Analisis Pengaruh Grinding Aid HI 2822 N DAN 702 A Terhadap Kualitas Semen Di PT. Holcim Indonesia TBK
Analisis Pengaruh Grinding Aid HI 2822 N DAN 702 A Terhadap Kualitas Semen Di PT. Holcim Indonesia TBK
Abstract
Cement is derived from the Latin meaning caementum adhesive. Interpreted as an
adhesive cement which has properties capable of binding materials - solid material into a
strong unity. Domestic cement demand continues to increase every year, in 2014 is
estimated to increase 6% -8%. PT. Holcim Indonesia Tbk is a producer of cement, ready-
mixed concrete and aggregates as well as offering a comprehensive solution leading to
the construction of the house which operates three cement factories in Narogong, West
Java, Cilacap, Central Java and Tuban, East Java, as well as cement grinding plant in
Ciwandan, Banten, West Java . PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap plant continues to
innovate to meet the needs of the domestic market, one of which is the addition of
grinding aid in cement grinding process end. It is expected that with the addition of
grinding aid can improve the production and quality of the cement, and clinker factor
targets by 2014 up to 70% can be achieved. If this target can be achieved will impact the
company's production cost savings (cost savings) and reduce the environmental impact of
CO2 emissions on global warming. The method used for the research data is linear
regression with SPSS software version 16. Normality test data showed normally
distributed data. Multiple linear regression could not be used to predict the ratio of 702 A
and Hi 2822 N towards subtlety, time early binding, late binding time, compressive
strength 3, 7, 28 days.The optimum grinding aid doses are Hi 2822 N is 500 ppm and 702
A is 100 ppm.
Keywords: Cement, grinding aid, quality.
1. Pendahuluan
Semen merupakan salah satu bahan bangunan yang penting untuk konstruksi
bangunan seperti rumah, gedung bertingkat, jalan, jembatan, dan lain-lain. Semen berasal
83 Secara sederhana, definisi semen
dari bahasa latin caementum yang berarti bahan perekat.
adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan – bahan material lain seperti
batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan dalam
pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu
mengikat bahan – bahan padat menjadi satu kesatuan yang kuat[1].
Permintaan semen di dalam negeri terus meningkat setiap tahun, 2014 diperkirakan
naik 6%-8%. Pendorongnya karena kini semen tak hanya ditopang oleh bisnis properti,
namun proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, perumahan serta berbagai fasilitas
publik dengan teknologi beton yang akan berkembang sejalan dengan meningkatnya jumlah
dan pendapatan penduduk. Kebutuhan semen nasional setiap tahunnya semakin meningkat,
yaitu di tahun 2012 sebanyak 54,97 juta ton, pada tahun 2013 sebanyak 58,5 juta ton dan di
tahun 2014 permintaannya diperkirakan naik 6-8 % atau sekitar 64 juta ton[2], oleh karena itu
PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri. Beberapa hal telah dilakukan yaitu di antaranya melakukan ekspansi dengan
mendirikan Pabrik baru di Tuban, pembangunan Grinding Mill dan pembangunan Cement
Silo. Selain itu perusahaan banyak melakukan percobaan, salah satunya penambahan
102
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================
grinding aid di proses penggilingan akhir semen. Diharapkan dengan penambahan grinding
aid dapat meningkatkan kualitas semen dan produksi[3].
Penambahan grinding aid dilakukan untuk mencapai target clinker factor yang lebih
rendah, yaitu target di tahun 2013 sebesar 72 % sedangkan di awal tahun 2014 maksimal 70
%[3]. Apabila target ini dapat tercapai akan berdampak pada penghematan biaya produksi
perusahaan (cost saving) dari sisi konsumsi energy listrik, mengurangi keausan ball mill dan
menjaga lingkungan yakni dengan berkurangnya emisi CO2 yang berpengaruh pada
pemanasan global.
2. Metode Penelitian
2.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah semen dengan penambahan grinding aid di PT Holcim
Indonesia Tbk yang antara lain meliputi :
a. Penggujian kuat tekan, waktu pengikatan dan kehalusan semen[4].
b. Hasil observasi dan pengujian sampel[5].
c. Analisis hasil observasi menggunakan SPSS[6].
Semen adalah suatu campuran bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat hidraulis, bila
dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat
perekat, sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain menjadi suatu satuan massa padat dan
mengeras[5]. Persenyawaan antara semen dan air dinamakan hidratasi sedangkan hasil yang
terbentuk disebut hidrasi semen[6]. Proses hidrasi semen terdiri dari beberapa reaksi kimia
yang berjalan secara bersama-sama yaitu:
Semen portland dibuat dari bahan-bahan mentah yang mengandung kapur, silika,
alumina dan besi. Bahan-bahan tersebut adalah batu kapur, tanah liat, pasir silika, dan pasir
besi[3]. Berikut persyaratan Standar Nasional Indonesia mengenai kualitas fisika semen pada
tabel 2.1
Tabel. 2.1 Persyaratan kualitas semen[2]
103
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni
Pada beberapa produk semen dibutuhkan sfat fisika tambahan sebagaimana ditampilkan
pada Tabel 2.2.
104
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================
Cement Grinding Aid (CGA), CGA terbukti dapat mengatasi masalah steel ball coating
yang terjadi, lapisan film CGA yang melapisi steel ball menghalangi terbentuknya coating
pada steel ball serta menghilangkan efek elektrostatika yang bekerja pada partikel semen
tersebut.Secara otomatis dengan hilangnya penghalang-penghalang tersebut diatas, proses
grinding di dalam Finish Mill berjalan lebih efektif dan diperoleh output produksi per jam
yang meningkat. Grinding aid dengan tipe Hi 2822 N meningkatkan kualitas dari sisi kuat
tekan tetapi memiliki kelemahan yaitu waktu pengikatan yang lama. Oleh karena itu produsen
grinding aid mendesain tipe 702 A yang diharapkan memperbaiki waktu pengikatan agar
tidak melampui batas maksimal target kualitas sesuai spesifikasi dengan data sebagaimana
tabel 2.3
2.3 Statistika
a. Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data variabel yang kita miliki
mendekati populasi distribusi normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal adalah data
yang memiliki kurva normal. Ada beragam cara menguji normalitas, di antaranya
menggunakan rasio kurtosis dan rasio skewness, menggunakan pendekatan grafik
84
(histogram), menggunakan Shapiro Wilk Test, atau Kolmogorov-Smirnov Test[7]. Program
SPSS dengan Kolmogorov-Smirnov Test akan membuat data virtual yang sudah dibuat
normal. Kemudian, data yang kita punya akan diperbandingkan dengan data virtual tersebut,
apakah data mentah kita menyerupai kurva normal atau tidak. Ada 2 macam asumsi
berdasarkan angka signifikansi yaitu :
Untuk melakukan uji korelasi ganda dengan satu variabel terikat (Y) dan dua variabel bebas
(X1 dan X2), maka digunakan rumus sebagai berikut :
……Pers 2.2[9]
Keterangan :
Ry.12 = Korelasi antara X1 dan X2 dengan Y; ry.1 = Korelasi antara X1 dengan Y
ry.2 = Korelasi antara X2 dengan Y ; r12 = Korelasi antara X1 dengan X2
c. SPSS
SPSS ketika awal mula dikenalkan memiliki singkatan Statistical Package for the
Social Sciences. SPSS merupakan program terkenal yang digunakan untuk analisis statistic.
105
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni
2.3. Flow chart penelitian
Mulai
Studi Pustaka
Penentuan Tujuan
Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh grinding aid Hi 2822 N dan 702 A ?
2. Berapa dosis optimum grinding aid ?
Pengumpulan Data :
Trial grinding aid dengan dosis berbeda
Analisa kuat tekan, waktu pengikatan, kehalusan semen
Pengumpulan data analisa
N
o
Pengolahan Data :
Menggunakan analisis regresi linear berganda & sederhana
Yes
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
106
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================
107
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni
berdampak positif terhadap kualitas semen yang pengujiannya dilakukan di
Laboratorium. Sebelum melakukan pengujian semen dengan penambahan grinding aid,
hal pertama yang dilakukan adalah merencanakan masing-masing dosis penggunaan
grinding aid. Kemudian pengujian grinding aid dilakukan dengan cara menambahkan
dosis masing-masing grinding aid.
Tabel 3.2. Data pengujian kualitas kuat tekan dan waktu pengikatan
2822 N 702 A 3D 7D 28 D IS FS
Berikut hubungan antara Hubungan dosis grinding aid dan kuat tekan pada grafik 3.1
Dapat diambil kesimpulan bahwa grinding aid tipe Hi 2822 N dan 702 A berpengaruh baik
terhadap kualitas kuat tekan. Dari grafik di atas dosis optimum dari grinding aid tipe Hi 2822 N
adalah 500 ppm dan dosis 702 A 100-250 ppm.
108
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================
Dengan nilai probabilitas (sig) = 0,184 dan nilai taraf signifikan α = 0,05. Ternyata nilai
probabilitas (sig) > α yaitu 0,184 > 0,05 maka kesimpulannya adalah model regresi linear
berganda tidak dapat digunakan untuk memprediksi rasio 702 A dan Hi 2822 N yang
dipengaruhi kehalusan, waktu pengikatan awal, waktu pengikatan akhir, kuat tekan 3, 7 dan
28 hari.
Persamaan regresi berganda untuk memperkirakan rasio 702 A dan Hi 2822 N yang
dipengaruhi oleh kehalusan, waktu pengikatan awal, waktu pengikatan akhir, kuat tekan 3, 7
dan 28 hari adalah;
109
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni
Berikut harga material , Harga grinding aid tipe Hi 2822 N adalah Rp 16.900,-/kg,
Harga grinding aid tipe Hi 2822 N adalah Rp 27.200,-/kg, Harga clinker adalah Rp
400.000,-/ton. Dalam perhitungan di atas diasumsikan produksi clinker per jam adalah 208
ton dan data clinker factor rata-rata tiap bulan di tahun 2014 sebesar 68 %. Sehingga clinker
factor yang dapat dihemat dengan penggunaan grinding aid tipe ini dibandingkan dengan
clinker factor tahun 2013 yang nilainya 72 % sebesar 4 %. Dari estimasi biaya produksi
dosis optimum grinding aid ditunjukkan Hi 2822 N dan 702 A sebesar 300 & 200, 400 &
200, 500 & 100 ppm. Jika kita mengambil kesimpulan dosis optimum grinding aid dari sisi
kualitas dan biaya maka dosis optimum Hi 2822 N adalah 500 ppm dan 702 A adalah 100
ppm.
110
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================
d. Dosis optimum grinding aid dari sisi kualitas dan biaya maka dosis optimum Hi 2822 N
adalah 500 ppm dan 702 A adalah 100 ppm.
e. Efisiensi setahun biaya produksi penggunaan dosis Hi 2822 N adalah 500 ppm dan 702
A adalah 100 ppm sebesar Rp8.680.089.600,00.
f. Secara proses produksi dengan penurunan clinker factor dan pemakaian energy listrik
maka proses produksi di finish mill akan lebih efisien dan menghemat biaya produksi
yaitu penggunaan clinker factor dapat menurun hampir 2,5 % dan untuk pemakaian
konsumsi energi listrik turun sekitar 0,5 kWh/t.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka masukan yang dapat diberikan adalah perlu
adanya pemantauan untuk menjaga kestabilan produksi Finish Mill dan kualitas semen
dengan penggunaan dosis optimum grinding aid Hi 2822 N dan 702 A. Pengoptimalan dosis
grinding aid Hi 2822 N adalah 500 ppm dan 702 A adalah 100 ppm. Memastikan alat
pengukuran flowmeter grinding aid berfungsi dengan baik agar pengukurannya real sesuai
dengan pemakaian grinding aid. Meningkatkan koordinasi dengan supplier grinding aid agar
informasi stok grinding aid selalu terupdate.
5. Referensi
[1] ABB. Knowledge manager. http://hc-cc-tis-srv/km/. Finish Mill Operation .PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap. 2010
[2] Pt. Semen Holcim tbk.Cilacap, 2014, Data produksi semen tahun 2014
[3] [2] Pt. Semen Holcim tbk.Cilacap, 2013, penggunaan grinding aid pada proses produksi
semen
[4] Siregar, Syofian. 2012. Metode Peneltian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perhitungan
Manual & SPSS. Jakarta : PT Kencana Prenada Media
[5] Sudaryono. 2011. Statistika Probabilitas. Yogyakarta : Andi Offset
[6] Uyanto, Stainislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Edisi Ketiga.
Yogyakarta : PT Graha Ilmu
[7] Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta
[8] Suprananto J. 2000. Statistik. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
[9] Widiyanto, Mikha Agus. 2013. Statistika Terapan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
111