Anda di halaman 1dari 6

PERAN BIDANG KESISWAAN DALAM MEMBANGUN BUDAYA BERPRESTASI DI

SMA N 1 YOGYAKARTA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyusun Skripsi
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:

Siddiq Febriyanto

13101241027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi ditandai dengan berkembangnya berbagai bidang secara pesat


karena batas negara dan ruang sudah tidak terlihat ditutupi oleh kemajuan teknologi.
Bidang pendidikan tidak luput dari cakupan globalisasi yang semakin mencengkeram di
berbagai bidang. Pendidikan sebagai sarana pewarisan ilmu dari generasi ke generasi baik
dari ilmu pengetahuan maupun keterampilan berkembang semakin pesat. Pendidikan juga
berfungsi sebagai sarana mengembangkan potensi peserta didik serta melestarikan
kebudayaan dan menanamkan keterampilan. Pendidikan yang selalu mengikuti arus
globalisasi ditandai dengan berkembangnya berbagai sistem dan kurikulum yang
diberlakukan demi mendapatkan hasil yang prima dalam penerapannya. Pendidikan
sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal dan
informal.

Di Indonesia sendiri, jenis pendidikan yang paling popular adalah pendidikan


formal, dan pendidikan formal merupakan hal yang diwajibkan di Indonesia. Pendidikan
formal memiliki sistem pendidikan yang terstruktur dan tersistem sehingga pendidikan
jenis ini memiliki teknik pengelolaan yang sudah berjalan sesuai sistem yang
diberlakukan pemerintah maupun lembaga. Sekolah mulai dari tingkat dasar hingga
tinggi sebagai wadah untuk mengolah peserta didik menginternalisasi ilmu-ilmu yang
diberikan oleh pendidik atau guru dan menanamkan budaya yang diciptakan oleh
sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban untuk mendidik anak dan
memberikan budaya yang kondusif untuk belajar dan mengembangkan potensinya.

Secara sempit, sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan wakil-
wakilnya sesuai kebutuhan yang ingin dipenuhi, secara luas sekolah dibentuk oleh
struktur organisasi sekolah yang menempatkan semua stakeholder mulai dari kepala
sekolah beserta wakil-wakil kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha, karyawan, laboran,
tenaga ahli dan lain sebagainya. Struktur organisasi sekolah sebagai susunan komponen-
komponen yang menunjukkan peran-peran yang diemban setiap komponen beserta
pembagian kerjanya. Mulai dari kepala sekolah hingga karyawan semuanya memiliki
peran dan pembagian kerja yang sudah terstruktur, dalam struktur organisasi sekolah juga
sudah terdapat garis perintah dan garis koordinasi yang jelas. Struktur orgaisasi sekolah
ini tidak lain adalah digunakan untuk menjalankan sistem yang akan diselenggarakan
disekolah, unsur-unsur ini nantinya akan membangun budaya disekolah sesuai dengan
visi dan misi yang dimiliki setiap sekolah. Hasil dari dijalankannya visi dan misi setiap
sekolah yaitu diraihnya prestasi baik akademik maupun non akademik serta diharapkan
tercipta budaya berprestasi yang terinternalisasi di dalam setiap siswa sekolah yang
bersangkutan.

Siswa sebagai objek utama dalam proses pendidikan yang dijadikan sebagai input,
kemudian diolah melalui proses pendidikan dengan segala perangkatnya. Siswa yang
dididik diharapkan nantinya akan menjadi output dan outcome yang sesuai dengan apa
yang diharapkan sekolah. Berkaitan dengan kepengurusan siswa selaku objek didik
utama di sekolah, pihak yang paling berperan dan dimandati dalam kepengurusannya
adalah pihak wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan mengurusi berbagai hal terkait dengan siswa, mulai dari penerimaan,
kepengurusan osis beserta perangkat-perangkatnya, mutasi, keikutsertaan lomba,
pengembangan diri serta berbagai hal lainnya. Peran wakasek bidang kesiswaan sangat
kompleks terhadap siswa, hal ini terkait mandat yang dipikul oleh wakasek bidang
kesiswaan dalam pembentukan siswa mulai dari pembentukan moral hingga intelegensi
akademik serta pengembangan diri.

Bidang kesiswaan memegang peran penting dalam pembentukan budaya


berprestasi karena hubungannya sangat erat dengan siswa. Budaya berprestasi dibentuk
dari program-program yang disuguhkan demi tercapainya visi misi sekolah serta demi
terinternalisasinya nilai-nilai positif yang dibangun dari sekolah. Di SMA N 1
Yogyakarta, budaya berprestasi sudah terbentuk dan selalu dijaga oleh setiap stakeholder.
Bidang kesiswaan SMA N 1 Yogyakarta selalu berusaha menyuguhkan program-program
yang terbaik dan unggul, serta melakukan pembinaan-pembinaan kepada siswa agar
dapat berpartisipasi dalam kegiatan, lomba maupun pengembangan diri pada tingkat
local, nasional bahkan sampai ke tingkat internasional. Sebagai motor penggerak utama
dalam pembentukan budaya berprestasi, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan beserta
seperangkatnya memberikan pelayanan melebihi dari sekolah-sekolah formal yang
setingkat.

SMA N 1 Yogyakarta atau SMA Teladan merupakan sekolah menengah atas yang
bertempat di jalan H.O.S. Cokroaminoto 10 Yogyakarta. SMA N 1 Yogyakarta
merupakan sekolah yang ternama dikancah lokal maupun nasional, sekolah ini dari
dahulu sudah merupakan sekolah dengan segudang prestasi. SMA N 1 Yogyakarta
memiliki visi terwujudnya sekolah yang mampu menghasilkan keluaran yang berakar
budaya bangsa, berwawasan kebangsaan dan bercakrawala global. Dengan visi tersebut,
tentu saja dibutuhkan pembentukan karakter siswa mulai dari kejujuran, kedisiplinan
serta membangun budaya berprestasi agar dapat bersaing dan meraih prestasi. Visi yang
dijabarkan oleh SMA N 1 Yogyakarta kemudian dicapai dengan menentukan misi apa
saja yang akan dilakukan, misi dari SMA N 1 Yogyakarta yaitu:
 Mengembangkan kemampuan akademik bercakrawala global dengan
penerapan dan pengembangan kurikulum yang berlaku, baik kurikulum
local, kurikulum nasional maupun kurikulum global.
 Mengembangkan kedisiplinan, kepemimpinan serta ketaqwaan melalui
berbagai kegiatan kesiswaan baik melalui organisasi siswa, kegiatan
ekstrakurikuler, keagamaan maupun kegiatan lain yang berakar budaya
bangsa.
 Mengedepankan sikap berkompetisi yang sportif melalui berbagai
bidang dan kesempatan dengan mengedepankan semangat kebangsaan.
B. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan di atas, permasalahan yang


dapat diidentifikasi adalah:

1. Siswa baru SMA N 1 Yogyakarta berasal dari berbagai jenis SMP yang
memiliki karakteristik budaya sekolah yang berbeda.
2. Siswa belum sepenuhnya memiliki keberanian dalam unjuk gigi pada setiap
ajang pemilihan bibit unggul.
3. Menjaga budaya berprestasi membutuhkan peningkatan partisipasi seluruh
stakeholder yang ada.
4. Tanpa Bidang Kesiswaan, program sekolah dalam membangun budaya
berprestasi tidak terwujud dengan baik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, masalah yang dikaji dalam


penelitian ini terbatas pada peran bidang kesiswaan mulai dari pembentukan program
hingga pelaksanaan program dalam membangun budaya berprestasi di SMA N 1
Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimanakah persiapan program bidang kesiswaan dalam membangun


budaya berprestasi di SMA N 1 Yogyakarta?
2. Bagaimanakah pelaksanaan program bidang kesiswaan yang dilakukan di
SMA N 1 Yogyakarta?
3. Bagaimanakah hasil pelaksanaan program bidang kesiswaan di SMA N 1
Yogyakarta?
4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pembentukan budaya
berprestasi di SMA N 1 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Persiapan program bidang kesiswaan dalam membangun budaya berprestasi di


SMA N 1 Yogyakarta.
2. Pelaksanaan program bidang kesiswaan yang dilakukan di SMA N 1
Yogyakarta.
3. Hasil pelaksanaan program bidang kesiswaan di SMA N 1 Yogyakarta.
4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pembentukan budaya
berprestasi di SMA N 1 Yogyakarta
5. Keterlibatan stakeholder dengan bidang kesiswaan dalam rangka membangun
budaya berprestasi di SMA N 1 Yogyakarta.
6. Sikap bidang kesiswaan SMA N 1 Yogyakarta dalam menyikapi evaluasi
program setiap tahunnya demi menjaga budaya berprestasi yang telah
diciptakan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran serta


pengembangan khususnya dalam bidang manajemen peserta didik, serta dapat
memberikan wawasan kepada pengelola pendidikan, mahasiswa dan jurusan. Manfaat
dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi ilmu di
bidang manajemen peserta didik.
b. Memberikan informasi bagi siapa saja pihak yang tertarik dengan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Secara Praktis:
a. Bagi lembaga terkait (SMA N 1 Yogyakarta)
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
pelaksanaan program agar dapat meningkatkan lagi pengelolaan yang
sudah dilakukan.
b. Bagi Instansi Pendidikan Formal Tingkat Atas
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi acuan dalam
penerapan pembentukan budaya berprestasi di instansi yang terkait.
c. Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan
Hasil penelitian ini sebagai penambahan informasi dan wawasan pada
mata kuliah manajemen peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai