SEISMOLOGI TG3111
MODUL KE – 2
GERAK PARTIKEL GELOMBANG SEISMIK
Oleh:
Syifa Khoirinnisa 119120060
Asisten :
Remon 12117119
Lisa Safitri 118120011
Dea Dahlila 118120022
Rosmawati 118120044
Alexander Victoria 118120105
M Rafly Abdillah Noorie 118120168
Yang bertanda tangan di bawah ini, Asisten pembimbing mata kuliah Seismologi
menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini :
NIM : 119120060
Telah m en yelesaikan Laporan Praktikum sebagai s yarat kelulusan Praktikum Mata Kuliah
Seismologi dengan baik d an benar.
Disetujui Oleh ,
Alexander Victoria
118120105
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
datang pada bidang batas dua media yang sifatnya berbeda akan dibiaskan jika sudut
datang lebih besar dari sudut kritis, dimana sudut kritis merupakan sudut datang yang
menyebabkan gelombang dibiaskan.
3. Prinsip Fermat, prinsip ini menjelaskan bahwa sinar gelombang bergerak dari satu titik
yang lain akn menempuh lintasan sedemikian rupa, sehingga bila dibandingkan
dengan lintasan lain didekatnya waktu yang dibutuhkan adalah minimum.dengan
diketahui lintasan dengan waktu tempuh tercepat maka dapat dilakukan penelusuran
jejak sinar yang telah merambat di dalam medium dimana penelurusan jejak sinar
seismik ini akan membantu dalam menentukan posisi reflektor di bawah permukaan.
(Kamil, 2020)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Melakukan analisis dari seismogram tiga komponen pada satu stasiun.
2. Mengetahui arah gerak gelombang seismik dari episenter ke stasiun (back azimuth).
3. Mengetahui sudut datang gelombang terhadap permukaan dan apparent velocity dari
gelombang yang terobservasi.
4. Mengetahui jenis gelombang terobservasi.
2
BAB II
PENGOLAHAN DATA
4. Ketika data sudah terbuka klik tanda di bagian atas “Expand active trace” untuk
melakukan picking.
5. Sebelum melakukan picking lihat dahulu pada gelombang S apakah secara
kemenerusan. Seperti gambar di bawah ini:
6. Jika sudah terpilih, lakukan picking dengan diawali picking gelombang P terlebih
dahulu. Kemudian klik I (identify) jika sudah yakin dan “?” jika masih ragu. Lalu klik
Tanda “?” ganti dengan “Pv” sebagai gelombang vertikal, jika gelombang termasuk
polarisasi kompresi klik “c” jika dilatasi klik “d” kemudian set. Kemudian masih
distasiun yang sama pada gelombang horizontal kedua dilakukan dengan picking yang
sama diganti dengan penamaan “PNS (North-South)” , dan gelombang ketiga dengan
penamaan “PEW (East-West)”.
3
7. Setelah menentukan Pv, PNS, dan PEW, kemudian menentukan Amax. Dengan langkah
yang sama melakukan picking pada amplitude yang tinggi dari setiap gelombang
dengan penamaan Av, ANS, dan AEW. Lakukan hal tersebut sampai stasiun ke empat
dengan langkah yang sama.
8. Buka notepad lalu tambahkan hasil picking yang sudah diset untuk melihat waktu dari
Amax dan menentukan polarisasi.
9. Setelah didapatkan data hasil picking kemudian buat data perhitungan di tabel dengan
AEW
mencari nilai AH dari persamaan √ANS 2 + AEW 2 , mencari nilai 𝜃 = tan−1 𝑥 .
ANS
Untuk nilai back azimuth didapatkan dari melihat polarisasi, untuk kompresi bertanda
(+) dan dilatasi bertanda (-).
10. Mencari nilai Atotal menggunakan persamaan √AH 2 + AV 2 , nilai incident angel
AH 1
didapatkan dari persamaan tan−1 𝑥 AV , nilai j menggunakan persamaan 2 𝑖, dan yang
terakhir mencari Vp = Vapp x sin i dan Vs= Vapp x sin j, dimana nilai Vapp yaitu
5.55.
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Hasil Pengolahan Data
Polarisasi
Posisi A AH θ BA A i j Vp Vs
C D
Av 1079.71 +
Ans 3178.87 3785.04 32.88 212.88 3936.03 74.08 37.04 5.33 3.37 +
Aew 2054.59 -
Av 24898.4 -
Ans 51336.4 51736.39 7.13 187.13 57415.90 64.30 32.15 5.47 3.69 -
Aew 6420.79 -
Av 1309.57 -
Ans 4783 5175.41 22.46 202.46 5338.52 75.80 37.90 2.15 1.10 -
Aew 1976.79 -
Av 590.169 +
Ans 1627.07 1627.07 47.21 47.21 1730.80 70.06 35.03 4.47 2.51 -
Aew 1757.55 -
5
Gambar 2. Hasil Picking Stasiun WON
6
Gambar 4. Hasil Picking Stasiun PEL
3.2 Pembahasan
Pada praktikum modul dua ini mengenai gerak partikel gelombang seismik dengan
memelakukan picking pada data untuk menghasilkan nilai AV,ANS, dan AEW. Jika pada
modul sebelumnya hanya mencari gelombang P, S dan juga Amax pada modul ini
melakukan picking pada ketiga gelombang untuk mengetahui polarisasi dan dari
polarisasi tersebut dapat diketahui nilai back azimuth. Tiga komponen Amplitudo pada
satu stasiun yaitu satu horizontal dan dua vertikal juga dilakukan picking untuk
mengetahui nilai AV (amplitudo vertikal), ANS( Amplitudo North-East), dan AEW
(Amplitudo East-West). menentukan nilai Amplitudo Horizontal dari persamaan
AH
√𝐴𝑁𝑆 2 + 𝐴𝐸𝑊 2 , nilai incident angel dari persamaan tan−1 𝑥 AV , digunakan untuk
7
212.88, 187.13, 202.46, dan 47.21, nilai tersebut didapatkan dari melihat polarisasi
gelombang setiap stasiun jika kompresi maka bertanda (+) dan dilatasi bertanda (-).
Polarisasi kompresi adalah arah gerakan awal gelombang menjauhi sumber gempa atau
pada seismogram komponen vertical akan terlihat gerak awal ke arah atas, sedangkan
polarisasi dilatasi merupakan gerakan awal gelombang P mendekati sumber gempa dan
jika terlihat dari seismogram komponen vertical akan terlihat gerak awal gelombang ke
arah bawah. Kemudian dapat diketahui nilai back azimuth menggunakan persamaan
θ+hasil dari tabel polarisasi gelombang seperti pada tabel di bawah ini.
Selain itu Nilai Vp dari setiap stasiun yaitu 5.33, 5.47,2.15, dan 4.47 sedangkan
untuk nilai Vs 3.37, 3.69,1.10, dan -2.51. Dilihat dari nilai tersebut bahwa nilai Vp > Vs
hal ini terjadi sesuai dengan teori bahwa penjalaran amplitudo gelombang P lebih cepat
daripada S dan terekam pertama pada seismogram. Selain itu dalam menghitung juga
menggunakan rumus yang berbeda dimana Vp = 5.5 x sin i dan Vs= 5.5 x sin j, terlihat
dari data bahwa nilai i lebih besar dari nilai j.
Dalam pengolahan data tersebut dilihat terlebih dahulu data secara kemenerusan
dengan minimal 4 stasiun untuk dilakukan picking. Dalam menentukan nilai apparent
accident angel berhubungan dengan nilai amplitude vertical dan horizontal, semakin
tinggi nilai amplitude horizontal maka akan semakin besar juga nilai sudut yang
terbentuk.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai Vp>Vs dari masing-masing stasiun.
2. Setiap stasiun memiliki nilai back azimuth 212.88, 187.13, 202.46, dan 47.21.
3. nilai incident angel digunakan untuk mendapatkan kecepatan di lapisan
permukaan jika apparent velocity dari gelombang seismic tersebut diketahui dan
mendapatkan apparent velocity dari gelombang jika kecepatan di permukaan
diketahui.
4. Semakin tinggi nilai amplitude horizontal maka akan semakin besar juga nilai
sudut yang terbentuk.
4.2 Saran
Saran dari praktikum modul ini yaitu asistensi lebih baik dilakukan secara offline
semuanya, terutama yang sudah ada di daerah kampus agar lebih mempermudah
praktikan dalam memahami.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
Screenshoot Praktikum
Perhitungan analitik
11
12
13