Anda di halaman 1dari 9

HARAPAN KONSUMEN THD

PENANGANAN GULA OLEH BADAN


PANGAN NASIONAL

TULUS ABADI,

KETUA PENGURUS HARIAN YLKI

MATERI DISAMPAIKAN PADA ACARA NATIONAL SUGAR SUMMIT 2021, DISELENGGARAKAN OLEH ASOSIASI GULA INDONESI (AGI),
DENGAN TEMA BRIDGING THE GREAT CHALLENGES BETWEEN CONUMERS AND INDUSTRIY IN PIRSUING SUGAR SELF SUFFICDNCY, IS IT POSSIBLR?,
PADA SELASA, 1 DESEMBER 2021. AKSES SELULER; 0818195030
KEBUTUHAN TERHADAP GULA

• Gula menjadi kebutuhan pokok terpenting setelah beras;


• Gangguan terhadap harga pasar, akan berpotensi mengganggu
daya beli konsumen (inflasi);
• Faktor hulu hilir sangat berpengaruh terhadap konsumsi gula
pada end user;
TIGA HARAPAN THD BPN

• Terwujudnya hak konsumen terhadap gula dari aspek aksesibilitas,


afordabilitas, dan kualitas;
• Badan Pangan Nasional harus mampu melakukan market review;
• Pengendalian konsumsi gula bagi masyarakat
1. HAK KONSUMEN THD ASPEK: AKSESIBILITAS,
AFORDABILITAS DAN KUALITAS
• Kemudahan mendapatkan komoditas gula, di pasaran. Tanpa kendala distribusi dan sarana
prasarana transportasi;
• Harga yang terjangkau, sesuai dengan HET yang ditetapkan oleh pemerintah, dan tidak
melampaui aspek kemampuan membayar konsumen (ability to pay);
• Adanya produk gula yang berkualitas, tidak dioplos dengan komoditas lain, tidak
tercampur dengan benda benda asing, dan tidak terkontaminasi zat berbahaya lainnya
(klorin pemutih).
2. BPN HARUS MAMPU MELAKUKAN MARKET
REVIEW
• Melakukan penataan tata niaga gula, menyederhanakan alur distribusi, sehingga bisa
memangkas harga gula pada end user;
• Memangkas praktik pungli pada industri dan distribusi gula, yang merupakan bagian upaya
untuk menurunkan logistic fee;
• Bersinergi dengan KPPU untuk mengendus dugaan adanya praktik persaingan usaha tidak
sehat, seperti praktik kartel, praktik monopolistik, oligopolistik, dan sejenisnya;
• Mendorong terwujudkan kedaulatan gula, dan menekan tingginya volume impor gula;
3. BPN DAN PENGENDALIAN KONSUMSI GULA

• Tren konsumsi gula di kalangan rumah tangga mengalami penurunan. Faktor gaya hidup sehat,
atau karena harga di pasaran?
• Gula menjadi komoditas yang memicu gaya hidup tidak sehat. Upaya kampanye pengendalian
konsumsi GGL, Gula Garam dan Lemak;
• Penyakit tidak menular prevalensinya sangat tinggi. Dan faktor tingginya konsumsi gula menjadi
“tersangka”. Biaya kesehatan yang dikeluarkan akibat penyakit katastropik melambung;
• Wacana pengenaan cukai pada minuman berpemanis (tinggi gula) menjadi salah satu instrumen
yang patut didorong.
SIMPULAN DAN SARAN

• Gula menjadi komoditas penting masyarakat, baik untuk kebutuhan industri dan atau
kebutuhan domestik rumah tangga;
• Faktor aksesibilitas, afordabilitas dan kualitas menjadi hal terpenting untuk menjamin
kebutuhan konsumen, khususnya konsumen rumah tangga;
• Kehadiran BPN harus mampu menjamin pasokan gula masyarakat dan mampu mendorong
terwujudnya kedaulatan produk gula;
• Pengendalian konsumsi gula menjadi isu penting ditengah upaya kampanye gaya hidup
sehat di kalangan masyarakat.
SEKIAN, TERIMA KASIH
CURRICULUM VITAE • Tulus Abadi, dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah, 23 Nov 1970. Alumni SMA
Muhammadiyah Kutoarjo (1991), dan alumni Fakultas Hukum UNSOED, lulus
PEMBICARA
9 1996.
• Saat di SMA aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan semasa kuliah
menjadi aktivis mahasiswa, terutama di pers mahasiswa, senat mahasiswa, dan
kerohanian Islam.

• Masuk YLKI 1996, sebagai reporter majalah Warta Konsumen, dan staf Bidang
Pengaduan. Sejak 2003 sebagai Anggota Pengurus Harian YLKI, dan Ketua PH
YLKI pada 2015-2020 (periode I), dan Ketua Pengurus Harian YLKI 2020-2025
(periode II).
• Aktif menulis opini di media masa cetak nasional, untuk isu perlindungan
konsumen dan Public interes;
• Sekali tempo melakukan perjalanan ke luar negeri, untuk keperluan konperensi,
dan bench marking Public Services. Setidaknya sudah lebih dari 30 negara telah
disambangi untuk keperluan tersebut;

• Seluler: 0811195030, email: tulus.ylki@gmail.com. IG: @a.tulus

Anda mungkin juga menyukai