EKONOMI MIKRO
(MAKALAH MENGENAI PERMINTAAN DAN PENAWARAN)
Dosen:
Dr. Mohamad Ichwan
Disusun oleh:
Winansibutet
C10221018
PROGRAM STUDI
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH PEDESAAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “EKONOMI MIKRO”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah EKONOMI MIKRO diprogram
studi magister pembangunan wilayah pedesaan. Selanjutnya penyusun mengucapkan
terimakasih kepada bapak Dr. Mohamad Ichwan selaku dosen mata kuliah Ekonomi yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selamanya perkuliahan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perekonomian ada pula yang dikatakan dengan keseimbangan dan elastisitas.
Keseimbangan bisa juga disebut dengan harga pasar, dimana keseimbangan merupakan harga
yang terjadi sebagai akibat interaksi permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.
Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan terjadi terhadap
permintaa dan penawaran jika ada perubahan harga, secara umum elastisitas adalah suatu
pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/ respon dari jumlah barang yang diminta/
ditawarkan akibat perubahan factor yang mempengaruhinya.
4
B. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi permasalahan dalam penyusunan makalah ini penulis akan membahas tentang:
1. Apa pengertian dari permintaan dan penawaran beserta konsep yang terdapat didalamnya
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari permintaan dan penawaran beserta konsep yang terdapat
didalamnya
5
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum permintaan adalah semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin
banyak barang tersebut yang diminta dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu
barang akan semakin sedikit permintaan barang tersebut (ceteris paribus). Hukum tersebut
setara dengan; apabila harga suatu barang naik, penawaran barang tersebut akan naik.
Apabila harga barang turun, penawaran barang tersebut akan turun, ceteris paribus.
. Oleh karena itu permintaan dan penawaran merupakan hal yang saling berkaitan.
Hukum permintaan tersebut memberikan gambaran bahwa konsumen (pembeli) akan berlaku
semakin konsumtif terhadap barang maka barang tersebut makin banyak diminta. Hal ini
terjadi karena mereka ingin mendapatkan suatu kepuasan berupa keuntungan yang sebanyak-
banyaknya. Namun, jika harga mulai menaik (tinggi) konsumen tidak lagi mementingkan
suatu barang tersebut dengan barang yang lebih murah. Misalnya, dalam kurun waktu tertentu
permintaan terhadap kacang kedelai menurun dikarenakan harga yang semakin meningkat.
Sehingga para pengusaha atau pembuat tempe sementara berhenti untuk tidak memproduksi
tempe. Jika terjadi suatu permintaan yang tak terhingga atau melebihi batas maka hal ini akan
menjadikan suatu kondisi berupa kelangkaan barang (kebutuhan/keinginan seseorang atau
masyarakat lebih besar daripada tersedianya barang dan jasa tersebut).
Kelangkaan barang ini terjadi ketika harga barang yang sangat murah banyak diminta
oleh para konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan terhadap barang tersebut. Karena
6
kelangkaan tersebut maka harga yang sebelumnya jauh lebih murah, lambat laun akan
meningkat. Dalam hukum permintaan dijelaskan bahwa semakin rendah tingkat harga suatu
barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Hal yang berbeda
justru terjadi pada saat hari raya tiba, pada saat hari raya harga-harga barang semakin naik
tetapi permintaan juga semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena para pelaku ekonomi
(khususnya para pelaku rumah tangga) memerlukan kebutuhkan yang lebih besar dari kondisi
yang sebelumnya. Dalam menghadapi hari raya semua orang yang merayakan membutuhkan
segala sesuatunya lebih banyak jika dibandingkan hari biasanya, sehingga hal ini
dimanfaatkan bagi para pedagang untuk mengambil untung yang sebesar-besarnya. Hal
tersebut sangat bertentangan dengan hukum permintaan ekonomi. Jadi hukum permintaan
tidak berlaku mutlak pada asumsi ceteris paribus.
Hukum penawaran
Hukum penawaran adalah semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan semakin
banyak jumlah barang yang ditawarkan, dengan anggapan cateris paribus. Apabila harga naik,
maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan meningkat. Jika harga barang atau jasa turun,
maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan berkurang. Hukum penawaran berbanding
lurus dengan harga barang. Hukum ini juga tidak berlaku mutlak cateris paribus. Semakin
banyak penawaran harga cenderung turun. Harga akan naik bila penawaran sedikit. Semakin
tinggi harga semakin banyak pula penawaran yang dilakukan dengan anggapan ceteris
paribus. Setara dengan; bila harga naik maka permintaan turun, permintaan semakin banyak
bila harga turun (hukum permintaan).
1. Perilaku konsumen/ selera konsumen saat ini handphone blackberry sedang trend banyak
yang membeli, tetapi beberapa tahun yang akan datang mungkin sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap. Jika roti tawar tidak ada
atau harganya sangat mahal maka meisis, selai dan margarine akan turun permintaannya.
3. Pendapatan atau penghasilan konsumen. Orang yang punya tunjangan gaji dan
pendapatan yang besar dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika
pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan menghemat pemakaian barang yang
dibelinya.
4. Perkiraan harga dimasa depan. Barang yang harganya diperkirakan akan naik maka orang
7
akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti BBM/
bensin.
5. Banyaknya/ intensitas kebutuhan konsumen. Ketika adanya penyakit seperti virus covid
sedang gencar, maka produk masker pelindung akan sangat laris, pada bulan puasa seperti
buah kurma, timun suri, sirup akan menigkat.
6. Jumlah penduduk, semakin tinggi jumlah penduduk disuatu daerah maka akan semakin
bertambah jumlah permintaan suatu barang
3. Biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi,
seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-
bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga
barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang
produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau
rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan
produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
4. Kemajuan teknologi
5. Pajak
8
Tak bisa disangkal bahwa pajak yang ditetapkan pemerintah terhadap suatu
produk dapat mempengaruhi kuantitas produk di pasaran. Hal ini disebabkan biaya
yang dikeluarkan untuk suatu produk akan bertambah dengan adanya pajak. Pajak akan
mempengaruhi penawaran karena kuantitas produk yang tinggi tentunya berbanding
lurus dengan pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Umumnya kondisi ini dapat
diatasi dengan cara diversifikasi produk dan produksi atau distribusi produk di pasar
atau wilayah lain..
Perkiraan harga pada masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah
penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan
penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan
jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi
jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.
Kurva permintaan
Menurut Haryati (2007), kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan antara harga
barang (ceteris paribus) dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan menggambarkan tingkat
maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteri paribus (keadaan lain tetap sama). Kurva permintaan
menggambarkan harga maksimum yang konsumen bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam
jumlahnya per unit waktu. Konsumen tidak besedia membayar pada harga yang lebih tinggu untuk
sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen bersedia membayar dengan harga yang lebih
rendah. Konsep ini disebut dengan kesediaan maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay.
Kurva permintaan merupakan suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga
suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang diminta. Dengan demikian maka pada tabel dibawah ini
dapat digambarkan kurva permintaan. Pada sumbu tvertikal digambarkan tingkat harga, sedangkan pada
sumbu horizontal digambarkan sebagai jumlah barang yang diminta.
Tabel jumlah permintaan barang
9
HARGA PERMINTA
Rp AN
4
6.000.00
Rp 6
4.000.00
Rp 8
2.000.00
Rp 10
1.000,00
P
HARGA
Kurva
Rp 80000
Rp 6000,00
D Permintaan
Rp 4000,00
Rp 2000,00
Rp 1000,00
D Q
0 2 4 6 8 10 JUMLAH
BARANG
10
barang yang diminta” diartikan sebagai banyaknya permintaan atas suatu barang pada tingkat tertentu.
Kurva permintaan pada umumnya mempunyai sifat menurun dari kiri atas menuju kanan bawah, karena
sifat hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta mempunyai sifat hubungan terbalik, sesuai
dengan hukum permintaan.
Kurva Penawaran
Menurut Haryati (2007), kurva penawaran adalah kurva yang menghubungkan titik – titik
kombinasi antara harga dengan jumlah barang yang diproduksi atau ditawarkan. Kurva penawaran
merupakan garis pembatas jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Pada tingkat harga
yang ditentukan, penjual bersedia menawarkan lebih sedikit tetapi penjual tidak mau menawarkan lebih
banyak. Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi bagi suatu jumlah tertentu, tetapi penjual
tidak bersedia menawarkan jumlah itu dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini sering disebut dengan
kesediaan minimum penjual menerima harga (willingness to accept).
Hubungan positif antara harga dan jumlah yang ditawarkan dalam hal ini apabila harga.
meningkat, jumlah penawaran meningkat dan apabila harga turun, jumlah penawaran
turun.
1000 10
2000 20
3000 30
3500 35
4000 40
11
P
har
ga
(RP
) E penawaran/supply
500
0
400
D
0
300 C
0 B
200
0
100
0A Q
O 10 20 30 35 40 Jumlah (Unit)
Contoh Soal :
Dalam suatu pasar diketahui saat harga beras Rp 5,00 jumlah yang diminta 40 Kg dan ketika ada
kenaikan harga beras menjadi Rp 15,00 maka jumlah yang diminta 20 Kg. Carilah Fungsi
Permintaannya.
Penyelesaian :
Diketahui : P1= 5, Q 1= 40,
P2= 15, Q 2= 20
Q−Q1 P−P1
=
Q2−Q1 P2−P 1
12
Q−40 P−5
=
20−40 15−5
10Q - 400 = 100 – 20P
10Q = 100 + 400 – 20P
Q = 10 +40 – 2P
Q = 50 – 2P
P
D
Q = -50 - 2P
15
0 20 40 Qd
Contoh Soal :
Pada saat harga barang “X” Rp 5,- jumlah yang ditawarkan 5 unit, jika harga barang tersebut
naik menjadi Rp 15,- jumlah yang ditawarkan bertambah menjadi 55 unit, buatlah fungsi
penawaran barang tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui : P1= 5, Q 1= 5,
P2= 15, Q 2= 55
Q−Q 1 P−P1
=
Q 2−Q1 P2−P 1
Q−5 P−5
=
55−5 15−5
Q−5 P−5
=
50 10
10Q - 50 = 250 – 50P
10Q = 250 + 50 – 50P
10Q = 300 – 50P
Q = 30 – 5P
13
P
Q = 50 -
- 2P
15 S
0 5 55 Qd
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep permintaan adalah semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak
barang tersebut yang diminta dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan
semakin sedikit permintaan barang tersebut (ceteris paribus).
Konsep penawaran adalah semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan semakin banyak
jumlah barang yang ditawarkan, dengan anggapan cateris paribus. Apabila harga naik, maka
jumlah barang atau jasa yang ditawarkan meningkat. Jikaharga barang atau jasa turun, maka
jumlah barang atau jasa yang ditawarkan berkurang.
Faktor yang mempengaruhi permintaan
1. Perilaku Konsumen
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis dan pengganti
3. Pendapatan konsumen
4. Perkiraan harga masa depan
5. Intensitas kebutuhan konsumen
6. Jumlah penduduk
Faktor yang mempengaruhi penawaran :
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang pengganti
3. Biaya produksi
4. Kemajuan teknologi
5. Pajak
6. Perkiraan Harga masa depan
15
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Microekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Gilarso. T. 2003. Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Haryati, Mimin. (2007). Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press
Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, Jakarta Utara: PT RajaGrafindo Persada,
2011, hal 291-331.
16