Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG LEMBAGA DALEM PENDIDIKAN ISLAM

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas

Mata ILMU PENDIDIKAN ISLAM semester 4/PAI A

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Wawan Wahyudin, M.Pd.

KELOMPOK 12

IMAM BANTANI:191210032

RIZKI NURLAILI MUIZ:191210024


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN 2021 M/1442 H

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di yaumul khiamah.

Penulisan makalah yang bersifat sederhana ini, dibuat berdasarkan tugad yang di berikan
oleh dosen kami yaitu Bapak Prof. Dr. Wawan Wahyudin, M.Pd. dalam meteri yang berjudul
“Konsep Islam Tentang Fitroh dan Pendidikan Seumur Hidup”.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini benar-benar dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin ya robbal ‘alamiin.

Serang, 17 April 2021


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak hidup
masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi ummat Islam karena dapat
mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal sejak
zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak Islam
datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem sorogan/perorangan dan
berlangsung secara sangat sederhana serta tidak mengenal strata atau tingkatan
seperti pada pesantren dan kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti pada
pendidikan madrasah.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat
hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada
lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses
pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti dalam firman Allah swt
dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”.
Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah pada keluarga.
Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat
berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh karena itu kami akan
membahas lebih mendalam mengenai lembaga pendidikan Islam dalam makalah kami
kali ini yang berjudul “Kelembagaan Dalam Pendidikan Islam”
Sekolah SDIT Darussalam adalah salah satu sekolah yang berbasis keislaman yang
ada di Kabupaten Kutai Timur, SDIT Darussalam memiliki struktur pengajaran berbasis
kurikulum yang mengacu pada Pendidikan nasional,dan menggabungkan kurikulum
Dikbud, Depag dan di perkaya dengan kurikulum lokal seperti belajar membaca al-
quran,sirah/ tarikh islam serta hadits ,aqidah akhlaq, ilmu tajwid, ilmu fiqh dan ilmu –
ilmu agama islam yang lain, serta didukung oleh para pengajar yang terdidik dan
profesional di bidangnya masing-masing.
Berdasarkan latar belakang di atas,dalam mewujudkan tujuanyang telah di tetapkan
penulis tertarik masalah tersebut,Penulis ingin mengetahui bagaimana kelembagaan
dalam Pendidikan Islam terutama SDIT Darussalam sebagai sekolah swasta
unggulan.sehingga ingin meneliti dengan judul “Kelembagaan Pendidikan Islam di SDIT
Darussalam”.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari Lembaga Pendidikan Islam?
2.    Apa prinsip-prinsip Lembaga Pendidikan Islam?
3.    Apa tanggung jawab Lembaga Pendidikan Islam?
4.    Apa tantangan Lembaga Pendidikan Islam dalam transformasi sosial budaya?

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu
sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode,
norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk
perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari
individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan
tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut
adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses
pemberdayaan umat, merupakan tugas damn tanggung jawabnya yang kultural dan
edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang semakin berat. Tanggung jawab
lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam adalah
erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai seorang muslim
Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh
kebutuhan–kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan dan dikembangkan oleh
jiwa Islam (al-Quran dan Al-Sunnah). Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan,
bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya mempunyai hubungan erat dengan Islam secara umum. Islam telah
mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi
Muhammad saw. Rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam merupakan lembaga pendidikan
yang pertama.
Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak
terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari
tiga bagian, yaitu:
1.    Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan
2.    Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah
3.  Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai
hubungan tertentu.
Lembaga sosial adalah himpunan norma-norma tentang keperluan-keperluan pokok di
dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan lembaga
pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola
tingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu
yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-
kebutuhan sosial dasar.

B.  Prinsip-prinsip Lembaga Pendidikan Islam


Prinsip Lembaga pendidikan islam memiliki sifat permanen dan ideal, dalam arti jika
pendidikan tersebut dilaksanakan sesuai dengan prinsip tersebut, maka pendidikan
tersebut akan mencapai keadaan yeng kukuh dan ideal. Dengan mengacu kepada
sumber ajaran islam, baik al-Qur’an, al-Hadits, sejarah, pendapat para sahabat,
masalahat murshalah dan uruf, dapat dijumpai beberapa prinsip pendidikan sebagai
berikut.
1.    Prinsip Wajib Belajar adalah prinsip yang menekankan agar setiap orang dalam islam
bahwa meningkatkan kemampuan diri dalam bidang pengembangan wawasan
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, intelektual, spiritual, dan sosial merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan.
2.    Prinsip Pendidikan untuk semua (Education for All) adalah prinsip yang menekankan
agar dalam pendidikan tidak terdapat ketidakadilan perlakuan, atau diskriminasi.
3.    Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat (Long Life Education) adalah prinsip yang
menekankan, agar setiap orang dapat terus belajar dan meningkatkan dirinya
sepanjang hayat.
4.    Prinsip Pendidikan Berwawasan Global dan Terbuka, maksudnya adalah bahwa ilmu
pengetahuan yang dipelajari bukan hanya yang terdapat didalam negeri sendiri,
melainkan juga ilmu yang ada dinegeri orang lain.
5.    Prinsip Pendidikan Integralistik dan Seimbang adalah prinsip yang memadukan antara
pendidikan ilmu agama dan pendidikan umum.
6.    Prinsip Pendidikan yang sesuai dengan Bakat Manusia adalah prinsip yang berkaitan
dengan merencanakan program atau memberikan pengajaran yang sesuai dengan
bakat, minat, hobi, dan kecenderungan manusia sesuai dengan tingkat perkembangan
usianya.
7.    Prinsip Pendidikan yang Menyenangkan dan Menggembirakan ialah prinsip pendidikan
yang berkaitan dengan pemberian pelayanan yang manusiawi, yaitu pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan manusia, selalu memberikan jalan keluar dan pemecahan
masalah, memuaskan, mencerahkan, menggembirakan, danmenggairahkan.
8.    Prinsip Pendidikan yang Berbasis pada Riset dan Rencana maksudnya adalah
pendidikan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dan
kajian yang mendalam, dan bukan berdasarkan dugaan atau asal-asalan.
9.    Prinsip Pendidikan yang Unggul dan Profesional adalah prinsip pendidikan yang
menjunjung tinggi dan mengutamakan mutu lulusan yang unggul dan ditopang oleh
berbagai komponen pendidikan lainnya yang unggul pula.

C.  Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Pendidikan


Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam
adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tuntutan hidup
seorang muslim,yaitu:
1.    Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai firman Allah: “Jagalah dirimu
dan keluargamu dari ancaman api neraka”(QS. At-Tahrim: 6)
2.    Pembinaan umat manusia menajdi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan
keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat
3.    Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan
ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk
menghambakan dirinya kepada Khaliqnya.
Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik.Bimbingan
itu adalah aktif dan pasif. Dikatakan “pasif”, artinya si pendidik tidak mendahului “masa
peka” akan tetapi menunggu dengan seksama dan sabar. Bimbingan aktif terletak di
dalam : (a) pengembangan daya-daya yang sedang mengalami masa pekanya; (b)
pemberian pengetahuan dan kecakapan yang penting untuk masa depan si anak; dan
(c) membangkitkan motif-motif yang dapat menggerakkan si anak untuk berbuat sesuai
dengan tujuan hidupnya.
D.  Jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam
Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan,
maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut
dilaksanakan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang jenis-jenis
lembaga pendidikan Islam harus ditinjaunya dari berbagai aspek, seperti yang akan
dijelaskan sebagai berikut.
1.    Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Ajaran Islam sebagai Asasnya
Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga
dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah swt maupun
amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud
Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek aqidah, syariah dan
muamalah yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
2.    Lembaga Pendidikan Islam ditinjau dari Aspek Penanggung Jawab
Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan,
karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya
pengembangan manusia sebagai khalifah dibumi.Tanggung jawab ini dapat
dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh orang tua
dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan ppemerintah.
a.    Lembaga pendidikan in-formal (keluarga)
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antar sekelompok
orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam mendidik anak
yang belum ada dilingkungannya.

Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan
pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan
pemerdekaan.Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam
disyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya:
“ hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka”.
(Tahrim 66:6)

b.    Lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah)


Abu Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga pendidikan
sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur,
sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan
dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba memasukkan
lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara
pendidiknya adalah guru yang profesional.
Lembaga pendidikan Islam di Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau bustanul
athfal, madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah tsanawiyah, sekolah
menengah pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya yang setingkat.
c.    Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat)
Lembaga pendidikan non-formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak
mengkuti peraturan-peraturan yang tetap dan kuat.Masyarakat merupakan kumpulan
individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan
agama.Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-
peraturan dan sistem kekuasaan tertentu.Islam tidak membebaskan manusia dari
tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral
sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.Begitu
juga dengan tangung jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.
d.   Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Aspek Tempat dan Waktu
Pada mulanya pendidikan Islam oleh Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan
melalui individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam bertambah banyak diperlukan
lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih efektif dan efektif.
Untuk lebih sistematisnya uraian, maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan itu
berdasarkan babakan sejarah pendidikan Islam, yaitu:
1)   Periode Pembinaan
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam
sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan Islam
pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai lembaga
sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al-Qur'an. Firman Allah swt:
Artinya: “Ajarilah keluargamu yang terdekat” (Asy-Syu'ara’ ayat 214)

Secara formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam
kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin
bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam.

Hijrah Nabi saw ke Madinah merupakan pertanda bagi terbukanya lembaga pendidikan
baru dalam sejarah pendidikan Islam, di samping keluarga. Lembaga pendidika baru
adalah masjid.Sudah menjadi tradisi di dalam Islam semenjak Nabi bahwa rumah suci
mesjid menjadi tempat melatih dan memimpin anak-anak muda dengan berbagai
kepandaian dan dengan latihan akhlak yang tinggi.Masjid dalam sejarah pendidikan
Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses pembelajaran, baik
di dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam bentuk Suffah atau Kuttab.
Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan menggunakan sistem balaghah
(guru duduk di masjid dan murid-murid duduk mengelilinginya).

Karakteristik yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa
pendidikan itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi setiap
anak orang Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik untuk
menggunakan pikiran dan mendorong mereka melakukan penyelidikan Illahiyah.
2)   Periode Keemasan
Periode keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti Abasiyah
ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol.Pada periode ini daerah kekuasaan Islam
meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol dan Maroko. Lembaga
pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan kuttab adalah masjid jami’, istana
khalifah, umah-rumah para pangeran, menteri dan ulama, kedai dan toko buku, salon-
salon kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan), observaorim, dan
tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-hikmah dar al-ilm, ataupun
dar al-kutub.
Adapun karateristik yang menonjol pada periode ini adalah:
1) Kesempatan untuk mendapat pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan
cuma-cuma
2) Sifatnya universal, toleran, berpikiran luas, kreatif, dinamis, rasional, terdapat
keseimbangan antara ilmu dan agama dan sumbernya dari al-Quran dan al-Hadits.
3)   Periode Penurunan
Periode dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada periode ini
perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur Tengah.Lembaga-
lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya kepada studi keagamaan
dan tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan politik guna mempertahankan
kepercayaan dan politik Islam.Karakteristik yang menonjol adalah tumbuhnya sekolah-
sekolah untuk anak yatim dan anak-anak orang miskin, yaitu di bawah raja-raja Mamluk
di Mesir dan Syiria.
4)   Periode Stagnasi dan Kehancuran
Periode ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19.Keadaan lembaga pendidikan
Islam pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran.Masjid-masjid dan
sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak megah dan indah, namun
muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya mempelajari fiqh.Perhatian
mereka terhadap ilmu keduniaan seperti ilmu ekonomi berkurang sekali.Akibatnya
bantuan ekonomi dan kebudayaan bagi pendidikan juga berkurang.
5)   Periode Modern
Pada permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar akan
kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan dengan
dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam bidang
pendidikan sekarang di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan oleh
pemimpin umat Islam sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara
lain menganjurkan kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di
masa Khulafaur Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem
sekolah-sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah teknik,
dan sampai pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam dipengaruhi ata
disesuaikan (adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga halnya dalam hal
penyusunan silabus dan kurikulum.
Usaha-usaha umat Islam dalam memodernisasikan pendidikan
Kedua bentuk pertentangan yang ada dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini
harus diatasi, agar masyarakat tidak salah tafsir dalam menilai warisan peninggalan
kebudayaan, adat dan peradaban Islam klasik dan dalam menerima kemajuan yang
didapat dari kebudayaan modern mengingat warisan zaman klasik Islam masa lampau
itu jiwa dan semangat pendidikan dan ilmiahnya masih relevan dengan masa sekarang.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah seagai berikut:
1.    Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
2.    Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam
adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan hidup
seorang muslim,yaitu: Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, pembinaan
umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan
hidup bahagia di dunia dan di akhirat, membentuk diri pribadi manusia yang
memancarkan sinar keimanan.
3.    Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dilihat
dari ajaran Islam sebagai asasnya, ditinjau dari aspek penanggung jawab, dan dilihat
dari aspek tempat dan waktu.

Sumber:
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana Prenada Media,2010.Hal.214

http://abibulah.blogspot.com/2013/01/pendidikan.html?m=1

http://portalkurikulum.blogspot.com/2016/10/jenis-jenis-lembaga-pendidikan-islam.html?m=1

http://belajarbersamavika.blogspot.com/2015/01/jenis-jenis-lembaga-pendidikan-islam.html?m=

Anda mungkin juga menyukai