Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM KONFLIK ANTAR

UMAT BERAGAMA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Lintas Agama

Dosen Pengampu :

Dr. Indira Fatra Deni, M.A

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Adinda Rinanda (0105181130)

Ayunika Syaharani Purba (0105181128)

Nona Ratna Wulaksi (0105181131)

Nurcahyanti (0105182188)

Imam Jasri (0105184356)

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Manajemen Komunikasi....................................................................... 3
B. Komunikasi Antarumat Beragama ..................................................... 4
C. Manajemen Konflik ............................................................................... 6
D. Startegi Komunikasi Dalam Konflik Antarumat Beragama .......... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konflik antar umat beragama sama tuanya dengan umat beragama itu sendiri.
Fenomena tersebut secara realistis dapat diketahui dari berbagai informasi termasuk
melalui archive-archive yang ada. Konflik agama dapat terjadi karena perbedaan
konsep ataupun praktek yang dijalankan oleh pemeluk agama melenceng dari
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat agama, dari situlah biasanya
awal mula terjadinya konflik.

Munculnya stereotype satu kelompok terhadap kelompok lain yang berbeda


agama biasanya menjadi pemicu konflik antar umat beragama yang diikuti oleh
upaya saling serang, saling membunuh, membakar rumah-rumah ibadah dan
tempat-tempat bernilai bagi masing-masing pemeluk agama. Dalam beberapa
dekade terakhir ini, banyak umat agama lain memberikan steriotype kepada umat
Islam sebagai umat yang radikal, tidak toleran, dan sangat subjektif dalam
memandang kebenaran agama lain. Sementara umat Kristen dipandang sebagai
umat yang agresif dan ambisius, bertendensi menguasai segala aspek kehidupan
dan berupaya menyebarkan pesan Yesus.

Dampak terburuk dari konflik-konflik tersebut adalah hilangnya rasa toleran


dalam antar beragama. Harus disadari bahwa agama pada level eksoteris
(syariat)memang berbeda, tetapi pada level esoteris (budaya) semuanya sama saja.
Semua agama kemudian dipandang sebagai jalan yang sama-sama sah untuk
menuju kepada Tuhan yang satu. 1 Realitas menunjukkan bahwa ketegangan yang
terjadi di antara umat beragama justeru berkaitan erat dengan faktor-faktor yang
berada di luar lingkup agama itu sendiri.Karena agama sifatnya sensitif maka semua
orang bersandar dengan mengatasnamakan agama. Itulah problem yang sangat
pelik dihadapi oleh berbagai agama. Maka dari itu, untuk membahas lebih lanjut
mengenai permasalahan yag muncul berupa konflik antar agama, di makalah ini

1
akan dibahas lebih jauh mengenai manajemen komunikasi dalam mengatasi konflik
yang melibatkan agama untuk mencari jalan tengah dari permasalahan yang ada.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:

1. Apa defenisi Manajemen Komunikasi?


2. Apa Itu Komunikasi Antarumat Beragama?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Konflik?
4. Bagaimana Strategi Komunikasi Dalam Konflik Antarumat Beragama?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui defenisi manajemen komunikasi.


2. Untuk mengetahui terkait komunikasi antarumat beragama.
3. Untuk mengetahui defenisi manajemen konflik.
4. Untuk mengetahui apa strategi komunikasi dalam mengatasi konflik
antarumat beragama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Komunikasi

Manajemen Komunikasi merupakan definisi yang menggabungkan pengertian


manajemen dan komunikasi. Karena itu manajemen komunikasi merupakan
perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai
setting komunikasi. Pada pengertiannya manajemen komunikasi adalah proses
timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk
atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh
konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya. 1

Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani


antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai
keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para
praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu
komunikasi. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu komunikasi pada
hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain.

Selain itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita
bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal
yang sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat
kita pelajari dan kita kembangkan. Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan
kemampuan kita dalam berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator
yang memiliki kredibilitas. Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen
komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana seharusnya
berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan
komunikasi yang efektif.

1
Tommy Supranto, Pengantar Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Mrdia Presindo, 2006), h.
16

3
Manajemen komunikasi yang menggabungkan antara pendekatan manajemen
dengan pengelolaan komunikasi memungkinkan kita untuk mewujudkan
keharmonisan dalam komunikasi yang kita lakukan.

1. Didasarkan pada karakteristik ilmu komunikasi. Karakteristik ilmu


komunikasi antara lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab
akibat, dan mengandung potensi problem. Dilihat dari karakteristik tersebut
suatu proses komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan komunikasi
haruslah dikelola secara tepat. Disinilah subdisiplin manajemen komunikasi
dapat memberikan kontribusinya.
2. Terkait dengan kebutuhan fungsionalisasi ilmu komunikasi didalam upaya
menciptakan/knowledge worker di bidang komunikasi. Knowledge worker
adalah tenaga komunikasi yang memiliki wawasan teoritis tentang
komunikasi dan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu
tersebut. Dalam studi manajemen komunikasi, suatu model pembelajaran
komunikasi yang mengarah pada pembekalan meaningful knowledge dan
meaningful skills dapat dikonstruksi. 2

B. Komunikasi Antarumat Beragama

Menurut DeVito, bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya meliputi bentuk-


bentuk komunikasi lain, yaitu: Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda.
Misalnya: antara orang Islam dengan orang Yahudi. Komunikasi antara subkultur
yang berbeda. Misalnya : antara dokter dengan pengacara, atau antara tunanetra
dengan tunarungu. 3

Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya ; antara
kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum manula dan kaum muda.
Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda yaitu antara pria dan wanita.

2
Arni muhmmad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 4
3
Joseph Devito, Komunikasi Antarmanusia. ( Professional Books: Jakarta, 1997.) h. 18

4
Menurut Mulyana Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)
adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda
budaya. Sama halnya dengan komunikasi antaragama yaitu proses komunikasi
dengan orang-orang yang berbeda agama. 4

Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda bangsa, agama,


kelompok ras, atau kelompok bahasa, komunikasi itu disebut komunikasi
antarbudaya. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya
berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi, apa makna pesan verbal dan non verbal
menurut budaya-budaya yang bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan,
bagaimana cara meng-komunikasikannya, kapan mengkomunikasikannya.

Secara khusus fungsi komunikasi antarbudaya adalah untuk mengurangi


ketidakpastian. Karena, ketika kita memasuki wilayah orang lain kita dihadapkan
dengan orang-orang yang sedikit banyak berbeda dengan kita dalam berbagai aspek
(sosial, budaya, ekonomi, status,dll). Pada waktu itu pula kita dihadapkan dengan
ketidakpastian dan ambiguitas dalam komunikasi.

Gundy kunstt dan Kim, usaha untuk mengurangi ketidakpastian itu dapat
dilakukan melalui tiga tahap seleksi, yaitu :
1. Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal maupun
nonverbal (apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari
komunikasi)
2. Initial contact and imppresion. yakni tanggapan lanjutan atau kesan yang
muncul dari kontak awal tersebut, misal : anda bertanya pada diri sendiri
Apakah saya seperti dia? Apakah dia mengerti saya?
3. Closure, mulai membuka diri anda sendiri yang semula tertutup melalui
atribusi.

4
Deddy Mulyana. Komunikasi Antar Budaya ( Rosada Karya : Bandung, 2010) h. 26

5
C. Manajemen Konflik

Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia Maneggiare yang berarti melatih
kuda-kuda atau secara harfiah to handle yang berarti mengendalikan, sedangkan
dalam kamus Inggris Indonesia managemen berarti pengelolaan dan istilah manager
berarti tindakan membimbing atau memimpin. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa manajemen sebuah tindakan yang berhubungan dengan usaha
tertentu secara efektif untuk mencapai tujuan.5

Setelah memahami pengertian manajemen, selanjutnya adalah pengertian


konflik. Menurut kamus bahasa Indonesia, konflik berati percekcokan,
pertentangan, atau perselisihan. Konflik juga berarti adanya oposisi atau
pertentangan pendapat antara orang-orang atau kelompok-kelompok. Setiap
hubungan antar pribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat,
atau perbedaan kepentingan. Menurut Johnson konflik adalah situasi dimana
tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu
tindakan pihak lain.

Menurut Vasta, konflik akan terjadi bila seseorang melakukan sesuatu tetapi
orang lain menolak, menyangkal, merasa keberatan atau tidak setuju dengan apa
yang dilakukan seseorang. Selanjutnya dikatakan bahwa konflik lebih mudah
terjadi diantara orang-orang yang hubungannya bukan teman dibandingkan dengan
orang-orang yang berteman. Konflik muncul bila terdapat adanya kesalah pahaman
pada sebuah situasi sosial tentang pokok-pokok pikiran tertentu dan terdapat adanya
antagonisme-antagonisme emosional. Konflik-konflik substantif (sunstantif
conflict) meliputi ketidak sesuaian tentang hal-hal seperti tujuan alokasi sumber
daya, distribusi imbalan, kebijaksanaan, prosedur dan penegasan pekerjaan.
Konflik ini biasa terjadi dalam sebuah organisasi sedangkan konflik-konflik

5
Fisher, Mengelola Konflik, keterampilan dan strategi untuk bertindak, (The British
Concil, 2002), h. 53

6
emosional (emotional conflict) timbul karena perasaan marah, ketidakpercayaan,
ketidaksenangan, takut, sikap menentang, maupun bentrokan-bentrokan
kepribadian. 6

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik adalah


cara yang digunakan individu untuk menghadapi pertentangan atau perselisihan
antara dirinya dengan orang lain yang terjadi di dalam kehidupan.

D. Strategi Komunikasi Dalam Konflik Antarumat Beragama

1. Pengertian Strategi

Karl Von Clausewitz seorang pensiunan jenderal Prusia dalam bukunya On War
merumuskan strategi ialah “suatu seni menggunakan sarana pertempuran untuk
mencapai tujuan perang”. Martin Anderson juga merumuskan “strategi adalah seni
di mana melibatkan kemampuan intelengensi/pikiran untuk membawa sumber daya
yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang
maksimal dan efesien. Oleh karena itu, strategi sangat berperan penting untuk
membentuk sumber daya tersedia demi tercapainya tujuan tertentu untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal dan efesien.

2. Strategi Komunikasi

Pengertian Strategi Komunikasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia


disebutkan bahwa “strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya
bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus” Menurut
pakar komunikasi Onong Uchjana Effendy, mengatakan bahwa: “strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai jalan yang hanya
memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan taktik
operasionalnya.”

6
Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1994), h. 64

7
Demikian pula pada strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan
komunikasi (communication planing) dan manajemen (managemen
communication) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara
taktis harus dilakukan. Jadi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan.Untuk mencapai tujuan terebut, strategi
komunikasi harus dapat menujukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda tergantung pada situasi dan
kondisi.

3. Tahapan-tahapan Strategi Komunikasi

Untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, dalam proses strategi


komunikasi terdapat beberapa tahapan-tahapan dalam prosesnya, di antaranya
yaitu:

a. Perumusan Strategi

Dalam perurumusan strategi, konseptor harus mempertimbangkan mengenai


peluang dan ancaman eksternal, menenetapkan kekuatan dan kelemahan secara
internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif dan
memilih strategi untuk dilaksanakan, “Perumusan strategi berusaha menemukan
masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks
kekuatan, kemudian mengadakan analisis mengenai kemungkinan-kemungkinan
serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil
dalam rangka gerak menuju kepada tujuan itu.”

b. Implementasi strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah


berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahapan
pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja
sama dari seluruh unit, “Dalam pelaksaan strategi yang tidak menerapkan
komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan

8
analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi
strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang
ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan
yang dijalanakan bersama budaya perusahaan dan organisasi."

c. Evalusi Strategi

Tahap akhir dari menyusun strategi adalah “evaluasi implementasi strategi,


evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai, dan dapat
diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evalausi menjadi tolok ukur
untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali dan evaluasi sangat diperlukan
untuk menentukan sasaran yang dinyatakan telah tercapai”.7

4. Strategi Komunikasi dalam meredam konflik antarumat beragama

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan denga hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-
perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, atau keyakinan beragama. Indonesia sebagai negara
multikultural, yang memiliki keanekaragaman baik dalam hal bahasa,suku,ras/etnis
dan agama khususnya memang rawan terjadi konflik. Untuk mencegah konflik
antar umat beragama, dapat dilakukan beberapa strategi komunikasi dalam
meredam konflik:

a. Dialog Antar Agama

Pada dasarnya dialog agama ini adalah suatu percakapan bebas, terus terang
dan bertanggung jawab yang didasari rasa saling pengertian dalam menanggulangi
masalah kehidupan bangsa baik berupa materil maupun spiritual. Diharapkan
dengan adanya dialog agama ini tidak terjadi kesalahpahaman yang nantinya dapat

7
Hafied cangara, Perencanaan dan strategi komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2013), hal 61

9
memicu terjadinya konflik. Dialog terbuka antar agama dapat menjadi solusi agar
konflik dapat dihindari karena komunikasi adalah inti dari pencegahan terjadinya
salah paham yang dapat menyebabkan konflik. Dengan dialog terbuka kita juga
dapat mencari persamaan pandangan antar agama agar keharmonisan dapat tercipta.

b. Strategi komunikasi Melalui Konsiliasi

Strategi komunikasi dalam menyelesaikan konflik agama menggunakan


komunikasi yaitu melalui konsiliasi. Konsiliasi dalam hal ini adalah usaha untuk
mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan dan
penyelesaian pada kasus konflik antar umat bergama yang terjadi.

c. Strategi Komunikasi Melalui Jalur Negosiasi/Musyawarah

Dalam proses negosiasi, para pihak yang berkonflik melakukan perundingan


secara langsung tanpa dibantu pihak ketiga. Peran sebagai wakil atau kuasa
memiliki beberapa kelemahan antara lain jika kewenangan wakil terlalu dibatasi.
Hal itu tentu akan mengurangi kredibilitas wakil tersebut. artinya, pengambilan
keputusan dari kemungkinan menjadi dalil lambat karena setiap ada tawaran baru
dari pihak lawan di luar batas kuasa yang diberikan.

Salah satu hal terpenting dalam negosiasi adalah kemampuan untuk


menyampaikan posisi yang diinginkan dengan jelas dan menggunakan berbagai
alasan untuk mendukung posisi tersebut. Hal lainnya adalah kemampuan untuk
mematahkan argumentasi pihak lawan dengan memberikan alasan-alasan. Terdapat
beberapa cara bagi negosiator untuk memperkuat posisinya, yaitu sebagai berikut:

 Mencari fakta-fakta yang mendukung pendapatnya, artinya ia harus


mengetahui mana informasi yang dapat ditonjolkan dan mana yang tidak.

 Siapa yang dapat diminta nasihatnya atau dengan siapa fakta-fakta tersebut
dapat dielaborasi atau diklarifikasi.

 Mencari informasi apakah kasus itu pernah dinegosiasikan sebelumnya.


Jika perlu, dapat ditanyakan langsung kepada negosiator yang menangani

10
kasus sebelumnya untuk mengetahui argumentasi apa yang telah mereka
gunakan, mana yang berhasil dan mana yang gagal.

 Mencari cara bagaimana dapat mempresentasikan semua data dan fakta


tersebut dengan cara yang paling meyakinkan.

 Mengetahui kemungkinan argumentasi yang akan digunakan oleh pihak


lain, pandangan dan keinginan mereka, serta mencari posisi dan
argumentasi sendiri yang lebih baik.

d. Strategi Komunikasi Melalui Mediasi

Mediasi yang merupakan suatu proses informal yang ditujukan untuk


memungkinkan para pihak yang berkonflik mendiskusikan perbedaan-perbedaan
mereka secara pribadi dengan bantuan pihak ketiga yaitu hakim mediasi. Mediator
merancang dan memimpin diskusi serta bertindak sebagai penengah untuk
memfasilitasi kemajuan kearah penyelesaian. 8

8
Gatot Soemarto, Arbitrase dan mediasi di indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum, 2006), hal 123.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam praktek kehidupan sehari-hari ada hal yang tidak bisa lepas ketika kita
berbicara tentang agama. Konflik agama dapat terjadi karena perbedaan konsep
ataupun praktek yang dijalankan oleh pemeluk agama melenceng dari ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat agama, dari situlah biasanya awal mula
terjadinya konflik.

Dalam menghadapi sebuah konlfik, ada istilah yang berkaitan dengan nya
antara lain, manajemen komunikasi juga manajemen konlfik. Pada pengertiannya
manajemen komunikasi yaitu proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal
untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna
yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan
konteks sosialnya. Manajemen konflik merupakan cara yang digunakan individu
untuk menghadapi pertentangan atau perselisihan antara dirinya dengan orang lain
yang terjadi di dalam kehidupan

Selain itu, dalam menghadapi suatu konlfik antarumat beragama, ada startegi
komunikasi yang bisa diterapkan, antara lain:

1. Dialog antar agama


2. Strategi komunikasi Melalui Konsiliasi
3. Strategi Komunikasi Melalui Jalur Negosiasi/Musyawarah
4. Strategi Komunikasi Melalui Mediasi.

Konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa
kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang sudah
melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita pelajari
dan kita kembangkan.

12
B. Saran

Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, oleh karena itu penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Karenanya
penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kebaikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied . 2013. Perencanaan dan strategi komunikasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo.

Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Professional Books: Jakarta.


Fisher, 2002. Mengelola Konflik, keterampilan dan strategi untuk bertindak, The
British Concil.
Supranto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Mrdia
Presindo.

Muhmmad, Arni. 2014. Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy. 2010. Komunikasi Antar Budaya, Rosada Karya : Bandung.

Soemarto, Gatot. 2006. Arbitrase dan mediasi di indonesia, Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Umum.

Winardi, 1994. Manajemen Konflik, Bandung: CV. Mandar Maju.

14

Anda mungkin juga menyukai