BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia yang melimpah dan didukung oleh sumber daya
alam yang juga melimpah merupakan modal yang sangat besar bagi bangsa
Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dari Negara lain yang lebih maju dan
makmur. Hal ini bisa terwujud jika pengelolaan sumber daya manusia dan
sumber daya alam tersebut terlaksana dengan baik, terjadi perimbangan antara
pendidikan atau skill yang dimiliki oleh tenaga kerja dan ketersediaan lapangan
pembangunan.
masih menjadi masalah utama. Hal ini timbul karena adanya kesenjangan atau
ekonomi (Tambunan,2001).
2
merupakan salah satu jalur untuk kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup
yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain
rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai
atau leading sektor, peranan sektor industri dalam perekonomian suatu wilayah
Samarinda sebanyak 830.676 jiwa. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya pada tahun 2012 jumlah penduduk Kota Samarinda adalah
781.184 jiwa dan pada tahun 2013 sebnayak 805.683 jiwa, atau dengan kata lain
Pada tahun 2014 mencapai 603 ribu jiwa, dari jumlah tersebut yang termasuk
angkatan kerja sebanyak 357 ribu jiwa. Sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) yaitu persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang termasuk
angakatan kerja di tahun 2014 ini sebesar 59,19 persen. TPAK Kota Samarinda
relatif rendah jika dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain yang ada di
Usaha Kecil Menengah yang lebih banyak berperan dalam memproduksi barang
didapat nilai tambah yang tinggi, yang pada akhirnya dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
oleh peningkatan besaran PDRB dari tahun ke tahun. PDRB Kota Samarinda
atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 sebesar Rp. 46,98 trilyun. Pada tahun
menengah. Selain berpegangan pada sumber daya alam di Kabupaten atau Kota
lainnya, sektor IKM juga berpegang pada iklim perdagangan di Kota Samarinda.
bergerak untuk memproduksi barang mentah dan barang jadi. Hingga tahun
2014, IKM di Kota Samarinda bergerak pada industri logam mesin dan
4
perekayasaan, industri hasil hutan, kimia,pulp dan kertas, serta industri agro
Table 1.1 Perkembangan Industri Kecil (IK) di Kota Samarinda Tahun 2009-
2014.
Sampai tahun 2014, jumlah Iindustri Kecil (IK) Industri Menengah (IM) di
Kota Samarinda berjumlah 205 unit usaha,. industri kecil dan menengah mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 1.574 orang dengan investasi mencapai Rp.
21,3 milyar.
Bila mengacu pada sasaran nasional yang dicapai oleh sektor IKM 2010-
dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan yang cukup
Pertumbuhan IKM berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan nilai
investasi di Kota Samarinda. Dalam kurun waktu 6 tahun jumlah unit usaha IKM
di Kota Samarinda adalah 25 unit dengan serapan tenaga kerja bejumlah 231
orang dan investasi yang di peroleh mencapai 9,8 milyar. Keadaan tersebut
jumlah unit usaha, nilai investasi dan upah. Salah satu cara memperluas
padat karya yaitu industri kecil menengah. Pertumbuhan unit usaha suatu sektor
dalam hal ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan menambah
jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini berarti permintaan tenaga kerja juga
bertambah. Jika unit usaha suatu industri ditambah maka permintaan tenaga
kegiatan ekonomi. Hal ini berarti pula tergantung pada tersedianya kesempatan
kerja yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi serta penanaman modal baik
dan angkatan kerja dari tahun ke tahun. Kesempatan kerja sendiri merupakan
penelitian ini menekankan pada pergaruh jumlah unit usaha, nilai investasi, dan
6
upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan
penyerapan tenaga kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota
Samarinda.
tenaga kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota Samarinda.
tenaga kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota Samarinda.
diantaranya :
7
menengah.
3. Penelitian ini juga diharapakan menjadi referensi bagi para peneliti yang
ingin meneliti masalah ini dengan memperkenalkan variabel lain yang turut
samarinda.
Samarinda.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap
tenaga kerja dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas sebagai
adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun
diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
yang secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa dari penduduk
(Ananta, 1986) Menurut Simanjuntak (2001) tenaga kerja (man power) adalah
penduduk yang sudah bekerja dan sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerja, yaitu :
dengan Industri Kecil, yaitu industri dengan nilai investasi paling banyak Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan
9
lebih dari Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) atau paling banyak
Alasannya, alam (tanah) tidak artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang
melihat alokasi sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan
dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi
sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary condition)
demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada
pengangguran, kalau tidak ada yang bekerja, dari pada tidak memperoleh
pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah
yang lebih rendah. Kesedian untuk bekerja dengan tingkat upah yang lebih
banyak.
kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik diatas. Dimanapun pekerja
memperoleh pendapatan sebagai balas jasa dari usaha yang telah dilakukannya
yakni upah. Maka pengertian tenaga kerja adalah tenaga kerja yang diminta oleh
atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber
dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Kedua, sumber daya
bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap
tenaga kerja atau man power. Secara singkat tenaga kerja didefinisikan sebagai
penduduk dalam usia kerja. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja atau labour
force dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang
bukan termasuk angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan
yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan
adalah penduduk usia kerja yang selama seminggu yang lalu mempunyai
pekerjaan baik yang bekerja maupun sementara tidak bekerja karena suatu
11
sebab seperti menunggu panen, pegawai yang sedang cuti dan sejenisnya.
Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaaan tetapi sedang mencari
kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu
perusahaan atau suatu instansi kesempatan kerja ini akan menampung semua
tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi
disamping itu usaha perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu usaha
kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja
pada suatu perusahaan atau instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung
semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia.
Adapun yang dimaksud lapangan kerja adalah bidang kegiatan dari usaha atau
kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi, yang dapat berarti lapangan
pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja yang ada dari suatu
diduduki dan semua pekerjaan yang masih lowong. Kesempatan kerja dapat
diukur dari jumlah orang yang bekerja pada suatu saat dari suatu kegiatan
12
ekonomi. Kesempatan kerja dapat tercipta jika terjadi permintaan akan tenaga
kerja di pasar kerja, sehingga dengan kata lain kesempatan kerja juga
yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain
penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu
konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang karena barang itu
barang dan jasa untuk di jual kepada konsumen. Dengan kata lain, pertambahan
pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah
pada suatu daerah akan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini berarti
pemintaan tenaga kerja, artinya jika unit usaha ditamabah maka permintaan
tenaga kerja juga bertambah. Semakin banyak jumlah perusahaan atau unit
13
usaha yang berdiri maka akan semakin banyak untuk terjadi penambahan
tenaga kerja.
hanya dapat meningkat bila sumber daya lain (modal fisik) membesar (Mulyadi,
2003).
kemudian akan diikuti oleh pertambahan dalam kebutuhan akan tenaga kerja
bersifat otonomi, yaitu investasi yang berlaku tidak dipengaruhi oleh pendapatan
nasional. Hal ini berarti pendapatan nasional bukan penentu utama dari tingkat
menunjukan dua faktor penting yang menentukan investasi yaitu suku bunga dan
dari pabrik, mesin-mesin, peralatan, dan persediaan bahan baku yang dipakai
dalam proses produksi. Yang termasuk dalam persediaan capital adalah rumah,
14
dan persediaan barang yang belum terjual atau belum terpakai pada tahun yang
(Suparmoko, 1994).
tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa akan datang.
modal yang lama yang telah harus dan perlu didepresiasikan. Yang digolongkan
yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainya untuk mendirikan berbagai jenis
Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan
secara kotrak diantara pekerja dan majikan atau pihak perusahaan, dan tidak
kerja yang berlaku. Dengan perkataan lain, upah cenderung untuk bertahan pada
tingkat yang sudah disetujui oleh perjanjiaan diantara tenaga kerja dan majikan
secara cepat menaikan upah nominal. Sepanjang kotrak kerja diantara tenaga
kerja dan majikan adalah tetap atau konstan walaupun dalam pasaran tidak
(Sukirno, 2003).
15
Kenaikan tingkat upah akan diikuti oleh turunnya tenaga kerja yang
Demikian pula sebaliknya, dengan turunnya tingkat upah maka akan diikuti oleh
kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat upah. Kenaikan tingkat upah
yang di sertai oleh penambahan tenaga kerja hanya akan terjadi bila suatu
Kebijakan upah minimum telah menjadi isu yang penting dalam masalah
dari kebijakan upah minimum ini adalah untuk menutupi kebutuhan hidup
minimum adalah untuk menjamin pekerja sehingga tidak lebih rendah dari suatu
(sumarsono, 2003).
adalah suatu standar minimum yang digunakan para pengusaha atau pelaku
industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau
kerjanya, atau dapat juga diartikan sebagai suatu penerimaan bulanan minimum
pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai
dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan
regional maupun subsektoral, meskipun saat ini baru upah minimum regional
16
Keputusan Menteri No.1 Th. 1998 Pasal 1 ayat 1, Upah Minimum adalah upah
bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah
ini berlaku bagi mereka yang lajang dan memiliki pengalaman kerja 0-1 tahun,
berjalan.
(penyerapan tenaga kerja) pada sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM)
sangat mempengaruhi investasi. Jika tingkat suku bunga lebih tinggi dari
tersebut. Barang modal sendiri dari pabrik, kantor, mesin dan produk tahan
17
lama lain yang digunakan dalam proses produksi. Peningkatan output yang
semacam ini dinamakan investasi modal kerja, walaupun masih ada jenis
(Sukirno, 2004).
tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan
upah. Apabila tingkat upah naik sedangkan harga input lain tetap, berarti
harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Situasi ini mendorong
Malthus (1766 – 1834), salah satu tokoh mazhab klasik ini meninjau upah
tenaga kerja. Oleh karena itu, tingkat upah yang terjadi adalah karena hasil
tolak dari sisi penawaran (supply side economies). Tingkat upah, sebagai
dan menengah, maka ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
Alin Seftina Maulida (2014) dengan judul “pengaruh nilai investasi dan
jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industry kecil
industry. Hasil kolerasi parsial antara investasi dan lapangan kerja adalah 0.5333
dalam kategori cukup. Kolerasi jumlah indutri dan lapangan kerja pada unit
Provinsi Kalimantan Timur”. Pada penelitian ini menunjukan bahwa jika terjadi
tenaga keja kurang responsive atas perubahan produksi. Dengan arti kata bahwa
produksi. Atau penyerpan tenaga kerja kurang peduli atau kurang peka atas
perubahan produksi.
19
Dengan menggunakan alat analisis regresi linear sederhana. Pada penelitian ini
pengaruh yang positif dan cukup berarti terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industry kecill.
Yuliana. B (2011) dengan judul “Modal dan Kredit terhadap output dan
penelitian ini menemukan bahwa kredit ada pengaruh langsung secara positif
dan signifikan antara modal terhadap penyerapan tenaga kerja, kredit ada
pengaruh langsung secara positif dan tidak signifikan antara kredit terhadap
penyerapan tenaga kerja, output ada pengaruh langsung secara positif dan tidak
signifikan antara output terhadap penyerpan tenaga kerja, modal dan kredit
melalui output ada hubungan positif dan tidak signifikan output terhadap
usaha dan nilai investasi serta nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja
pada usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Kutai Kartanegara”, dengan
menggunakan alat analisis regresi linear berganda dan alat analisis uji asumsi
terhadap penyerapan tenaga kerja. Dan nilai produksi tidak berpengarh signifikan
Ayu Wafi Lestari (2011) dengan judul “Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai
Investasi, dan Upah Minimum Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten
penelitian ini diambil kesimpulan bahwa variabel jumlah unit kecil dan menengah
2. Unit Usaha adalah unit yang pelaksaan kegiatan yang di lakukan oleh
secara kotrak diantara pekerja dan majikan atau pihak perusahaan, dan
tenaga kerja yang berlaku. Dengan perkataan lain, upah cenderung untuk
permintaan teanga kerja tidak akan secara cepat menaikan upah nominal.
Sepanjang kotrak kerja diantara tenaga kerja dan majikan adalah tetap
Kecil, dan Menengah yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menegah atau Usaha
Undang-Undang Ini.
disusun kerangka konsep yaitu variabel independen antara lain jumlah unit
usaha, nilai investasi dan upah minimum yang berpengaruh terhadap permintaan
tenaga kerja sebagai variabel dependen. Untuk memperjelas penelitian ini, dapat
Penyerapan Tenaga
Nilai Investasi ( X 2 ) Kerja
(Y)
Upah Minimum ( X 3 )
2.11 Hipotesis
penyerapan tenaga kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota
Samarinda.
penyerapan tenaga kerja pada Sektor Industri Kecil dan menengah di Kota
Samarinda.
penyerapan tenaga kerja pada Sektor Industri Kecil dan menengah di Kota
Samarinda.
BAB III
METODE PENELITIAN
yang bekerja pada sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota
Samarinda,(dalam jiwa).
2. Jumlah Unit Usaha yang dimaksud adalah unit kesatuan usaha yang
(dalam unit).
(PMDN) maupun yang bersumber dari luar negeri (PMA) (dalam satuan
rupiah).
atau kerjanya pada suatu kota pada suatu tahun tertentu (dalam satuan
rupiah).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, seperti
mempunyai relevansi dengan tema penelitian (hadi, 2000). Data sekunder ini
24
berbentuk data runtut waktu (time series). Data yang digunakan pada kurun
waktu 2005 sampai 2014 dalam bentuk tahunan. Dalam peneliatian ini data
diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER) dan Badan Pusat Statistik Kota
Samarinda.
mendapatkan bahan-bahan yang relevan dan akurat dan penerbit seperti koran,
Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Samarinda dapat di gunakan faktor-
Unit usaha, Investasi, dan Upah Minimum pada sektor Industri kecil dan
menegah (IKM).
regression).
Gujarati, 1997):
Y= a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3
25
Keterangan :
A = Konstanta
menghasilkan nilai parameter penduga yang tepat bila memenuhi uji asumsi
klasik dalam regresi, yaitu meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan
uji autokolerasi.
1. Uji Normlitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dala model regresi, variabel
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data ormal. Seperti di ketahui
Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak berlaku
dari residual. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya maka data menunjukan pola
Selain dari grafik dan histogram yang tersaji, normalitas dapat dideteksi
Data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikan) < 0,50
26
2. Uji Multikolinearitas
hubungan yang sempurna diantara variabel antara atas semua variabel yang
variabel bebas. Secar parsial yakni dengan melakukan regresi antara variabel
3. Uji Autoklerasi
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yang terjadi antara residual pada suatu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode dalam uji
autokorelasi yang digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW) yang
4. Uji Heteroksidasdisitas
menguji hipotesis.
terjadi hetorokedastisitas.
terjadi hetorokedastisitas.
1. Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji koefisien (R), uji
koefisien determinasi (uji R2), uji serentak (uji F), dan uji koefisien parsial (uji t).
F R2 /(k−1)
n=¿ ¿
(1− R2) /(n−k)
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
H1 = Ada hubungan
Hal ini berarti H 0 diterima dan menolak H a dengan syarat F hitung ≤ F tabel
(α = 0,05)
Hal ini berarti H 0 ditolak dan menerima H a dengan syarat F hitung ≥ F tabel (α
= 0,05)
berikut:
t bi
h=¿ ¿
sbi
Dimana:
Hal ini berarti H 0 ditolak dan menerima H a dengan syarat t hitung ≤ t tabel (α
=0,05).
Hal ini berarti H 0 diterima dan menolak H a dengan syarat t hitung ≥ t tabel (α
=0,05).
4. Koefisien Determinasi
seberapa besar persentase variasi dalam variabel terikat pada model dapat di
30
BAB IV
memiliki wilayah seluas 718 km². Kota ini dilalui oleh Sungai Mahakam, yang
Samarinda be- rada diantara 117°03'00" sampai dengan 117°18'14" Bujur Timur
dan 00° 19'02" sampai dengan 00°42'34" Lintang Selatan. Topografi Samarinda
meliputi tanah datar dan berbukit di ketinggian antara 10 s.d. 200 m di atas
pesipir. Hampr separuh wilayah Kota Samarinda atau sekitar 41,12 persen,
merupaka daerah patahan. Wilayah yang paling kecil, atau sekitar 0,03 persen,
sebagai berikut:
Kartanegara.
Kecamatan Sungai Kunjang
Kecamatan Samarinda Ulu
Kecamatan Samarinda Utara
Kecamatan Samarinda Ilir
Kecamatan Samarinda Seberang
Kecamatan Palaran
Kecamatan Samarinda Kota
Kecamatan Sambutan
Kecamatan Sungai Pinang
dominasi oleh Industri Kecil Menengah (IKM) yang lebih banyak berperan dalam
berikut :
No Kelompok Industri
1 Industri hasil Hutan, Kimia, dan Percetakan
2 Industri Elektonika dan Aneka Usaha
3 Industri Logam, Mesin, dan Perekayasaan
4 Industri Agro
bengkel ( reparasi kendaraan bermotor roda empat dan roda dua ), sedangkan
diperlukan untuk mengetahui jumlah unit usaha,nilai investasi dan upah minimum
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industry kecil dam menengah di Kota
sebagai berikut:
1. Tenaga kerja
tahun 2005 tenaga kerja pada industry kecil dan menengah sebesar 1.104
jiwa mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 1.384 jiwa dan pada
tertentu penyerapan tenaga kerja pada sektor industry kecil dan menengah
2007 160
2008 164
2009 180
2010 193
2011 194
2012 199
2013 206
2014 205
Pada table x.x dapat dilihat bawa jumlah unit usaha pada sektor
tahun 2005 berjumlah sebesar 147 unit, mengalami kenaikan hingga pada
tahun 2013 sebesar 206 unit dan mengalami penurunan pada tahun 2014
3. Nilai Investasi
Pada table x.x dapat dilihat bahwa investasi pada sektor industry
4. Upah Minimum
31,640
2005 600,000
2006 701,640
2007 770,000
2008 825,000
2009 966,652
2010 1,047,500
2011 1,131,300
2012 1,250,000
2013 1,752,000
2014 1,995,000
Pada table x.x dapat dilihat bahwa upah minimum Kota samarinda
sebesar Rp 1,995,000,00.
Kota Samarinda. Dalam penelitian ini variabel bebas yang diduga berpengaruh
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industry kecil dan
pengujian hipotesi yang terbaik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-
1. Uji Normalitas
paling tidak mendekati distribusi normal. Model regresi yang paling baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal dan metode untuk
probability plot. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data (titk) pada
sumbu diagonal pada grafil normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari
Dari gambar x.x terlihat bahwa pada distribusi mendeteksi normal karena data di
Dari gambar x.x Normal Probability Plot di atas menunjukan bahwa data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan
2. Uji Multikolinearitas
adanya kolerasi antara variabel bebas. Model yang seharusnya tidak terjadi
korelasi antara yang tinggi diantara variabel bebas. Tolerance mengukur bariabel
bebas yang terpilih yang terpilih yang tidak dapat di jelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jadi nilai teleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi ( karena VIF =
aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance, jika nilai VIF kurang dari 10
atau Tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized Collinearity
d
Model Coefficients t Sig. Statistics
Coefficients
Jumlah
.457 .162 .443 2.820 .026 .121 8.249
1 Unit
variabel Jumlah unit usaha, investasi dan upah minimum nilai tolerance di atas
0,10 dan VIF di bawah 10. Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF)
dan tolerance, jika nilai VIF kurang dari 10 atau Tolerance lebih dari 0,10 maka
3. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan yang lain untuk melihat
penyebaran data. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak
penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik, yaitu melihat grafik scatter plot
antara lain prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dan residualnya SRESID,
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
b. Jika tidak ada pola yang jelas , serta titik-titik menyebar di atas da di
acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi
41
heterokedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
4. Uji Autokolerasi
antara residual suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Pengujian ini menggunakan Durbin Watson. Hasil dari uji autokorelasi untuk
penilitian ini dapat dilihat pada tabel uji Durbin Watson sebagai berikut :
Model Summaryb
R Adjusted Error of R F
Mo Squar R the Square Chang Sig. F Durbin-
del R e Square Estimate Change e df1 df2 Change Watson
1 108.9
.989a .979 .970 .01098 .979 3 7 .000 2.605
96
X 1 ), investasi ( X 2 ) dan upah minimum kota ( X 3 ) serta satu variabel terikat yaitu
1. Uji F ( Serentak)
(ANOVA). Dimana dengan analisis ini akan dapat diperoleh pengertian tentang
dan upah minimum kota ( X 3 ) terhadap variabel terikat yaitu penyerapan tenaga
kerja pada industry kecil dan menengah (Y). Perhitungan tersebut dapat dilihat
ANOVAa
Total .040 10
108,996 sedangkan F table = 4.35 pada table distribusi F dengan taraf signifikan
0,05. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa F hitung > F table.
Kesimpulan, kerena F hitung > F table (108,996 > 4.35) maka H 0 ditolah,
terhadap masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Coefficientsa
Toleranc
B Std. Error Beta e VIF
Jumlah
.457 .162 .443 2.820 .026 .121 8.249
Unit
Model Summaryb
R Change Statistics
44
Std.
R Adjusted Error of R F
Mo Squar R the Square Chang Sig. F Durbin-
del e Square Estimate Change e df1 df2 Change Watson
1 108.9
.989a .979 .970 .01098 .979 3 7 .000 2.605
96
(R) yang secara simultan antara variabel jumlah unit usaha ( X 1 ), investasi ( X 2 )
dan upah minimum kota ( X 3 ) terhadap variabel terikat yaitu penyerapan tenaga
kerja pada industry kecil dan menengah (Y) diperoleh nilai sebesar 0,989. Nilai
tersebut menunjukan hubungan yang kuat antara variabel terikat dengan variabel
bebas tersebut.
dengan variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi ( R2). Apabila nilai
variabel terikat adalah kuat, apabila ( R2) adalah 0 maka tidak ada pengaruh
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien ( R2) sebesar 0,970
sesuai dengan kriteria pengujian R2 = 0,970 yang menunjukkan bahwa 97% dari
variasi perubahan penyerapan tenaga kerja (Y) mampu dijelaskan oleh variabel–
belum dimasukkan dalam model sehingga ( R2) sebesar 0,970 dinyatakan bahwa
model valid.
45
4.5. Pembahasan
rinci atau spesifik mengenai hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut :
> t table atau 2.820 > 1.894 artinya t hitung lebih besar daripada t table,
Dari table x.x sebelumnya, perhitungan sig pengaruh jumlah unit usaha
jumlah unit usaha, maka semakin tinggi pula tingkat penyerapan tenaga
dan menengah
< t table atau 0.345 < 1.894 artinya t hitung lebih kecil daripada t table,
> t table atau 3.140 1.894 artinya t hitung lebih besar daripada t table,
Dari table x.x sebelumnya, perhitungan sig pengaruh upah minimum kota
upah minimum kota, maka semakin tinggi pula tingkat penyerapan tenaga