Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NAMA : RINDI ANGGRAEINI

NIM : 2021111004

PRODI : PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

KELAS : 1A

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : GATOT KACA MARJAN, M.PD.I

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


1. Apa yang Anda pahami tentang zina dalam Islam dan hukum pidana !
Jawaban :

Zina adalah salah satu perbuatan yang dilarang keras oleh Allah SWT. Zina tidak hanya
sebatas melakukan hubungan persetubuhan antara laki-laki dan perempuan, tapi juga
perbuatan-perbuatan yang membangkitkan syahwat lawan jenis yang bukan muhrim juga
termasuk zina.
Allah SWT berfirman,
“Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah
(perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang).” (Q.S
Al-Israa: 32)
Macam Zina
Zina Al-Laman

Zina Al-Laman merupakan macam zina yang dilakukan dengan menggunakan panca
indera.

Zina Muhsan

Zina Muhsam adalah macam zina yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah
atau telah memiliki suami atau istri.

Zina Gairu Muhsan

Zina Gairu Muhsan merupakan macam zina yang dilakukan oleh mereka yang belum sah
atau belum pernah menikah

Hukum pidana Zina

Dalam draf revisi KUHP pasal 417 ayat (1) disebutkan "Setiap Orang yang melakukan
persetubuhan dengan orang yang bukan suami atau isterinya dipidana karena perzinaan
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda Kategori II" sedangkan ayat
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan penuntutan
kecuali atas pengaduan suami, istri, Orang Tua, atau anaknya.

Sedangkan mengenai kumpul kebo diatur dalam pasal 419 ayat (1) "Setiap Orang yang
melakukan hidup bersama sebagai suami istri di luar perkawinan dipidana dengan pidana
penjara paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak Kategori II. Baca Juga :
Dinamika Revisi KUHP Ayat (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dilakukan penuntutan kecuali atas pengaduan suami, istri, orang tua atau anaknya.
2. Bagaimana pendapat Anda pacaran dalam Islam !
Jawaban:
 Islam tidak pernah mengajarkan tentang pacaran, karena dalam kenyataannya dua insan
yang berlainan jenis tidak bisa terhindar dari berdua-duaan, terjadi pandang memandang
dan terjadi sentuh menyentuh. Perbuatan ini sudah jelas semuanya haram hukumnya
menurut syari’at Islam.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan sekali-kali seorang laki-laki


bersendirian dengan seorang wanita, kecuali si wanita itu bersama mahramnya.”

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda:“Allâh telah menulis atas anak Adam bagiannya dari zina,
maka pasti dia menemuinya: Zina kedua matanya adalah memandang, zina lisannya
adalah perkataan, zina hatinya adalah berharap dan berangan-angan. Dan itu semua
dibenarkan dan didustakan oleh kemaluannya.”

3. Uraikan dan jelaskan perbedaan orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu !
Jawaban:
Orang berilmu akan memiliki banyak pengetahuan , dapat memimpin, di muliakan,
bijaksana, sabar, tabah, wawasan luas, tenang, berpikiran maju, stabil, berpendirian,
menerima nasihat, berani, percaya diri, dan rasional. Sedangkan orang yang tidak berilmu
sedikit pengetahuan, selalu dipimpin, dihinakan, tidak bijak, putus asa, wawasan sempit
dan tidak percaya diri.

4. Bagaimana pendapat Anda pergaulan yang baik dan benar Dalam Islam !
Jawaban:
Pergaulan yang baik ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma
kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hokum syara’, serta memenuhi segala
hak yang berhak mendapatkannya masing-masing menurut kadarnya.

Berikut adalah contoh adab pergaulan remaja menurut Islam sebagaimana dikutip dari
buku Akidah Akhlak Kementerian Agama RI 2020.
1. Menjaga sopan santun. Sopan santun diperlukan dalam bertindak dan berucap. Hal ini
dilakukan demi menghargai orang lain atau antar sesama remaja.
2. Mengerti dan memahami. Dua sifat ini bisa menimbulkan dampak positif. Yakni dapat
terjalinnya persahabatan antar remaja hingga waktu yang cukup lama.
3. Selalu mengajak ke arah kebaikan. Mengajak ke arah kebaikan dapat meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah SWT. Seorang remaja diharapkan selalu dapat menjadi
rekan bagi temannya untuk selalu mengajak ke jalan kebaikan.
4. Saling membantu. Dalam pergaulan, dibutuhkan sikap saling membantu. Selain itu,
juga diiringi sifat lapang dada. Apabila ada teman yang membutuhkan pertolongan, maka
selayaknya dibantu. Namun demikian, andai ada yang kurang berkenan, setidaknya
lapang dada dalam menyikapinya juga diperlukan.
5. Jujur dan Adil. Dua sifat yang penting dimiliki remaja. Dengan menanamkan perilaku
jujur, maka tidak akan menimbulkan masalah bagi orang lain. Demikian pula perilaku
adil atau tidak pilih kasih terhadap sesama.
5. Berikan solusi Anda bila ada di lingkunganmu
- ada sampah
- Begal
- Pencurian
- Pelecehan seksual
Jawaban:

Ada sampah

1. Pilah dan Buang Sampah pada Tempatnya. ...


2. Habiskan makanan. ...
3. Membawa Kantung Belanja dan Alat Makan Sendiri. ...
4. Donasikan Barang-barang yang Tidak Terpakai. ...
5. Daur Ulang dan Buat Kompos dari Sampah.
6. Gotong royong bersama warga sekitar untuk membersihan sampah

Begal

Penanggulangan kejahatan (termasuk pembegalan) secara umum dapat ditempuh melalui


dua pendekatan yaitu Penal dan Non Penal. Keduanya pendekatan tersebut dalam
penerapan fungsinya harus berjalan beriringan secara sinergis, saling melengkapi. Jika
pendekatan pertama yang ditempuh, maka hal ini berarti bahwa penanggulangan suatu
kejahatan dilakukan dengan menggunakan kebijakan hukum pidana (penal
policy/criminal law policy) yaitu, “usaha mewujudkan peraturan perundangundangan
pidana yang sesuaidengan keadaan dan situasi pada suatu waktu dan untuk masa yang
akan datang”Artinya, hukum pidana difungsikan sebagai sarana pengendali sosial, yaitu
dengan sanksinya yang berupa pidana untuk dijadikan sarana menanggulangi kejahatan.
Dengan demikian diharapkan norma-norma sosial dapat ditegakkan dengan sanksi yang
dimiliki hukum pidana terhadap seseorang yang berperilaku tidak sesuai dengan norma-
norma tersebut (Barda Nawawi Arief, 2002:1).

Upaya penanggulangan dengan jalur pidana merupakan sebuah upaya represif yang
dilakukan. Upaya represif merupakan suatu upaya penanggulangan kejahatan secara
konsepsional yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan (Nursariani Simatupang dan
Faisal, 2017: 251). Sedangkan penanggulangan kejahatan secara preventif dilakukan
untuk mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali.Sangat beralasan
bila upaya preventif diutamakan, karena upaya preventif dapat dilakukan oleh siapa saja
tanpa suatu keahlian dan ekonomis (Nursariani Simatupang dan Faisal, 2017: 256).
Pencurian

1. Bersama sama menjaga lingkungan masyarakat bersama warga lain


2. Memberikan sanksi pada si pencuri

Pelecehan seksual

1. Memberikan sanksi pidana menurut pemerintah maupun dalam islam kepada pelaku
2. Mengadakan sosialisasi bahaya pelecehan seksual di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai