬َ ُ‫َوص َّٰى ُكم ِبهِۦ لَ َعلَّ ُكمۡ َت ۡعقِل‬
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya).

C.    Hadist tentang Birrul Walidain

a.      Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.
‫ضى ال َوالِ َد ْي ِن و َسخَ طُ هللا فى‬ َ ‫ضى هللاُ فى ِر‬ َ ‫ ِر‬:‫ع َْن َع ْب ُد هللا بن َع ْم ٍرو رضي هللا عنهما قال قال رسو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬
)‫َس َخطُ ال َوالِ َد ْي ِن ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم‬
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “
Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada
murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
[1][1]
b.     Hadis Abu Hurairah tentang siapakah yang berhak dipergauli dengan baik.
ِ ّ‫ق الن‬
‫اس بِ ُحس ِْن‬ ًّ ‫رسول هللا َم ْن اَ َح‬
َ ‫ع َْن اَبِي هُ َري َرةَ رضي هللا عنه قال َجا َء َر ُج ٌل الى رسو ِل هللا صلى هللا عليه وسلم فقال يَا‬
)‫ك (اخرجه البخاري‬ َ ْ‫ ثم اَبُو‬: ‫ ثم من؟ قال‬:‫ثم ا ُّمك قال‬: ‫ ثم من؟ قال‬:‫ ثُ َّم اُ ُّمك قال‬:‫ ثُ َّم َم ْن؟ قال‬:‫ ُ ُّمك قال‬:‫ص َحابَتِي؟ قال‬
َ
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak aku pergauli dengan
baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu
siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa?
Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(H.R.Bukhari).[1][2]
c, Hadis Abdullah bin Mas’ud tentang amal yang paling disukai Allah SWT.  

َّ ‫ ال‬:‫ي صلى هللا عليه وسلم ايُّ ْال َع َم ِل اَ َحبُّ الى هللا قال‬
ُّ‫ثُ َّم بِر‬:‫ ثم اي قال‬:‫صاَل ةُ على َو ْقتِهَا قال‬ ُ ‫َع ْب ُد هللا بن َم ْسعُو ٍد قال َسا َ ْل‬
َّ ِ‫ت النَّب‬
‫ ال ِجهَا ُد فى َسبِ ْي ِل هللا ( اخرجه البخاري و‬:‫ ثم اي قال‬:‫ْال َو ْال َدي ِْن قال‬
Artinya: “ dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya kepada Nabi saw: amal
apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau menjawab: “ shalat pada waktunya. “
saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang
tua. “ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang) di jalan
Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).[1][3]
d.    Hadis Al-Mughirah bin Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka kepada ibu, menolak
kewajiban, meminta yang bukan haknya.
‫ ان هللا حرم عليكم عقوق االمهات ووأد البنات ومنع وهات وكره لكم قيل‬: ‫عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
)‫وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري‬
Artinya: dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh
Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang
bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang
banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (H.R.Bukhari).[1][4]

e.     Hadis Abdullah ibnu Umar tentang dosa-dosa besar.


. ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ان من اكبر الكبا ئر ان يلعن الر جل والديه‬: ‫عن عبد هللا بن عمر ورضى هللا عنهما قال‬
‫ يسب الرجل ابا لرجل فيسب أبا لرجل فيسب أبا ه و يسب ( أخر جه امام‬:‫و كيف يلعن لر جل والديه ؟ قا ل‬.‫قيل رسول هللا‬
)‫بخاري‬
Artinya: “ dari Abdullah bin ‘amr bin al-ash ia berkata, Rasulullah Saw telah bersabda: “
diantara dosa-dosa besar yaitu seseorang memaki kedua orang tuanya. “ para sahabat
bertanya: “ Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang memaki kedua orang tuanya?”
Beliau menjawab: “ Ya, apabila seseorang memaki ayah orang lain, kemudian orang itu
membalas memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan orang itu memaki ibunya.
(H.R. Bukhari).[1][5]
D. Kedudukan Birrul Walidain
Birrul Walidain  mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam. Allah dan
Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa, sehingga berbuat baik
pada keduanya juga menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada
keduanya menempati posisi yang sangat hina. Karena mengingat jasa ibu bapak yang sangat
besar sekali dalam proses reproduksi dan regenerasi umat manusia.
Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan perjuangan seorang ibu
dalam mengandung, menyusui, merawat dan mendidik anaknya. Kemudian bapak, sekalipun
tidak ikut mengandung tapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi,
membesarkan dan mendidik anaknya, sehingga mempu berdiri bahkan sampai waktu yang sangat
tidak terbatas.
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau si anak dituntut untuk
berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan dilarang untuk mendurhakainya.
E. Bentuk-      Bentuk Birrul Walidain
Adapun bentuk-bentuk Birrul Walidain di antaranya:
a.   Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh orang tua dalam nasihat, dan
perintahnya selama tidak menyuruh berbuat maksiat atau berbuat musyrik, bila kita disuruhnya
berbuat maksiat atau kemusyrikan, tolak dengan cara yang halus dan kita tetap menjalin
hubungan dengan baik.
b.   Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat, sopan santun, baik dalam
tingkah laku maupun bertutur kata, memuliakan keduanya, terlebih di usia senja.
c.   Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah
pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah lainnya. Selama keinginan dan saran-saran itu
sesuai dengan ajaran Islam.
d.   Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum berkeluarga dan mampu
berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua terutama ibu. Dan mengerjakan pekerjaan rumah.
e.   Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat dan kesejahteraan hidup di
dunia dan akhirta.
f.   Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
g.   Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.
h.   Setelah orang tua meninggal dunia, Birrul Walidain masih bisa diteruskan dengan cara antara
lain:
-          Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya
-          Melunasi semua hutang-hutangnya
-          Melaksanakan wasiatnya
-          Meneruskan sillaturrahmi yang dibinanya sewaktu hidup
-          Memuliakan sahabat-sahabatnya
-          Mendoakannya.
F. Cara Berbakti Kepada Orang Tua
Berikut ini setidaknya ada 10 cara yang cukup sederhana yang dapat kita lakukan untuk berbakti
atau memuliakan orang tua, termasuk kepada orang tua yang telah tiada.
1. Lemah Lembut Dalam Bertutur Kata Kepada Orang Tua
Jagalah setiap tutur kata kita sebagai anak agar senantiasa lemah lembut tatkala berbicara kepada
orang tua. Jauhi ucapan-ucapan bernada tinggi, apalagi kata-kata kasar. Kepada pimpinan atau
bos kita saja kita bisa berusaha santun (meskipun terkadang hanya basa-basi), seharusnya kita
pun bisa bertutur lemah lembut kepada orang tua. Kadang kita temui anak yang berkata kepada
orang tuanya dengan cara berteriak-teriak.
2. Membantu Berbagai Pekerjaan Rumah
Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua, terutamanya
Ibu yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua,
perkara-perkara rutinitas dalam keseharian itu tidak menjadikan mereka berkeluh kesah. Maka
tidak ada salahnya bagi kita untuk membantu meringankan beban orang tua tersebut, seperti
halnya membantu mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan rumah dan
semisalnya. Meskipun mungkin kita tidak setiap hari membantu dalam meringankan pekerjaan-
pekerjaan tersebut, tapi niscaya itu akan membuat orang tua merasa bahagia.
3. Ringan Tangan Menjalankan Perintah Orang Tua
Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita jalankan,
maka janganlah menolak atau menunda-nunda jika memang kita tidak memiliki udzur dalam
perkara tersebut. Orang tua ‘melayani’ kita sejak kita lahir, sejak masih bayi hingga dewasa
dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sungguh tidak pantas ketika tiba saatnya orang tua
kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara yang sanggup kita kerjakan, namun kita
mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah tersebut.
4. Senantiasa Bersikap Sopan dan Santun
Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai dengan
sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika pulang, tidak
sekedar seperti orang masuk pasar. Terlebih lagi kita harus menjauhi sikap kurang ajar kepada
orang tua.
5. Bersikap Sabar dan Menahan Marah
Sering kali kita mendengar ucapan dari sekian banyak orang terkait orang tua yang semakin
bertambah usia mereka, maka akan semakin ‘rewel’ sikap mereka, seperti anak kecil lagi.
Terkadang dipicu oleh kondisi kesehatan yang sudah tidak prima lagi, terkadang orang tua
semakin usianya renta mereka jadi lebih sensitif dan mudah marah. Dalam keadaan seperti ini
kita harus berusaha untuk menahan diri dengan bersabar. Bahwasanya surga itu adalah tempat
yang salah satu ciri-ciri penghuninya adalah mereka yang dapat menahan marah.Bayangkan
bagaimana kesabaran orang tua mengasuh kita sejak kecil hingga dewasa, sabar menghadapi
kebandelan kita, sabar menasehati kita, dll.
6. Memberi Hadiah Kepada Orang Tua
Memberi hadiah tidak hanya khusus dituntunkan kepada pasangan suami-istri ataupun dari orang
tua kepada anak. Namun anak pun dapat memberikan suatu hadiah kepada orang tuanya. Hadiah
tidak haruslah yang mahal, namun yang penting dapat menyenangkan orang tua kita. Semisal
untuk Ibu kita beri hadiah berupa jilbab yg syar’i, atau kepada bapak kita hadiahkan sebuah
sarung yang bagus, semisal tatkala Alloh ‘Azza wa Jalla memberi kita kemudahan dalam hal
rezeki yang berlebih. Betapa orang tua akan merasa dimuliakan anak.
7. Tidak Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua
Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan dan kerja
keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan hal yang semisalnya
yang notabene perjuangan tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih baik. Semisal
bentuk tidak menghargai perjuangan dan kerja keras orang tua adalah: bolos sekolah,
menghambur-hamburkan uang pemberian orang tua, malas belajar, dan sikap negatif lainnya
yang dilakukan seorang anak.
8. Merawat Mereka Saat Usia Semakin Renta
Saat kita masih kecil hingga kita dewasa orang tua merawat kita dengan penuh kesabaran dan
ketelatenan. Saat kita sakit sejak kita bayi hingga dewasa, orang tua menjaga kita siang dan
malam. Ingatlah bagaimana Ibu kita memandikan kita, menyuapi kita dengan telaten,
memakaikan baju setiap hari, mengajari kita hal-hal yang baik, mengganti popok kita, dll.
Sekarang banyak kita temui, anak-anak yang menaruh orang tuanya di panti jompo dikarenakan
mereka lebih memilih menghabiskan semua waktu untuk mengejar nafsu duniawi. Sungguh
kebanyakan orang tua akan nelangsa dengan perlakuan seperti ini.
9. Doa Anak Yang Shalih Untuk Orang Tua Yang Telah Meninggal
Bagi Kaum Muslimin yang mana kedua orang tua atau salah satunya telah tiada, bahwasanya doa
dari anak yang sholeh begitu luar biasa memberi manfaat bagi orang tua yang telah meninggal.
Telah banyak hadits yang menerangkan tentang bagaimana kebaikan yang akan didapatkan
orang tua di kehidupan setelah mati tatkala memiliki anak-anak yang sholeh yang mau
mendoakan mereka. Dan shaleh ataupun shalehah itu harus diperjuangkan dengan cara taat pada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti tuntunan Rasul-Nya, Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam. Sebaliknya anak-anak yang tidak mau taat kepada perintah Alloh dan
sebaliknya gemar berbuat dosa akibat meninggalkan shalat, berbuat maksiat, tidak mau belajar
ilmu agama dan hal-hal yg dibenci Alloh serta RasulNya.. maka sang anak hanya akan
memberikan beban berat yang harus dipertanggung jawabkan orang tuanya di yaumul akhirat.
10. Menjaga Silahturahmi Dengan Kerabat ataupun Teman Orang Tua
Termasuk juga dalam ini adalah menyambung hubungan dengan teman atau sahabat dari orang
tua kita yang telah tiada. Dalam syariat Islam bahwasanya dituntunkan untuk kita senantiasa
menyambung tali silahturahmi dengan keluarga-keluarga dari orang tua kita yang telah tiada
sebagai bentuk bakti kita kepada orang tua. Kita usahakan meluangkan waktu untuk berkunjung
ke rumah paman, tante dan semisalnya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Allah SWT telah mengharamkan bagi seorang anak durhaka kepada kedua orang tuanya
(uququl walidain). Asy-Syaikh Abu ‘Amr bin Ash-Shalah rahimahullah bertutur dalam kitab Al-
Fataawaa, bahwa ‘uququl walidain adalah setiap perbuatan yang bisa menyebabkan orang tua
terluka atau yang semisalnya. Termasuk dosa besar perbuatan yang mengarah pada kedurhakaan,
seperti memaki atau menghina orang tua orang lain. Dan Allah akan mempercepat azab bagi
orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya sebelum datangnya ajal.

B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, dengan harapan semoga bermanfaat bagi
semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dperlukan demi kemaslahatan bersama, dan semoga kita bisa
mengambil hikmahnya. supaya pembenahan dari isi dan subtansi makalah ini bisa lebih baik, dan
mudah-mudahan didalam pembuatan makalah ini bisa bermanfaat, amin.
DAFTAR PUSTAKA

http://hayanineng.blogspot.com/2017/02/makalah-agama-islam-birrul-walidain.html
http://winaayu0202.blogspot.com/2016/01/birrul-walidain-uququl-walidain.html

Anda mungkin juga menyukai