Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SUCTION

(ORAL, NASAL DAN ETT)

KELOMPOK 3

1. NELI
2. NOVI
3. RATNA
4. RENI
5. RETNA
6. GEK IDA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS


MH. THAMRIN JAKARTA 2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan

jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang

adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu

mengeluarkannya sendiri.  (Wiyoto 2010). Sebagian pasien mempunyai

permasalahan di pernafasan yang memerlukan bantuan ventilator mekanik

dan pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT

(Endo Trakeal Tube) masuk sampai percabangan bronkus pada saluran

nafas. Pasien yang terpasang ETT (Endo Trakeal Tube) dan ventilator

maka respon tubuh pasien untuk mengeluarkan benda asing adalah

mengeluarkan sekret yang mana perlu dilakukan tindakan suction. Suction

adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai

kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT),

traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk

membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk,

mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada

klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring

terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea gangguan perdarahan,

edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark miokard (Elly,

2008).

2
Penggunaan ventilasi mekanik menimbulkan efek samping dan

komplikasi, salah satunya adalah infeksi jalan nafas. Infeksi jalan nafas

yang berhubungan dengan pemakaian ventilator dikenal dengan Ventilator

Assisted Pneumonia (VAP) (Jones, 2009). Ventilator Associated

Pneumonia (VAP) merupakan pneumonia yang terjadi 48 jam atau lebih

setelah ventilator mekanik diberikan. Ventilator Asociated Pneumonia

(VAP) merupakan bentuk infeksi nosokomial yang paling sering ditemui

diruang perawatan intensif (ICU), khususnya pada pasien yang

menggunakan ventilator mekanik (Wiryana,2007). Ventilator Assosiated

Pneumonia (VAP) merupakan komplikasi sebanyak 28% dari pasien yang

menerima ventilasi mekanik. Kejadiannya meningkat seiring dengan

peningkatan durasi penggunaan ventilasi mekanik. Estimasi insiden adalah

sebanyak 3% per hari selama 5 hari pertama, 2% per hari selama 6-10 hari,

dan 1% per hari setelah 10 hari (Amanullah & Posner,2010). Insiden

Ventilator Assosiated Pneumonia (VAP) pada pasien yang mendapat

ventilasi meknik sebanyak 22,8% dan pada pasien yang mendapat ventilasi

mekanik menyumbang sebanyak 86% dari kasus infeksi nosokomial.

Selanjutnya resiko terjadinya pneumonia meningkat 3 sampai 10 kali lipat

pada pasien yang mendapat ventilasi mekanik (Agustyn,2007)

Selain itu menurut Wiyoto (2010), apabila tindakan suction tidak

dilakukan pada pasien dengan gangguan bersihan jalan napas maka pasien

tersebut akan mengalami kekurangan suplai O2 (hipoksemia), dan apabila

supla O2 tidak terpenuhi dalam waktu 4 menit maka dapar menyebabkan

3
kerusakan otak yang permanen. Cara yang mudah untu megetahui

hipoksemia adalah dengan pemantauan kadar saturasi oksigen (SpO2) yang

dapat mengukur seberapa banyak prosentase O2 yang mampu dibawa

hemoglobin. Pemantauan kadar saturasi oksigen yag benar dan tepat saat

pelaksanaan tindakan penghisapan lendir, maka kasus hipoksemia yang

dapat menyebabkan gagal napas hingga mengancamnyawa bahkan

berujung pada kematian bisa dicegah lebih dini.

Mengingat pentingnya pelaksanaan tindakan penghisapan lendir (suction)

agar kasus VAP dan gagal napas yang menyebabkan kematian daapt

dicegah maka penulis membuat rumusan masalah yaitu bagaimana

langkah prosedur dalam melakukan tindakan suction.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui bagaimana langkah proedur dalam melakukan

tindakan suction di ruang PICU Ruma Sakit Umum Pusat Karyadi

Semarang

2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan definisi dan perbedaan suction terbuka dan tertutup

b. Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi tindkan suction

c. Menjelaskan persiapan pasien yang harus dilakukan sebelum

tindakan suction

d. Mendiskripsikan langkah prosedur tindakan suction terbuka dan

tertutup

4
e. Menyebutkan hal – hal yang harus diperhartikan setelah dilakukan

tindakan suction.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan

memakai kateter oenhisap melalui nasotrakela tube (NTT), orotraceal tube

(OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasan bagian atas.

Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,

merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini

dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat

menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui

trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan

gaster, infark miokard (Elly, 2007)

B. Jenis Suction

Suction trakhea seringkali dilakukan pada pasien yang menggunakan

ventilasi mekanik. Terdapat laopran yang menunjukkan pasien yang

terapsang ventilasi mekanik dilakukan suction gingga 8-17 kali sehari.

Sekret trakhea dibuang untuk memastikan patennya jalan napas dan

menghindari kerja napas infeksi paru, atelektasisi dan infeksi paru.

Penggunaan suction terdapat beberapa resiko efek samping seperti

gangguan detak jantung, hipoksemia, dan pneumonia terkait

ventilator/ventilator associated penuomonia (VAP). Selain itu juga

6
dikarenakan prosedur yang invasif dan tidak nyaman. Terdapat dua sistem

suction yang tersedia : open suction system (OSS) dan Closed Suction

System (CSS) (Debora, 2012).

1. Open suction

Kelebihannya : biaya lenih murah

Kekurangannya :

a. Pasien lebih mudah infeksi

b. Saturasi oksigenasi menurun

c. Lebih cepat memutus preasure

2. Close suction

Kelebihannya : terpasang langsung di ETT, saat ingin melaukan

tindakan suction tinggal menyambungkan. Tidak perlua menggunakan

hanscoon steril

Kekurangannya : biaya lebih mahal

C. Prinsip Suction

Dalam melakukan tindakan suction, ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan diantaranya :

1. Aseptik : Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah

masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar

akan mengakibatkan infeksi.

2. Asianotik : Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.

7
3. Afektif : Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang

menunjukan perasaan dan emosi.

4. Atraumatik : Tindakan yang mencegah terjadinya trauma.

D. Ukuran dan Tekanan Suction

Ukuran kanul suction yang direkomendasikan (Lynn, 2011) adalah :

1. Anak usia 2 – 5 tahun :6–8F

2. Usia sekolah 6 – 12 tahun : 8 – 10 F

3. Remaja-deawasa : 10 – 12 F

Tekanan yang direkomendasikan Timby (2009) yaitu

Pengesetan Vakum- dinding


Bayi 60-100 mmHg
Anak-anak 100-120 mmHg
Dewasa 120-150 mmHg
Pengesetan Vakum-portabel
Bayi 3-5 incHg atau no 5
Anak-anak 5-8 incHg atau no 8-10
Dewasa 7-15 incHg atau no 18

E. Indikasi Suction

Dalam melakukan suction kepada pasien harus di pastikan bahwa pasien

tersebut memang diindikasikan untuk dilakukan tindakan suction. Indikasi

pasien harus dilakukan tindakan suction adalah :

1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan

sekret dengan mengeluarkan atau menelan

8
2. Ada atau tidaknya sekret yang menyumbat jalan nafas, dengan ditandai

terdengar seuara cakels atau ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan

laju pernafasan meningkat, ditemukannya mucus pada alat bantu nafas.

3. Klien yang kurang responsive atau komayag memerlukan pembuangan

secret oral

Penggunaan closed suction system digunakan pada pasien yang terpasang

endotracheal atau ventilator, terutama dalam pencegahan hipoxemia dan

infeksi nosokomial VAP ( Ozcan, 2006). Closed Suction System

digunakan untuk mencegah kontaminasi udara luar, kontaminasi pada

petugas dan pasien, mencegah kehilangan suplai udara paru, mencegah

terjadinya hipoksemia, mencegah penurunan saturasi oksigen selama dan

sesudah melakukan suction, menjaga tekanan positive pressure ventilasi

dan PEEP, terutama pasien yang sensitif bila lepas dari ventilator seperti

pasien apnoe atau pasien yang butuh PEEP tinggi (Masry, 2005).

F. Kontraindikasi

1. Pasien dengan stridor

2. Pasien dengan kekurangan cairan ceebro spinal

3. Pulmonary oedem

4. Post pneumonectomy

5. Ophagotomy yang baru

G. Prosedur Suction

9
Melakukan pengisapan endotrakea

a. Jelaskan prosedur kepada klien

b. Cuci tangan dan atur alat-alat

c. Lakukan semua prosedur yang dapat mengencerkan sekret (mis:

drainase postural, perkusi, nebulisasi)

Sistem terbuka

a. Jika mengganti slang ET, siapkan plester

b. Tentukan panjang kateter yang akan dimasukan :

1) Untuk nasal trakea :

Ukur panjang kateter dari ujung hidung ke daun telinga dan

sepanjang sisi samping leher ke kartilago tiroid (Adam’s Apple)

2) Untuk oral trakea :

Ukur panjang kateter dari mulut ke midsternum

c. Pasang sarung tangan steril, kaca mata pelindung, gown, dan

masker

d. Posisikan klien miring ke samping atau telentang dengan bagian

kepala tempat tidur ditinggikan

e. Aktifkan mesin pengisap dan posisikan jari menutup ujung slang

yang tersambung dengan mesin pengisap. Tekanan yang

digunakan harus berkisar dari 50 mmHg untuk bayi sampai 120

mmHg untuk orang dewasa

10
f. Buka larutan irigasisteril dan tuangkan ke dalam mangkuk steril.

Buka sarung tangan steril dan kemasan kateter pengisap

g. Letakan handuk di bawah dagu klien

h. Pasang sarung tangan steril di tangan yang dominan(dapat juga

digunakan tanpa membuka sarung tangan tidak steril)

i. Gulung sebagian slang pengisap mengelilingi tangan dominan.

Pegang port pengendali kateter pengisap dengan tangan yang

steril dan slang yang tersambung dengan mesin pengisap di

tangan non dominan, sambungkan port slang kateter pengisap

dengan slang yang tersambung pada mesin

j. Geser tangan steril dari port pengendali ke slang kateter pengisap

k. Lumasi ujung kateter 7.5-10 cm dengan larutan irigasi

l. Dengan tangan nonsteril, buka sambungan slang penyedia

oksigen dari slang ET dan sambungkan dengan Ambubag. Atur

oksigen pada Ambubag hingga 100 % dan aktifkan aliran penuh

m. Minta bantuan asisten untuk memberikan ventilasi, beri 3-55

ventilasi dalam, dan kemudian lepas Ambubag. Jika klien

mampu, minta dia untuk mengambil napas dalam 3-5 kali

n. Lakukan pengisapan : Masukkan kateter ke dalam slang ET

dengan melakukan gerakan memutar ke arah bawah. pastikan jari

tidak menutup lubang port kateter pengisap.

o. Lanjutkan memasukan slang sampai ada tahanan ataubatuk

terstimulasi. Jika kateter menemui tahanan setelah dimasukan

11
pada jarak yang diperkirakan, mungkin menyentuh karina. Jika

demikian, tarik 1 cm sebelum memasukan lebih jauh atau

melakukan pengisapan

p. Posisikan ibu jari menutup port kateter pengisap

q. Tarik kateter dengan gerakan sirkular, gulung di antara ibu jari

dan jari lainnya. jangan melakukan prosedur pengisapan lebih

dari 10 detik

r. Letakan ujung slang kateter pengisap dalam larutan steril selama

1-2 detik

s. Ulangi langkah 14 sekali lagi. Minta klien bernapas sebanyak 5

kali saat Anda mengauskultasi bunyi napas bronkus dan kaji

status sekret. Ulangi langkah ini satu atau dua kali jika saat

pengkajian ditemukan bahwa sekret masih tersisa

t. Kempiskan balon slang ET dan ulangi pengisapan. Kembangkan

kembali balon dengan tekanan yang sesuai

Sistem tertutup

a. Atur posisi klien miring atau berbaring dengan bagian kepala

tempat tidur ditinggikan

b. Buka kemasan steril alat pengisap

c. Pasang sarung tangan steril (atau sarung tangan steril di tangan

dominan dan sarung tangan bersih di tangan nondominan)

d. Siapkan 1 unit spuit 10 ml yang berisi salin

12
e. Sambungkan slang pengisap ke port kateter pengisap jika belum

tersambung

f. Aktifkan mesin pengisapan dengan tekanan 15%-20% lebih tinggi

dari biasanya(120 mmHg)

g. Masukan kateter 2.5-5 cm ke dalam slang trakea atau 5-7.5 cm ke

dalam slang ET

h. Posisikan ibu jari menutup port kateter pengisap

i. Stabilisasi slang ET dengan tangan nondominan sementara

memasukan kateter sejauh 5 cm sampai mencapai karina (pada

titik pengukuran sebelumnya untuk anak)

j. Tarik 1 cm dan mulai menarik kateter secara perlahan, lakukan

pengisapan secara kontinu dan gulung slang kateter di antara jari-

jari anda. Ulangi prosedur jika perlu

k. Tarik kateter sampai garis hitam terlihat di kantung

l. Tutup port dengan ibu jari dan tahan sementara membilas slang

dengan larutan salin dari spuit unit dosis

m. Kunci port

n. Tutup port pembilas

o. Posisikan kateter di dalam tempat penyimpanan

p. Lakukan pengisapan jalan napas oral dan perawatan mulut

q. Buka sambungan slang kateter dari slang pengisap yang

tersambung dengan mesin, matikan mesin

r. Kaji drainase pada insisi dan luka dan proses penyembuhan luka

13
s. Buang alat dan sarung tangan kotor dengan tepat

t. Cuci tangan

u. Atur posisi klien dengan kepala tempat tidur dielevasikan 45

derajat , pagar pengaman tempat tidur dipasang, dan lampu

pemanggil dalam jangkauan (pasang restarin, jika diprogramkan

atau diperlukan)

H. Hal – hal yang perlu diperhatikan

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur oral suctioning adalah:

a. Posisikan klien dengan kepala lebih rendah.

b. Setiap periode suctioning tidak boleh lebih dari 10 detik. Jeda

antara periode suctioning sekitar 1-3 menit.

c. Bila suction telah dilakukan namun masih terdapat sekret maka

prosedur dapat di ulangi 1-4 kali sesuai yang dibutuhkan.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur endotracheal

suctioning adalah :

a. Lepaskan ventilator pada klien lalu beri oksigen melalui ambu bag

sebanyak 4-5 kali disesuaikan dengan volume tidal klien.

b. Lumasi ujung kateter dengan jelly dan masukan kateter suction ke

dalam jalan napas buatan tanpa melakukan pengisapan.

c. batasi waktu suction 10-15 detik dan hentikan proses suction

apabila denyut jantung klien meningkat sampai 40 kali/menit.

14
d. Ventilasikan klien dengan ambu bag setelah suction tiap

periodenya.

e. Jika sekresi sangat pekat, maka dicairkan dengan memasukkan

NaCl steril 3-5 cc ke dalam jalan napas buatan.

f. Bilas kateter di antara setiap pelaksanaan suction

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

15
A. Kesimpulan

1. Saat tindakan di lapangan terkadang masih tidak susai dengan standar

porsdur operasional dikarenakan juga melihat kondisi dilapangan dan

kondisi klien saat itu yang memerlukan tindakan cepat dan tepat.

2. Untuk mengetahui posisi yang tepat untuk melakukan suction, petugas

memprediksi dari reflek batuk klien.

3. Menurut penulis beberapa petugas mungkin kurang memperhatikan

care terhadap peralatan medis yang ada atau mungkin untuk

mempermudah saja agar ketika melakukan suction tidak perlu lagi

menghidupkan mesin penghisap karena mungkin letaknya yang sempit

dan susah dijangkau.

B. Saran

1. Bagi perawat ruang PICU

Perawat dalam melakukan tindakan suction sebaiknya seusai dengan

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada untuk mencegah

terjadinya perubahan saturasi oksigen yang dapat membahayakan

pasien

2. Bagi Rumah Sakit

Sebaiknya pemantauan tindakan suction dari pihak rumah sakit

sehinga dalam melakukan tindakan seusai dengan SOP yang sudah

disediakan.

16
3. Bagi Penulis

Penulisan makalah ini masih menjadi koreksi penulis dalam

melakukan penyusunan tindakan suction sehingga penulis lebih teliti

dan berhati – hati dalam melakukan tindakan keperawatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Potter,P.A. dan Perry,A.G. (2009). Fundamental keperawatan : konsep, proses,


dan praktik. (Ed ke-4) vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Price,S.A. (2008). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. (Ed ke-6).


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sherwood, L. (2006). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem (Terj. Brahm. U.


Pendit). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Lynn. D. (2011). AACN procedure manual for critical care 6th edition. St Louis
Missouri: Elsevier saunders

Wiyoto. 2010, April. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Prosedur


Suction Dengan Perilaku Perawat Dalam Melakukan Tindakan Suction
di ICU Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang

Timby, B. K (2009). Fundamental Nursing Skills and Concepts. Philadelphia:


Lippincot William & Wilkins.

18

Anda mungkin juga menyukai