Anda di halaman 1dari 27

Analisis Menggunakan

Sinar-X (X-Ray)
Vina Amalia
Pembentukan Sinar-X
Radiasi sinar-X dapat terjadi karena transisi elektron dari orbital
yang memiliki tingkat energi lebih tinggi menuju orbital dengan
tingkat energi yang lebih rendah dengan melalui tahapan berikut:
a. Sebuah elektron yang terletak di kulit bagian dalam terpental
ke luar atom karena adanya berkas cahaya atau berkas
elektron dari luar.
b. Kekosongan elektron ini selanjutnya digantikan oleh elektron
dari kulit yang lebih luar disertai pemancaran sinar-X. Peristiwa
ini diperlihatkan.

Sinar-X merupakan radiasi elektromagnetik dengan Panjang


gelombang (λ) berkisar 0,1 nm. Radiasi yang dipancarkan ini
memiliki energi yang khas sesuai dengan transisi elektron yang
terjadi.
Interaksi sinar-X dengan suatu material:
▪ absorpsi (penyerapan),
▪ Difraksi (penghamburan),
▪ fluoresensi yakni pemancaran kembali sinar-X dengan energi yang
lebih rendah
Penghamburan → dualisme gelombang cahaya sebagai partikel (foton) dan
sebagai gelombang
Sebagai foton: dapat bergerak menumbuk partikel lain yang terdapat dalam
material sampel. Sudut yang dibentuk oleh foton yang
datang pada arah tertentu akan menghasilkan pantulan yang
khas jika orientasi material sampelnya tidak berubah →
dasar analisis kualitatif sinar-X
Sebagai gelombang: cahaya memiliki energi, penyerapan cahaya
mengakibatkan material menjadi tidak stabil. Sehingga
electron pada tingkat energi lebih rendah dapat mengalami
eksitasi, untuk mencapai kestabilannya Kembali electron
pada tingkat energi lebih tinggi akan menggantikan electron
yang tereksitasi (transisi). Peristiwa transisi diikuti dengan
pelepasan energi dalam bentuk radiasi yang khas untuk
setiap atom unsur penyusun material → dasar analisis
kuantitatif sinar-X
Analisa kualitatif maupun kuantitatif sinar-X, diantaranya adalah:
Difraksi sinar-X (X-Ray Diffraction) atau yang biasa disingkat XRD dan
Flouresensi sinar-X (X-Ray Fluoresence) atau yang biasa disingkat XRF.

Teknik XRD menganalisa sinar- X yang dihamburkan oleh material


sampel sebagai hasil dari tumbukan antara sinar-X dengan material
sampel tanpa mengalami kehilangan energi.

Teknik XRF menganalisa sinar-X (yang dipancarkan dari material


sampel) sebagai hasil dari tumbukan antara sinar-X yang berasal dari
tabung sinar-X dengan material sampel yang disertai dengan
penyerapan energi dari sinar-X oleh material sampel.
Difraksi Sinar-X (XRD)
• Kristal merupakan susunan atom-atom atau
kumpulan atom yang teratur dan berulang
dalam ruang tiga dimensi.Keteraturan susunan
tersebut disebabkan oleh kondisi geometris
yang dipengaruhi oleh ikatan atom yang
memiliki arah.
• Kisi ruang kristal (space lattice) didefinisikan
sebagai susunan titik dalam ruang tiga dimensi
yang memiliki lingkungan identik antara satu
dengan lainnya. Titik dengan lingkungan yang
serupa itu disebut simpul kisi (lattice points).
Kesatuan yang berulang di dalam kisi ruang
disebut sel unit (unit cell) struktur kristal
Bidang kristal merupakan bidang yang terbentuk dari susunan atom
yang berulang dalam sebuah sistem kristal
• Ilustrasi tentang beberapa kemungkinan
bidang yang terbentuk dalam sebuah
sistem kristal dua dimensi. Jarak yang
terdapat antara bidang yang saling
berdekatan disebut dengan jarak antar
bidang atau spacing (d).
Prinsip Kerja Difraksi Sinar-X (XRD)
• Analisa XRD merupakan contoh analisa yang digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa dengan mengamati pola
pembiasan cahaya sebagai akibat dari berkas cahaya yang dibiaskan oleh
material yang memiliki susunan atom pada kisi kristalnya.
• Setiap senyawa terdiri dari susunan atom-atom yang membentuk bidang
tertentu. Jika sebuah bidang memiliki bentuk yang tertentu, maka partikel
cahaya (foton) yang datang dengan sudut tertentu hanya akan
menghasilkan pola pantulan maupun pembiasan yang khas.
• Kekhasan pola difraksi yang tercipta inilah yang dijadikan landasan dalam
analisa kualitatif untuk membedakan suatu senyawa dengan senyawa yang
lain menggunakan instrumen XRD.
• Pada XRD, pola difraksi dinyatakan dengan besar sudut-sudut yang
terbentuk sebagai hasil dari difraksi berkas cahaya oleh kristal pada
material → 2ϴ
Difraksi dan Hukum Bragg
Jika sinar datang mengenai bidang yang tersusun secara paralel dan berjarak d satu
sama lain maka terdapat kemungkinan bahwa sinar-sinar datang akan dipantulkan
kembali oleh bidang dan saling berinterferensi secara konstruktif sehingga
menghasilkan penguatan terhadap sinar pantul dan menyebabkan terjadinya
difraksi. Sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini, panjang gelombang
lintasan berkas cahaya λAB = 2dsinθ, yang selanjutnya dikenal sebagai Hukum Bragg.
Metode Difraksi
1. Metode Laue
Pada metode Laue, sudut θ dibuat tetap sedangkan Panjang gelombang
sinar-X dibuat berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan
arah sudut datang sinar-X tetapi memvariasikan λdengan cara
mengubah-ubah plat logam yang menjadi sasaran tembak pada tabung
sinar-X. berkas cahaya datang dari sudut yang sama, namun jika
panjang gelombangnya berbeda maka dapat menghasilkan pola
interferensi yang berbeda.
1. Metode Debye-Scherrer (Metode serbuk)
Pada metode metode serbuk, sudut θ yang diubah-ubah sedangkan 􀇊
dibuat tetap. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dengan
mengubahubah arah datangnya berkas sinar-X tanpa menganti plat
logam sumber sinar-X agar dihasilkan λyang tetap. Pola interferensi
juga dapat dipengaruhi oleh arah datangnya gelombang.
Instrumentasi
Instrumentasi
1. Tabung elektron 4. Sampel holder
Tabung elektron merupakan tempat Sampel holder merupakan tempat untuk
pembentukan elektron yang digunakan untuk meletakan sampel yang akan dianalisa. Sampel
menumbuk plat logam sehingga menghasilkan dapat diletakan dalam berbagai orientasi untuk
sinar-X. Berkas sinar-X inilah yang kemudian mendapatkan sudut difraksi.
digunakan untuk menumbuk material sampel
5. Detektor
dan menghasilkan spektrum kontinyu maupun
spektrum garis. Detektor digunakan untuk mendeteksi berkas
cahaya yang terdifraksi pada sudut-sudut
2. Monokromator
tertentu dengan intensitasnya masingmasing.
Monokromator merupakan komponen yang Berkas cahaya yang mengalami difraksi terekam
berperan untuk mengubah berkas polikromatik pada pita.
menjadi masing-masing berkas monokromatik.
6. Software
3. Filter
Berfungsi untuk menterjemahkan rekaman pada
Filter berguna untuk menyaring sebagian berkas pita menjadi nilai sudut 2θ yang kemudian
cahaya yang tidak diinginkan yang dapat diubah menjadi pola difraktogram sesuai dengan
mengganggu analisa data karena menciptakan intensitasnya yang terdeteksi oleh detektor.
gangguan (noise).
Preparasi Sampel

Preparasi sampel yang akan dianalisa dengan


difraktometer sinar-x relatif mudah. Material
yang akan dianalisa cukup disiapkan sekitar
0,1 gram, usahakan material tersebut sudah
terbebas dari pengotor yang tidak
diinginkan. Haluskan material tersebut
sampai berukuran sekitar 10 µm(200-mesh).
Letakan pada sampel holder secara merata
pada permukaanyang mendatar dan material
sampel telah siap untuk dianalisa.
Dari metode difraksi kita dapat mengetahui secara langsung mengenai
jarak rata-rata antar bidang atom. Kemudian kita juga dapat
menentukan orientasi dari kristal tunggal. Secara langsung mendeteksi
struktur kristal dari suatu material yang belum diketahui komposisinya.
Kemudian secara tidak langsung mengukur ukuran, bentuk dan internal
stres dari suatu kristal.
Data Yang Diperoleh

• Hasil yang diperoleh dapi pengukuran dengan menggunakan


instrument X-Ray Diffraction (XRD) adalah grafik dikfraktogram.
Difraktogram adalah output yang merupakan grafik antara 2θ
(diffraction angle) pada sumbu X versus intensitas pada sumbu Y.
• 2θ merupakan sudut antara sinar datang dengan sinar pantul.
Sedangkan intensitas merupakan jumlah banyaknya X-Ray yang
didifraksikan oleh kisi-kisi kristal yang mungkin. Kisi kristal ini juga
tergantung dari kristal itu sendiri.
• Posisi puncak difraksi memberikan gambaran tentang parameter kisi
(a), jarak antar bidang (dhkl), struktur kristal dan orientasi dari sel
satuan (dhkl) struktur kristal dan orientasi dari sel satuan.
• Intensitas relatif puncak difraksi memberikan gambaran tentang
posisi atom dalam sel satuan.
• Bentuk puncak difraksi memberikan gambaran tentang ukuran kristal
dan ketidaksempurnaan kisi
Makin lebar puncak difraksi sinar
X, maka semakin kecil ukuran
kristalitas. Ukuran kristalitas yang
menghasilkan pola difaksi pada
gambar bawah lebih kecil
daripada ukuran kristalitas yang
menghasilkan pola difraksi bawah.
Puncak difraksi dihasilkan oleh
interferensi secara konstruktif
cahaya yang dihasilkan oleh
bidang-bidang kristal.
Aplikasi Difraksi Sinar-X

1. Penentuan Struktur Kristal


2. Analisis Reaksi Kimia dan Sintesis Material
3. Analisis Kemurnian Suatu Spesi
Fluoresensi Sinar-X (XRF)
• Analisa XRF memanfaatkan sinar-X berenergi tinggi untuk
mementalkan elektron yang berada pada tingkat energi terendah
pada sampel sehingga terjadi transisi elektron untuk mengisi posisi
elektron yang tereksitasi, diiringi dengan pemancaran kembali sinar-X
karakteristik dengan energi yang lebih rendah.
• Kekhasan karakteristik dari radiasi flouresensi pada setiap unsur ini
memungkinkan dapat dilakukannya analisa kualitatif untuk
mengidentifikasi unsur-unsur yang berbeda. Sementara itu, analisa
kuantitatif untuk menentukan konsentrasi dari unsur yang dianalisis
dapat ditentukan berdasarkan intensitas dari radiasi fluoresensi yang
dipancarkan.
Hukum Moseley

• Jika sebuah sampel tersusun dari beberapa atom unsur yangberbeda,


setiap interaksi cahaya dengan atom akan menghasilkan serangkaian
panjang gelombang yang spesifik yang kemudian semua panjang
gelombang hasil interaksi tersebut akan berkontribusi terhadap
pembentukan emisi total sinar-X yang dipancarkan dari sampel
tersebut.
• Panjang gelombang radiasi yang dihasilkan dari interaksi antara
cahaya dengan atom tertentu bersifat spesifik. Oleh karenanya,
dengan mengidentifikasi panjang gelombang dari radiasi yang
dipancarkan, akan dapat dilakukan analisa kualitatif untuk
menentukan jenis unsur yang terkandung dalam sebuah sampel.
Instrumentasi
Instrumentasi XRF terdiri dari dua bagian utama, yaitu sumber utama sinar-X (primary X-ray) dan
peralatan untuk mendeteksi sinar-X yang dipancarkan dari sampel (secondary X-ray).
Instrumentasi

1. Tabung Sinar X 3. Collimators


Tabung sinar-X (X-ray tube) merupakan sumber Bagian ini berfungsi untuk memperjelas resolusi
produksi sinar-X yang akan digunakan sebagai berkas sinar-X yang dipancarkan dari sampel
berkas cahaya untuk mengeksitasikan elektron yang terkena radiasi sehingga mempertajam
pada sampel. Pada tabung sinar-X ini terdapat berkas sinar untuk dianalisa.
bagian filament sebagai sumber elektron dan
4. Analyzer crystal
plat logam sebagai target untuk menghasilkan
sinar-X. Bagian ini berfungsi untuk mengubah berkas
cahaya polikromatik yang dipancarkan dari
2. Filters
sampel menjadi masing-masing berkas cahaya
Filters yang diletakan diantara tabung sinar-X monokromatik dengan panjang gelombang
dengan sampel berfungsi sebagai penyaring berbeda sehingga dapat dilakukan analisa
berkas sinar yang dipancarkan dari tabung sinar- kualitatif untuk menentukan kandungan unsur
X. Berkas sinar ini perlu disaring untuk dalam sampel berdasarkan panjang gelombang
memisahkan komponen yang tidak diinginkan dari masing-masing berkas cahaya
yang dapat mengganggu signal yang dihasilkan monokromatik tersebut.
untuk dianalisa.
Preparasi Sampel
1. Preparasi Sampel Padat 2. Preparasi Sampel Cair
Logam Sampel cair yang relatif mudah untuk dianalisa
dengan instrument XRF adalah sampel yang memiliki
Sampel logam dapat dipreparasi dalam bentuk
satu fasa dan relatif tidak mudah menguap. Bagian
lempengan dengan menggunakan teknik
yang berbeda pada analisa sampel cair ini adalah
konvensional seperti penggilingan dengan
holder sampel cair (liquid sampel holder). Sampel cair
menggunakan mesin ataupun dengan penggosokan.
dapat langsung dianalisa dengan memasukan sampel
Serbuk ke dalam holder lalu dipasangkan ke dalam rangkaian
instrumen XRF. Namun demikian kelemahan dari
Pembuatan pelet biasanya dilakukan untuk jenis metode ini adalah untuk sampel cair yang dapat
sampel serbuk. Proses peletisasi ini cukup banyak mengalami reaksi fotokimia jika berinteraksi dengan
digunakan karena sederhana dan dapat menciptakan sinar-X.
sampel yang homogen untuk dianalisa. Untuk sampel
serbuk yang cukup rapuh, karena ikatan antar
partikelnya lemah, pembuatan pellet dapat dilakukan
dengan tekanan yang lebih tinggi. Cara lain yang
dapat digunakan untuk membuat pelet dari serbuk
yang ikatan antar partikelnya lemah adalah dengan
menambahkan zat pengikat (binder).
Aplikasi Fluoresensi Sinar-X

1. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Unsur dalam Sintesis Material


2. Analisa Logam Berat dalam Suatu Bahan
3. Analisa Mineral yang Terkandung dalam Batuan
Kelebihan Metode XRF Kelemahan Metode XRF
• Dapat menentukan unsur dalam material tanpa perlu • Keterbatasan untuk melakukan analisis secara
adanya standar. akurat terhadap unsur yang memiliki Z<9.
• Dapat menentukan kandungan mineral dalam bahan
biologik maupun dalam tubuh secara langsung. • Analisa XRF tidak mampu membedakan isotop dari
sebuah unsur, sehingga analisa material semacam
• Akurasi yang relatif tinggi. ini dapat dilakukan dengan menggunakan
instrumen lain seperti Thermal Ionization Mass
Spectrometry (TIMS) dan Secondary Ion Mass
Spectrometer (SIMS).
• Analisa XRF tidak dapat membedakan ion pada
unsur yang sama pada keadaan valensi yang
berbeda.
• Tidak dapat mengetahui senyawa apa yang
dibentuk oleh unsurunsur yang terkandung dalam
material yang akan kita teliti.
• Tidak dapat menentukan struktur dari atom yang
membentuk material itu.
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai