Anda di halaman 1dari 10

EDISI 8 NO 1 April 2016

ITEKS “ISSN 1978-2497”


Intuisi Teknologi Dan Seni

Analisis Pengaruh Grinding Aid HI 2822 N DAN 702 A


Terhadap Kualitas Semen Di PT. Holcim Indonesia Tbk
Nuning Artati1
1
Program Studi Teknik Industri Purwokerto
Jl. Semingkir No. 1 Purwokerto
Email :nuningartati@yahoo.co.id

Abstract
Cement is derived from the Latin meaning caementum adhesive. Interpreted as an
adhesive cement which has properties capable of binding materials - solid material into a
strong unity. Domestic cement demand continues to increase every year, in 2014 is
estimated to increase 6% -8%. PT. Holcim Indonesia Tbk is a producer of cement, ready-
mixed concrete and aggregates as well as offering a comprehensive solution leading to
the construction of the house which operates three cement factories in Narogong, West
Java, Cilacap, Central Java and Tuban, East Java, as well as cement grinding plant in
Ciwandan, Banten, West Java . PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap plant continues to
innovate to meet the needs of the domestic market, one of which is the addition of
grinding aid in cement grinding process end. It is expected that with the addition of
grinding aid can improve the production and quality of the cement, and clinker factor
targets by 2014 up to 70% can be achieved. If this target can be achieved will impact the
company's production cost savings (cost savings) and reduce the environmental impact of
CO2 emissions on global warming. The method used for the research data is linear
regression with SPSS software version 16. Normality test data showed normally
distributed data. Multiple linear regression could not be used to predict the ratio of 702 A
and Hi 2822 N towards subtlety, time early binding, late binding time, compressive
strength 3, 7, 28 days.The optimum grinding aid doses are Hi 2822 N is 500 ppm and 702
A is 100 ppm.
Keywords: Cement, grinding aid, quality.

1. Pendahuluan
Semen merupakan salah satu bahan bangunan yang penting untuk konstruksi
bangunan seperti rumah, gedung bertingkat, jalan, jembatan, dan lain-lain. Semen berasal
83 Secara sederhana, definisi semen
dari bahasa latin caementum yang berarti bahan perekat.
adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan – bahan material lain seperti
batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan dalam
pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu
mengikat bahan – bahan padat menjadi satu kesatuan yang kuat[1].
Permintaan semen di dalam negeri terus meningkat setiap tahun, 2014 diperkirakan
naik 6%-8%. Pendorongnya karena kini semen tak hanya ditopang oleh bisnis properti,
namun proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, perumahan serta berbagai fasilitas
publik dengan teknologi beton yang akan berkembang sejalan dengan meningkatnya jumlah
dan pendapatan penduduk. Kebutuhan semen nasional setiap tahunnya semakin meningkat,
yaitu di tahun 2012 sebanyak 54,97 juta ton, pada tahun 2013 sebanyak 58,5 juta ton dan di
tahun 2014 permintaannya diperkirakan naik 6-8 % atau sekitar 64 juta ton[2], oleh karena itu
PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri. Beberapa hal telah dilakukan yaitu di antaranya melakukan ekspansi dengan
mendirikan Pabrik baru di Tuban, pembangunan Grinding Mill dan pembangunan Cement
Silo. Selain itu perusahaan banyak melakukan percobaan, salah satunya penambahan

102
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================

grinding aid di proses penggilingan akhir semen. Diharapkan dengan penambahan grinding
aid dapat meningkatkan kualitas semen dan produksi[3].
Penambahan grinding aid dilakukan untuk mencapai target clinker factor yang lebih
rendah, yaitu target di tahun 2013 sebesar 72 % sedangkan di awal tahun 2014 maksimal 70
%[3]. Apabila target ini dapat tercapai akan berdampak pada penghematan biaya produksi
perusahaan (cost saving) dari sisi konsumsi energy listrik, mengurangi keausan ball mill dan
menjaga lingkungan yakni dengan berkurangnya emisi CO2 yang berpengaruh pada
pemanasan global.

2. Metode Penelitian
2.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah semen dengan penambahan grinding aid di PT Holcim
Indonesia Tbk yang antara lain meliputi :
a. Penggujian kuat tekan, waktu pengikatan dan kehalusan semen[4].
b. Hasil observasi dan pengujian sampel[5].
c. Analisis hasil observasi menggunakan SPSS[6].
Semen adalah suatu campuran bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat hidraulis, bila
dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat
perekat, sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain menjadi suatu satuan massa padat dan
mengeras[5]. Persenyawaan antara semen dan air dinamakan hidratasi sedangkan hasil yang
terbentuk disebut hidrasi semen[6]. Proses hidrasi semen terdiri dari beberapa reaksi kimia
yang berjalan secara bersama-sama yaitu:

6CaO.SiO2 + 6H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + 3Ca(OH)2


4CaO.SiO2 + 4H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + Ca(OH)2
3CaO.Al2O3 + 6H2O 3CaO.Al2O3.6 H2O + Panas
[7]
4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 17H2O 3CaO.Al2O3.12H2O + CaO.Fe2O3.5H2O(CaOH)2

Semen portland dibuat dari bahan-bahan mentah yang mengandung kapur, silika,
alumina dan besi. Bahan-bahan tersebut adalah batu kapur, tanah liat, pasir silika, dan pasir
besi[3]. Berikut persyaratan Standar Nasional Indonesia mengenai kualitas fisika semen pada
tabel 2.1
Tabel. 2.1 Persyaratan kualitas semen[2]

103
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni

Pada beberapa produk semen dibutuhkan sfat fisika tambahan sebagaimana ditampilkan
pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Sifat Fisika Tambahan[2]

Perbandingan bahan baku untuk pembuatan semen portland adalah:


a. Batu kapur 75-80 % dengan kadar CaCO3 88-92 %
b. Tanah liat 16-20 % dengan kadar SiO2 55-65 %, Al2O3 17-23 %
c. Pasir silika 3-6 % dengan kadar SiO2 90-94 %
d. Pasir besi 1-2 % dengan kadar Fe2O3 40-60 %

2.2. Grinding Aid


Pada proses penggilingan di Finish Mill atau Tube Mill akan menimbulkan coating
yang terjadi pada steel ball sehingga dapat mengurangi efektifitas grinding di dalam Tube
Mill, coating dapat berdampak pada penurunan kapasitas produksi dan juga pemborosan
energi yang digunakan. Aglomerasi Coating Tumbukan mekanik dari steel ball terhadap
material , steel ball dengan liner dan di antara steel ball itu sendiri terjadi secara terus
menerus ditambah panas awal clinker yang masuk ke dalam Tube Mill memicu terjadinya
coating Grinding Aid (CGA). Berikut bagian dalam finish mill pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagian dalam Finish Mill

104
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================

Cement Grinding Aid (CGA), CGA terbukti dapat mengatasi masalah steel ball coating
yang terjadi, lapisan film CGA yang melapisi steel ball menghalangi terbentuknya coating
pada steel ball serta menghilangkan efek elektrostatika yang bekerja pada partikel semen
tersebut.Secara otomatis dengan hilangnya penghalang-penghalang tersebut diatas, proses
grinding di dalam Finish Mill berjalan lebih efektif dan diperoleh output produksi per jam
yang meningkat. Grinding aid dengan tipe Hi 2822 N meningkatkan kualitas dari sisi kuat
tekan tetapi memiliki kelemahan yaitu waktu pengikatan yang lama. Oleh karena itu produsen
grinding aid mendesain tipe 702 A yang diharapkan memperbaiki waktu pengikatan agar
tidak melampui batas maksimal target kualitas sesuai spesifikasi dengan data sebagaimana
tabel 2.3

2.3 Statistika
a. Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data variabel yang kita miliki
mendekati populasi distribusi normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal adalah data
yang memiliki kurva normal. Ada beragam cara menguji normalitas, di antaranya
menggunakan rasio kurtosis dan rasio skewness, menggunakan pendekatan grafik
84
(histogram), menggunakan Shapiro Wilk Test, atau Kolmogorov-Smirnov Test[7]. Program
SPSS dengan Kolmogorov-Smirnov Test akan membuat data virtual yang sudah dibuat
normal. Kemudian, data yang kita punya akan diperbandingkan dengan data virtual tersebut,
apakah data mentah kita menyerupai kurva normal atau tidak. Ada 2 macam asumsi
berdasarkan angka signifikansi yaitu :

a) Data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05.


b) Data terdistribusi tidak normal apabila nilai signifikansi (p) < 0,05.
b. Uji Analisis Regresi Linear Ganda
Uji analisis korelasi ganda merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menguji
korelasi linear antara satu variabel dependen (Y) dengan beberapa (dua atau lebih) variabel
independen (X). Regresi linear ganda berguna untuk mencari pengaruh dua atau lebih
variabel bebas (predictor) atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel predictor
atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Rumus yang digunakan sama seperti pada regresi
sederhana namun, disesuaikan dengan jumlah variabel yang diteliti. Rumus persamaan
regresinya adalah
Y = a+b1X1+b2X2+....+bnXn ………..Rumus 2.1[8]

Untuk melakukan uji korelasi ganda dengan satu variabel terikat (Y) dan dua variabel bebas
(X1 dan X2), maka digunakan rumus sebagai berikut :

……Pers 2.2[9]
Keterangan :
Ry.12 = Korelasi antara X1 dan X2 dengan Y; ry.1 = Korelasi antara X1 dengan Y
ry.2 = Korelasi antara X2 dengan Y ; r12 = Korelasi antara X1 dengan X2

c. SPSS
SPSS ketika awal mula dikenalkan memiliki singkatan Statistical Package for the
Social Sciences. SPSS merupakan program terkenal yang digunakan untuk analisis statistic.

105
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni
2.3. Flow chart penelitian

Mulai

Studi Pustaka

Penentuan Tujuan

Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh grinding aid Hi 2822 N dan 702 A ?
2. Berapa dosis optimum grinding aid ?

Pengumpulan Data :
 Trial grinding aid dengan dosis berbeda
 Analisa kuat tekan, waktu pengikatan, kehalusan semen
 Pengumpulan data analisa

N
o
Pengolahan Data :
Menggunakan analisis regresi linear berganda & sederhana

Analisa dan Pembahasan:


 Mengetahui korelasi antara grinding aid Hi 2822 N & 702 A
terhadap kualitas semen (kuat tekan, waktu pengikatan dan
kehalusan)Mengetahui dosis optimum penambahan grinding
aid Hi 2822 N & 702 A

Yes

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 2.2. Diagram alir penelitian

106
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================

3. Hasil Dan Pembahasan


Data perlakuan Penambahan grinding aid Hi 2822 N dan 702 A tidak berpengaruh
terhadap kuat tekan, waktu pengikatan dan kehalusan semen, dan H1 = Penambahan
grinding aid Hi 2822 N dan 702 A berpengaruh terhadap kuat tekan, waktu pengikatan dan
kehalusan dalam semen. Pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. berpengaruh terhadap kuat tekan, waktu pengikatan dan kehalusan dalam semen
Waktu Waktu Kuat Kuat Kuat Ratio GA
Kehalusan pengikatan pengikatan tekan 3 tekan 7 tekan 702 A dan
No Tanggal awal akhir H H 28 H Hi 2822 N
(kg/ (kg/ (kg/
(cm2/g) (menit) (menit) ppm
cm2) cm2) cm2)
1 19.05.14 4248 151 256 196 271 368 0.31
2 20.05.14 3891 156 260 201 273 366 0.33
3 21.05.14 3887 160 267 204 271 361 0.27
4 22.05.14 3873 153 261 203 274 354 0.28
5 23.05.14 3911 159 266 224 291 375 0.26
6 24.05.14 3922 154 263 219 292 372 0.26
7 25.05.14 3975 154 261 213 296 371 0.19
8 26.05.14 3890 155 275 217 289 367 0.20
9 27.05.14 4048 154 256 220 284 365 0.22
10 31.05.14 3994 153 264 208 273 344 0.23
11 01.06.14 3968 153 260 199 270 340 0.31
12 02.06.14 3985 159 270 196 269 326 0.32
13 03.06.14 4042 154 266 211 270 342 0.27
14 04.06.14 4096 150 262 221 290 352 0.30
15 05.06.14 4122 153 260 209 274 338 0.28
16 06.06.14 4264 153 251 223 300 352 0.23
17 07.06.14 4141 159 258 224 297 363 0.25
18 08.06.14 4127 155 273 229 295 364 0.22
19 09.06.14 4061 160 262 226 300 363 0.25
20 10.06.14 4282 160 270 224 300 360 0.23
21 11.06.14 4133 153 265 226 290 361 0.29
22 12.06.14 4105 156 260 220 290 352 0.28
23 13.06.14 4123 151 258 217 286 359 0.26
24 14.06.14 4113 144 252 223 289 370 0.26
25 15.06.14 4031 150 251 227 294 374 0.25
26 16.06.14 4081 157 262 229 283 352 0.20
27 17.06.14 4031 153 258 217 290 357 0.23
28 18.06.14 4073 150 259 208 280 348 0.20

a. Data Analisis Grinding Aid Hi 2822 N dan 702 A


Setiap ada material grinding aid baru yang akan digunakan untuk proses produksi,
langkah pertama yang dilakukan adalah memastikan bahwa grinding aid tersebut

107
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni
berdampak positif terhadap kualitas semen yang pengujiannya dilakukan di
Laboratorium. Sebelum melakukan pengujian semen dengan penambahan grinding aid,
hal pertama yang dilakukan adalah merencanakan masing-masing dosis penggunaan
grinding aid. Kemudian pengujian grinding aid dilakukan dengan cara menambahkan
dosis masing-masing grinding aid.

Tabel 3.2. Data pengujian kualitas kuat tekan dan waktu pengikatan

Dosis Tipe GA (ppm) Kuat Tekan ( kg/cm2) Waktu Pengikatan (min)

2822 N 702 A 3D 7D 28 D IS FS

Semen tanpa GA 198 277 362 158 260

300 200 227 330 430 157 267


400 200 233 335 409 140 255
500 100 254 342 450 145 250

500 200 265 355 447 146 255

500 250 253 351 443 153 265

600 100 233 333 415 140 242

600 250 222 327 401 142 247

Berikut hubungan antara Hubungan dosis grinding aid dan kuat tekan pada grafik 3.1

Gambar 3.1 Hubungan dosis grinding aid dan kuat tekan

Dapat diambil kesimpulan bahwa grinding aid tipe Hi 2822 N dan 702 A berpengaruh baik
terhadap kualitas kuat tekan. Dari grafik di atas dosis optimum dari grinding aid tipe Hi 2822 N
adalah 500 ppm dan dosis 702 A 100-250 ppm.

108
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================

Gambar 3.2 Hubungan dosis grinding aid dan waktu pengikatan


Dari grafik hubungan penggunaan grinding aid dan pengujian waktu pengikatan dapat
ditarik kesimpulan bahwa terjadi waktu pengikatan baik dari waktu pengikatan awal dan
akhir tetapi memiliki kecenderungan penurunan yang tidak signifikan.

b. Analisis Regresi Linear Berganda


Kesimpulan dari percobaan awal yang dilakukan di Laboratorium Fisika, meliputi
pengujian kualitas kuat tekan, waktu pengikatan dan kehalusan semen sebagai variabel x.
Sedangkan ratio antara grinding aid 702 A dan Hi 2822 N sebagai variabel y. Nilai rata-
ratanya adalah kehalusan sebesar 4.051 cm2/g, waktu pengikatan awal 154 menit, waktu
pengikatan akhir 261 menit, kuat tekan 3 hari 215 kg/cm2, kuat tekan 7 hari 285 kg/cm2, kuat
tekan 3 hari 357 kg/cm2, dan rasio Hi 2822 N dan 702 A sebesar 0,256. Sedangkan untuk
simpangan bakunya adalah kehalusan sebesar 113 cm2/g, waktu pengikatan awal 4 menit,
waktu pengikatan akhir 6 menit, kuat tekan 3 hari 10 kg/cm2, kuat tekan 7 hari 10 kg/cm2,
kuat tekan 3 hari 12 kg/cm2, dan rasio Hi 2822 N dan 702 A sebesar 0,04. Dari Uji
Probabilitas yaitu Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai Probabilitas :

 Jika probabilitas (sig) > α maka Ho diterima


 Jika probabilitas (sig) < α maka Ho ditolak

Dengan nilai probabilitas (sig) = 0,184 dan nilai taraf signifikan α = 0,05. Ternyata nilai
probabilitas (sig) > α yaitu 0,184 > 0,05 maka kesimpulannya adalah model regresi linear
berganda tidak dapat digunakan untuk memprediksi rasio 702 A dan Hi 2822 N yang
dipengaruhi kehalusan, waktu pengikatan awal, waktu pengikatan akhir, kuat tekan 3, 7 dan
28 hari.
Persamaan regresi berganda untuk memperkirakan rasio 702 A dan Hi 2822 N yang
dipengaruhi oleh kehalusan, waktu pengikatan awal, waktu pengikatan akhir, kuat tekan 3, 7
dan 28 hari adalah;

Y= 0,601 + 0,00004X1 + 0,002X2 + 0,0X3 +


(-0,001)X4 + (-0,001)X5 + 0,0X6

Digambarkan pada grafik 4.3

109
EDISI 8 NO 1 April 2016
ITEKS “ISSN 1978-2497”
Intuisi Teknologi Dan Seni

Gambar 4.3Prediksi nilai dengan regresi

c.Analisis efisiensi biaya produksi

Berikut harga material , Harga grinding aid tipe Hi 2822 N adalah Rp 16.900,-/kg,
Harga grinding aid tipe Hi 2822 N adalah Rp 27.200,-/kg, Harga clinker adalah Rp
400.000,-/ton. Dalam perhitungan di atas diasumsikan produksi clinker per jam adalah 208
ton dan data clinker factor rata-rata tiap bulan di tahun 2014 sebesar 68 %. Sehingga clinker
factor yang dapat dihemat dengan penggunaan grinding aid tipe ini dibandingkan dengan
clinker factor tahun 2013 yang nilainya 72 % sebesar 4 %. Dari estimasi biaya produksi
dosis optimum grinding aid ditunjukkan Hi 2822 N dan 702 A sebesar 300 & 200, 400 &
200, 500 & 100 ppm. Jika kita mengambil kesimpulan dosis optimum grinding aid dari sisi
kualitas dan biaya maka dosis optimum Hi 2822 N adalah 500 ppm dan 702 A adalah 100
ppm.

4. Kesimpulan Dan Saran


4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Nilai R square yang diperoleh dari regresi linear sederhana yaitu kehalusan sebesar
0,010; waktu pengikatan awal : 0; waktu pengikatan akhir : 0,002; kuat tekan 3 hari :
0,271, kuat tekan 7 hari : 0,262, dan kuat tekan 28 hari : 0,076. Dari kelima parameter
analisa yang paling berpengaruh signifikan pada ratio grinding aid 702 A dan Hi 2822
N adalah kuat tekan 3 hari dan 7 hari. Sedangkan untuk kuat tekan 28 hari dan
kehalusan semen memiliki pengaruh yang tidak terlalu signifikan. Untuk waktu
pengikatan awal dan akhir tidak berpengaruh pada ratio grinding aid.
b. Uji normalitas data menunjukkan bahwa data yang ada terdistribusi normal. Hal ini
dapat dilihat dari Asymp. Sig (2-tailed) dari seluruh data variabel bahwa seluruh
variabel signifikan karena nilai sig lebih besar dari 0,05.
c. Persamaan regresi linear berganda adalah Y= 0,601 + 0,00004X1 + 0,002X2 + 0,0X3
+ (-0,001)X4 + (-0,001)X5 + 0,0X6.

110
Edisi 8 No 1 April 2016
ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
=======================================================================

d. Dosis optimum grinding aid dari sisi kualitas dan biaya maka dosis optimum Hi 2822 N
adalah 500 ppm dan 702 A adalah 100 ppm.
e. Efisiensi setahun biaya produksi penggunaan dosis Hi 2822 N adalah 500 ppm dan 702
A adalah 100 ppm sebesar Rp8.680.089.600,00.
f. Secara proses produksi dengan penurunan clinker factor dan pemakaian energy listrik
maka proses produksi di finish mill akan lebih efisien dan menghemat biaya produksi
yaitu penggunaan clinker factor dapat menurun hampir 2,5 % dan untuk pemakaian
konsumsi energi listrik turun sekitar 0,5 kWh/t.

4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka masukan yang dapat diberikan adalah perlu
adanya pemantauan untuk menjaga kestabilan produksi Finish Mill dan kualitas semen
dengan penggunaan dosis optimum grinding aid Hi 2822 N dan 702 A. Pengoptimalan dosis
grinding aid Hi 2822 N adalah 500 ppm dan 702 A adalah 100 ppm. Memastikan alat
pengukuran flowmeter grinding aid berfungsi dengan baik agar pengukurannya real sesuai
dengan pemakaian grinding aid. Meningkatkan koordinasi dengan supplier grinding aid agar
informasi stok grinding aid selalu terupdate.

5. Referensi
[1] ABB. Knowledge manager. http://hc-cc-tis-srv/km/. Finish Mill Operation .PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap. 2010
[2] Pt. Semen Holcim tbk.Cilacap, 2014, Data produksi semen tahun 2014
[3] [2] Pt. Semen Holcim tbk.Cilacap, 2013, penggunaan grinding aid pada proses produksi
semen
[4] Siregar, Syofian. 2012. Metode Peneltian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perhitungan
Manual & SPSS. Jakarta : PT Kencana Prenada Media
[5] Sudaryono. 2011. Statistika Probabilitas. Yogyakarta : Andi Offset
[6] Uyanto, Stainislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Edisi Ketiga.
Yogyakarta : PT Graha Ilmu
[7] Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta
[8] Suprananto J. 2000. Statistik. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
[9] Widiyanto, Mikha Agus. 2013. Statistika Terapan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

111

Anda mungkin juga menyukai