Di Susun Oleh:
Venti Nuraeni
Serly Oktaviani
Andri
M. Habib Ferdinan
Davin Candra D.Y
PENDAHULUAN
Dalam fisika, energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat
berpindah melalui interaksi fundamental, yang dapat diubah
bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Joule
adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang diberikan
pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya
sejauh 1 meter dengan gaya 1 newton.
A. Pengertian Termodinamika
Hukum Termodinamika
1. Hukum Termodinamika 0
2. Hukum Termodinamika 1
3. Hukum Termodinamika 2
“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang
dingin; kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke
benda panas tanpa dilakukan usaha”
4. Hukum Termodinamika 3
“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah sama
dengan nol,”
Proses-proses Termodinamika:
1. Isobarik
2. Isokhorik
kias.dyndns.org
kias.dyndns.org
Contoh Soal Hukum Termodinamika dan Mesin Carnot
Soal 1
Diketahui:
V2 = 25 m3
V1 = 10 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Ditanyakan: W?
Isobaris → Tekanan Tetap, gunakan rumus W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 x (25 − 10) = 3,03 x 106 joule
B. TERMOKIMIA
aA + bB → cC + dD
1. Hukum Hess
Contoh soal
Jawab:
ΔH = ∑D(reaktan) − ∑D(produk)
= [12(413 kJ) + 2(348 kJ) + 7(495 kJ)] – [8(799 kJ) + 12(463 kJ)]
= 9117 kJ – 11948 kJ
ΔH = −2831 Kj.
D. Steam
1. Steam Uap
2. Steam Table
Selama proses penguapan, zat akan berada dalam dua fasa yakni
fasa cair dan fasa uap. Untuk menganalisa sifat campuran ini, kita
perlu mengetahui proporsi dari fasa uap dan fasa cair nya. Untuk itu
didefinisikan suatu property yang hanya berlaku pada fasa campuran
yakni kualitas uap dalam campuran cairan-uap jenuh tersebut.
Kualitas ini disimbolkan dengan huruf x yang merupakan
perbandingan antara massa uap terhadap massa campuran total, atau
dirumuskan dengan :
Kelembaban uap (1-x)
3. Macam-Macam Steam
Gambar C6.1
Penyelesaian :
Komponen F1 1
F2 2
F3 5
Subtotal 8
Jumlah aliran 3
Suhu aliran 3
Tekanan aliran 3
Q 1
Reaksi (2reaksi) 2
Total 20
Jumlah persamaan
2
Nilai komponen (CO) 1
Tekanan (p1= p2 = p3 = 1 atm) 3
Suhu (T1 dan T2 ) 2
Rasio O2 / N2 yang ditetapkan dalam F1 2
(implicit)
Reaksi sempurna (tidak ada CH4 dalam aliran
keluar) karena reaksi dinyatakan secara tidak
langsung untuk kedua reaksi (untuk CO dan CO2)
2
Total 20
(Akumulasi massa di dalam sistem) = (massa yang masuk) - (massa yang keluar)
(Akumulasi energi di dalam sistem) = (energi yang masuk) - (energi yang keluar)
(U EP EK )sistem E Q W
Energi sistem (U +
EP + EK) =E (E bisa
(U EP EK )sistem E Q W
Q U mU m(U 2 U1 )
1 kg H 2 O (2506.0 35) kJ
Q 2471kJ
kg
2. Neraca Energi untuk Sistem Tertutup dan Steady-state
Sehingga Q W 0
W Q
Hal tersebut berarti semua kerja yang dilakukan pada sistem tertutup,
steady- state akan ditransfer keluar sebagai panas (-Q). Akan tetapi tidak
terjadi sebaliknya, Q tidak selalu dengan kerja yang dilakukan oleh sistem
(-W)
Gambar b : W 5 kJ sehingga Q 5 kJ
unsteady-state
Penyelesaian :
Gambar sistem
Gambar C.2.2
Basis 1 kg
2837.73 kJ/kg,
Properti steam pada P = 1000 kPa dan T = 600 K adalah U
0.271 m3/kg
E U
U Ut 2 (b)
mmasuk Ut 2 Hmasuk mmasuk H masuk
M
E Et 2 Et1
m (H i i EK i EP i )
aliran masuk
i1
N
m (H o o EK o EP o ) Q W
aliran keluar
i1
(2.14)
Dimana Et
(U EK EP)t adalah keadaan di dalam sistem
M = nomor aliran masuk
N = nomor aliran keluar
i = aliran masuk
o = aliran keluar
Steady
E 0 sehingga persamaan 2.13 menjadi
state,
Q W (H EP EK ) (2.15)
EP dan EK bisa diabaikan karena istilah energi pada neraca energi pada
adalah
Q W H (2.16)
Gambar 2.5 Contoh sistem terbuka dan steady-state
Penyelesaian :
Gambar C2.3
Menetapkan susu plus air di dalam tangki sebagai sistem.
Asumsi untuk persamaan 2.15 :
. EP dan EK bernilai 0
2. Q = 0
3. W = 0
(a)
Properti air
T (oC)
H (kJ/kg)
15 62.01
25 103.86
35 146.69
70 293.10
Hkeluar
H masuk
0
ù é
Ù
(b)
146.41
Contoh 2.4 Perhitungan Power untuk Memompa Air pada Sistem Terbuka dan
Steady-state
Penyelesaian :
Gambar C2.4
Asumsi :
3) Suhu air di dalam sumur sama dengan suhu air saat keluar (suhu 50
o
F) Maka persamaan 2.15 dapat di susun ulang menjadi
0.50 ft 3 62.4 lb
31.3lb
m
air/detik
s ft 3 m
W PEout PEin
(lb ) ( ft (kW)(s
25 ft s 2 778.2 ) (lb ) 2 ) 1.06 kW (1.4
m 2
s
G. Jenis-jenis Entalphi
Ada 3 (tiga) jenis entalpi, yaitu:
1. Entalpi Pembentukan
Supaya terdapat keseragaman, maka harus ditetapkan keadaan standar, yaitu suhu
25 0 C dan tekanan 1 atm. Dengan demikian perhitungan termokimia didasarkan
pada keadaan standar.
AB + CD ———-> AC + BD Δ H0 = x kJ/mol
Δ H0 adalah lambang dari perubahan entalpi pada keadaan itu. Yang dimaksud
dengan bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur
itu pada kondisi standar (298 K, 1 atm).
Contoh: Entalpi pembentukan etanol (C2H5OH) (l) adalah -277,7 kJ per mol. Hal ini
berarti: Pada pembentukan 1 mol (46 gram) etanol dari unsur-unsurnya dalam
bentuk standar, yaitu karbon (grafit), gas hidrogen dan gas oksigen, yang diukur
pada 298 K, 1 atm dibebaskan 277,7 kJ dengan persamaan termokimianya adalah:
2 C (s, grafit) + 3H2 (g) + ½ O2 (g) –> C2 H5 OH (l) ΔH = -277,7kJ
Nilai entalpi pembentukan dari berbagai zat serta persamaan termokimia reaksi
pembentukannya diberikan pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Nilai entalpi pembentukan berbagai zat & Persamaan termokimia reaksi
pembentukannya
4. Entalpi Pembakaran
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah
terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari unsur
tersebut. Pembakaran dikatakan sempurna apabila karbon (c) terbakar menjadi CO2,
hidrogen (H) terbakar menjadi H2O, belerang (S) terbakar menjadi SO2.
Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada 298
K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar (standard enthalpy of combustion),
yang dinyatakan dengan ΔHc0 . Entalpi pembakaran juga dinyatakan dalam kJ mol -1
.
Harga entalpi pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm diberikan pada tabel
3 berikut.
Jawab:
Entalpi pembakaran isooktana yaitu - 5460 kJ mol-1 . Massa 1 liter bensin = 1 liter x
0,7 kg L-1 = 0,7 kg = 700 gram . Mol isooktana = 700 gram/114 gram mol-1 = 6,14
mol. Jadi kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin adalah: 6,14 mol x
5460 kJ mol -1 = 33524,4 kJ.
5. Entalpi Penguraian
Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena itu,
sesuai dengan azas kekekalan energi, nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi
pembentukannya, tetapi tandanya berlawanan.
Contoh:
Diketahui ΔHf 0 H2O (l) = -286 kJ mol -1, maka entalpi penguraian H2O (l) menjadi
gas hidrogen dan gas oksigen adalah + 286 kJ mol-1
Satuan internasional standar untuk energi yaitu Joule (J) diturunkan dari energi
kinetik. Satu joule = 1 kgm 2 /s 2 . Setara dengan jumlah energi yang dipunyai suatu
benda dengan massa 2 kg dan kecepatan 1 m/detik (bila dalam satuan Inggris, benda
dengan massa 4,4 lb dan kecepatan 197 ft/menit atau 2,2 mile/jam).
1 J = 1 kg m 2 /s 2
Satuan energi yang lebih kecil yang dipakai dalam fisika disebut erg yang
-7
harganya = 1×10 J. Dalam mengacu pada energi yang terlibat dalam reaksi antara
pereaksi dengan ukuran molekul biasanya digantikan satuan yang lebih besar yaitu
kilojoule (kJ). Satu kilojoule = 1000 joule (1 kJ = 1000J).
Semua bentuk energi dapat diubah keseluruhannya ke panas dan bila seorang
ahli kimia mengukur energi, biasanya dalam bentuk kalor. Cara yang biasa
digunakan untuk menyatakan panas disebut kalori (singkatan kal). Definisinya
berasal dari pengaruh panas pada suhu benda. Mula-mula kalori didefinisikan
sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gram air
0 0
dengan suhu asal 15 C sebesar 1 C. Kilokalori (kkal) seperti juga kilojoule
merupakan satuan yang lebih sesuai untuk menyatakan perubahan energi dalam
reaksi kimia. Satuan kilokalori juga digunakan untuk menyatakan energi yang
terdapat dalam makanan.
Dengan diterimanya SI, sekarang juga joule (atau kilojoule) lebih disukai dan
kalori didefinisi ulang dalam satuan SI. Sekarang kalori dan kilokalori didefinisikan
secara eksak sebagai berikut :
1 kal = 4,184 J
1 kkal = 4,184 kJ
Bila perubahan terjadi pada sebuah sistim maka dikatakan bahwa sistim
bergerak dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Bila sistim diisolasi dari
lingkungan sehingga tak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang
terjadi di dalam sistim adalah perubahan adiabatik. Selama ada perubahan adiabatik,
maka suhu dari sistim akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik
sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun. Bila sistim tak diisolasi dari
lingkungannya, maka panas akan mengalir antara keduanya, maka bila terjadi reaksi,
suhu dari sistim dapat dibuat tetap. Perubahan yang terjadi pada temperatur tetap
dinamakan perubahan isotermik. Telah dikatakan, bila terjadi reaksi eksotermik atau
endotermik maka pada zat-zat kimia yang terlibat akan terjadi perubahan energi
potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama dengan perubahan energi potensial
ini. Mulai sekarang kita akan menggunakan perubahan ini dalam beberapa kuantitas
sehingga perlu ditegakkan beberapa peraturan untuk menyatakan perubahan secara
umum.
ΔT = T akhir – T mula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial
Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk
perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial
dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi berarti EP akhir lebih
rendah dari EP mula-mula . Sehingga harga ÷EP mempunyai harga negatif. Kebalikannya
dengan reaksi endoterm, dimana harga ÷EP adalah positif.
Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada
reaksi tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga ΔH = negatif (– )
Contoh :
ΔH = -393.5 kJ
Reaksi Endoterm
Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi
tersebut dibutuhkan panas. Pada reaksi endoterm harga ΔH = positif ( + )
Contoh :