Anda di halaman 1dari 6

NAMA : JASMAWATI

NIM :PO 7233319 699

KELAS:3A SANITASI

1.APAKAH YANG DI MAKSUD DENGAN AIR LIMBAH ?

Limbah cair menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari
suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Setiap aktivitas di transportasi, pariwisata dan
matra menghasilkan air buangan. Oleh karena itu, semua limbah memerlukan penanganan lebih
lanjut secara tepat agar tidak mencemari lingkungan. Tchobanoglous (1991) memberikan batasan
air limbah sebagai kombinasi dari cairan dan buangan cair yang berasal dari kawasan
pemukiman, perkantoran, perdagangan, dan industri yang mempunyai kemungkinan untuk
bercampur dengan air tanah, air permukaan serta air hujan. Sedangkan menurut ehlers and steel
dalam Haryanto, (1985) air limbah yaitu the liquid conveyed by sewer (cairan yang dibawa oleh
saluran air buangan).

2.TUJUAN PENGAWASAN LIMBAH ?

Tujuan pengawasan pembuangan limbah cair dan feses di sarana transportasi, pariwisata dan
matra adalah untuk melindungi pengunjung, penumpang, karyawan, penghuni dan masyarakat
dari penyakit atau gangguan kesehatan serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, dan
banjir. Banyak contoh dari lalainya kita bersama dalam mengelola limbah, sehingga sering
terjadi peristiwa banjir karena sistem saluran buangan limbah cair dan air hujan tidak dirawat
sebagaimana mestinya. Hal ini akan mengakibatkan sumbatan-sumbatan endapan lumpur karena
kurang perawatan. Limbah cair yang tertahan atau tergenang dilokasi tertentu dalam waktu yang
relatif lama dapat menjadikan sarang perkembangbiakan nyamuk, vektor penyakit, malaria,
demam berdarah, filariasis dan lain-lain.

3.DAMPAK LIMBAH CAIR APABILA TIDAK DI KELOLA DENGAN BAIK ?

CONTOH KASUS
Limbah yang di hasilkan dari aktifitas pelabuhan adalah limbah padat, berupa kayu
bekas, botol-botol plastik, tas kresek dan bekas-bekas makanan yang tidak terpakai.
Sedangkan limbah cair yang di hasilkan kegiatan PT. Pelindo III Cabang Tanjung Emas
bekas tumpahan minyak dan tumpuhan oli. Untuk limbah cair dari aktifitas kantor dan
terminal pelabuhan dibuang pada saptic-tank yang kedap air.

a.Pengelolaan limbah cair PT. Pelindo III

Terjadinya cemaran minyak dan oli dipengaruhi oleh jumlah kedatangan kapal di
Pelabuhan Tanjung Emas, dan kedatangan kapal dipengaruhi oleh jumlah muatan di
kapal.Untuk mengoptimalisasi cemaran dari limbah minyak dan oli, perlu adanya penentuan
titik pelabuhan yang akan melayani penumpukan akhir limbah minyak dan oli, di mana
PT. Pelindo III Cabang Tanjung Emas merupakan penumpukan akhir limbah B3.Penentuan
jumlah kedatangan kapal menggunakan model regresi sederhana yaitu hubungan antara
kedatangan kapal dengan muatan kapal. Jumlah limbah minyak merupakan perkalian
antara jumlah kedatangan kapal dengan debit limbah setiap jenis kapal. Selanjutnya,
merencanakan rute dan pola operasi tongkang minyak propulsi mandiri Selanjutnya
menentukkan pola operasi dan perencanaan dari tongkang minyak propulsi mandiri ini.
Pada penentuan pola operasi tongkang yang harus diperhatikan adalah spesifikasi teknis
dari alat angkut dan tangki penampungan serta tangki penanganan. Spesifikasi teknis
tersebut yaitu kecepatan tongkang minyak propulsi mandiri, kecepatan alat bongkar muat,
ukuran tangki panampungan disetiap titik pelabuhan yang akan dilayani, dan ukuran tangki
penanganan yang terletak di palabuhan utamaa.Jenis-jenis Limbah Cair PT. Pelindo III
Cabang Tanjung EmasBerdasarkan hasil wawancara antara penulis dan pihak pengelola PT.
Pelindo Cabang Tanjung Emas, jenis-jenis limbah cair yang di hasilkan PT. Pelindo III Cabang
Tanjung Emas adalah sebagai Berikut :

1.Bekas Oli

2.Ceceran Minyak

3.Aktifitas Kantor dan Terminal Pelabuhan

b.Sumber Limbah Cair PT. Pelindo III Cabang Tanjung Emasdan Penanggulanganya

Sumber limbah minyak dan oli dari PT. Pelindo III Cabang Tanjung Emas adalah
sebagai berikut :

1.Sumber limbah cair PT. Pelindo III Cabang Tanjung Emas adalah, buangan dari
pengoprasian kapal, tumpahan minyak dari hasil pengangkutan kapal, dan emisi transportasi
laut.

2.Dapat dilakuan dengan proses pembersihan secara rutin, proses pembersihan tersebut di
lakukan dengan cara penyiraman daerah permukaan tanah yang terindikasi adanya
ceceran minyak dan oli. Adapun proses lain untuk menanggulangi terjadinya pencemaran
minyakdan oli adalah menggunakan oil boom saat kapal berlabuh di pelabuhan tanjung
emas.

3.Limbah cair dari aktifitas kantor dan terminal pelabuhan di olah dengan menggunakan
saptic-tank yang kedap air, apabila limbah cair dari aktifitas kantor dan terminal
pelabuhan terisi penuh maka imbah cair tersebut di angkut oleh pihak ke tiga.

Apabila limbah yang di hasilkan oleh PT.pelindo III cabang tanjung mas tidak di kelola dengan
baik maka dapat meimbulkan
1. Menimbulkan bahaya kontaminasi bagi masyarakat yang mengkonsumsi ikan dari air yang
sudah terkontaminasi limbah oli dan ceceran minyak.

2. Mematikan berbagai mikroorganisme binatang dan tumbuhan dalam air. Ini disebabkan karena
adanya berbagai bahan kimia dalam air limbah yang akan mematikan dan
menurunkan.mikroorganisme di laut dan akhirnya mati.

3.menyebabkan kerusakan kelestarian laut karena cemaran limbah oli dan ceceran minyak

4. ikan-ikan dan benda laut lainya akan mati , sehingga menganggu ekosistem laut

5. Menimbulkan bau dan warna tidak sedap pada air laut

4.METODE PENGAMBILAN SAMPEL ATAU CONTOH LIMBAH CAIR AGAR


DAPAT MEWAKILI KESELURUHAN LIMBAH ?

A. Pengambilan Contoh Secara Manual

Sampel harus diambil pada titik terjadinya percampuran yang baik dari limbah cair

1. Sampel individual (grab sampel), yang diambil sewaktu-waktu, hanya mewakili kondisi pada
saat pengambilan itu. Oleh karenanya hal itu tidak dapat mewakili periode yang lebih panjang.
Cara ini baik dilakukan apabila karakteristik air dari badan air tidak banyak mengalami
perubahan. Umumnya metode ini dilakukan untuk mengambil air dari sumber alamiah contoh
dari mata air yang tidak banyak mengalami perubahan kualitas. Namun apabila akan
dipergunakan untuk mengambil sampel sungai yang tidak menentu kualitasnya maka dengan
metode ini diperbolehkan namun pengambilan dalam serangkaian waktu misalnya 24 jam,
diambil setiap 3 jam sekali, namun sampel air dilakukan sendiri-sendiri tidak boleh dicampur.

2. Sampel gabungan waktu (composite sample) merupakan campuran dari sampel atau contoh
sesaat diambil dari titik yang sama pada waktu yang berbeda. Misalnya : Akan melakukan
pengambilan sampel dengan interval waktu 6 jam 1 kali selama 24 maka dalam titik yang sama
diambil sebanyak 4 kali Jam pengambilan (1) jam 06.00, (2) jam 12.00, (3) jam 18.00 (4), jam
24.00. Setiap sampel disimpan dalam kulkas selanjutnya digabung menjadi satu. Volume
gabungan untuk pemeriksaan laboratorium ± 2.500 ml.

3. Sampel terpadu (integrated sample) merupakan gabungan beberapa titik limbah digabung.
Cara ini merupakan campuran contoh atau sampel air yang diambil sesaat dari tempat yang
berbeda pada waktu, yang sama, diambil sebanyak 2.500 ml. Hasilnya menunjukkan keadaan
rata-rata dari suatu tempat dan biasanya digunakan untuk pemeriksa kualitas air dari sungai yang
dalam dan lebar.

Titik – Titik pada gambar di atas sebagai tempat pengambilan sampel yang diambil pada waktu
yang bersamaan misalnya diambil pada jam 09.00-10.00 pagi, selanjutnya sampel dicampur
menjadi satu. Titik pengambilan sampel di atas dapat dilakukan apabila sungai dangkal (dapat
dimasuki oleh petugas)

B. Pengambilan Contoh Otomatis (automatic sampling)

Cara ini dikembangkan untuk memenuhi program pengamatan kualitas air limbah secara
menyeluruh. Peralatannya memerlukan bangunan khusus dan penanganan serta pemeliharaannya
yang baik. Alat ini dapat bekerja secara otomatis bekerja selama 24 jam.

Tahap pertama program pengambilan sampel adalah pemilihan lokasi sehingga dapat
menghasilkan data yang representatif. Sebagai contoh, untuk menguji kualitas buangan limbah di
transportasi, pariwisata dan matra, perlu melakukan survei lapangan. Hal ini untuk mendapatkan
informasi tentang kondisi peta wilayah, ada tidaknya unit pengolahan limbah sebelum dibuang
ke badan air atau sungai, titik outlet, kondisi peta wilayah/atau lokasi. Hal ini untuk menentukan
sarana transportasi peralatan yang akan dibawa pada waktu melakukan pengukuran sempel
limbah. Tahap berikutnya adalah merencanakan prosedur pengambilan sampel untuk setiap titik
yang akan diambil. Parameter dalam sampel yang dianalisis harus mendapatkan nilai yang sama
dengan aslinya, karena hasil yang representatif sangat tergantung dari pada teknik pengambilan
dan perlakuan sampel termasuk pengawetannya.

5.FASILITAS PENGAMBILAN SAMPEL LIMBAH CAIR?

a. Masuk kedalam sungai (wading) Hanya dapat dilakukan apabila badan air dangkal sehingga
pengawas bisa masuk ke tengah sungai. Sampel air harus diambil pada bagian hulu petugas
sehingga lumpur atau pasir sungai tidak ikut terambil di dalam sampel limbah, fasilitas ini yang
paling hasilnya karena dapat menggambarkan kondisi senyatanya.

b. Pengambilan sampel air limbah atau sungai dari jembatan Pengambilan sampel dari jembatan
lebih disukai petugas karena mudah dilakukan. Titik pengambilan dapat dikenal dengan pasti dan
pengambilannya dapat diawasi pada posisi vertikal. Pengambilan contoh dengan cara ini
merupakan cara yang murah dan mudah.
c. Perahu Dengan cara ini petugas dapata mengambil sampel pada titik yang dikendaki sesuai
dengan tata aturan, prinsipnya pengambilan jauh dari knalpot perahu sehingga sedimen tidak ikut
didalamnya.

d. Sisi Sungai Cara ini dilakukan apabila tidak ada pilihan lain tersedia, sampel diambil pada
tempat yang airnya tubuler atau sisi sungai yang membengkok di mana air biasanya cepat dalam

Anda mungkin juga menyukai