Anda di halaman 1dari 6

KEDEKATAN SEORANG GURU DENGAN SISWANYA

Oleh : Rully Budi Prasetyo, Pendidikan Teknik Mesin , 2020

Sebagai manusia kita sangatlah membuntuhkan yang namanya pendidikan. Di karenakan


tanpa pendidikan kita bisa menjadi bangsa yang mudah di jajah dan di bodoh–bodohkan oleh
bangsa lain. Sehingga sangatlah penting untuk menanamkan pendidikan bagi anak usia dini.
Pendidikan sangatlah penting untuk suatu bangsa sebagai dasar dari pembagunan bangsa
tersebut. Oleh karena itu kita harus selalu mementingkan pendidikan ,tidak hanya pendidikan
biasa tetapi pendidikan yang berkualitas dan dapat di pertanggungjawabkan agar dapat
bermanfaat bagi kita semua dan bagi perkembangan bangsa. Pendidikan adalah suatu aktivitas
untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup
Busthomi, Y. (2018)
Cerita ini bermula pada saat memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada saat
memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) ada kegiatan ospek pada saat hari telakhir ospek ada
kegiatan perkenalan semua guru/ pendidik yang mengajar di sekolah tersebut. Dalam dunia
pendidikan terdapat seorang pendidik yaitu Guru. “Dalam Konteks Profesi, Guru adalah suatu
pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, keahlian dan ketelatenan
untuk menciptakan anak memiliki perilaku yang sesuai harapan”(Martinis Yamin, 2007).
Pendidik dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 didefinisikan dengan tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2 menyatakan bahwa
Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Juhji, J. (2016)
Pada saat kegiatan perkenalan memerhatikan baik” agar mengetahui nama” guru agar
saat bertemu atau saat pembelajaran lebih efisien kalau sudah mengetahui nama beliau agar tidak
bertanya” perihal nama beliau. Guru sebagai subyek yang melaksanakan pendidikan, karena guru
mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan, baik atau tidaknya guru
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan bagi peserta didik yang merupakan obyek
terpenting dalam Pendidikan. Dalam dunia pendidikan guru sebagai pendidik harus berakhlakul
karimah, karena pendidik adalah seorang penasehat bagi anak didiknya. Dengan berakhlak
mulia, dalam keadaan bagaimanapun pendidik harus memiliki rasa percaya diri, istiqomah dan
tidak tergoyahkan. Kepribadian pendidik yang dilandasi dengan akhlak mulia tentu saja tidak
tumbuh dengan sendirinya, tetapi memerlukan usaha sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa
mengenal lelah dan dengan niat ibadah.
Singkat cerita pada saat saya dan teman saya untuk menaruh tugas hasil pekerjaan di
kantor guru tidak sengaja melihat siswa lain sedang berbicara dengan salah satu guru dengan
santai. Setelah itu tiba” masuk kelas dan melakukan pembelajaran dan meberikan pemahaman
tentang Bimbingan Konseling dalam penyampaian bagus untuk interaksi antar siswa dan guru
berjalan tidak kaku , memberikan suport dan memberi tau manfaat dari Bimbingan Konseling
yang di paparkan seperti menyelesaikan masalah yang di dapat siswa. Studies on teachers’
perceptions of teacher–student moment-to-moment interactions show a connection between these
perceptions and teacher wellbeing. Positive moment-to moment interactions with students (e.g.,
students sharing their problems and their positive experiences with the teacher) can be a driving
force behind (preservice) teachers’ commitment to the teaching profession Claessens, L. C.
(2017)
Dari gambaran kelas masa depan, Kirom, A. (2017) menggambarkan peran guru sebagai
berikut:
 Memberikan stimulasi kepada siswa dengan menyedian tugas-tugas pembelajaran yang
kaya (rich learning tasks) dan terancang dengan baik untuk meningkatkan perkembangan
intelektual, emosional, spiritual, dan sosial;
 Berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian, mengilhami, menantang,
berdiskusi, berbagi, menjelaskan, menegaskan, merefleksi, menilai dan merayakan
perkembangan, pertumbuhan dan keberhasilan;
 Menunjukkan manfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu pokok bahasan;
 Berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang mengerahkan dan memberi
penegasan, seseorang yang memberi jiwa dan mengilhami siswa dengan cara
membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias, gairah dari seorang pembelajar yang berani
mengambil resiko (risk taking learning), dengan demikian guru berperan sebagai pemberi
informasi (informer), fasilitator, dan seorang artis
Setelah proses pembelajaran berakhir saya mencoba menemui beliau untuk ngobrol /
sharing-sharing dengan beliau ternyata beliau orang nya asik santai ga terlalu kaku ke siswa jadi
siswa juga ga tengang saat berbicara dengan beliau jadi seperti berbicara dengan teman sebaya
tapi memang saat pembelajaran di sekolah memang beliau disiplin tidak membedakan dalam
mengajar di kelas. Terkadang juga sering keluar bersama hanya untuk bercerita dan main seperti
teman sebaya tetapi tetap menghormati beliau sebagai guru saya di sekolah. Goetz, T (2021)
found that students in classrooms that emphasized closeness in personal relationships (e.g.,
student involvement, affiliation, teacher support) showed higher levels of positive and lower
levels of negative moods (i.e., higher levels of feeling secure and interested, lower levels of
anger). Thus, although somewhat indirectly, these studies consistently indicate that student-
teacher interpersonal closeness goes in line with pleasant emotional experiences in the
classroom, whereas behavior signaling low interpersonal closeness goes together with unpleasant
emotions.
Setelah kejadian itu jadi saya lebih sering sharing-sharing dengan beliau. Kalau tidak ada
jam pelajaran atau di luar lingkungan sekolah untuk sharing-sharing tentang akademik dan
prestasi-prestasi dan meminta bimbingannya mengenai langkah-langkah ke depan setelah lulus
dari SMA dan beliau juga selalu memberikan motivasi yang membangun untuk diri saya.
According to the dyadic system perspective (Engels, M. C., (2021), not only student perceptions
but also the perceptions of teachers on the teacher-student relation relationship matter for
students’ engagement and achievement in school. Both relationship partners contribute to
the daily interactions between teachers and students, and thus, students’ functioning in school. In
addition, from a conceptual point of view, teacher’ perceptions of the dyadic teacher-student
relationship may impact the quality of instruction delivered, which in turn, could affect students’
behavioral and emotional involvement in school and their academic achievement
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sesungguhnya sangat berat sebagian besar
orangtua memercayakan pendidikan anak-anaknya kepada guru-gurunya di sekolah. Dengan
demikian, seorang guru bisa dikatakan sebagai orang tua kedua bagi anak didiknya. Sebagai
orangtua kedua, sudah tentu dibutuhkan kedekatan dengan anak didiknya agar berhasil dalam
menjalankan tugas penting dan mulia ini. Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia
bertanggung jawab tidak hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu
pengetahuan, tetapi juga bermoral baik dalam kehidupan ini. Seorang anak manusia yang pada
mulanya tidak mengerti apa-apa, di hadapan seorang guru dididik untuk memahami kehidupan
secara lebih baik dan mengenal dunia. Di Pundak nya lah ada tugas dan tanggung jawab
keberlangsungan masa depan generasi yang lebih cerdas dan berperadapan Busthomi, Y. (2018).
Menjadi sesorang guru harus memiliki Kompetensi guru. Kompetensi guru adalah kemampuan
dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesinya. Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi (. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005).
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya Busthomi, Y. (2018).
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi
juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan pembelajaran serta
menguasai landasan-landasan kependidikan.
Modal utama agar menjadi guru favorit bagi peserta didiknya yaitu
 Kedekatan dengan peserta didik
Kedekatan guru dan peserta didik perlu dilakukan agar pembelajaran berjalan secara
maksimal. Kedekatan seorang guru juga bisa dapat menyelesaikan masalah peserta didik.
 Memahami Kebutuhan Peserta Didik
Guru yang difavoritkan oleh peserta didiknya adalah guru yang bisa memahami
kebutuhan anak didinya dengan sangat baik dan yang bisa memberikan penghargaan
kepada peserta didiknya. Penghargaan bisa diberikan dengan kata-kata yang baik dan
bermanfaat.
 Menjadi Sahabat dalam Belajar
Seorang guru yang disenangi peserta didik adalah guru yang dapat menjadi sahabat dalam
belajar dan memahami kehidupan yang terus berkembang. Guru yang menempatkan diri
sebagai seorang sahabat akan membuat peserta didik merasa dekat dan nyaman.
Kedekatan dan rasa nyaman ini sungguh penting kaitannya dengan motivasi dan
semangat peserta didik dalam proses pembelajarannya. Peserta didik yang merasakan
hubungan dengan gurunya yang tidak kaku, dekat dan penuh persahabatan akan
merasakan bahwa belajar di sekolah itu hal yang menyenangkan. Bila peserta didik telah
merasakan kesenangan dalam belajar, tentu ia akan bersemangat ketika berada di sekolah.
Demikian pula ketika belajar di rumah yang biasanya dilakukan untuk membaca kembali
pelajaran di sekolah atau mengerjakan PR dari gurunya di sekolah. Bila hal ini telah
terjadi, tujuan proses pembelajaran akan lebih mudah tercapai
 Sebagai Pribadi, Model dan Teladan
Orang jawa sering mengatakan; istilah guru sebagai sosok yang “digugu lan ditiru”
(diikuti dan dicontoh). Digugu mengandung implikasi bahwa sikap dan perilaku seorang
guru dapat menjadi “panutan” bagi lingkungannya yang perlu diikuti dan ditaati, tidak
hanya terbatas dihadapan siswa-siswinya di dalam kelas, namun juga pada lingkungan di
mana yang mereka berada. Ucapan seorang guru sebagai nasehat, bimbingan dan arahan.
Tindak tanduk seorang guru sebagai cermin kepribadian masyarakat, sikap seorang guru
sebagai karakter manusia yang terpuji yang hendak dilestarikan. Ditiru mengandung
implikasi bahwa sikap dan perilaku seorang guru menjadi contoh atau suri tuladan bagi
orang-orang yang ada di sekitarnya, khusus siswa-siswinya di dalam kelas dan
masyarakat pada umumnya. Ucapan seorang guru penuh dengan nilai-nilai kebenaran,
perilakunya menunjukkan perilaku yang santun bagi lingkungannya, dan sikapnya
menunjukkan kasih sayang bagi sesama.
Dari pengalamaan yang saya dapat yaiu keberhasilan seorang murid dalam mencapai sebuah
cita-citanya tidak lepas dari peran seorang guru yang sabar dalam mengarahkan dan
membimbing muridnya agar kelak muridnya menjadi sukses.

Pakai celana warna merah

Pakai baju warna biru

Guruku tak pernah Lelah

Selalu memberiku banyak ilmu.


DAFTAR PUSTAKA

Busthomi, Y. (2018). Modal Utama Agar Menjadi Guru Favorit Bagi Peserta Didiknya. Jurnal
Pendidikan Islam, 4(1), 2-16.
Claessens, L. C., van Tartwijk, J., van der Want, A. C., Pennings, H. J., Verloop, N., den Brok,
P. J., & Wubbels, T. (2017). Positive teacher–student relationships go beyond the
classroom, problematic ones stay inside. The Journal of Educational Research, 110(5),
478-493.
Engels, M. C., Spilt, J., Denies, K., & Verschueren, K. (2021). The role of affective teacher-
student relationships in adolescents’ school engagement and achievement
trajectories. Learning and Instruction, 75, 101485
Goetz, T., Bieleke, M., Gogol, K., van Tartwijk, J., Mainhard, T., Lipnevich, A. A., & Pekrun, R.
(2021). Getting along and feeling good: Reciprocal associations between student-
teacher relationship quality and students’ emotions. Learning and Instruction, 71,
101349.
https://onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=125789&chapterid=155874
INDONESIA, P. R. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
Juhji, J. (2016). Peran Urgen Guru dalam Pendidikan. Studia Didaktika, 10(01), 51-62.
Kirom, A. (2017). Peran guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran berbasis
multikultural. Jurnal Al-Murabbi, 3(1), 69-80.
BIODATA

Rully Budi Prasetyo Lahir di Bekasi, 13 juli 2002. Mahasiswa S1


di Prodi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Fakultas Teknik
(FT), Universitas Negeri Jakarta angkatan 2020. Saya memiliki
hobi yaitu Pencak Silat. Pada saat ini masih menjadi mahasiswa
semester tiga di Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri
Jakarta. Untuk lebih mengenal saya dapat menghubungi melalui
Instagram @rully_prasetyo13 melalui email:
rullybudiprasetyo@gmail.com dan HP: 087771102867

Anda mungkin juga menyukai