Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Malformasi arterio-vena merupakan kelainan intrakranial yang relatif jarang terjadi tetapi lesi ini
semakin sering ditemukan. Lesi terjadi umumnya akibat kelainan kongenital, biasanya dikenali
setelah terdapat perdarahan. Seiring dengan berkembangnya teknologi kedokteran, lesi
unruptured AVM semakin sering ditemukan. AVM merupakan kelainan kongenital atau bawaan
lahir yang jarang terjadi namun berpotensial memberikan gejala neurologi yang serius apabila
terjadi pada vaskularisasi otak dan bahkan berisiko menimbulkan kematian.(1) Insidensi dari
AVM sendiri sekitar 1-1,6 pada 100.000 penduduk setiap tahunnya. Dan prevalensinya tinggi
sekitar 0,2% tetapi yang terdiganosa hanya sekitar 0,02%.(1–3) Penyakit AVM umumnya adalah
penyakit yang tidak menunjukkan gejala apapun dan baru diketahui setelah terjadi perdarahan
intrakranial atau subarahnoid. Penyakit ini biasanya memberikan gejala berupa sakit kepala dan
kejang tanpa sebab. AVM dapat terjadi di area lobus otak manapun, dapat di pembuluh darah
besar ataupun kecil. Tekanan dari darah yang melalui arteri menjadi terlalu tinggi untuk diterima
(1–3)
oleh vena dan ini menyebabkan vena mengembang. Penegakan diagnosis AVM berdasarkan
klinis dan pemeriksaan neuroimaging seperti computed tomography (CT), magnetic resonance
imaging (MRI), beserta pemeriksaan angiografi berupa CT Angiography (CTA), MRAngiografi,
dan DSA. Digital substraction angiography (DSA) menjadi standar emas dalam penegakan
diagnosis dan merencanakan suatu terapi dengan metode endovaskular. (1–3)

Anda mungkin juga menyukai