Anda di halaman 1dari 7

PERSOALAN UTAMA YANG DIBAHAS DALAM ILMU KALAM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tauhid dan Ilmu Kalam

Dosen Pengampu : A. Badru Rifa’I, M. Hum

Disusun oleh :
Kelompok 9

Marsya Alia Luthfiyyah Saepul B 20.04.0820


Raissa Selfi Azahra 20.04.0851

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini B


Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Bandung
1443 H / 2021 H
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Kalam

Istilah ilmu kalam terdiri dai dua kata ilmu dan kalam. Kata ilmu kalam dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mengandung arti pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode tertentu. Adapun kata kalam adalah bahasa Arab yang
berarti kata-kata. Ilmu kalam secara Harfiah berarti Ilmu kata-kata. Walaupun dikatakan Ilmu
tentang kata-kata, namun ilmu ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ilmu bahasa.
Ilmu kalam menggunakan kata-kata dalam menyusun argumen-argumen yang digunakannya.

Ilmu kalam juga disebut dengan Ilmu Tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau Esa.
Jadi, Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dalam agama Islam. Ajaran-ajaran dasar itu
menyangkut wujud Allah, kerasulan Muhammmad, dan Al-Qur’an.

Adapun yang melatarbelakangi mengapa ilmu ini dinamakan Ilmu Kalam adalah:

1. Permasalahan terpenting yang menjadi tema perbincangan pada masa permulaan


Islam adalah masalah firman Allah (Kalam Allah), yaitu Al-Qur’an. Apakah
Kalamullah tersebut qadim atau hadis ( baru )? Walaupun permasalahan ini hanya
merupakan salah satu bagian dari pembahasan ilmu ketuhanan dalam Islam, namun
karena ia menjadi bagian terpenting maka ilmu ini dinamai Ilmu Kalam.
2. Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan, para mutakallim (ahli Ilmu Kalam)
menggunakan dalil-dalil aqliyah dan dampaknya tercermin pada keahlian mereka
dalam berargumentasi dengan mengolah kata-kata. Dengan demikian, mutakallim
diartikan juga dengan ahli debat yang pintar memakai kata-kata.
3. Secara harfiah, kata kalam berarti “pembicaraan”. Tetapi secara istilah, kalam
tidaklah dimaksudkan “pembicaraan” dalam pengertian sehari-hari, melainkan dalam
pengertian pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. Maka ciri utama
Ilmu Kalam ialah rasionalitas atau logika.

Masalah yang disebutkan di atas pada hakikatnya merupakan dasar-dasar dari ajaran
Islam. Dasar-dasar dari ajaran agama disebut Ushul al-Dinatau juga dinamakan dengan Ilm
al-Aqaid. Oleh sebab itu Ilmu Kalam juga disebut dengan Ilmu al-Ushul al-Din atau Ilmu al-
Aqaid al-Diniyah. Dalam literatur Barat disiplin ini disebut dengan Islamic Theology atau
Theology of Islam. Jadi lebih ringkasnya ilmu kalam bisa diberi nama-nama lain, yaitu:

1. Ilmu Ushul Al-Din (Ilmu tentang Dasar-dasar Agama)


2. Ilmu al-Aqaid al-Diniyah (Ilmu tentang Aqidah Keagamaan atau Ajaran-ajaran
Pokok Agama)
3. Ilmu al-Tauhid (ilmu yang membahas tentang keesaan Allah)
4. Teologi Islam (Ilmu Ketuhanan Islam). Dalam literatur Barat teologi Islam disebut
dengan The Islamic Theology atau The Theology of Islam.
5. Al-Fiqh al-Akbar (Fikih Besar atau Ajaran dasar)

B. Sumber – sumber Ilmu Kalam

Sumber-sumber ilmu kalam dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dalil naqli (Al-
Qur’an dan Hadits) dan dalil aqli (akal pemikiran manusia). Al-Qur’an dan Hadits merupakan
sumber utama yang menerangkan tentang wujud Allah, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-
Nya dan permasalahan akidah Islamiyah uang lainnya. Para mutakallim tidak pernah lepas
dari nash-nash Al-Qur’an dan Hadits ketika berbicara masalah ketuhanan. Masing-masing
kelompok dalam ilmu kalam mencoba memahami dan menafsirkan Al-Qur’an dan Hadits
lalu kemudian menjadikannya sebagai penguat argumentasi mereka.

Berikut ini adalah sumber-sumber ilmu kalam:

1. Al-Quran
2. Hadits
3. Pemikiran manusia

C. Ruang Lingkup Ilmu Kalam

Ruang lingkup Ilmu Kalam adalah ajaran –ajaran dasar Islam. Ajaran dasar itu disebut
dengan akidah dalam Islam. Ajaran akidah itu meliputi wujud Allah, kerasulan Muhammad,
kewahyuan Al-Qur’an masalah siapa mukmin dan siapa kafir, tentang surga dan neraka,
kekuasaan Allah, dan kebebasan manusia. Yang akan diperkuat dengan-dengan dalil-dalil
rasional agar terhindar dari akidah-akidah yang menyimpang.

Harun lebih lanjut mengatakan bahwa persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah
persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari
Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Khawarij sebagaimana yang telah disebutkan,
memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim yakni Ali, Mu’awiyah,
Amr bin Ash, Abu Musa Al-Asy’ari adalah kafir berdasarkan firman Allah surat Al-Maidah
ayat 44.

Persoalan ini telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam yaitu:

1. Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam
arti telah keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
2. Aliran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar masih tetap mukmin
dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu terserah kepada Allah
untuk mengampuni atau menghukumnya.
3. Aliran Mu’tazilah, yang tidak menerima pendapat kedua diatas.

D. Fungsi Ilmu Kalam dalam Bidang Ilmu dan Amalan Islam

Berdasarkan pada pengertian dan kedudukan ilmu tauhid yang mendasari semua
keilmuan dan amalan dalam Islam , maka ilmu kalam berfungsi dalam dua bidang yang salin
terjalin antara yang satu bidang dengan yang lainnya yaitu:

1. Dalam Bidang I’tiqoyah


a. ilmu kalam berfungsi memberikan dasar dan landasan mental (basic mentalty)
yang kuat bagi keimanan seorang muslim terhadap keesaan tuhan sebagai satu-
satunya sesembahan dalam ibadah (tauhid uluhiyah)
b. memberikan penerangan yang bersifat dakwah terhadap orang-orang non muslim
untuk diajak beriman secara tauhid yang tidak bercampur dengan kemusyrikan
dengan penjelasan yang baik dan bijaksana, baik dalam artian menolak terhadap
semua ajaran ketuhanan yang salah diinterpretasikan maupun bersifat operatif
terhadap pemahaman yang bersifat merusak kemurnian tauhid.
2. Dalam Bidang Ijtihad
Dalam bidang ini ilmu kalam berfungsi:
a. Menjelaskan dan membahas obyek ilmu tauhid secara ilmiah, dengan berdasarkan
dalil naqli yang shahih dan dikuatkan dengan dalil aqli yang tidak bertentangan /
menyimpang dari ajaran Islam itu sendiri
b. Melengkapi dasar dasar / landasan ilmiah bagi keimanan orang-orang Islam yang
sekaligus berarti mempersenjatai mereka dengan dalil dalil ilmiyah . dengan
demikian agar orang-orang Islam memiliki kekebalan dan kemampuan terhadap
unsur unsur yang akan menggoyahkan keimanan mereka dalam bidang i’tiqad
c. Karena itu dengan modal tersebut diharapkan dapat jadi pandangan atau sebagai
falsafah hidup bagi kaum muslimin dalam menjalani kehidupannya yang dalam
hal ini sebagai ”way of life”
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Kalam adalah suatu
ilmu yang membahas tentang akidah dengan dalil-dalil aqliyah (rasional ilmiah) dan
sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para penentang, berdasarkan sumber-
sumber yang sudah diterangkan yang kemudian akan bermanfaat bagi diri kita dalam
menjaga akidah Islam.

Anda mungkin juga menyukai