Makalah Tentang Lembaga Dalem Pendidikan Islam
Makalah Tentang Lembaga Dalem Pendidikan Islam
Makalah
Dosen Pengampu:
KELOMPOK 12
IMAM BANTANI:191210032
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di yaumul khiamah.
Penulisan makalah yang bersifat sederhana ini, dibuat berdasarkan tugad yang di berikan
oleh dosen kami yaitu Bapak Prof. Dr. Wawan Wahyudin, M.Pd. dalam meteri yang berjudul
“Konsep Islam Tentang Fitroh dan Pendidikan Seumur Hidup”.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini benar-benar dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin ya robbal ‘alamiin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Lembaga Pendidikan Islam?
2. Apa prinsip-prinsip Lembaga Pendidikan Islam?
3. Apa tanggung jawab Lembaga Pendidikan Islam?
4. Apa tantangan Lembaga Pendidikan Islam dalam transformasi sosial budaya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu
sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode,
norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk
perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari
individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan
tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut
adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses
pemberdayaan umat, merupakan tugas damn tanggung jawabnya yang kultural dan
edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang semakin berat. Tanggung jawab
lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam adalah
erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai seorang muslim
Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh
kebutuhan–kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan dan dikembangkan oleh
jiwa Islam (al-Quran dan Al-Sunnah). Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan,
bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya mempunyai hubungan erat dengan Islam secara umum. Islam telah
mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi
Muhammad saw. Rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan
yang pertama.
Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak
terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari
tiga bagian, yaitu:
1. Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan
2. Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah
3. Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai
hubungan tertentu.
Lembaga sosial adalah himpunan norma-norma tentang keperluan-keperluan pokok di
dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan lembaga
pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola
tingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu
yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-
kebutuhan sosial dasar.
Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan
pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan
pemerdekaan.Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam
disyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya:
“ hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka”.
(Tahrim 66:6)
Secara formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam
kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin
bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam.
Hijrah Nabi saw ke Madinah merupakan pertanda bagi terbukanya lembaga pendidikan
baru dalam sejarah pendidikan Islam, di samping keluarga. Lembaga pendidika baru
adalah masjid.Sudah menjadi tradisi di dalam Islam semenjak Nabi bahwa rumah suci
mesjid menjadi tempat melatih dan memimpin anak-anak muda dengan berbagai
kepandaian dan dengan latihan akhlak yang tinggi.Masjid dalam sejarah pendidikan
Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses pembelajaran, baik
di dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam bentuk Suffah atau Kuttab.
Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan menggunakan sistem balaghah
(guru duduk di masjid dan murid-murid duduk mengelilinginya).
Karakteristik yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa
pendidikan itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi setiap
anak orang Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik untuk
menggunakan pikiran dan mendorong mereka melakukan penyelidikan Illahiyah.
2) Periode Keemasan
Periode keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti Abasiyah
ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol.Pada periode ini daerah kekuasaan Islam
meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol dan Maroko. Lembaga
pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan kuttab adalah masjid jami’, istana
khalifah, umah-rumah para pangeran, menteri dan ulama, kedai dan toko buku, salon-
salon kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan), observaorim, dan
tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-hikmah dar al-ilm, ataupun
dar al-kutub.
Adapun karateristik yang menonjol pada periode ini adalah:
1) Kesempatan untuk mendapat pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan
cuma-cuma
2) Sifatnya universal, toleran, berpikiran luas, kreatif, dinamis, rasional, terdapat
keseimbangan antara ilmu dan agama dan sumbernya dari al-Quran dan al-Hadits.
3) Periode Penurunan
Periode dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada periode ini
perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur Tengah.Lembaga-
lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya kepada studi keagamaan
dan tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan politik guna mempertahankan
kepercayaan dan politik Islam.Karakteristik yang menonjol adalah tumbuhnya sekolah-
sekolah untuk anak yatim dan anak-anak orang miskin, yaitu di bawah raja-raja Mamluk
di Mesir dan Syiria.
4) Periode Stagnasi dan Kehancuran
Periode ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19.Keadaan lembaga pendidikan
Islam pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran.Masjid-masjid dan
sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak megah dan indah, namun
muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya mempelajari fiqh.Perhatian
mereka terhadap ilmu keduniaan seperti ilmu ekonomi berkurang sekali.Akibatnya
bantuan ekonomi dan kebudayaan bagi pendidikan juga berkurang.
5) Periode Modern
Pada permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar akan
kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan dengan
dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam bidang
pendidikan sekarang di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan oleh
pemimpin umat Islam sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara
lain menganjurkan kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di
masa Khulafaur Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem
sekolah-sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah teknik,
dan sampai pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam dipengaruhi ata
disesuaikan (adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga halnya dalam hal
penyusunan silabus dan kurikulum.
Usaha-usaha umat Islam dalam memodernisasikan pendidikan
Kedua bentuk pertentangan yang ada dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini
harus diatasi, agar masyarakat tidak salah tafsir dalam menilai warisan peninggalan
kebudayaan, adat dan peradaban Islam klasik dan dalam menerima kemajuan yang
didapat dari kebudayaan modern mengingat warisan zaman klasik Islam masa lampau
itu jiwa dan semangat pendidikan dan ilmiahnya masih relevan dengan masa sekarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah seagai berikut:
1. Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
2. Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam
adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan hidup
seorang muslim,yaitu: Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, pembinaan
umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan
hidup bahagia di dunia dan di akhirat, membentuk diri pribadi manusia yang
memancarkan sinar keimanan.
3. Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dilihat
dari ajaran Islam sebagai asasnya, ditinjau dari aspek penanggung jawab, dan dilihat
dari aspek tempat dan waktu.
Sumber:
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana Prenada Media,2010.Hal.214
http://abibulah.blogspot.com/2013/01/pendidikan.html?m=1
http://portalkurikulum.blogspot.com/2016/10/jenis-jenis-lembaga-pendidikan-islam.html?m=1
http://belajarbersamavika.blogspot.com/2015/01/jenis-jenis-lembaga-pendidikan-islam.html?m=