Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
DELANGGU
Disusun Oleh :
13101241031
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
yang dimiliki manusia untuk kelangsungan hidupnya dan sebagai bekal yang
dibutuhkan dirinya di masyarakat.
Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multi
kompetensi manusia harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, proses
pembelajaran hendaknya bisa mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak manusia sehingga tercipta pendidikan yang berkualitas.
Proses pembelajaran yang berkualitas dapat tercipta apabila dilakukan
dengan pengelolaan yang baik. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan
harus mampu mewujudukan amanat undang-undang, perlu dilakukan
pengelolaan secara komprehensif dan menyeluruh ke semua bidang
pendidikan. Menurut Marno dan Triyo Supriyatno (2008:1) manajemen
adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Sedangkan
menurut Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono (2004:13)
manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pimpinan/manajer di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah sebuah keterampilan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
mendapatkan suatu hasul melalui kegiatan orang lain dalam rangka untuk
mencapai tujuan bersama dalam organisasi.
Sebagai salah satu elemen manajemen, SIM (Sistem Informasi
Manajemen) memiliki peran vital dalam kekokohan suatu lembaga. Karena
dalam pengambilan keputusan lembaga membutuhkan informasi yang akurat
dan mudah. Sebelum ditemukannya teknologi komputer, Sistem Informasi
Manajemen sudah dilakukan oleh pimpinan-pimpinan lembaga atau organisasi
dalam mengambil sebuah keputusan. Namun, pada saat itu proses
pengambilan keputusan masih berjalan dengan cara manual. Data-data yang
diperlukan pimpinan lembaga atau organisasi masih berupa lembaran-
3
lembaran arsip yang beragam. Oleh sebab itu, apabila pimpinan membutuhkan
informasi yang berhubungan dengan sesuatu dan harus membuat keputusan
segera, maka tak ada cara lain selain membongkar lembaran-lembaran arsip.
Tak jarang arsip yang ditemukan sudah dalam kondisi yang rusak, tulisan
kabur, kertasnya kusam, dan mungkin sudah rusak dimakan rayap atau kutu
buku dan sejenisnya.
Proses Sistem Informasi Manajemen yang berjalan lamban sudah tidak
berlaku pada jaman modern seperti sekarang. Dengan hadirnya teknologi
komputer, telah membuat data dan dokumen yang dahulu masih disimpan
secara manual dengan lembaran-lembaran arsip, sekarang semuanya
tersimpan secara digital, dan dengan sekali klik maka informasi yang
dibutuhkan bisa ditampilkan melalui komputer. Dengan kondisi demikian,
tentu saja Sistem Informasi Manajemen (SIM) hanya tinggal mempersiapkan
substansinya saja, sedangkan wadah atau kerangkanya dapat dipersiapkan
melalui teknologi komputer.
Apabila berbicara tentang Sistem Informasi Manajemen, maka yang
diingat adalah komputer dengan sebuah sistem yang saling tersambung
dengan berbagai jaringan dalam komputer tersebut. Persepsi seperti ini tentu
saja tidaklah semuanya benar, karena teknologi komputer hanyalah sebuah
wadah atau fasilitas, yang kehadirannya mempermudah proses dalam Sistem
Informasi Manajemen, sedangkan prinsip kerja dan basis dari SIM itu sendiri
adalah ilmu manajemen, karena memang SIM itu lahir dari manajemen.
Artinya, tanpa adanya manajemen maka SIM itu sendiri sesungguhnya tidak
ada. Informasi ini berorientasi pada kepentingan manajemen organisasi,
perancangan dan operasionalisasinya berdasarkan arahan manajemen dan
telah disusun sedemikian hingga untuk tujuan organisasi.
Menurut Donald W. Kroeber yang dikutip oleh Deni Darmawan &
Kunkun Nur Fauzi (2013:7) menyatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen
mendukung terhadap aktivitas pengelolaan data informasi terutama berkaitan
4
dengan sumber informasi, ketepatan informasi, arus informasi dan perluasan
dalam proses pengumpulan informasi. Sedangkan menurut Wahyudi
Kumorotomo & Subando Agus Margono (2004:13) tujuan dari pembentukan
SIM adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan
dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pembuatan
keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin
maupun keputusan-keputusan strategis. Berdasarkan beberapa pendapat
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah
suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi, dan
sebagai sesuatu yang dapat diandalkan dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Manajemen dapat dilaksanakan tanpa bantuan alat
komputer. Akan tetapi sistem manajemen yang semakin kompleks di dalam
organisasi-organisasi modern, dan juga melihat kenyataan bahwa harga
perangkat keras maupun perangkat lunak komputer relatif semakin murah,
unsur mesin komputer tidak dapat diabaikan peranannya. Maka setiap
pembahasan SIM modern sekarang ini hampir dapat dipastikan akan
melibatkan pembahasan tentang sistem informasi yang menggunakan
komputer.
Dalam menghadapi globalisasi, sistem informasi semakin dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran
informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan
aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai
lembaga pendidikan tersebut (Ety Rochaety, 2008:2). Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia
dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan
mengambil kembali dalam rangka mendukung kembali proses pengambilan
keputusan bidang pendidikan. Data tersebut adalah data empiris atau data
fakta sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5
Melihat fakta di SMP N 1 Delanggu, bahwa dalam penerapan Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan yang diterapkan sudah menerapkan SIM
yang maju dan perpaduan antara SIM secara manual dan dengan komputer,
dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin berkembang.
Dalam hal ini peneliti mengambil obyek di SMP N 1 Delanggu sebagai lokasi
penelitian. Hal ini tentunya didasari atas berbagai macam pertimbangan,
antara lain : (1) SMP N 1 Delanggu merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang ada di Kabupaten Klaten khususnya kecamatan Delanggu yang menjadi
unggulan masyarakat Delanggu dan sekitarnya (2) SMP N 1 Delanggu sudah
mulai menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer. (3) Pada
bulan Mei tahun 2015, SMP N 1 Delanggu menjadi satu-satunya sekolah yang
siap menyelenggarakan ujian berbasis komputer (UBK/CBT)
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil
judul penelitian “Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) di SMP N
1 Delanggu”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu :
1. SMP N 1 Delanggu menerapkan sistem informasi manajemen berbasis
komputer. Namun belum diketahui tentang karakteristik Sistem Informasi
Manajemen yang diterapkan.
2. SMP N 1 Delanggu sudah menggunakan JIBAS (Jaringan Informasi
Bersama Antar Sekolah). Namun penggunaan program ini tidak terlaksana
dengan baik, pengelola tidak melakukan update secara berkala.
3. SMP N 1 Delanggu menjadi satu-satunya sekolah yang siap
menyelenggarakan ujian berbasis komputer (UBK/CBT).
6
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah di dalam memahami skripsi ini, penulis
membatasi tentang bagaimana implementasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) di SMP N 1 Delanggu.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di
SMP N 1 Delanggu?
2. Bagaimana proses pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran data Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan di SMP N 1 Delanggu?
3. Bagaimana dampak penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
terhadap lingkungan sekolah di SMP N 1 Delanggu?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan umum diadakannya
penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui karakteristik Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di
SMP N 1 Delanggu.
2. Mengetahui proses pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran data
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di SMP N 1 Delanggu.
3. Mengetahui dampak penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
terhadap lingkungan sekolah di SMP N 1 Delanggu.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka diharapkan
penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
7
1. Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini sebagai tambahan referensi terkait
penelitian mengenai implementasi Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan (SIMP) di lembaga pendidikan, dan dapat menambah
wawasan mengenai karakteristik Sistem Informasi Manajemen di lembaga
pendidikan.
2. Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Dapat dijadikan bahan pertimbangan yang digunakan dalam
pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan yang ada di
sekolah sehingga dapat dilaksanakan dengan optimal.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
9
Dalam suatu perusahaan, data bisa merupakan jumlah jam
kerja bagi setiap karyawan di perusahaan tersebut, jumlah penjualan,
dan lain-lain. Ketika data ini diproses, data tersebut diubah menjadi
informasi. Sebagai contoh, ketika jam kerja para karyawan dikalikan
dengan tarif karyawan per jamnya, hasilnya merupakan penghasilan
kotor bagi tiap karyawan dan jika penghasilan kotor tersebut
dijumlahkan satu sama lainnya, jumlah keseluruhan merupakan jumlah
gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Jumlah gaji yang harus
dibayar ini merupakan informasi bagi pemilik perusahaan.
Ciri pokok daru suatu data ialah adanya fakta. Nomor telepon
seluruh penduduk kota Yogyakarta yang terdapat di dalam buku
halaman kuning, nomor induk seluruh mahasiswaa Universitas Negeri
Yogyakarta, daftar Nomor Induk Pegawai (NIP), jadwal penerbangan
bandara Adi Sucipto, adalah contoh-contoh dari data.
Menurut Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:2)
informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak
semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil
pengolahan data dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil
pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak
bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang
tersebut. Dari uraian tentang infomrasi ini ada 3 hal yang harus
diperhatikan di sini, yaitu:
1) Informasi merupakan hasil pengolahan data
2) Memberikan makna atau arti
3) Berguna atau bermanfaat dalam meningkatkan kepastian
10
diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk
pengambilan keputusan.
1) Ketersediaan (availability)
Sudah barang tentu syarat yang mendasar bagi suatu
informasi adalah tersedianya informasi itu sendiri.
Informasu harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
2) Mudah dipahami (comprehensibility)
Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan,
baik itu informasi yang menyangkut pekerjaan rutin
maupun keputusan-keputusan yang bersifat strategis.
Infomasi yang rumit dan berbelit hanya akan membuat
kurang efektifnya keputusan manajemen.
3) Relevan
Dalam konteks organisasi, informasi yang diperlukan
adalah benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan
tujuan organisasi.
4) Bermanfaat
Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga
harus bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga
harus dapat tersaji ke dalam bentuk-bentuk yang
memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi yang
bersangkutan.
11
5) Tepat waktu
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Syarat ini
terutama sangat penting pada saat organisasi membutuhkan
informasi ketika manajer hendak membuat keputusan yang
krusial.
6) Keandalan (reliability)
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat
diandalkan kebenarannya. Pengolah data atau pemberi
informasi harus dapat menjamin tingkat kepercayaan yang
tinggi atas informasi yang disajikannya.
7) Akurat
Syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari
kesalahan dan kekeliruan. Ini juga berarti bahwa informasi
harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna yang
terkandung dari data pendukungnya.
8) Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam
penyajiannya karena konsistensi merupakan syarat penting
bagi dasar pengambilan keputusan.
b. Manajemen
Manajemen dipandang sebagai upaya atau proses pencapaian
tujuan dengan menggunakan keahlian orang lain. Bila perusahaan pada
suatu saat memiliki suatu keinginan untuk mencapai satu tujuan
tertentu, yang penting diperhatikan di sisi adalah tujuan tersebut harus
didefinisikan terlebih dahulu dengan jelas. Apabila definisi tujuan
telah ditentukan dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan ciri-ciri dari tujuan tersebut yang menjadi tolok ukur
keberhasilan dalam manajemen.
12
Bagi kebanyakan orang istilah manajemen sudah tidak asing
lagi. Para pakar pun sudah banyak menyumbangkan pemikiran mereka
untuk mendefinisikan manajemen. Di bawah ini beberapa definisi
menurut para ahli :
1) Siagian (1978) menyebutkan manajemen adalah
kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu
hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-
kegiatan orang lain.
2) GR. Terry (1972) menyebutkan bahwa manajemen
merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya lainnya.
3) Harold Kontz dan Cyril O’Donnel (1972) memberikan
batasan bahwa manajemen adalah usaha mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain; dengan
demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, penggerakan dan
pengendalian.
13
3) Manajemen melibatkan secara optimal konstribusi orang-
orang, dana, fisik, dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien.
c. Sistem
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel
yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama
14
lain dan terpadu (Lucas, 1987:5). Teori sistem umum (The General
System Theory) yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding
terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian
yang membentuk sebuah sistem. Kecenderungan manusia yang
mendapat tugas memimpin suatu organisasi adalah bahwa dia terlalu
memusatkan perhatian kepada salah satu komponen saja dari sistem
organisasi. Teori sistem mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk
organisasi adalah penting dan harus mendapat perhatian yang utuh
supaya manajer dapat bertindak lebih efektif. Yang dimaksud unsur
atau komponen pembentuk organisasi di sini bukan hanya bagian-
bagian yang tampak secara fisik, tetapi juga hal-hal yang mungkin
bersifat abstrak atau konseptual seperti misi, pekerjaan, kegiatan,
kelompok, dan lain-lainnya.
Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah
masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran (output).
Suatu sistem tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan
balik (feed-back) dapat berasal dari output tetapi dapat juga berasal
dari lingkungan sistem yang dimaksud. Organisasi dipandang sebagai
suatu sistem yang tentunya akan memiliki semua unsur-unsur ini.
Kecenderungan seseorang lebih melihat sesuatu dari satu
komponen yang memiliki karakter menonjol, dan komponen lain yang
masuk dalam lingkup organisasi, jika tidak memiliki peran penting,
dianggap tidak berpengaruh pada stabilitas organsiasi. Hal ini sering
membuat sebuah organisasi berjalan secara timpang, karena melihat
setiap unsur bukan sebagai satu kesatuan yang utuh.
Dan dari sini dapat disimpulkan bahwa sistem sebagai segenap
komponen yang berjalan secara bersinergis. Sinergis ini berupaya
salaing menopang dan saling melengkapi kebutuhan antar komponen,
15
berbagai komponen dalam sistem inforamasi melibatkan berbagai
perangkat, termasuk pengolahan data beserta personalianya.
16
Berdasarkan pendapat beberapa ahli sebagaimana tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa definisi SIM adalah suatu sistem yang
diperlukan oleh suatu organisasi untuk menyediakan informasi yang
penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Secara teoritis SIM dapat dilaksanakan tanpa bantuan alat komputer.
Akan tetapi sistem manajemen yang semakin kompleks di dalam
organisasi-organisasi modern, dan juga melihat kenyataan bahwa harga
pernangkat keras maupun perangkat lunak komputer semakin murah,
unsur mesin komputer tidak dapat diabaikan peranannya. Maka setiap
pembahasan SIM modern sekarang ini hampir dapat dipastikan akan
melibatkan pembahasan tentang sistem informasi yang menggunakan
komputer.
17
f. Jaringan komunikasi (communication network)
a. Data (data)
b. Orang-orang (brainware)
c. Aktivitas (activities)
d. Jaringan (network)
e. Teknologi (technology)
18
Mekanisme kerja SIM ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai
berikut ini.
Instruksi dan prosedur
Pengolah Data
Input Data Output Laporan
19
kurikulum dan sistem evaluasi pendidikan, dan pembuatan berbagai
peraturan perundangan juga termasuk ke dalam kategori manajemen
pendidikan.
Manajemen pendidikan dalam arti khusus menurut Tatang M Amirin,
dkk (administratif) dapat diartikan sebagai pengelolaan atau pengaturan
organisasi atau lembaga pendidikan sebagai satu kesatuan, dan berkenaan
dengan tugas pokok administrator atau manajer lembaga tersebut yang
diharuskan membuat program kerja kelembagaan.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian manajemen pendidikan merupakan pengelolaan atau
pengaturan suatu lembaga pendidikan baik secara administrasi maupun
pelaksanaan pendidikan.
20
d. Pengawasan, yaitu proses untuk memastikan, memberikan laporan
yang lalu, memeriksa kemajuan, menyeleksi standard, mengambil
tindakan, menjamin tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
21
3. Jenis Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMP)
Jenis SIMP menurut Fifi Fitriyah (2011 : 16) dapat dikategorikan
menjadi beberapa, yaitu :
a. Intranet, yaitu jaringan internal lembaga pendidikan yang
menghubungkan antara kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah
secara geografis, baik lokasi maupun regional.
b. Internet, yaitu jaringan komputer publik yang berpotensi sebagai
penghubung lembaga pendidikan dengan para pengguna program
pendidikan atau calon siswa (peserta didik).
c. Ekstranet, yaitu jaringan yang dibangun sebagai alat komunikasi antar
lembaga pendidikan dengan lembaga pendukungnya, seperti
departemen pendidikan, masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.
22
SMK Darul Ulum Kertasemaya Indramayu memanfaatkan segala potensi
fasilitas / sarana dan prasarana sebagai batu pijakan dalam Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Analisa : Penelitian Ali Sahid Wahyono membahas mengenai penerapan
SIMPdi sekolah. Penelitian tersebut memiliki persamaan yaitu
mendeskripsikan penerapan SIMP di sekolah dan mendeskripsikan
karakteristik SIMP di SMK Darul Ulum Kertasemaya Indramayu.
E. Kerangka Berfikir
Sesuai dengan judul penelitian maka cakupan penelitian ini yaitu
seperti apa penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di SMP N 1
Delanggu, dan bagaimana karakteristik SIMP di SMP N 1 Delanggu. Fungsi
dari Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di lembaga pendidikan adalah
sebagai alat bantu mempermudah stake holder dan kepala sekolah untuk
mengambil / membuat keputusan. Tanda-tanda yang dapat dilihat secara
umum baik atau buruknya SIMP di suatu lembaga pendidikan adalah dengan
kemudahan kepala sekolah/pimpinan untuk menemukan sebuah informasi
tentang suatu hal, hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua murid,
produktivitas pendidikan, penghematan waktu dan penyajian informasi.
23
4. Proses pengolahan data, menentukan format sajian, menyesuaikan
permintaan informasi dan mengamankan informasi;
5. Proses penyajian laporan, menganalisis dan menginterprestasikan hasil
olahan data serta mengamankan hasilnya.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan pendekatan
kualitatif. Jenis penelitian deskriptif karena jenis penelitian ini memusatkan
pada deskripsi data yang berupa kalimat-kalimat yang berasal dari informan
dan pengamatan yang dilakukan peneliti. Pendekatan penelitian kualitatif
karena pada saat mengkaji masalah, peneliti tidak membuktikan atau menolak
hipotesis yang dibuat sebelum penelitian. Peneliti hanya mengolah data dan
melakukan analisis masalah secara non numerik.
Pada penelitian ini peneliti ingin mengukap karakteristik, kondisi, pola
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan yang terjadi dan diterapkan di SMP
N 1 Delanggu. Hasil penelitian ini berbentuk kalimat-kalimat narasi hasil
analisis data dari wawancara, observasi partisipatif pasif dan studi
dokumentasi.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP N 1 Delanggu. Beralamat di Jl. Pabrik
Karung Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Desember-Februari 2016-
2017.
25
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada seperti apa implementasi Sistem
Informasi Manajemen yang ada di SMP N 1 Delanggu.
26
mengetahui bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan di SMP N 1 Delanggu, angket disebar kepada 10 orang tua
siswa dan disebar kepada 15 siswa/siswi di SMP N 1 Delanggu mulai
dari kelas 1, 2 dan 3. Teknik pengumpulan dengan menggunakan angket
ini dilakukan agar mendapatkan penilaian secara jelas dari para siswa
konsumen dari lembaga pendidikan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah orang yang melakukan
penelitian itu sendiri, dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara,
pedoman observasi, pedoman dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk
mengungkap data dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman
observasi, pedoman angket dan pedoman studi dokumentasi. Kisi-kisi
Instrumen penelitian:
27
penerapan SIM
b. Pelaksanaan SIM
c. Evaluasi SIM
2 Hambatan Bentuk hambatan pada - Wawancara - Kepala Bagian
saat penerapan SIM Pengelola SIM
Sekolah
- Kepala Sekolah
- Wakasek Humas
3 Upaya Bentuk solusi yang - Wawancara - Kepala Bagian
dilakukan pada saat Pengelola SIM
menghadapi hambatan Sekolah
- Kepala Sekolah
- Wakasek Humas
G. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik triangulasi data. Menurut Djunaidi dan Fauzan
Almanshur (2012:322) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain, yaitu berbagai sumber data. Penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik dalam menguji
keabsahan data.
1. Triangulasi Sumber
Menurut Sugiyono (2013:373) triangulasi sumber merupakan cara
pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sumber data dalam
penelitian ini berasal dari kegiatan wawancara yang dilakukan kepada
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, wakasek humas, kepala
bagian pengelola SIM sekolah.
28
2. Triangulasi Teknik
Menurut Sugiyono (2012:373) triangulasi teknik digunakan untuk
menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek kepada
sumber yang sama dengan yang berbeda. Pada penelitian ini data akan
diperoleh melalui wawancara dokumentasi, angket dan observasi. Data
yang diperoleh akan dicek dan bila telah diperoleh hasil akhir, maka dapat
diperoleh kesimpulan.
2. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
penyederhanaan, pemusatan perhatian pada hal-hal inti dan mengubah
data kasar yang diperoleh di lapangan.
3. Penyajian Data
29
Penyajian data merupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi
yang telah tersusun dari hasil redukasi data yang kemudian disajikan
dalam laporan yang sistematis dan mudah dibaca/ dipahami.
4. Menarik Kesimpulan.
Kegiatan menyimpulkan dari pemaparan berdasarkan hasil analisi data
atau fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian sehingga nantinya dapat
menemukan suatu prinsip atau prosedur baru yang berkaitan dengan
pelaksanaan peran humas.
Berdasarkan pendapat ahli diatas maka analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan cara angket, observasi,
dokumentasi, dan wawancara dijabarkan dalam bentuk tertulis dengan
rinci dan jelas.
2. Penyajian data dilakukan dengan memaparkan hasil penelitian sesuai
pokok pembahasan, sehingga informasi yang akan disampaikan dapat
dimengerti.
3. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menganalisis data yang telah
disajikan, kemudian ditulis berdasarkan paparan data yang jelas.
30
DAFTAR PUSTAKA
Deni Darmawan & Kunkun Nur Fauzi (2013). Sistem Informasi Manajemen.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Lucas, Henry C. Jr. (1987). Analisis, Desain dan Implementasi Sistem Informasi.
Jakarta : Erlangga.
Marno & Triyo Supriyatno. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Islam.
Bandung : PT. Refika Aditama.
Robert G. Murdick & Joel. E. Ross. (1988). Sistem Informasi Manajemen Modern.
Jakarta : Erlangga.
Sopiansyah Jaya Putra & A’ang Subiakto. (2006). Pengantar Sistem Informasi.
Jakarta : UIN Jakarta Press.
Terry, G.R. (1977). (Alih bahasa oleh Winardi, 1986). Azas-azas Manajemen.
Bandung : Alumni.
31
Tatang M Amirin, dkk. (2013). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
32