Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM 9

UJI ORGANOLEPTIS PADA SIMPLISIA


“Pala, Lada, Buah Ketumbar, Kulit Kayu manis, Rimpang Kunyit”

Dosen Pengampu: Nurul Qamariah, S. Pd., M. Si

Disusun Oleh:

Nama : Titik Widiati

NIM : 20.71.023474

Kelas Praktikum : D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS

ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII FARMASI

2021
BAB I

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu membuat simplisia dari tumbuhan berkhasiat obat.
2. Mahasiswa mampu melakukan uji organoleptis (bau, warna, dan rasa) pada simplisia
serbuk.

B. DASAR TEORI
Uji organoleptic adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Bagian
organ tubuh yang berperan dalam pengindraan adalah mata, telinga, indera pencicip, indera
pembau dan indera perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indera memberikan kesan atau
tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan. Luas daerah kesan adalah
gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang menerima ransangan. Kemampuan
memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indera memberikan reaksi atas
ransangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection),
mengenali (recognition), membedakan (discrimination), membandingkan (scalling) dan
kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonic) (Saleh, 2004).
Pengujian organoleptic disebut penilaian indera atau penilaian sensorik yang merupakan
suatu cara penilaian dengan memanfaatkan pancaindera anusia untuk mengamati tekstur, warna,
bentuk, aroma, rasa suatu produk makanan, minuman ataupun obat. Pengujian organoleptic
berperan penting dalam pengembangan produk. Evaluasi sensorik dapat digunakan untuk menilai
adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dalam produk atau bahan-bahan formulasi,
mengidentifikasi area untuk pengembangan, mengevaluasi produk pesaing, mengamati
perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan
untuk promosi produk (Ayustaningwaryo, 2014).
Identifikasi secara makroskopis maupun mikroskopis dan komposisi sediaan simplisia
penting untuk dilakukan. Berdasarkan hal itu, kita dituntut untuk dapat mengenali bentuk
morfologi ataupun anatomi serta kandungan kimia dari suatu simplisia. Hal itu disebabkan
karena dengan diketahuinya kandungan simplisia, sehingga dapat dianalisis kandungan zat serta
dapat mempelajari kemampuan efek terapi dari kandungan simplisia (Gunawan & Mulyadi,
2004).
Uji organoleptic merupakan hasil reaksi fisikologik berupa tanggapan atau kesan mutu
oleh sekelompok orang yang disebut dengan panelis. Panelis adalah sekelompok orang yang
bertugas menilai sifat atau kualitas bahan berdasarkan kesan subyektif. Soekarto
mengelompokkan panelis kedala enam kelompok, yaitu : panelis pencicipan perorangan, panelis
pencicipan terbatas, panelis terlatih, panelis agak terlatih, dan panelis konsumen (Suradi, 2007).

Pengujian organoleptic adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.


Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisiopisikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat
indra kan sifat-sifat benda karena adanya ransangan yang diterima alat indra yang berasal dari
benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat
ransangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya ransangan dapat berupa
sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab
ransangan (Anonim, 2013).
BAB II

A. ALAT DAN BAHAN

NO. Alat Bahan


1. Kertas Serbuk Pala
2. Alat tulis Serbuk Ketumbar
3. Serbuk lada putih
4. Serbuk Kayu manis
5. Serbuk kunyit

B. PROSEDUR KERJA

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan masing-masing bahan serbuk ke dalam wadah


yang sudah disediakan

Ciciplah satu-persatu dari serbuk pala, lada,ketumbar,


kunyit, dan kayu manis bubuk

Diamati warna, bau serta rasa dari masing-masing serbuk


tersebut

Dicatat hasil dari uji organoleptis tersebut


BAB III

A. Hasil Pengamatan

Uji Organoleptik Simplisia


Nama umum dan
Bagian tumbuhan
latin Tumbuhan
NO yang berkhasiat
yang berkhasiat Warna Aroma Rasa
obat
obat

Ketumbar Daun, batang, biji Coklat Bau yang


1. Pedas
(Coriandrum sativum) Ketumbar pekat menyengat
Bau khas
Kunyit ( Curcuma Daun, akar, buah Kuning
2. kunyit yang Pedas
longa L) (kunyit) keorange
menyengat
Pala ( Myristica fragrans Putih khas
3. Daun, buah Agak pedas
) kecoklatan menyengat
Kayu Manis Baunya
Coklat
4. ( Cinnamomum Daun, kayu manis wangi dan Hambar
kemerahan
verum) manis
Bau khas
Lada Putih ( Coklat
5. Daun, buah(lada) lada yang Pedas
Piper nigrum) keputihan
menyengat
BAB IV
A. Pembahasan
Pemeriksaan uji organoleptik adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat
indera manusia meliputi uji warna, bau, rasa dari bahan/simplisia. Uji organoleptik harus
dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik
memiliki kelemahan dan keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak dapat
dideskripsikan. Manusia merupakan panelis yang kadang-kadang dapat dipengaruhi oleh
kondisi fisik dan mental, sehingga panelis dapat menjadi jenuh dan menurun
kepekaannya.

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
dikeringkan. Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Dianggap rusak jika
oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya basah oleh air laut,
tercampur minyak pelumas dan lain-lain. Dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun
karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga. Dinyatakan tercampur jika secara
tidak sengaja terdapat bersama bahan-bahan atau bagian tanaman lain. Dianggap
dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak
semestinya.

Cara-cara pemeriksaan untuk menilai simplisia ada 5 cara. Pemeriksaan haksel


dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia secara organoleptis, mikroskopik, dan
makroskopik. Secara Oranoleptik : Dengan pancaindera meliputi pemeriksaan bentuk,
bau, rasa pada lidah dan tangan, kadangkala dengan pendengaran. Dalam hal ini harus
diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan dalam, retakan-retakan atau
gambaran-gambaran dan susunan bahannya berserat-serat, penggumpalan dan
sebagainya. Mikroskopik : Umumnya pemeriksaan terhadap serbuk dalam irisan
melintang, secara fisika : Meliputi pemeriksaan daya larut, bobot jenis, rotasi optic, titik
lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia dibawah sinar ultraviolet, penetapan
mikroskopis dengan sinar polarisasi.
Sedangkan untuk pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat
simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan mata telanjang,
memperhatikan bentuk dari simplisia. Kimia : Secara kualitatif/identifikasi umumnya
berupa reaksi warna atau pengendapan. Hayati/Biologi : Umumnya ditujukan pada
pemeriksaan potensi zat berkhasiat.
Namun pada praktikum kali ini hanya perlu melakukan uji organoleptik (yang
meliputi indra penglihatan, indra perasa dan indra penciuman) pada tumbuhan yang
berkhasiat obat antara lain Ketumbar, Kunyit, Lada Putih, Kayu Manis serta Biji Pala
yang telah dibuat simplisia (berbentuk serbuk yang telah dihaluskan). Dengan cara
menyiapkan alat dan bahan, lalu dicicipi Ketumbar, Kunyit, Lada Putih, Kayu Manis
serta Biji Pala yang telah dibuat simplisia (berbentuk serbuk yang telah dihaluskan)
secara bergantian, setelah itu diamati warna, rasa dan baunya. Tercatat hasil akhir dari uji
organoleptis tersebut adalah :
1) Ketumbar (Coriandrum Sativum L.), berwarna coklat pekat, beraroma bau
menyengat, serta rasanya hambar dan agak pahit.
2) Kunyit (Curcuma Longa Linn.), berwarna kuning keorenan, beraroma bau khas
kunyit yang cukup menyengat, serta rasanya agak pahit.
3) Lada Putih (Piper Nigrum L.), berwarna coklat keputihan, beraroma bau khas lada
yang cukup menyengat, serta rasanya pedas.
4) Kayu Manis (Cinnamomum Verum, Sin. C. Zeylanicum), berwarna merah
kecoklatan, beraroma yang wangi, serta rasanya hambar.
5) Biji Pala (Myristica Fragrans), berwarna coklat kekuningan, beraroma harum dan
khas bau pala, serta agak pedas.

Berikut ini beberapa manfaat Ketumbar (Coriandrum Sativum L.) untuk kesehatan yaitu,
Menurunkan kadar gula darah, Membantu pencernaan, membantu mencegah sakit perut dan
perut kembung, Membantu menanmbah nafsu makan, Melindungi anda terhadap bakteri
salmonella, Ketumbar menjadi anti-inflamasi, membantu meringankan gejala rematik.
- Klasifikasi Ketumbar (Coriandrum Sativum L.) yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Family : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum Sativum
Berikut ini beberapa manfaat untuk Kunyit (Curcuma Longa Linn.) kesehatan yaitu,
Obat sariawan, Digunkan untuk memperlancar ASI, Obat sakit kulit, Mengurangi
peradangan dan Penawar bisa ular, dsb.
- Klasifikasi Kunyit (Curcuma Longa Linn.) yaitu :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Lillopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma Longa

Berikut ini beberapa manfaat Lada Putih (Piper Nigrum L.) untuk kesehatan yaitu,
Menyembuhkan sakit kepala, Hidung tersumbat, Mencegah maag perut, Kaya Antioksidan
dan Sebagai eksfoliasi (kecantikan), dsb.

- Klasifikasi Lada Putih (Piper Nigrum L.) yaitu :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Pipet nigrum
Berikut ini beberapa manfaat Kayu Manis (Cinnamomum Verum, Sin. C.
Zeylanicum) untuk kesehatan yaitu, Antiradang, Mengobati sakit perut, Mengobati pilek dan
flu, Mengobati hipertensi, Mengobati diare.
- Klasifikasi Kayu Manis (Cinnamomum Verum, Sin. C. Zeylanicum) yaitu :
Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus :Cinnamomum
Spesies :CinnamomumBurmannii,Cinnamomum Zeylanicum

Berikut ini beberapa manfaat Biji Pala (Myristica Fragrans) untuk kesehatan yaitu,
Mengatasi masalah pencernaan, Menjaga kesehatan mulut,Mengobati insomnia,Mengurangi
rasa sakit, Mengendalikan tekanan darah, dsb.
- Klasifikasi Biji Pala (Myristica Fragrans) yaitu:
Kingdom : Plantae
Divis : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Magnoliaes
Family : Myrtaceae
Genus : Myristica
Spesi :MyristicaFragrans
BAB V

A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan
secara organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau dan rasa
membuktikan bahwa beberapa simplisia yang biasanya digunakan sebagai bahan obat
tradisional memiliki warna, bau, rasa yang berbeda-beda. Serta kegunaan yang berbeda pula.
Tetapi tidak semua simplisia mempunyai ciri khas yang membedakan simplisia dengan simplisia
lainnya ada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa uji organoleptis dilakukan
dengan cara mengidentifikasi warna rasa dan bau dari simplisia tersebut.
.
DAFTAR PUSAKA

Ahmad Said. 2007. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Sinar Wadja Lestari.
Anonim. 2013. Pengujian Organoleptik. Program Studi Teknologi Pangan.
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 2004. Tanaman Obat: Ketumbar (Coriandrum
sativum L.). Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Cara Pembuatan Simplisia.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi 1. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia Edisi I-IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Hartati, S. Y., Ballitro. 2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat Lainnya.
Warta Penelitian dan Pengambangan Tanaman Industri, Jurnal Puslitbang Perkebunan.
Rochmasari, Yulinar. 2011. Studi Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Kimia dalam
Fraksi Netral Daun Jambu Biji Australis (Psidium guajava L.). Depok: Universitas Indonesia.
Winarto, I. W. 2004. Khasiatdan ManfaatKunyit. Jakarta: Agro Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai