Anda di halaman 1dari 32

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DI SMP N 1

DELANGGU

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar Pengembangan Manajemen


Pendidikan
Dosen Pengampu Nurtanio Agus Purwanto, M. Pd.

Disusun Oleh :

Sambodo Hestu Budoyo

13101241031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat. Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2013:1) pendidikan adalah
sebagai usaha sadar bagi pengembangan manusia dan masyarakat,
berdasarkan pada landasan pemikiran tertentu. Dengan kata lain, upaya
memanusiakan manusia melalui pendidikan, didasarkan atas pandangan hidup
atau filsafat hidup, bahkan latar belakang sosiokultural tiap-tiap masyarakat,
serta pemikiran-pemikiran psikologis tertentu. Dasar pendidikan adalah
landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pengembangan
manusia dan masyarakat.

Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th.


2003 menguraikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang
dikerjakan secara sadar serta terencana untuk mewujudkan keadaan
serta sistem evaluasi supaya peserta didik secara aktif dapat
meningkatkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk mempunyai
kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,
pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan, serta ketrampilan
yang dibutuhkan dirinya serta masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


pendidikan adalah sebuah usaha secara sadar dan terencana yang dilaksanakan
secara dengan tujuan untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi

2
yang dimiliki manusia untuk kelangsungan hidupnya dan sebagai bekal yang
dibutuhkan dirinya di masyarakat.
Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multi
kompetensi manusia harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, proses
pembelajaran hendaknya bisa mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak manusia sehingga tercipta pendidikan yang berkualitas.
Proses pembelajaran yang berkualitas dapat tercipta apabila dilakukan
dengan pengelolaan yang baik. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan
harus mampu mewujudukan amanat undang-undang, perlu dilakukan
pengelolaan secara komprehensif dan menyeluruh ke semua bidang
pendidikan. Menurut Marno dan Triyo Supriyatno (2008:1) manajemen
adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Sedangkan
menurut Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono (2004:13)
manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pimpinan/manajer di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah sebuah keterampilan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
mendapatkan suatu hasul melalui kegiatan orang lain dalam rangka untuk
mencapai tujuan bersama dalam organisasi.
Sebagai salah satu elemen manajemen, SIM (Sistem Informasi
Manajemen) memiliki peran vital dalam kekokohan suatu lembaga. Karena
dalam pengambilan keputusan lembaga membutuhkan informasi yang akurat
dan mudah. Sebelum ditemukannya teknologi komputer, Sistem Informasi
Manajemen sudah dilakukan oleh pimpinan-pimpinan lembaga atau organisasi
dalam mengambil sebuah keputusan. Namun, pada saat itu proses
pengambilan keputusan masih berjalan dengan cara manual. Data-data yang
diperlukan pimpinan lembaga atau organisasi masih berupa lembaran-

3
lembaran arsip yang beragam. Oleh sebab itu, apabila pimpinan membutuhkan
informasi yang berhubungan dengan sesuatu dan harus membuat keputusan
segera, maka tak ada cara lain selain membongkar lembaran-lembaran arsip.
Tak jarang arsip yang ditemukan sudah dalam kondisi yang rusak, tulisan
kabur, kertasnya kusam, dan mungkin sudah rusak dimakan rayap atau kutu
buku dan sejenisnya.
Proses Sistem Informasi Manajemen yang berjalan lamban sudah tidak
berlaku pada jaman modern seperti sekarang. Dengan hadirnya teknologi
komputer, telah membuat data dan dokumen yang dahulu masih disimpan
secara manual dengan lembaran-lembaran arsip, sekarang semuanya
tersimpan secara digital, dan dengan sekali klik maka informasi yang
dibutuhkan bisa ditampilkan melalui komputer. Dengan kondisi demikian,
tentu saja Sistem Informasi Manajemen (SIM) hanya tinggal mempersiapkan
substansinya saja, sedangkan wadah atau kerangkanya dapat dipersiapkan
melalui teknologi komputer.
Apabila berbicara tentang Sistem Informasi Manajemen, maka yang
diingat adalah komputer dengan sebuah sistem yang saling tersambung
dengan berbagai jaringan dalam komputer tersebut. Persepsi seperti ini tentu
saja tidaklah semuanya benar, karena teknologi komputer hanyalah sebuah
wadah atau fasilitas, yang kehadirannya mempermudah proses dalam Sistem
Informasi Manajemen, sedangkan prinsip kerja dan basis dari SIM itu sendiri
adalah ilmu manajemen, karena memang SIM itu lahir dari manajemen.
Artinya, tanpa adanya manajemen maka SIM itu sendiri sesungguhnya tidak
ada. Informasi ini berorientasi pada kepentingan manajemen organisasi,
perancangan dan operasionalisasinya berdasarkan arahan manajemen dan
telah disusun sedemikian hingga untuk tujuan organisasi.
Menurut Donald W. Kroeber yang dikutip oleh Deni Darmawan &
Kunkun Nur Fauzi (2013:7) menyatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen
mendukung terhadap aktivitas pengelolaan data informasi terutama berkaitan

4
dengan sumber informasi, ketepatan informasi, arus informasi dan perluasan
dalam proses pengumpulan informasi. Sedangkan menurut Wahyudi
Kumorotomo & Subando Agus Margono (2004:13) tujuan dari pembentukan
SIM adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan
dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pembuatan
keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin
maupun keputusan-keputusan strategis. Berdasarkan beberapa pendapat
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah
suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi, dan
sebagai sesuatu yang dapat diandalkan dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Manajemen dapat dilaksanakan tanpa bantuan alat
komputer. Akan tetapi sistem manajemen yang semakin kompleks di dalam
organisasi-organisasi modern, dan juga melihat kenyataan bahwa harga
perangkat keras maupun perangkat lunak komputer relatif semakin murah,
unsur mesin komputer tidak dapat diabaikan peranannya. Maka setiap
pembahasan SIM modern sekarang ini hampir dapat dipastikan akan
melibatkan pembahasan tentang sistem informasi yang menggunakan
komputer.
Dalam menghadapi globalisasi, sistem informasi semakin dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran
informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan
aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai
lembaga pendidikan tersebut (Ety Rochaety, 2008:2). Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia
dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan
mengambil kembali dalam rangka mendukung kembali proses pengambilan
keputusan bidang pendidikan. Data tersebut adalah data empiris atau data
fakta sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

5
Melihat fakta di SMP N 1 Delanggu, bahwa dalam penerapan Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan yang diterapkan sudah menerapkan SIM
yang maju dan perpaduan antara SIM secara manual dan dengan komputer,
dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin berkembang.
Dalam hal ini peneliti mengambil obyek di SMP N 1 Delanggu sebagai lokasi
penelitian. Hal ini tentunya didasari atas berbagai macam pertimbangan,
antara lain : (1) SMP N 1 Delanggu merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang ada di Kabupaten Klaten khususnya kecamatan Delanggu yang menjadi
unggulan masyarakat Delanggu dan sekitarnya (2) SMP N 1 Delanggu sudah
mulai menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer. (3) Pada
bulan Mei tahun 2015, SMP N 1 Delanggu menjadi satu-satunya sekolah yang
siap menyelenggarakan ujian berbasis komputer (UBK/CBT)
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil
judul penelitian “Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) di SMP N
1 Delanggu”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu :
1. SMP N 1 Delanggu menerapkan sistem informasi manajemen berbasis
komputer. Namun belum diketahui tentang karakteristik Sistem Informasi
Manajemen yang diterapkan.
2. SMP N 1 Delanggu sudah menggunakan JIBAS (Jaringan Informasi
Bersama Antar Sekolah). Namun penggunaan program ini tidak terlaksana
dengan baik, pengelola tidak melakukan update secara berkala.
3. SMP N 1 Delanggu menjadi satu-satunya sekolah yang siap
menyelenggarakan ujian berbasis komputer (UBK/CBT).

6
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah di dalam memahami skripsi ini, penulis
membatasi tentang bagaimana implementasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) di SMP N 1 Delanggu.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di
SMP N 1 Delanggu?
2. Bagaimana proses pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran data Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan di SMP N 1 Delanggu?
3. Bagaimana dampak penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
terhadap lingkungan sekolah di SMP N 1 Delanggu?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan umum diadakannya
penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui karakteristik Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di
SMP N 1 Delanggu.
2. Mengetahui proses pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran data
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di SMP N 1 Delanggu.
3. Mengetahui dampak penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
terhadap lingkungan sekolah di SMP N 1 Delanggu.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka diharapkan
penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

7
1. Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini sebagai tambahan referensi terkait
penelitian mengenai implementasi Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan (SIMP) di lembaga pendidikan, dan dapat menambah
wawasan mengenai karakteristik Sistem Informasi Manajemen di lembaga
pendidikan.

2. Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Dapat dijadikan bahan pertimbangan yang digunakan dalam
pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan yang ada di
sekolah sehingga dapat dilaksanakan dengan optimal.

b. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta


Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi pustaka untuk bahan
bacaan dan kajian ilmu khususnya bagi para mahasiswa administrasi
pendidikan dan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta pada
umunya.

c. Bagi lembaga pendidikan yang terkait


Dapat dijadikan sebagai bahan masukan terkait upaya pengelolaan
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di lembaga pendidikan.

8
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Sistem Informasi Manajemen


1. Definisi Data, Informasi, Manajemen, dan Sistem
Pada umumnya, apabila orang membicarakan tentang Sistem
Informasi Manajemen yang tergambar adalah suatu sistem yang
diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan
oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data di sini dapat berarti penunjangan
pada tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau untuk
pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut.

a. Data dan Informasi


Kebanyakan orang mengartikan data dan informasi dengan
pengertian yang sama. Namun bagi kajian ilmiah atau bagi kaum
profesional, dua pengertian ini mengandung perbedaan mendasar. Data
merujuk pada fakta-fakta baik berupa angka, teks, dokumen, gambar,
bagan, suara yang mewakili deskripsi verbal atau kode tertentu, dan
semacamnya. Apabila data tersebut disaring dan diolah melalui suatu
sistem pengolahan sehingga memiliki arti dan nilai bagi seseorang,
maka data itu dapat berubah fungsi menjadi informasi.
Menurut Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:1) data
adalah fakta apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam
menghasilkan informasi. Data bisa berupa bahan untuk diskusi,
pengambilan keputusan, perhitungan, atau pengukuran. Saat ini data
tidak harus dalam bentuk kumpulan huruf, dalam bentuk kata atau
kalimat, tapi bisa juga dalam bentuk suara, gambar diam dan bergerak,
baik dalam bentuk dua atau tiga dimensi.

9
Dalam suatu perusahaan, data bisa merupakan jumlah jam
kerja bagi setiap karyawan di perusahaan tersebut, jumlah penjualan,
dan lain-lain. Ketika data ini diproses, data tersebut diubah menjadi
informasi. Sebagai contoh, ketika jam kerja para karyawan dikalikan
dengan tarif karyawan per jamnya, hasilnya merupakan penghasilan
kotor bagi tiap karyawan dan jika penghasilan kotor tersebut
dijumlahkan satu sama lainnya, jumlah keseluruhan merupakan jumlah
gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Jumlah gaji yang harus
dibayar ini merupakan informasi bagi pemilik perusahaan.
Ciri pokok daru suatu data ialah adanya fakta. Nomor telepon
seluruh penduduk kota Yogyakarta yang terdapat di dalam buku
halaman kuning, nomor induk seluruh mahasiswaa Universitas Negeri
Yogyakarta, daftar Nomor Induk Pegawai (NIP), jadwal penerbangan
bandara Adi Sucipto, adalah contoh-contoh dari data.
Menurut Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:2)
informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak
semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil
pengolahan data dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil
pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak
bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang
tersebut. Dari uraian tentang infomrasi ini ada 3 hal yang harus
diperhatikan di sini, yaitu:
1) Informasi merupakan hasil pengolahan data
2) Memberikan makna atau arti
3) Berguna atau bermanfaat dalam meningkatkan kepastian

Maka sesuai dengan yang diuraikan Murdick et al (1984),


secara singkat dapat dirumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak
sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan

10
diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk
pengambilan keputusan.

Syarat-syarat tentang informasi yang baik lebih lengkap


diuraikan pula oleh Parker (1989:151). Berikut adalah syarat-syarat
yang dimaksud:

1) Ketersediaan (availability)
Sudah barang tentu syarat yang mendasar bagi suatu
informasi adalah tersedianya informasi itu sendiri.
Informasu harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
2) Mudah dipahami (comprehensibility)
Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan,
baik itu informasi yang menyangkut pekerjaan rutin
maupun keputusan-keputusan yang bersifat strategis.
Infomasi yang rumit dan berbelit hanya akan membuat
kurang efektifnya keputusan manajemen.
3) Relevan
Dalam konteks organisasi, informasi yang diperlukan
adalah benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan
tujuan organisasi.
4) Bermanfaat
Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga
harus bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga
harus dapat tersaji ke dalam bentuk-bentuk yang
memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi yang
bersangkutan.

11
5) Tepat waktu
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Syarat ini
terutama sangat penting pada saat organisasi membutuhkan
informasi ketika manajer hendak membuat keputusan yang
krusial.
6) Keandalan (reliability)
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat
diandalkan kebenarannya. Pengolah data atau pemberi
informasi harus dapat menjamin tingkat kepercayaan yang
tinggi atas informasi yang disajikannya.
7) Akurat
Syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari
kesalahan dan kekeliruan. Ini juga berarti bahwa informasi
harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna yang
terkandung dari data pendukungnya.
8) Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam
penyajiannya karena konsistensi merupakan syarat penting
bagi dasar pengambilan keputusan.

b. Manajemen
Manajemen dipandang sebagai upaya atau proses pencapaian
tujuan dengan menggunakan keahlian orang lain. Bila perusahaan pada
suatu saat memiliki suatu keinginan untuk mencapai satu tujuan
tertentu, yang penting diperhatikan di sisi adalah tujuan tersebut harus
didefinisikan terlebih dahulu dengan jelas. Apabila definisi tujuan
telah ditentukan dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan ciri-ciri dari tujuan tersebut yang menjadi tolok ukur
keberhasilan dalam manajemen.

12
Bagi kebanyakan orang istilah manajemen sudah tidak asing
lagi. Para pakar pun sudah banyak menyumbangkan pemikiran mereka
untuk mendefinisikan manajemen. Di bawah ini beberapa definisi
menurut para ahli :
1) Siagian (1978) menyebutkan manajemen adalah
kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu
hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-
kegiatan orang lain.
2) GR. Terry (1972) menyebutkan bahwa manajemen
merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya lainnya.
3) Harold Kontz dan Cyril O’Donnel (1972) memberikan
batasan bahwa manajemen adalah usaha mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain; dengan
demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, penggerakan dan
pengendalian.

Dari beberapa definisi manajemen di atas, pada dasarnya


memiliki titik tolak yang sama, sehingga dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu:

1) Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah


pencapaian tujuan melalui sebuah proses.
2) Manajemen merupakan sistem kerja sama dengan
pembagian peran yang jelas.

13
3) Manajemen melibatkan secara optimal konstribusi orang-
orang, dana, fisik, dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien.

Kerangka dasar manajemen tetap mengarah pada beberapa


proses meliputi Planning, Organising, Staffing, Directing,
Coordinating/Controling, Budgeting. Lebih ringkasnya lagi, kegiatan
manajemen tercakup dalam 3 jenis kegiatan yaitu: Planning
(perencanaan), Organising (pengorganisasian), dan Controling
(pengendalian).

Menurut Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono


(2004:13) menjelaskan bahwa di dalam kegiatan perencanaan, para
manajer mendefinisikan tujuan organisasi, menentukan arah bagi
organisasi, serta menetapkan langkah-langkah startegis guna mencapai
tujuan organisasi sebagai tujuan yang telah disepakati oleh anggota-
anggota organisasi. Dalam pengorganisasian, manajer mengatur atau
menata kegiatan-kegiatan operasional supaya sesuai denga tujuan yang
hendak dicapai, antara lain dengan mengadakan pembagian kerja,
penetapan struktur kewenangan dan rantai komando, penempatan
pegawai dalam satuan-satuan organisasi, dan sebagainya. Sedangkan
dalam pengendalian manajer mengadakan evaluasi apakah prestasi
yang dicapai oleh organisasi telah sesuai dengan standar/buku yang
telah ditetapkan, dan apabila ada ketidaksesuaian dan penyimpangan
ditetapkan pula cara-cara untuk mengatasinya.

c. Sistem
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel
yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama

14
lain dan terpadu (Lucas, 1987:5). Teori sistem umum (The General
System Theory) yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding
terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian
yang membentuk sebuah sistem. Kecenderungan manusia yang
mendapat tugas memimpin suatu organisasi adalah bahwa dia terlalu
memusatkan perhatian kepada salah satu komponen saja dari sistem
organisasi. Teori sistem mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk
organisasi adalah penting dan harus mendapat perhatian yang utuh
supaya manajer dapat bertindak lebih efektif. Yang dimaksud unsur
atau komponen pembentuk organisasi di sini bukan hanya bagian-
bagian yang tampak secara fisik, tetapi juga hal-hal yang mungkin
bersifat abstrak atau konseptual seperti misi, pekerjaan, kegiatan,
kelompok, dan lain-lainnya.
Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah
masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran (output).
Suatu sistem tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan
balik (feed-back) dapat berasal dari output tetapi dapat juga berasal
dari lingkungan sistem yang dimaksud. Organisasi dipandang sebagai
suatu sistem yang tentunya akan memiliki semua unsur-unsur ini.
Kecenderungan seseorang lebih melihat sesuatu dari satu
komponen yang memiliki karakter menonjol, dan komponen lain yang
masuk dalam lingkup organisasi, jika tidak memiliki peran penting,
dianggap tidak berpengaruh pada stabilitas organsiasi. Hal ini sering
membuat sebuah organisasi berjalan secara timpang, karena melihat
setiap unsur bukan sebagai satu kesatuan yang utuh.
Dan dari sini dapat disimpulkan bahwa sistem sebagai segenap
komponen yang berjalan secara bersinergis. Sinergis ini berupaya
salaing menopang dan saling melengkapi kebutuhan antar komponen,

15
berbagai komponen dalam sistem inforamasi melibatkan berbagai
perangkat, termasuk pengolahan data beserta personalianya.

2. Konsep Sistem Informasi Manajemen


Konsep ini menuntut suatu kajian dari beberapa konsep atau gabugan
konsep yang menjembatani konsep secara keseluruhan. Konsep-konsep
tersebut meliputi: a) Konsep Sistem; b) Konsep Informasi; c) Konsep
Manajemen.
Setelah pada pembahasan di atas telah merinci kata kunci yakni :
sistem, informasi, manajemen. Maka dapat dipahami bahwa sistem
informasi manajemen adalah suatu konsep manajemen yang
memanfaatkan sistem informasi secara optimal guna membantu tugas-
tugas manajer dalam pengambilan keputusan. Dengan pendekatan sistem,
maka komponen dalam organisasi dipandang sebagai bagian yang saling
terkait.
Sopiansyah Jaya Putra dan A’ang Subiakto (2006:90), menyebutkan
bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah komponen-komponen yang
saling berhubungan dimana diperlukan suatu pengambilan (collect),
proses (process), penyimpanan (store) dan mendistribusikan informasi
untuk mendukung pengembalian keputusan serta pengawasan dari
organisasi. Dalam penjelasan selanjutnya Sistem Informasi Manajemen
yaitu sub sistem manusia/mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi.
Sistem Infomasi Manajemen mendukung terhadap aktivitas
pengelolaan data informasi terutama berkaitan dengan sumber informasi,
ketepatan informasi, arus informasi dan perluasan dalam proses
pengumpulan informasi.

16
Berdasarkan pendapat beberapa ahli sebagaimana tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa definisi SIM adalah suatu sistem yang
diperlukan oleh suatu organisasi untuk menyediakan informasi yang
penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Secara teoritis SIM dapat dilaksanakan tanpa bantuan alat komputer.
Akan tetapi sistem manajemen yang semakin kompleks di dalam
organisasi-organisasi modern, dan juga melihat kenyataan bahwa harga
pernangkat keras maupun perangkat lunak komputer semakin murah,
unsur mesin komputer tidak dapat diabaikan peranannya. Maka setiap
pembahasan SIM modern sekarang ini hampir dapat dipastikan akan
melibatkan pembahasan tentang sistem informasi yang menggunakan
komputer.

3. Komputer sebagai Elemen dalam Sistem Informasi


Sistem informasi manajemen merupakan kumpulan dari sub-sistem
yang saling berhubungan satu sama lain, dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai satu tujuan, yaitu mengolah data menjadi
informasi yang berguna. Sub-subsistem tersebut merupakan
pengelompokan dari beberapa komponen yang lebih kecil, bagaimana
mereka berkelompok bergantung pada interpretasi mereka.
Karena di dalam suatu sistem informasi kalau salah satu unsur tidak
ada, maka sistem informasi tersebut mungkin tidak akan terwujud terlepas
dari bagaimana pengelompokkan tersebut dilakukan. Komponen-
komponen sistem informasi sebagai berikut:
a. Perangkat keras (hardware)
b. Perankat lunak (software)
c. Manusia (brainware)
d. Prosedur (procedure)
e. Basis data (database)

17
f. Jaringan komunikasi (communication network)

Salah satu pengelompokkan lainnya adalah:

a. Data (data)
b. Orang-orang (brainware)
c. Aktivitas (activities)
d. Jaringan (network)
e. Teknologi (technology)

4. Mekanisme Kerja Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer


Sebuah SIM, baik sistem informasi manual maupun yang dilengkapi
dengan perlengkapan sistem komputer memiliki komponen dasar yang
sama, yaitu masukan berupa bahan informasi/data, pengolahan data,
instruksi dan prosedur, keluaran, serta catatan-catatan dan arsip. Bahan
informasi ini yang akan diolah menjadi suatu informasi yang berguna bagi
manusia. Proses pengolahan data ini dilakukan dalam suatu mekanisme
kerja SIM.
Murdick (1997) menyatakan komponen-komponen sistem informasi
manajemen dibagi menjadi lima bagian, yaitu: (1) input data, (2) pengolah
data, (3) catatan dan arsip, (4) instruksi dan prosedur, (5) output.

18
Mekanisme kerja SIM ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai
berikut ini.
Instruksi dan prosedur

Pengolah Data
Input Data Output Laporan

Catatan dan Arsip

Gambar 1.1 Komponen-komponen SIM

B. Kajian tentang Manajemen Pendidikan


1. Konsep Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan menurut Tatang M Amirin, dkk (2013:10)
secara umum dapat diartikan sebagai pengaturan, penataan, atau
pengelolaan penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan agar berjalan
dengan baik. Dalam arti umum, kegiatan manajemen pendidikan ini dapat
dikategorikan, antara lain mengorganisasikan pendidikan, yaitu mengatur,
organisasi penyelenggaraan pendidikan ke dalam unit-unit organisasi
pendidikan menurut jenis dan jenjang.
Kegiatan lain yang termasuk ke dalam kategori manajemen pendidikan
adalah perencanaan pendidikan, yaitu merencanakan sistem dan keperluan
penyelenggaraan pendidikan di masa depan. Kegiatan pengembangan

19
kurikulum dan sistem evaluasi pendidikan, dan pembuatan berbagai
peraturan perundangan juga termasuk ke dalam kategori manajemen
pendidikan.
Manajemen pendidikan dalam arti khusus menurut Tatang M Amirin,
dkk (administratif) dapat diartikan sebagai pengelolaan atau pengaturan
organisasi atau lembaga pendidikan sebagai satu kesatuan, dan berkenaan
dengan tugas pokok administrator atau manajer lembaga tersebut yang
diharuskan membuat program kerja kelembagaan.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian manajemen pendidikan merupakan pengelolaan atau
pengaturan suatu lembaga pendidikan baik secara administrasi maupun
pelaksanaan pendidikan.

2. Fungsi Manajemen Pendidikan


Menurut Ircham (2004) fungsi manajemen pendidikan dibagi menjadi
beberapa, yaitu :
a. Perencanaan, yaitu proses dasar memutuskan tujuan dan cara
mencapainya. Perencanan dalam organisasi sangat esensial, karena
dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibanding
fungsi manajemen lainnya.
b. Pengorganisasian, yaitu proses pembagian kerja serta hubungan orang-
orang, alat-alat, tugas-tugas dan tanggung jawab, sehingga dapat
bekerja sama untuk mencapai tujuan.
c. Penggerakkan, yaitu keseluruhan proses pemberian motif bekerja
kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis.

20
d. Pengawasan, yaitu proses untuk memastikan, memberikan laporan
yang lalu, memeriksa kemajuan, menyeleksi standard, mengambil
tindakan, menjamin tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

C. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMP)


1. Konsep Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMP)
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMP) menurut
Evania Olgasari (2016) adalah perpaduan antara SDM dan aplikasi
teknologi informasi dalam memilih, menyimpan, mengolah, dan
mengambil kembali dalam rangka mendukung kembali proses keputusan
bidang pendidikan. Data yang diolah merupakan data yang empiris dan
dapat dipertanggungjawabkan.
SIMP menurut Eti Rohayati (2008) dapat diartikan bahwa suatu sistem
yang dirancang untuk menyediakan dan mengambil keputusan pada
kegiatan manajemen (perencanaan, penggerakkan, pengorganisasian, dan
pengendalaian) dalam lembaga pendidikan.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa SIMP
adalah perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi yang
digunakan atau dimanfaatkan oleh suatu lembaga pendidikan dengan
tujuan untuk membantu stakeholder dalam pengambilan keputusan.

2. Fungsi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMP)


Tujuan penerapan SIMP di suatu lembaga pendidikan adalah SIMP
diharapkan dapat membantu stakeholder terutama Kepala Sekolah dalam
proses penambilan keputusan. Menurut Fifi Fitriyah (2011: 14) fungsi
SIMP adalah memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang
konsisten, akurat, tepat waktu, relevan, dengan cara yang efisien untuk
digunakan oleh manajemen guna pengambilan keputusan strategis, taktis,
dan operasional.

21
3. Jenis Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMP)
Jenis SIMP menurut Fifi Fitriyah (2011 : 16) dapat dikategorikan
menjadi beberapa, yaitu :
a. Intranet, yaitu jaringan internal lembaga pendidikan yang
menghubungkan antara kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah
secara geografis, baik lokasi maupun regional.
b. Internet, yaitu jaringan komputer publik yang berpotensi sebagai
penghubung lembaga pendidikan dengan para pengguna program
pendidikan atau calon siswa (peserta didik).
c. Ekstranet, yaitu jaringan yang dibangun sebagai alat komunikasi antar
lembaga pendidikan dengan lembaga pendukungnya, seperti
departemen pendidikan, masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.

D. Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu :
1. Hasil Penelitian Fifi Fitriyah dengan judul “Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Pelayanan Sekolah
Terhadap Masyarakat Pada Website SMA Bakti Mulya 400”. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, kesimpulannya bahwa penerapan Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan (web sekolah) dalam mempermudah
komunikasi sekolah dengan masyarakat dikatakan cukup baik.
Analisa : Penelitian Fifi Fitriyah membahas mengenai penerapan SIMP
dalam peningkatan pelayanan sekolah. Penelitian tersebut memiliki
persamaan yaitu mendeskripsikan penerapan SIMP di sekolah dan
mendeskripsikan karakteristik SIMP di SMA Bakti Mulya 400.

2. Hasil Penelitian Ali Sahid Wahyono dengan judul “Penerapan Sistem


Informasi Manajemen Pendidikan Pada SMK Darul Ulum Kertasemaya
Indramayu”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kesimpulannya adalah

22
SMK Darul Ulum Kertasemaya Indramayu memanfaatkan segala potensi
fasilitas / sarana dan prasarana sebagai batu pijakan dalam Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Analisa : Penelitian Ali Sahid Wahyono membahas mengenai penerapan
SIMPdi sekolah. Penelitian tersebut memiliki persamaan yaitu
mendeskripsikan penerapan SIMP di sekolah dan mendeskripsikan
karakteristik SIMP di SMK Darul Ulum Kertasemaya Indramayu.

E. Kerangka Berfikir
Sesuai dengan judul penelitian maka cakupan penelitian ini yaitu
seperti apa penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di SMP N 1
Delanggu, dan bagaimana karakteristik SIMP di SMP N 1 Delanggu. Fungsi
dari Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di lembaga pendidikan adalah
sebagai alat bantu mempermudah stake holder dan kepala sekolah untuk
mengambil / membuat keputusan. Tanda-tanda yang dapat dilihat secara
umum baik atau buruknya SIMP di suatu lembaga pendidikan adalah dengan
kemudahan kepala sekolah/pimpinan untuk menemukan sebuah informasi
tentang suatu hal, hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua murid,
produktivitas pendidikan, penghematan waktu dan penyajian informasi.

Proses implementasi SIMP di sekolah :

1. Proses perencanaan data, menetapkan tujuan, jenis data dan waktu


pengumpulan data;
2. Proses pengorganisasian data, menentukan tugas dan ruang lingkup data
yang ditangani oleh sekolah ;
3. Proses pengumpulan dan penyiapan data, menentukan metode,
menentukan sumber data, dan menyusun pengumpulan data, serta
pelaksanaan pengumpulan data;

23
4. Proses pengolahan data, menentukan format sajian, menyesuaikan
permintaan informasi dan mengamankan informasi;
5. Proses penyajian laporan, menganalisis dan menginterprestasikan hasil
olahan data serta mengamankan hasilnya.

Visi, Misi, dan Tujuan


Lembaga Standar Indikator Kualitas
Sistem Informasi Manajemen:
Penerapan Sistem Informasi 1. Kelengkapan
Manajemen Pendidikan 2. Ketepatan
3. Akurasi
4. Keadaan
5. Kekinian
Informasi 6. Bentuk dari keluaran

24
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan pendekatan
kualitatif. Jenis penelitian deskriptif karena jenis penelitian ini memusatkan
pada deskripsi data yang berupa kalimat-kalimat yang berasal dari informan
dan pengamatan yang dilakukan peneliti. Pendekatan penelitian kualitatif
karena pada saat mengkaji masalah, peneliti tidak membuktikan atau menolak
hipotesis yang dibuat sebelum penelitian. Peneliti hanya mengolah data dan
melakukan analisis masalah secara non numerik.
Pada penelitian ini peneliti ingin mengukap karakteristik, kondisi, pola
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan yang terjadi dan diterapkan di SMP
N 1 Delanggu. Hasil penelitian ini berbentuk kalimat-kalimat narasi hasil
analisis data dari wawancara, observasi partisipatif pasif dan studi
dokumentasi.

B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP N 1 Delanggu. Beralamat di Jl. Pabrik
Karung Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Desember-Februari 2016-
2017.

25
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada seperti apa implementasi Sistem
Informasi Manajemen yang ada di SMP N 1 Delanggu.

D. Penentuan Subjek Penelitian


Penentuan subjek dalam penelitain ini ditetapkan berdasarkan
kesesuaian dengan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah orang yang dapat memberikan informasi mengenai latar
belakang dan keadaan yang sebenarnya dari objek peneltian sehingga data
yang dihasilkan akurat, yaitu Kepala Sekolah, Wakasek kehumasan, Kepala
Bagian pengelola SIM sekolah.

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer yang
merupakan data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari
sumber pertama yaitu dari peninjauan ke objek penelitian atau
responden. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, wakasek
humas, kepala bagian pengelola SIM sekolah.
2. Pengamatan (Observasi) yaitu dengan melakukan pengamatan secara
langsung untuk mengetahui pengelolaan sistem informasi manajemen
terhadap pengambilan keputusan kepala sekolah.
3. Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang tersedia
dalam bentuk dokumen. Dokumentasi dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, agenda, dan sebagainya.
4. Angket atau kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berisi daftar
pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara tertulis dan digunakan
untuk memperoleh keterangan atau informasi dari responden. Untuk

26
mengetahui bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan di SMP N 1 Delanggu, angket disebar kepada 10 orang tua
siswa dan disebar kepada 15 siswa/siswi di SMP N 1 Delanggu mulai
dari kelas 1, 2 dan 3. Teknik pengumpulan dengan menggunakan angket
ini dilakukan agar mendapatkan penilaian secara jelas dari para siswa
konsumen dari lembaga pendidikan.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah orang yang melakukan
penelitian itu sendiri, dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara,
pedoman observasi, pedoman dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk
mengungkap data dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman
observasi, pedoman angket dan pedoman studi dokumentasi. Kisi-kisi
Instrumen penelitian:

No Komponen Indikator Sumber Data Subjek


1 Proses a. Perencanaan - Wawancara - Kepala Bagian
1) Latar belakang - Dokumentas Pengelola SIM
penerapan SIM i Sekolah
sekolah - Observasi - Wakasek Humas
2) Gambaran SIM
sekolah
3) Bentuk strategi
penerapan SIM
4) Media yang
dimanfaatkan
5) Waktu
pelaksanaan

27
penerapan SIM
b. Pelaksanaan SIM
c. Evaluasi SIM
2 Hambatan Bentuk hambatan pada - Wawancara - Kepala Bagian
saat penerapan SIM Pengelola SIM
Sekolah
- Kepala Sekolah
- Wakasek Humas
3 Upaya Bentuk solusi yang - Wawancara - Kepala Bagian
dilakukan pada saat Pengelola SIM
menghadapi hambatan Sekolah
- Kepala Sekolah
- Wakasek Humas

G. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik triangulasi data. Menurut Djunaidi dan Fauzan
Almanshur (2012:322) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain, yaitu berbagai sumber data. Penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik dalam menguji
keabsahan data.
1. Triangulasi Sumber
Menurut Sugiyono (2013:373) triangulasi sumber merupakan cara
pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sumber data dalam
penelitian ini berasal dari kegiatan wawancara yang dilakukan kepada
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, wakasek humas, kepala
bagian pengelola SIM sekolah.

28
2. Triangulasi Teknik
Menurut Sugiyono (2012:373) triangulasi teknik digunakan untuk
menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek kepada
sumber yang sama dengan yang berbeda. Pada penelitian ini data akan
diperoleh melalui wawancara dokumentasi, angket dan observasi. Data
yang diperoleh akan dicek dan bila telah diperoleh hasil akhir, maka dapat
diperoleh kesimpulan.

H. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kualitatif analisis data difokuskan pada saat dilapangan
bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman dalam
Sugiyono (2013:337) menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan sehingga datanya menjadi jenuh. Aktivitas dalam analisis
data meliputi :
1. Pengumpulan Data.
Peneliti melakukan pengumpulan data secara sistematis. Sumber data
yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu sumber data primer dan
sumberdata sekunder berdasarkan pada instrumen penelitian yang
digunakan, yaitu berdasarkan pedoman observasi dan pedoman
wawancara.

2. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
penyederhanaan, pemusatan perhatian pada hal-hal inti dan mengubah
data kasar yang diperoleh di lapangan.

3. Penyajian Data

29
Penyajian data merupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi
yang telah tersusun dari hasil redukasi data yang kemudian disajikan
dalam laporan yang sistematis dan mudah dibaca/ dipahami.

4. Menarik Kesimpulan.
Kegiatan menyimpulkan dari pemaparan berdasarkan hasil analisi data
atau fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian sehingga nantinya dapat
menemukan suatu prinsip atau prosedur baru yang berkaitan dengan
pelaksanaan peran humas.

Berdasarkan pendapat ahli diatas maka analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan cara angket, observasi,
dokumentasi, dan wawancara dijabarkan dalam bentuk tertulis dengan
rinci dan jelas.
2. Penyajian data dilakukan dengan memaparkan hasil penelitian sesuai
pokok pembahasan, sehingga informasi yang akan disampaikan dapat
dimengerti.
3. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menganalisis data yang telah
disajikan, kemudian ditulis berdasarkan paparan data yang jelas.

30
DAFTAR PUSTAKA

Deni Darmawan & Kunkun Nur Fauzi (2013). Sistem Informasi Manajemen.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Dwi Siswoyo. (2013). Ilmu Pendidikan . Yogyakarta : UNY Press.

Ety Rochaety. (2008). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara.

Fifi Fitriyah. (2011). Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dalam


Meningkatkan Pelayanan Sekolah Terhadap Masyarakat Pada Website SMA
Bakti Mulya 400. Hasil Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Koonts, H. (1984). Manajemen, Jilid I dan II, Penerjemah Hutauruk, 1990/1991.


Jakarta : Erlangga.

Lucas, Henry C. Jr. (1987). Analisis, Desain dan Implementasi Sistem Informasi.
Jakarta : Erlangga.

Marno & Triyo Supriyatno. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Islam.
Bandung : PT. Refika Aditama.

Parker, Charles S. (1989). Management Information Systems: Startegy and Action.


Singapore : McGraw-Hill Publishing Company.

Robert G. Murdick & Joel. E. Ross. (1988). Sistem Informasi Manajemen Modern.
Jakarta : Erlangga.

Siagian. (1992). Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara

Sopiansyah Jaya Putra & A’ang Subiakto. (2006). Pengantar Sistem Informasi.
Jakarta : UIN Jakarta Press.

Terry, G.R. (1977). (Alih bahasa oleh Winardi, 1986). Azas-azas Manajemen.
Bandung : Alumni.

Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th. 2003

31
Tatang M Amirin, dkk. (2013). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Wahyudi Kumorotomo & Subando Agus Margono. (2004). Sistem Informasi


Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Ircham. (2004). “Manajemen Pendidikan”. Dikutip dari


http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1-2004-
ircham3198-661-BAB2_319-3.pdf. Pada pukul 22.33, tanggal 8 Desember 2016.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Cet-17. Bandung : Alfabeta.

32

Anda mungkin juga menyukai