Referensi 1
Referensi 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam telah mengajarkan kepada kita agar berbakti kepada orang tua, mengingat banyak
dan besarnya pengorbanan serta kebaikan orang tua terhadap anak, yaitu memelihara dan
mendidik kita dejak kecil tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak
mengharapkan balasan sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan
tetapi orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu seorang anak memiliki
macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya menempati urutan kedua setelah Allah Swt, dan
kita juga dilarang durhaka kepada orang tua. Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan
tentang birrul walidain dan ‘uququl walidain.
Seperti yang kita tahu bahwa ridla Allah tergantung ridla kedua orang tua, Allah akan
meridlai setiap perbuatan yang kita lakukan dengan syarat kedua orang tua sudah meridlainya
terlebih dahulu. Oleh karena itu, patut bagi seorang anak menghormati dan taat kepada kedua
orang tuanya. Namun, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Yaitu seorang anak
berlaku duhaka kepada orang tuanya (uququl walidain), misalnya dengan memaki atau menyakiti
keduanya sehingga membuat mereka terluka.
B. Rumusan Masalah
ٗ صغ
ِيرا ُّ اح
َ ٱلذ ِّل م َِن ٱلرَّ ۡح َم ِة َوقُل رَّ بِّ ۡٱر َح ۡم ُه َما َك َما َر َّب َيانِي ۡ َو ۡٱخف
َ ِض لَ ُه َما َج َن
كم ا ص برا على، واطلب من ربك أن يرحمهما برحمت ه الواس عة أحي ا ًء وأموا ًت ا،و ُكنْ ألمك وأبيك ذليال متواض ًعا رحمة بهما
)٢٤( .تربيتك طفال ضعيف الحول والقوة
Artinya : "Dan rendahkan;ah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil." (Q.S. Al Isra' : 24)
Q.S. Al- Luqman ayat 14
ك إِلَيَّ ۡٱلمَصِ ي ُر َ ٰ ِ َو َوص َّۡي َنا ٱإۡل ِن ٰ َس َن ِب ٰ َولِد َۡي ِه َح َملَ ۡت ُه أ ُ ُّمهُۥ َو ۡه ًنا َعلَ ٰى َو ۡه ٖن َوف 1
ۡ صلُهُۥ فِي َعا َم ۡي ِن أَ ِن
َ ٱش ُك ۡر لِي َول ٰ َِول ِۡدَي
Terjemah Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya Akulah
tempat kembali. (14
Q.S. Al An’ am Ayat 151
ُ۞قُ ۡل َت َعالَ ۡو ْا أَ ۡت ُل َما َحرَّ َم َر ُّب ُكمۡ َعلَ ۡي ُك ۡۖم أَاَّل ُت ۡش ِر ُكو ْا ِبهِۦ َش ۡ ٗئ ۖا َو ِب ۡٱل ٰ َولِ د َۡي ِن إِ ۡح ٰ َس ٗن ۖا َواَل َت ۡق ُتلُ ٓو ْا أَ ۡو ٰلَ دَ ُكم م ِّۡن إِ ۡم ٰلَ ٖق َّن ۡحن
ۡس ٱلَّتِي َح رَّ َم ٱهَّلل ُ إِاَّل ِب ۡٱل َح ۚ ِّق ٰ َذلِ ُكمَ ِش َم ا َظ َه َر م ِۡن َه ا َو َم ا َب َط ۖ َن َواَل َت ۡق ُتلُ و ْا ٱل َّن ۡف َ َن ۡر ُزقُ ُكمۡ َوإِيَّاه ُۡۖم َواَل َت ۡق َربُو ْا ۡٱل َف ٰ َوح
ونَ َُوص َّٰى ُكم ِبهِۦ لَ َعلَّ ُكمۡ َت ۡعقِل
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya).
a. Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.
ضى ال َوالِ َد ْي ِن و َسخَ طُ هللا فى َ ضى هللاُ فى ِر َ ِر:ع َْن َع ْب ُد هللا بن َع ْم ٍرو رضي هللا عنهما قال قال رسو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم
)َس َخطُ ال َوالِ َد ْي ِن ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “
Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada
murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
[1][1]
b. Hadis Abu Hurairah tentang siapakah yang berhak dipergauli dengan baik.
ِ ّق الن
اس بِ ُحس ِْن ًّ رسول هللا َم ْن اَ َح
َ ع َْن اَبِي هُ َري َرةَ رضي هللا عنه قال َجا َء َر ُج ٌل الى رسو ِل هللا صلى هللا عليه وسلم فقال يَا
)ك (اخرجه البخاري َ ْ ثم اَبُو: ثم من؟ قال:ثم ا ُّمك قال: ثم من؟ قال: ثُ َّم اُ ُّمك قال: ثُ َّم َم ْن؟ قال: ُ ُّمك قال:ص َحابَتِي؟ قال
َ
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak aku pergauli dengan
baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu
siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa?
Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(H.R.Bukhari).[1][2]
c, Hadis Abdullah bin Mas’ud tentang amal yang paling disukai Allah SWT.
َّ ال:ي صلى هللا عليه وسلم ايُّ ْال َع َم ِل اَ َحبُّ الى هللا قال
ُّثُ َّم بِر: ثم اي قال:صاَل ةُ على َو ْقتِهَا قال ُ َع ْب ُد هللا بن َم ْسعُو ٍد قال َسا َ ْل
َّ ِت النَّب
ال ِجهَا ُد فى َسبِ ْي ِل هللا ( اخرجه البخاري و: ثم اي قال:ْال َو ْال َدي ِْن قال
Artinya: “ dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya kepada Nabi saw: amal
apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau menjawab: “ shalat pada waktunya. “
saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang
tua. “ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang) di jalan
Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).[1][3]
d. Hadis Al-Mughirah bin Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka kepada ibu, menolak
kewajiban, meminta yang bukan haknya.
ان هللا حرم عليكم عقوق االمهات ووأد البنات ومنع وهات وكره لكم قيل: عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى هللا عليه وسلم
)وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري
Artinya: dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh
Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang
bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang
banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (H.R.Bukhari).[1][4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah SWT telah mengharamkan bagi seorang anak durhaka kepada kedua orang tuanya
(uququl walidain). Asy-Syaikh Abu ‘Amr bin Ash-Shalah rahimahullah bertutur dalam kitab Al-
Fataawaa, bahwa ‘uququl walidain adalah setiap perbuatan yang bisa menyebabkan orang tua
terluka atau yang semisalnya. Termasuk dosa besar perbuatan yang mengarah pada kedurhakaan,
seperti memaki atau menghina orang tua orang lain. Dan Allah akan mempercepat azab bagi
orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya sebelum datangnya ajal.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, dengan harapan semoga bermanfaat bagi
semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dperlukan demi kemaslahatan bersama, dan semoga kita bisa
mengambil hikmahnya. supaya pembenahan dari isi dan subtansi makalah ini bisa lebih baik, dan
mudah-mudahan didalam pembuatan makalah ini bisa bermanfaat, amin.
DAFTAR PUSTAKA
http://hayanineng.blogspot.com/2017/02/makalah-agama-islam-birrul-walidain.html
http://winaayu0202.blogspot.com/2016/01/birrul-walidain-uququl-walidain.html