Anda di halaman 1dari 22

MEMAKNAI KEMBALI

PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA BERDASARKAN


STUDI IMPLEMENTASI PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Ali Tafriji Biswan1, Iklima Devi Grafitanti2
1
Politeknik Keuangan Negara STAN, 2Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Abstract
Budgeting practices that tend to add administrative work, are less flexible, and less
accommodating are still challenges for the public sector. This study aims to review the
meaning of performance-based budgeting in public sector based on a study of budgeting
implementation at the Palangkaraya State Assets and Auction Services Office (KPKNL).
The study was conducted qualitatively using an exploratory approach which was
sharpened through observation, interviews, and theoretical analysis. The study results
dismiss the old mindset that budgeting must increase from year to year, the deified
behavior of the budget that there is no budget means a dead faint and the budget cannot
be changed, and the assumption that the output of activities must be administrative and
must exist beforehand. The study also supports that performance-based budgeting
promotes better budget absorption and accountability.

Abstrak
Praktik penganggaran yang cenderung menambah pekerjaan administratif, kurang
fleksibel, kurang akomodatif masih menjadi tantangan bagi sektor publik. Penelitian ini
bertujuan untuk meninjau kembali makna penganggaran berbasis kinerja pada
organisasi sektor publik berdasarkan studi implementasi penganggaran pada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Palangkaraya. Studi ini dilakukan
secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan eksploratif yang dipertajam melalui
proses pengamatan, wawancara, dan telaah teoretis. Hasil studi menepis pola pikir
lawas bahwa penganggaran harus bertambah dari tahun ke tahun, perilaku
mendewakan anggaran bahwa tidak ada anggaran berarti kegiatan menjadi mati suri
atau terhenti, anggaran yang tidak bisa diubah, serta anggapan bahwa hasil atau
keluaran kegiatan harus bersifat administratif dan harus ada sebelumnya. Studi ini juga
mendukung bahwa penganggaran berbasis kinerja mendorong kinerja penyerapan
anggaran instansi pemerintah dan akuntabilitas anggaran yang lebih baik.

Keywords: akuntabilitas, penganggaran berbasis kinerja, sektor publik


JEL Classification: H11, H61

Alamat Korespondensi: altafz2009@gmail.com 35


PENDAHULUAN Selain meningkatkan efisiensi dan
Diterbitkannya Undang-Undang efektivitas pelaksanaan anggaran
Nomor 17 Tahun 2003 tentang pemerintah, penganggaran berbasis
Keuangan Negara, Undang-Undang kinerja juga diharapkan meningkatkan
Nomor 1 Tahun 2004 tentang akuntabilitas kinerja pemerintahan.
Perbendaharaan Negara, Undang- Dalam penganggaran berbasis kinerja
Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang terdapat dua perspektif yaitu top-down
Pemeriksaan Pengelolaan dan dan bottom-up. Perspektif top-down
Tanggung Jawab Keuangan Negara, berarti bahwa penganggaran dirancang
dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun oleh pemegang kebijakan tertinggi
2004 tentang Perencanaan untuk kemudian dilaksanakan tiap unit
Pembangunan Nasional merupakan kerja di bawahnya, sedangkan
awal dari reformasi di bidang perspektif bottom-up berarti bahwa
penganggaran. Pada tahun 2004 anggaran digunakan untuk
pemerintah juga menerbitkan melaksanakan kegiatan dalam rangka
pengaturan yang lebih rinci tentang menghasilkan keluaran. Atas hasil
penganggaran melalui Peraturan keluaran tiap kementerian
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 negara/lembaga (K/L), pada akhirnya
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan penganggaran mendukung pencapaian
Anggaran Kementerian program secara nasional.
Negara/Lembaga. Dalam peraturan Penganggaran berbasis kinerja
tersebut diamanatkan bahwa secara nasional dapat dilihat melalui
penyusunan anggaran perlu dilakukan keterkaitan pengalokasian anggaran
dengan pendekatan penganggaran dengan Rencana Kerja Pemerintah
berbasis kinerja (performance based (RKP). RKP membagi target kinerja yang
budget). Penerapan penganggaran harus dicapai ke dalam beberapa
berbasis kinerja perlu didukung oleh prioritas. Pencapaian target kinerja
penerapan anggaran terpadu (unified dalam prioritas merupakan tanggung
budget) dan kerangka pengeluaran jawab beberapa K/L, sehingga
jangka menengah (medium term diperlukan suatu koordinasi antar K/L
expenditure framework). terkait. Kemudian prioritas tersebut
Fokus penganggaran berbasis dijabarkan lebih rinci dalam fokus
kinerja adalah tercapainya target kinerja prioritas yang berisikan kegiatan yang
dengan menggunakan sarana yang ada, menjadi tanggung jawab tiap K/L,
yaitu anggaran. Konsep penyusunan dilaksanakan dalam rangka tercapainya
anggaran sudah tidak ditekankan pada target kinerja prioritas.
pertimbangan sumber daya atau input Dengan adanya kinerja yang harus
yang ada, namun pertimbangan lebih dicapai yang tercantum pada prioritas
pada target kinerja yang akan dicapai. dan dirinci melalui fokus prioritas,
Dengan pergeseran fokus ini, proses pengalokasian anggaran secara
diharapkan tercipta efisiensi dan nasional mengacu pada prioritas dan
efektivitas pelaksanaan kegiatan fokus prioritas tersebut. Di sisi lain,
dengan menggunakan input yang penerapan penganggaran berbasis
tersedia. kinerja pada tiap K/L dapat dilihat dari
proses pengalokasian anggaran yang

36
didasarkan pada program dan kegiatan Kekayaan Negara dan Lelang
masing-masing K/L sesuai tugas dan Palangkaraya. Studi ini diharapkan
fungsi yang diemban. dapat menemukan kembali makna
Studi penerapan penganggaran penganggaran berbasis kinerja dan
berbasis kinerja pada sektor publik mengatasi pola pikir penganggaran
umumnya mengambil objek umum, yang keliru atau tidak sejalan dengan
sehingga simpulannya mengarah pada penganggaran berbasis kinerja.
penarikan simpulan umum hasil
hitungan kuantitatif. Hal ini sangat TINJAUAN LITERATUR
bermanfaat memberikan panduan studi Organisasi sektor publik
penganggaran berbasis kinerja ke arah (pemerintah) dalam mencapai
yang lebih spesifik, yakni dunia riil. Kita tujuannya merancang anggaran secara
ambil saja contoh hasil penelitian periodik. Anggaran menjadi kunci
Sofyani dan Prayudi (2018) yang komponen dalam perencanaan. Selaras
mengulas tentang penerapan anggaran dengan Pedoman Penerapan
berbasis kinerja pada pemerintah Penganggaran Berbasis Kinerja
daerah, menyimpulkan bahwa semakin (Bappenas, 2009), dalam menyusun
baik implementasi anggaran berbasis anggaran, pemerintah mengacu pada
kinerja maka penyerapan anggaran tiga pilar sistem penganggaran yaitu
akan berjalan baik pula. Selanjutnya penganggaran terpadu, penganggaran
penelitian oleh Krispahanripi (2017) berbasis kinerja, dan kerangka
tentang pengaruh penerapan anggaran pengeluaran jangka menengah (KPJM).
berbasis kinerja terhadap akuntabilitas Tiga pilar ini diharapkan membuat
kinerja instansi pemerintah (Badan proses penganggaran semakin baik dan
Pengelolaan Keuangan dan Aset akuntabel.
Daerah), menyimpulkan bahwa Tidak dipungkiri bahwa hingga
anggaran berbasis kinerja berpengaruh saat ini penganggaran berbasis kinerja
signifikan terhadap akuntabilitas kinerja masih menjadi primadona sistem
instansi pemerintah tersebut. penganggaran terbaik. Hal ini sesuai
Secara garis besar, pengganggaran pendapat Mardiasmo (2009) bahwa
berbasis kinerja ini diharapkan mampu performance budget pada dasarnya
untuk menghubungkan pengalokasian adalah sistem penyusunan dan
anggaran dengan target kinerja, pengelolaan anggaran dengan
meningkatkan efisiensi dan transparansi berorientasi pada pencapaian hasil atau
dalam pelaksanaan kegiatan kinerja. Mohammadipour (2014)
pemerintah, dan meningkatkan menyebutkan bahwa, “Performance-
fleksibilitas dan akuntabilitas based budgeting is one of the most
pemerintah dalam melaksanakan important parts of budgeting system and
kegiatan, termasuk pengelolaan plays essential role for the success of any
anggarannya. Oleh karenanya, studi ini organization” dalam pelaksanaannya,
diperlukan untuk meninjau kembali pendekatan pilar tersebut fokus pada
makna penganggaran berbasis kinerja penganggaran berbasis kinerja. Kedua
pada dunia praktik. Studi ini mengambil pendekatan lainnya yaitu
objek implementasi penganggaran penganggaran terpadu dan KPJM
yang spesifik pada Kantor Pelayanan

37
mendukung penerapan penganggaran efisiensi pelaksanaan program atau
berbasis kinerja. Pendekatan anggaran kegiatan. Prinsip kedua, let the manager
terpadu merupakan prasyarat manages yakni dalam pelaksanaan
penerapan penganggaran berbasis program atau kegiatan, manajer berhak
kinerja, sedangkan pendekatan KPJM untuk menetapkan cara untuk
merupakan jaminan kontinuitas mencapai target kinerja. Fleksibilitas
penyediaan anggaran kegiatan karena manajer tetap harus memperhatikan
telah dirancang hingga tiga atau lima aturan yang berlaku sehingga
tahun ke depan. Ciri utama akuntabilitas pelaksanaan program atau
penganggaran berbasis kinerja adalah kegiatan tetap terjaga. Prinsip ketiga,
anggaran yang disusun dengan money follows function, function
memperhatikan keterkaitan antara followed by structure yakni
pendanaan (input) dan hasil yang pengalokasian anggaran bagi suatu
diharapkan (outcome), sehingga dapat unit kerja didasarkan pada tugas dan
memberikan informasi tentang fungsi unit kerja. Prinsip ketiga ini
efektivitas dan efisiensi kegiatan. berkaitan dengan efektivitas
Anwar Shah (2007) menyarankan pelaksanaan program atau kegiatan.
bahwa penganggaran berbasis kinerja Dengan demikian, atas dasar prinsip‐
meningkatkan komunikasi budget prinsip tersebut, tujuan penerapan
actors, meningkatkan efisiensi dan penganggaran berbasis kinerja
efektivitas, memfasilitasi pengambilan diharapkan menunjukan keterkaitan
keputusan lebih baik, meningkatkan antara pendanaan dan prestasi kinerja
transparansi dan akuntabilitas aktivitas yang akan dicapai (directly linkages
pemerintah. Studi literatur Surianti dan between performance and budget),
Dalimunthe (2015) menyimpulkan meningkatkan efisiensi dan transparansi
bahwa rancangan penganggaran dalam pelaksanaan (operational
berbasis kinerja pemerintah RI selaras efficiency), dan meningkatkan
dengan teori penganggaran berbasis fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam
kinerja yang ada, yakni rancangan yang melaksanakan tugas dan pengelolaan
mengintegrasikan rencana jangka anggaran (more flexibility and
pendek, menengah, dan jangka accountability).
panjang. Penyusunan anggaran berbasis
Selaras dengan Pedoman kinerja memerlukan tiga komponen
Penerapan Penganggaran Berbasis untuk masing-masing program dan
Kinerja (Bappenas, 2009), terdapat tiga kegiatan sebagaimana uraian Pasal 7
prinsip dalam penganggaran berbasis ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 21
kinerja. Prinsip pertama, output and Tahun 2004 tentang Penyusunan
outcome oriented yakni alokasi Rencana Kerja dan Anggaran
anggaran untuk tiap program atau Kementerian Negara/Lembaga berupa:
kegiatan harus diarahkan untuk a. Indikator Kinerja.
mencapai hasil dan keluaran sesuai Indikator kinerja merupakan alat
dengan rencana yang telah ditetapkan ukur untuk menilai keberhasilan
agar penggunaan anggaran dapat suatu program atau kegiatan.
menghasilkan manfaat yang sebesar- Selaras dengan Pedoman Penerapan
besarnya sehingga meningkatkan Penganggaran Berbasis Kinerja

38
(Bappenas, 2009), indikator kinerja dikaitkan dengan pelayanan yang
yang digunakan terdiri dari Key diberikan oleh K/L (Standar
Performance Indicator (KPI) Pelayanan Minimal).
diterjemahkan sebagai Indikator c. Evaluasi Kinerja.
Kinerja Utama Program (IKU Evaluasi kinerja merupakan proses
Program) untuk menilai kinerja penilaian dan pengungkapan
program, Indikator Kinerja Kegiatan masalah implementasi kebijakan
(IK Kegiatan) untuk menilai kinerja untuk memberikan umpan balik
kegiatan, dan Indikator Keluaran bagi peningkatan kualitas kinerja,
untuk menilai kinerja subkegiatan baik dari sisi efisiensi dan efektivitas
(tingkatan di bawah kegiatan). dari suatu program atau kegiatan.
b. Standar Biaya. Cara pelaksanaan evaluasi dapat
Standar biaya yang digunakan dilakukan dengan cara
merupakan standar biaya masukan membandingkan hasil terhadap
pada awal tahap perencanaan target (dari sisi efektivitas) dan
anggaran berbasis kinerja, dan realisasi terhadap rencana
nantinya menjadi standar biaya pemanfaatan sumber daya (dilihat
keluaran. Pengertian tersebut dari sisi efisiensi). Hasil evaluasi
diterjemahkan berupa Standar Biaya kinerja merupakan umpan balik
Umum (SBU) dan Standar Biaya (feed back) bagi suatu organisasi
Khusus (SBK). SBU digunakan lintas untuk memperbaiki kinerjanya.
kementerian negara/lembaga Rangkaian ketiga komponen
dan/atau lintas wilayah, sedangkan membentuk suatu siklus penganggaran
SBK digunakan oleh Kementerian berbasis kinerja yakni penetapan
Negara/Lembaga tertentu dan/atau sasaran strategis K/L; penetapan
di wilayah tertentu. K/L diharuskan outcome, program, output, dan
untuk merumuskan keluaran kegiatan; penetapan Indikator Kinerja
kegiatan beserta alokasi Utama program dan indikator kinerja
anggarannya. Alokasi anggaran kegiatan; penetapan standar biaya;
tersebut dalam proses penyusunan penghitungan kebutuhan anggaran;
anggaran mendasarkan pada pelaksanaan kegiatan dan
prakiraan cara pelaksanaanya pembelanjaan; pertanggungjawaban;
(asumsi). Pada saat pelaksanaan dan pengukuran dan evaluasi kinerja.
kegiatan, cara pelaksanaannya dapat Pengaitan ukuran kinerja keluaran
saja berbeda sesuai dengan kondisi dan hasil tidak dapat dilepaskan dari
yang ada, sepanjang keluaran konteks aktivitas yang menyerap
kegiatan tetap dapat dicapai. Sudut sumber daya. Pendekatan Activity-
pandang pemikiran tersebut sejalan based Costing (ABC) bertujuan untuk
dengan prinsip let the manager meningkatan keandalan biaya. Hal ini
manages. Dengan demikian, standar penting dalam penganggaran
biaya merupakan alat bantu untuk mengingat tuntutan terhadap kinerja
penyusunan anggaran, merupakan pengelolaan keuangan yang semakin
kebutuhan anggaran yang paling ekonomis, efisien, efektif, akuntabel,
efisien untuk menghasilkan dan transparan. Vakilifard, Zeynali, dan
keluaran, dan standar biaya Mohammadipour (2010) menyebutkan

39
bahwa implementasi penganggaran praktik agar dapat memberikan
berbasis kinerja dikaitkan dengan masukan perbaikan penganggaran ke
analisis ABC dapat mempermudah depan. Alasan pemilihan objek lainnya
pencapaian tujuan penganggaran adalah kemudahan akses dalam
berbasis kinerja yang menekankan pada melakukan penelitian dan
efisiensi, efektivitas, ekonomi, dan ketersediaannya data sekunder sektor
keluaran. Hal ini diperkuat oleh studi publik. Data yang dipakai adalah data
Fadilah (2009) yang menemukan bahwa primer dan data sekunder.
penggunaan ABC dalam penentuan Pengumpulan data primer dan data
analisis standar belanja akan dapat sekunder penganggaran pada sektor
disusun Anggaran Pendapatan dan publik dilakukan untuk menghasilkan
Belanja Daerah (APBD) yang efisien, analisis penganggaran berbasis kinerja
efektif, dan hasil yang akan dicapai. pada KPKNL Palangkaraya. Data primer
Berdasarkan tinjauan referensi didapatkan melalui keterlibatan peneliti
tersebut, isu penganggaran tidak dan wawancara dengan responden
terlepas dari penyerapan anggaran yaitu Kepala KPKNL Palangkaraya,
yang efisien dan pencapaian tujuan Kasubbag Umum, dan staf yang
kegiatan atau program yang efektif menanganai langsung penganggaran di
dengan dukungan anggaran. Maka, KPKNL Palangkaraya, dan staf Kantor
praktik penganggaran harus Pusat DJKN seperti yang tercantum
memperhatikan keduanya dengan pola dalam Tabel 1.
penganggaran yang fleksibel dan
akomodatif terhadap kebutuhan kinerja Tabel 1. Daftar Nama Responden
dan pelaksana kinerja. Nama
Jabatan
(Disamarkan)
METODOLOGI PENELITIAN SG Kepala Kantor
Metode yang digunakan dalam HT Kasubbag Umum
penelitian ini adalah pendekatan NS Pelaksana/Operator
eksploratif yang didasarkan pada Penganggaran
pengamatan, wawancara, dan telaah KPKNL Palangkaraya
teoritis. Pendekatan ini digunakan GYF Pelaksana Seksi PKN
dalam rangka menganalisis dan MA Bagian Perencanaan
memahami penerapan penganggaran Anggaran Kantor
berbasis kinerja pada sektor publik. Pusat DJKN
Berdasarkan pendekatan yang Sumber: Kantor Pelayanan Kekayaan
digunakan, organisasi sektor publik Negara dan Lelang (KPKNL) Palangkaraya
yang dijadikan objek penelitian adalah (data diolah, 2020)
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Data sekunder didapat dari studi
Lelang (KPKNL) Palangkaraya, pustaka/literatur mulai dari buku, jurnal,
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. publikasi, laporan yang dikeluarkan
Dasar pemilihan objek dipengaruhi oleh pemerintah, seperti laporan
harapan peneliti untuk langsung keuangan maupun kinerja instansi
melihat praktik penganggaran berbasis pemerintah, dalam hal ini KPKNL
kinerja, mendapatkan makna studi Palangkaraya, serta peraturan-

40
peraturan yang berhubungan dengan tanpa melihat kondisi praktik,
organisasi dan penelitian. Data menganalisis, dan mengusulkan
sekunder yang digunakan adalah data perbaikan-perbaikan.
umum yang mendukung penelitian
sesuai tema. Periode penggalian data, HASIL PENELITIAN DAN
observasi, dan wawancara adalah bulan
Januari s.d Februari 2020.
PEMBAHASAN
Dalam menerapkan penganggaran
Untuk mencapai tujuan penelitian
berbasis kinerja, KPKNL memperhatikan
tersebut, peneliti menempuh beberapa
tahapan yang dimulai dari perhatian
langkah, yakni review literatur dan
pada visi misi Kementerian Keuangan.
pengumpulan data, analisis, serta
Visi misi Kementerian Keuangan itu
penarikan simpulan. Review literatur
menguatkan arah Direktorat Jenderal
dan pengumpulan data bertujuan untuk
Kekayaan Negara (DJKN) (Unit Eselon 1)
mendapatkan kerangka pemikiran yang
dan terlebih lagi secara spesifik pada
tepat, kecukupan, dan kesesuaian data
KPNKL (Unit Eselon 3) dalam
dan fakta agar menguatkan
menyelenggarakan layanan
pembahasan hasil penelitian. Analisis
kepemerintahan dan target organisasi.
menekankan integrasi data dan
Maka, perumusan program dan
konseptual sehingga menjadi
kegiatan yang diukur dengan IKU
pembahasan utuh mengenai penerapan
merupakan implementasi yang nyata
penganggaran berbasis kinerja sektor
dilakukan. Tidak hanya tahapan, KPKNL
publik. Untuk sampai pada simpulan,
memperhatikan pemeliharaan dokumen
penelitian didukung melalui
sumber tiap tahapan. Uraian kegiatan
pengolahan data oleh Eko Agus
dan dokumen sumber yang dipelihara
Purwanto (Direktorat Jenderal
KPKNL Palangkaraya diikhtisarkan pada
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko)
Tabel 2.
dan Ronald Guntara (Direktorat
Analisis implementasi
Jenderal Bea dan Cukai). Langkah
penganggaran berbasis kinerja di
terakhir adalah penarikan simpulan,
KPKNL Palangkaraya dilakukan dengan
yakni bagaimana penganggaran
melihat proses implementasi berbasis
berbasis kinerja dimaknai berdasar
kinerja serta kaitan pada aspek
implementasi dunia praktik dan
penyerapan, akuntabilitas, dan efisiensi,
kontribusinya pada pengembangan.
dan sudut pandang Activity-based
Penarikan simpulan juga mencerminkan
Costing. Bagian akhir analisis, dibuat
sintesis peneliti diperkuat dari
simpulan implementasi penganggaran
pernyataan narasumber (responden).
berbasis kinerja dan improve
Narasumber terpilih tersebut memiliki
penganggaran berbasis kinerja
kepakaran di bidangnya, bahkan
mendatang.
narasumber menjalankan proses bisnis
penganggaran sesuai tugas dan
Implementasi Penganggaran
fungsinya.
Berbasis Kinerja dari Aspek
Penganggaran berbasis kinerja
Penyerapan Anggaran
selanjutnya. Instansi pemerintah tidak
Penyerapan merupakan realisasi
akan mendapat upaya improve
dari anggaran. Tohom (2015)
penganggaran berbasis kinerja terbaik

41
Tabel 2. Tahapan dalam Penganggaran biaya, dan evaluasi kinerja. Salah satu
Berbasis Kinerja evaluasi kinerja tersebut adalah
No. Uraian Kegiatan Dokumen penilaian terhadap realisasi penyerapan
Penetapan visi Renstra K/L dan anggaran.
1.
dan misi K/L tupoksi K/L Sinaga (2016) mengatakan bahwa
Perumusan kegagalan target penyerapan anggaran
2. sasaran strategi Renstra K/L akan berakibat pada hilangnya manfaat
K/L belanja. Sebab dana yang telah
Restrukturisasi dialokasikan ternyata tidak sepenuhnya
3. Tupoksi Eselon 1
program dapat dimanfaatkan dalam arti ada
dana yang menganggur (idle). Apabila
Perumusan Visi dan misi Eselon
4. direncanakan dengan baik, dana yang
outcome program 1
menganggur tersebut seharusnya dapat
Penetapan IKU kegiatan digunakan untuk membiayai kegiatan
5. Indikator Kinerja unggulan atau strategis lainnya. Menurut penilaian
Utama program pendekatan lain
Direktorat Jenderal Anggaran, dalam
Perumusan
Tupoksi Eselon kerangka penganggaran berbasis
6. kegiatan per
2/Satker kinerja, sebenarnya penyerapan
Eselon 2/Satker
Penetapan output Output core anggaran bukan merupakan target
7. capaian kinerja. Penganggaran berbasis
kegiatan bussiness unit
Penetapan kinerja lebih ditekankan pada kinerja
Indikator Keluaran
8. Indikator Kinerja daripada penyerapan itu sendiri.
Suboutput
Kegiatan Namun, jika melihat kondisi
Sumber: Kantor Pelayanan Kekayaan Negara perekonomian saat ini, variabel
dan Lelang (KPKNL) Palangkaraya (data diolah, dominan pendorong pertumbuhan
2020) adalah faktor konsumsi. Belanja
pemerintah merupakan konsumsi
menyatakan bahwa aspek penyerapan
pemerintah sehingga penyerapan
anggaran merupakan salah satu
anggaran memiliki pengaruh yang
indikator yang digunakan untuk
besar terhadap perekonomian. Oleh
mengukur kinerja output dan efisiensi
karena itu, kebijakan penyerapan
dari tahapan perumusan, perencanaan,
anggaran tidak terlepas dari siklus
dan penganggaran pada mekanisme
penganggaran dan evaluasi kinerja.
anggaran berbasis kinerja. Hal ini
Lebih lanjut, penyerapan anggaran
sejalan dengan penjelasan Lampiran
dapat dipergunakan sebagai alat
PMK 142/PMK.02/2018 tentang
kendali dan strategi penerapan
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
anggaran yang dapat mengarah pada
Rencana Kerja dan Anggaran
peningkatan kinerja instansi
Kementerian Negara/Lembaga dan
pemerintah. Aspek penyerapan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
anggaran ini merupakan Indikator
Anggaran, bahwa agar penerapan
Kualitas Pelaksanaan Anggaran (IKPA).
penganggaran berbasis kinerja dapat
Berdasarkan hasil penelitian
dioperasionalkan, penganggaran
Sofyani dan Prayudi (2018), semakin
berbasis kinerja menggunakan
baik implementasi anggaran berbasis
instrumen indikator kinerja, standar
kinerja, penyerapan anggaran akan

42
berjalan baik pula. Hal ini karena dalam atas usulan dari masing-masing unit
penyusunan anggaran yang benar- teknis yang terkait. Trajectory juga
benar direncanakan dengan menjadi bahan bagi pemerintah
berorientasi pada kinerja, tingkat khususnya Kementerian Keuangan
penyerapan anggaran akan terjadwal dalam menyiapkan dana dalam rangka
secara rapi. Hal ini sesuai dengan memenuhi kebutuhan K/L untuk
pernyataan Bapak NS, operator melaksanakan kegiatannya.”
anggaran KPKNL Palangkaraya, yang Pada setiap triwulan, KPKNL
menyatakan bahwa di DJKN telah Palangkaraya menyampaikan laporan
ditetapkan trajectory penyerapan penganggaran yang berisi penggunaan
anggaran IKU triwulanan sebagai acuan anggaran dan capaian output yang
untuk memudahkan satuan kinerja diraih pada triwulan tersebut. Hal ini
dalam melakukan penyerapan berguna untuk memastikan kesesuaian
anggaran. Tabel 3 menunjukkan target output yang direncanakan dengan
penyerapan anggaran. realisasi belanja. Pada tahun 2019,
capaian realisasi belanja KPKNL
Tabel 3. Target Penyerapan Anggaran Palangkaraya mencapai 97,89%
Target Penyerapan anggaran atas pagu melampaui target yang ditetapkan 95%.
neto Adapun rincian capaian penyerapan
secara berturut-turut dari Triwulan I
TW I TW II TW III TW IV
sampai dengan IV adalah 23,18%;
9% 31% 52% 95% 58,3%; 78,33%; 97,89%. Hasil tersebut
mengindikasikan proses penyusunan
Sumber: Kantor Pelayanan Kekayaan Negara perencanaan anggaran telah
dan Lelang (KPKNL) Palangkaraya (data diolah, berorientasi pada kinerja sehingga
2020) pelaksanaanya melampaui target yang
diharapkan.
Adanya trajectory penyerapan
anggaran memudahkan KPKNL untuk
Implementasi Penganggaran
memantau, mengevaluasi, dan
Berbasis Kinerja dari Aspek
melaporkan informasi mengenai
Akuntabilitas
perkembangan belanja dan program
Hager, Habson, dan Wilson (2001)
yang sedang diselenggarakan. Hal ini
menyatakan bahwa penganggaran
disampaikan oleh Ibu HT, Kasubbag
berbasis kinerja berbeda dengan
Umum yang menyatakan bahwa,
mekanisme anggaran line item yang
“Trajectory diperlukan agar pelaksanaan
hanya berfokus pada akuntabilitas atas
pekerjaan atau kegiatan sesuai dengan
apa yang dibelanjakan pada sisi input.
rencana yang dibuat di awal tahun.
penganggaran berbasis kinerja lebih
Dengan demikian, KPKNL dapat
menekankan akuntabilitas atas apa
mengantisipasi adanya penumpukan
yang telah dicapai organisasi dari
belanja dengan akselarasi tinggi di
pembelanjaan tersebut. Berdasarkan
akhir tahun. Selain itu, Pejabat
penjelasan Lampiran PMK
perbendaharaan dari mulai KPA, PPK,
142/PMK.02/2018 tentang Petunjuk
PPSPM dan bendahara pengeluaran
Penyusunan dan Penelaahan Rencana
dapat melakukan check dan re-check
Kerja dan Anggaran Kementerian

43
Negara/Lembaga dan Pengesahan penganggaran ke Kantor Pusat DJKN
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, secara periodik triwulanan secara tepat
salah satu landasan konseptual yang waktu sesuai ketentuan setiap tanggal 5
mendasari penerapan penganggaran pada bulan setelah berakhirnya
berbasis kinerja adalah terdapat triwulan. Laporan penganggaran
fleksibilitas pengelolaan anggaran tersebut berupa laporan IKU persentase
dengan tetap menjaga prinsip kualitas pelaksanaan anggaran sebagai
akuntabilitas (let the manager penerapan SE-2/MK.1/2019 tentang
manages). Anggaran tidak hanya Tata Cara Penghitungan IKU Persentase
berfungsi sebagai alat perencanaan dan Kualitas Pelaksanaan Anggaran di
alat pengendalian, namun juga Lingkungan Kementerian Keuangan.
berfungsi sebagai instrumen Lebih lanjut, Bapak NS menyampaikan,
akuntabilitas publik atas pengelolaan “Input laporan tersebut terdiri dari data
dana Anggaran Pendapatan dan aplikasi Online Monitoring Sistem
Belanja Negara (APBN). Sebagai alat Perbendaharaan dan Anggaran Negara
akuntabilitas publik, penggunaan (OM SPAN) berupa data pagu dan
anggaran harus dapat realisasi anggaran beserta trajectory
dipertanggungjawabkan dengan kinerja target penyerapan anggaran atas pagu
yang dicapai dari penggunaan dana neto, rencana penarikan dana dan
APBN tersebut. realisasi bulanan, serta data bobot dan
Hasil penelitian Sofyani dan capaian IKPA. Selain itu KPKNL
Prayudi (2018) menyebutkan bahwa melakukan input data capaian keluaran
anggaran berbasis kinerja berpengaruh dan capaian komponen, data capaian
positif dengan akuntabilitas yang indikator output kegiatan, nilai capaian
mengindikasikan bahwa semakin baik keluaran dan efisiensi sesuai aplikasi
penerapan anggaran berbasis kinerja, isian Sistem Monitoring dan Evaluasi
semakin baik pula akuntabilitasnya, Kinerja Terpadu Kementerian Keuangan
khususnya kinerja (Laporan Kinerja). (SMART) DJA”.
Akuntabilitas kinerja diartikan sebagai Selain laporan persentase kualitas
perasaan bertanggung jawab untuk pelaksanaan anggaran triwulanan,
mencapai target capaian dari suatu laporan terkait penganggaran yang
program/kegiatan/kebijakan. dilaporkan KPKNL antara lain Monev
Akuntabilitas yang baik dicirikan Bappenas berupa laporan hasil
dengan laporan yang disampaikan pemantauan pelaksanaan rencana
tepat waktu, serta serapan anggaran pembangunan yang berisi ketercapaian
sesuai dengan target yang ditentukan. realisasi anggaran dan fisik beserta
Selain itu, informasi kualitatif kinerja status pelaksanaan setiap komponen.
mudah dipahami dan memiliki relevansi Laporan Monev Bappenas diisi setiap
untuk digunakan sebagai acuan periode bulanan. Sementara itu, SMART
perencanaan untuk anggaran periode DJA berisi capaian output dan
berikutnya. persentase capaian setiap output.
Terkait pelaporan, Bapak NS, Tahun 2019, ketepatan laporan
operator anggaran KPKNL KPKNL Palangkaraya mencapai target
Palangkaraya, menyatakan bahwa sebesar 100%. Adapun realisasi
KPKNL mengirimkan laporan penyerapan anggaran tahun 2019

44
sebesar 97,89% melewati target Cara pelaksanaan evaluasi terhadap
pelaksanaan sebesar 95%. Informasi masalah implementasi penganggaran
kualitatif kinerja anggaran yang berbasis kinerja dapat dilihat baik dari
dilaporkan mencakup sasaran strategis sisi efektivitas yaitu membandingkan
dan indikatornya, sasaran program dan hasil dengan target dan sisi efisiensi
indikatornya, serta sasaran kegiatan dan yaitu dengan membandingkan realisasi
indikatornya. Informasi kinerja terhadap rencana pemanfaatan sumber
anggaran yang diperlukan untuk daya. Penerapan penganggaran
menyusun RKA-K/L adalah keluaran berbasis kinerja ditujukan salah satunya
(output) program dan indikatornya, dan untuk meningkatkan efisiensi dan
keluaran (output) kegiatan dan transparansi. Sejalan dengan hal itu,
indikatornya. Selanjutnya realisasi dalam berbagai kesempatan Menteri
capaian penganggaran tahun lalu akan Keuangan memberi arahan kepada
digunakan sebagai acuan perencanaan pengelola keuangan untuk melakukan
anggaran periode berikutnya. Dengan efisiensi anggaran biaya pendukung,
demikian, dapat dikatakan bahwa seperti biaya perjalanan dinas dan
akuntabilitas penganggaran KPKNL rapat-rapat di luar kantor.
Palangkaraya tahun 2019 sudah baik Dalam konteks pengelolaan
jika dihubungkan dengan indikator keuangan negara, efisiensi dapat
hasil penelitian Sofyani dan Prayudi dicapai antara lain adalah dengan
(2018) tersebut. Maka, KPKNL menggunakan instrumen standar biaya.
Palangkaraya sebagai pemegang Adapun yang dimaksud dengan standar
amanah sesuai tugas dan fungsinya biaya itu sendiri adalah biaya setinggi-
telah memberikan tingginya atau batas paling tinggi dari
pertanggungjawaban dan informasi suatu barang dan jasa baik secara
atas aktivitas dan kinerja anggaran mandiri maupun gabungan yang
pemerintah kepada pihak-pihak yang diperlukan untuk memperoleh keluaran
berkepentingan. Laporan Kinerja tertentu dalam rangka penyusunan
Tahunan secara rutin juga disampaikan anggaran berbasis kinerja (PMK Nomor
melalui website resmi DJKN dengan 84/PMK.02/2005, PMK Nomor
alamat URL 96/PMK.02/2006, PMK Nomor
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl- 81/PMK.02/2007). Sebagai salah satu
palangkaraya. Dengan demikian, publik bentuk implementasi dari
bisa mendapat gambaran atas capaian penganggaran yang efisien adalah
kinerja yang telah diraih KPKNL dengan menerapkan standar biaya baik
termasuk hal penganggarannya. itu Standar Biaya Masukan (SBM)
maupun Standar Biaya Keluaran (SBK)
Implementasi Penganggaran dalam perencanaan penganggaran.
Berbasis Kinerja dari Aspek Efisiensi Lebih lanjut, sebagaimana dijelaskan
Kurniawan (2009) menyatakan pada Pasal 1 PMK Nomor 71 Tahun
bahwa penekanan terhadap efisiensi, 2013 bahwa SBM adalah satuan biaya
efektivitas, dan ekonomis menjadi inti (tarif) yang ditetapkan untuk menyusun
dari penganggaran berbasis kinerja. biaya komponen keluaran (output),
Salah satu instrumen penganggaran sedangkan SBK adalah besaran biaya
berbasis kinerja adalah evaluasi kinerja. yang ditetapkan untuk menghasilkan

45
keluaran (output)/sub keluaran (sub sebagaimana arahan dari Kakanwil
output) (Muliawan, 2017). Penyusunan untuk menggenjot PSP. Maka, terjadi
penganggaran pada KPKNL lonjakan permohonan status
Palangkaraya tahun 2019 telah sesuai penggunaan, bahkan satker seperti
dengan standar biaya yang berlaku Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
yaitu PMK Nomor 32/PMK.02/2018 Kalimantan Tengah, mengajukannya.
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Hasilnya, 100% barangnya (BMN) sudah
2019. ditetapkan status penggunaanya (PSP).
Terkait pelaksanaan anggaran, Di KPKNL sendiri, monitoring hasil
Menteri Keuangan telah efisiensi dilakukan setiap triwulan. Salah
mengintruksikan gerakan efisiensi satunya melalui pengisian capaian
sebagai bahan implementasi penguatan efisiensi pada aplikasi SMART DJA.
budaya Kementerian Keuangan dengan Menurut pernyataan Ibu MA, Bagian
menerbitkan Instruksi Menteri Penganggaran Kantor Pusat DJKN,
Keuangan (IMK) Nomor bahwa Dikarenakan hasil capaian pada
346/IMK.01/2017. Efisiensi dapat aplikasi SMART DJA berada pada
dilakukan pada beberapa objek efisiensi rentang -20 sampai 20, maka dalam
IMK, antara lain perjalanan dinas, rapat perhitungan IKU Kualitas Pelaksanaan
dalam kantor, konsinyering/paket Anggaraan sesuai SE-2/MK-1/2019,
meeting, kudapan dan makan siang dilakukan konversi dengan
rapat, langganan daya dan jasa, menambahkan 90%, sehingga nilai
honorarium tim dan narasumber, maksimal capaian 110%.
pengadaan barang dan jasa, belanja Sementara itu, menurut Bapak NS,
operasional perkantoran, belanja jasa, operator anggaran, ”Hasil Capaian
belanja pemeliharaan, dan belanja indikator IKU KPKNL Palangka Raya
lainnya. Efisiensi biaya yang dilakukan pada capaian efisiensi adalah 104,9%
oleh KPKNL Palangkaraya dapat dilihat yang merupakan hasil capaian efisiensi
pada Lampiran 1. menurut SMART DJA sebesar 14,93%
Dari hasil penghitungan efisiensi ditambahkan 90% untuk konversi ke
tersebut, capaian keluaran riil pada Capaian IKU. Dengan demikian, KPKNL
output 001 Layanan Pengelolaan Palangkaraya telah melakukan efisiensi
Kekayaan Negara mencapai 314,85%. melebihi target 100% (capaian
Indikasi yang ada adalah apakah 104,9%).” Manfaat lain dari monitoring
penentuan target keluaran riil pada efisiensi ini adalah ketika ada indikasi
output 001 tersebut terlalu rendah kelebihan dana pada pos tertentu, dana
sehingga capaiannya 3 (tiga) kali lipat dapat dialihkan untuk pos (akun) lain
dari target. Hasil wawancara dengan yang lebih memerlukan untuk
Bapak GYF, pelaksana Seksi PKN mengoptimalkan capaian kinerja satker.
menyatakan bahwa pada pada tahun Terkait hal penyusunan dan
2019 Seksi Pengelolaan Kekayaan pelaksanaan anggaran di sektor publik
Negara (PKN) KPKNL Palangkaraya giat yang berorientasi pada pemberian
melakukan sosialisasi dan bersurat ke pelayanan, maka hal utama adalah
satker pengguna barang agar memperhatikan kualitas kemudian baru
Penetapan Status Penggunaan (PSP) efisiensi. Hal demikian disampaikan
bisa mencapai 100%. Hal ini oleh Bapak SG, Kepala KPKNL

46
Palangkaraya, “Efisiensi anggaran lelang, hingga pelayanan penilaian. Jika
sangat penting, namun jangan sampai dirinci, penghitungan biaya pelayanan
melupakan kualitas. Misalnya berdasarkan detail kegiatan yang
membangun gedung, kalau hanya dilakukan tentu akan sangat kompleks.
memikirkan efisiensi, barangkali ke Menurut Hansen dan Mowen
depan biaya pemeliharaannya nanti (2007), anggaran berbasis aktivitas
justeru melebihi efisiensinya. Niat mau dapat dibedakan menjadi dua yaitu
berhemat malah justeru boros. Oleh anggaran statis dan anggaran fleksibel.
karena itu, selain ketika menyusun Dalam anggaran statis, aktivitas
berdasarkan patokan harga SBM dan menimbulkan biaya dengan
pelaksanaannya dalam tahun berjalan, mengonsumsi sumber daya yang
efisiensi sebetulnya bisa dilakukan jumlahnya bergantung pada output
kalau bisa menawar harga barang lebih aktivitas. Tiga langkah anggaran
rendah dari budget. Kalau sampai berbasis aktivitas antara lain aktivitas
kurang, tidak akan terbeli, sementara dalam organisasi harus diidentifikasi,
itu proses rivisi belum tentu mudah kemudian permintaan tiap output
mengingat ada batasan aktivitas harus diperkirakan, dan biaya
kewenangannya”. sumber daya yang diperlukan untuk
memproduksi tingkat aktivitas yang
Implementasi Penganggaran ingin dicapai harus dinilai. Berdasarkan
Berbasis Kinerja Dikaitkan dengan pada pandangan Hansen dan Mowen
Pendekatan ABC ini, KPKNL Palangkaraya dapat
Hansen dan Mowen (2007) dikatakan telah mengimplementasikan
menjelaskan bahwa Activity-based sistem Activity-based Costing atau
Costing (ABC) adalah suatu sistem Activity-based Management yaitu
akuntansi yang berfokus pada aktivitas- dengan melaksanakan ketiga langkah
aktivitas yang dilakukan untuk tersebut yakni identifikasi aktivitas,
menghasilkan produk/jasa. Dalam output ditentukan, dan biaya sumber
sistem ABC, biaya ditelusuri ke aktivitas daya disediakan. Dengan demikian,
dan kemudian ke produk. Sistem Activity-based Costing KPKNL
mengasumsikan sumber daya dan mendorong sistem penganggaran
bukannya produk. Activity-based berbasis kinerja lebih terarah
Costing berguna dalam penetapan (menekankan kinerja penganggaran).
biaya anggaran, kewajaran anggaran Studi Vakilifard, Zeynali, dan
belanja, dan pengelolaannya lebih Mohammadipour (2010) menguatkan
lanjut (Activity-based Management) hal ini, bahwa implementasi
akan mampu mencegah pemborosan penganggaran berbasis kinerja
anggaran. dikaitkan dengan analisis ABC akan
Dalam pemerintahan, pendekatan mempermudah pencapaian tujuan
ABC dalam sistem penganggaran masih penganggaran berbasis kinerja
terkendala dengan output beragam. (efisiensi, efektivitas, ekonomi, dan
Sebagai contoh, KPKNL Palangkaraya orientasi keluaran dan hasil).
memiliki tusi yang bervariasi mulai dari Terkait langkah mengidentifikasi
pengelolaan kekayaan negara, aktivitas dalam organisasi, KPKNL
pengurusan piutang negara, pelayanan secara periodik sesuai jadwal

47
penyusunan anggaran yaitu sebelum penentuan volume output dapat dilihat
penyusunan pagu indikatif pada Gambar 1 di bawah ini.
melaksanakan resource forum. Forum Target volume output ini
manajerial ini dihadiri oleh Kepala kemudian dituangkan pada Kerangka
Kantor selaku Kuasa Pengguna Acuan Kerja (KAK)/term of reference
Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat (TOR). KAK memberikan gambaran
Komitmen (PPK), Pejabat umum dan penjelasan mengenai output
Penandatangan Surat Perintah yang akan dicapai sesuai dengan tugas
Membayar (PPSPM), Bendahara, dan dan fungsi unit Eselon 1 dalam hal ini
para Kepala Seksi sebagai sarana untuk adalah DJKN, yang memuat latar
mengharmonisasikan alokasi anggaran belakang output, penerima manfaat
dengan kebutuhan riil dan roadmap output, strategi pencapaian output,
organisasi. kurun waktu pencapaian aktivitas
Langkah kedua yaitu output, dan biaya yang diperlukan.
memperkirakan output aktivitas, KPKNL Dokumen perencanaan kegiatan
dalam hal ini secara konsisten setiap ini menjelaskan mengenai apa (what),
penyusunan anggaran memperkirakan mengapa (why), siapa (who), kapan
target volume output yang akan dicapai (when), dimana (where), bagaimana
dengan mempertimbangkan pada (how), dan berapa perkiraan biayanya
capaian riil tahun sebelumnya. Proses suatu kegiatan/output.

Gambar 1. Penghitungan Volume Komponen dan Output

Sumber: Keterkaitan Kegiatan dan Output Palangkaraya, 2019

48
Dalam menentukan biaya yang Peraturan Menteri Keuangan Nomor
diperlukan yang merupakan langkah 206/PMK.02/2018 tentang Tata Cara
ketiga, KPKNL membuat Rincian Revisi Anggaran TA 2019 menyatakan
Anggaran Biaya (RAB) tiap output sesuai bahwa revisi anggaran dapat dilakukan
harga satuan dalam Standar Biaya sepanjang tidak mengubah sasaran
Masukan (SBM) yang berlaku. RAB kegiatan, jenis dan satuan keluaran
adalah suatu dokumen yang berisi (output), dan tidak mengubah (output)
tahapan pelaksanaan, rincian yang sudah direalisasikan. Terkait
komponen-komponen masukan dan penyelesaian revisi anggaran ada yang
besaran biaya dari setiap komponen berada pada kewenangan Direktorat
suatu kegiatan. Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal
Sementara itu, anggaran fleksibel Perbendaharaan, Kuasa Pengguna
merupakan anggaran prediksi biaya Anggaran, bahkan sampai memerlukan
aktivitas dan memungkinkan jika terjadi persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
perubahan dalam output aktivitas. (DPR).
Analisis variansi dalam suatu kerangka KPKNL Palangkaraya selama ini
kerja aktivitas memungkinkan telah melakukan revisi anggaran hanya
perbaikan dalam pelaporan kinerja sampai pada Kuasa Pengguna
anggaran tradisional. Hal ini juga Anggaran dan Kanwil Direktorat
meningkatkan kemampuan untuk Jenderal Perbendaharaan. Tahun
mengelola aktivitas. Bila melihat pada Anggaran 2019, KPKNL Palangkaraya
instansi pemerintah, terdapat telah melakukan revisi pergeseran
mekanisme revisi anggaran. anggaran dari satu ouput ke output lain
Tata cara revisi anggaran sebanyak 6 (enam) kali. Dengan
ditetapkan tiap tahun disesuaikan demikian, dapat dikatakan bahwa
dengan amanat UU APBN, arahan anggaran KPKNL Palangkaraya
pimpinan dan masukan dari unit-unit memungkinkan fleksibilitas dalam hal
terkait, serta disempurnakan dengan revisi anggaran terbatas sesuai
kebijakan penganggaraan terkini. Akan ketentuan PMK revisi anggaran yang
tetapi revisi anggaran berdasarkan berlaku.

Gambar 2. Monitoring Revisi Anggaran KPKNL Palangkaraya Tahun 2019

Sumber: Pelaporan Revisi Anggaran KPKNL Palangkaraya, 2019


49
Revisi yang dilakukan KPKNL kondisi apa yang ingin dicapai, produk
Palangkaraya termasuk dalam revisi apa yang bisa memenuhi kondisi
adminitratif. Hal ini sesuai dengan tersebut, bagaimana cara menghasilkan
pernyataan Bapak NS bahwa, “Pada produk, dan sumber daya apa yang
Tahun 2019, revisi yang kita lakukan dimiliki untuk melakukan kegiatan
bukan revisi anggaran yang tersebut.
menyebabkan penambahan atau Hal yang menarik dari studi
pengurangan pagu, sehingga revisi penganggaran berbasis kinerja di
dalam kewenangan pagu sifatnya tetap KPKNL berdasarkan penggalian data,
dan revisi administratif ini tidak wawancara dengan Ibu HT, Bapak NS,
diperhitungkan masuk IKPA”. Dengan dan Ibu MA, dan penilikan kondisi riil,
demikian, nilai IKPA untuk revisi DIPA ditemui beberapa kelemahan
satker KPKNL Palangkaraya tahun 2019 implementasi penganggaran berbasis
adalah 100%. kinerja baik langsung maupun tidak
langsung. Kekhawatiran tidak selaras
Kelemahan Implementasi antara perencanaan dan program juga
Penganggaran Berbasis Kinerja di disinggung pada studi Hartanto,
Lapangan dan Upaya Perbaikan Busaini, Animah (2018). Hal ini bukan
Dalam penyusunan anggaran, hal mengkhawatirkan jika ditangani
DJKN telah menerapkan Arsitektur dan dengan baik. Menurut hemat peneliti,
Informasi Kinerja (ADIK). Hal ini sesuai kendala implementasi juga dijumpai
dengan pernyataan Ibu MA, bagian pada banyak studi penganggaran
penganggaran Kantor Pusat DJKN, yang berbasis kinerja, mengingat terdapat
menyatakan, “Penyusunan anggaran perubahan paradigma penganggaran
kita sudah menggunakan ADIK yang dari sistem tradisional ke
terefleksi pada struktur dan informasi penganggaran berbasis kinerja. Yang
kinerja dalam penganggaran. ADIK pertama adalah pola pikir bahwa
tersebut didesain dengan menerima anggaran dari tahun ke tahun harus
masukan dari semua elemen baik dari bertambah dan perilaku yang
Kantor Pusat (Direktorat Teknis) mendewakan anggaran: kalau tidak ada
maupun instansi vertikal”. Dengan anggaran, tidak jadi melaksanakan
demikian, terdapat keseragaman antar kegiatan tertentu. Dalam sistem
KPKNL maupun antar Kanwil di penganggaran berbasis kinerja, ada
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. design untuk melakukan revisi
Studi Fitrianty dan Biswan (2018) anggaran. Hal ini mengisyaratkan
menyatakan bahwa praktik sistem seharusnya instansi tidak perlu khawatir
penganggaran melalui ADIK yang jika ada kekurangan anggaran. Juga
merupakan strategi penyempurnaan pada kondisi output dan outcome sama,
dari penganggaran berbasis kinerja anggaran dari tahun ke tahun tidak
dapat mempertajam informasi harus selalu bertambah.
mengenai keterkaitan antara fungsi- Pada penyusunan anggaran, setiap
fungsi suatu organisasi dengan instansi berlomba-lomba mengajukan
organisasi di atasnya sehingga dapat anggaran yang besar, meskipun
dengan mudah ditelusuri dan dipahami kemudian ditelaah Kantor Pusat dan
keterkaitan informasi-informasi seperti selalu terjadi pemotongan dari yang

50
diajukan. Tak jarang untuk menghindari penganggaran berbasis kinerja
kerumitan dalam proses revisi (selain memberikan dampak efektivitas
revisi Kuasa Pengguna Anggaran dan program K/L dan mengurangi duplikasi
Kanwil Direktorat Jenderal aktivitas K/L, meskipun salah satu
Perbendaharaan), Satker problem penganggaran berbasis kinerja
mengurungkan revisi jika memang terberat adalah formulasi ukuran
tidak terlalu urgen. Oleh karena itu, kinerja.
penting sekali mendorong pemahaman Berangkat dari kelemahan
terkait penganggaran berbasis kinerja implementasi penganggaran berbasis
khususnya pada penyusun/PIC kinerja yang jamak dijumpai di instansi
anggaran maupun Pimpinan Satker. pemerintahan, penting diadakan
Proses sosialisasi akan memperkecil penajaman pemahaman atas
gap perencanaan anggaran dan pendefinisian output agar lebih
eksekusinya (Dahana & Ermawati, mencerminkan kegiatan bukan sekedar
2020). Hal ini karena pada dasarnya dipandang pada dokumen administrasi
penganggaran berbasis kinerja saja. Studi Mohammadipour (2014)
memudahkan Satker dalam menyebutkan bahwa kendala
merencanakan dan melaksanakan implementasi penganggaran berbasis
anggaran dengan efektif dan efisien, kinerja dikaitkan dengan minimnya
bukannya membatasi kegiatan. PIC kesadaran atas sumber daya, minimnya
penganggaran yang andal akan familiarity dengan sistem
mengupayakan anggaran sekalipun penganggaran berbasis kinerja yang
dengan kegiatan yang benar-benar otomatis keduanya menjadi
baru. Tentunya output yang benar- penghalang sukses penganggaran
benar masih baru tidak diajukan pada berbasis kinerja. Sistem penganggaran
tahun berjalan namun untuk berbasis kinerja menuntut para pelaku
perencanaan tahun selanjutnya. penganggaran untuk memahami betul
Selain itu selama ini, output masih setiap aktivitas, input, output, bahkan
dimaknai sebagai dokumen outcome yang akan dicapai jika
administrasi. Output merupakan barang menginginkan hasil yang optimal.
atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan Studi Friyani dan Hernando (2019)
yang dilaksanakan untuk mendukung menekankan bahwa pelatihan,
pencapaian sasaran dan tujuan pemahaman, edukasi, dan tekanan luar
program dan kegiatan. Indikator output memberikan efek positif atas
yang akan dicapai dalam penganggaran implementasi penganggaran berbasis
berbasis kinerja dijadikan pertimbangan kinerja dan penyerapan anggaran.
dalam penyusunan anggaran. Dengan Secara lebih luas, Dipayana, Triyuwono,
demikian, indikator output sebenarnya dan Andayani (2017) merinci
sangat berperan dalam menentukan permasalahan penganggaran berbasis
kualitas belanja. Output yang baik akan kinerja yakni perbedaan dokumen
memberikan outcome (hasil) yang baik, perencanaan dan penganggaran,
kemudian benefit yang baik diharapkan pelaporan kinerja belum sepenuhnya
dapat dicapai. Hal ini selaras dengan mulus, sumber daya manusia yang
studi Marsus dan Mas’udin (2020) yang memerlukan penguatan, dan sistem
menyimpulkan bahwa implementasi terintegrasi masih belum optimal.

51
KESIMPULAN DAN SARAN telah melaksanakan monitoring hasil
Simpulan didasarkan atas analisis efisiensi tiap triwulan. Hal ini dilakukan
data dan fakta penganggaran, lalu agar jika ada kelebihan anggaran untuk
sintesis peneliti dengan menyarikan pencapaian suatu output, maka KPKNL
penguatan-penguatan fakta dari para Palangkaraya dapat mengalokasikan
narasumber. Berdasarkan analisis di kelebihan anggaran tersebut pada
atas, penganggaran berbasis kinerja pencapaian output lain yang kiranya
telah banyak memberikan dampak lebih memerlukan tambahan anggaran.
positif pada pelaksanaan anggaran Selain itu, pemindahan anggaran ini
KPKNL Palangkaraya. Permasalahan juga dilakukan dalam rangka menjaga
inkonsistensi perencanaan dan eksekusi kualitas pelayanan yang diberikan oleh
pelaksanaan anggaran seperti studi KPKNL Palangkaraya sehingga yang
Savignon, Costumato, dan Marchese menjadi fokus adalah pencapaian
(2019) dapat diatasi dengan seluruh output kemudian penyerapan
manajemen anggaran yang baik. Dalam anggaran.
aspek penyerapan anggaran, KPKNL Analisis selanjutnya terkait dengan
Palangkaraya telah menerapkan penerapan Activity-based Costing pada
trajectory penyerapan anggaran agar KPKNL Palangkaraya. Dalam proses
dapat mengantisipasi adanya penganggarannya, KPKNL Palangkaraya
kemungkinan terjadinya penumpukan sudah menerapakan prinsip-prinsip
belanja di akhir tahun. Dengan adanya Activity-based Costing yang dapat
trajectory ini, penyerapan anggaran dilihat melalui penyelenggaraan
pada tahun 2019 mampu melampaui resource forum untuk
target yang ditetapkan dengan rincian mengharmonisasikan alokasi anggaran
yang merata tiap triwulannya. dengan kebutuhan riil dan roadmap
Penyerapan anggaran yang baik organisasi, serta penyusunan Kerangka
berkontribusi pada meningkatnya Acuan Kerja (KAK) dan Rincian
kinerja KPKNL Palangkaraya Anggaran Biaya (RAB) yang
dikarenakan penyerapan anggaran menggambarkan hubungan output
merupakan salah satu indikator yang yang akan dicapai dengan tugas dan
diukur dalam melaksanakan evaluasi fungsi organisasi. Selain itu, KPKNL
kinerja. Terkait aspek akuntabilitas, Palangkaraya juga telah menerapkan
KPKNL Palangkaraya telah flexible budget sebagaimana dijelaskan
melaksanakan pertanggungjawaban melalui analisis sebelumnya terkait
pelaksanaan anggaran melalui aspek efisiensi. Selama tahun 2019,
pelaporan secara tepat waktu kepada KPKNL Palangkaraya telah melakukan
Kantor Pusat DJKN dan publikasi atas pergeseran anggaran terhitung
informasi aktivitas dan kinerja anggaran sebanyak 6 (enam) kali yang
pada laman resmi DJKN. menggambarkan bahwa KPKNL
Selanjutnya dalam aspek efisiensi, Palangkaraya menggunakan prinsip
yaitu aspek yang mengevaluasi kinerja flexible budget dalam rangka
dengan membandingkan realisasi dan pencapaian output-nya meskipun
rencana penggunaan sumber daya terdapat kendala berupa jenis output
yang tersedia. KPKNL Palangkaraya yang sangat bervariasi sehingga

52
menyulitkan perhitungan biaya memperlihatkan hasil yang lebih
pelayanan berdasar rincian kegiatan. komprehensif terkait kondisi yang
Terkait kendala implementasi, terjadi pada sektor publik di Indonesia.
institusi dapat mengintensifkan diskusi Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan
dan sharing session pemahaman gambaran baik bagi kantor
penganggaran berbasis kinerja tidak pemerintahan terkait dengan
hanya internal, terlebih kepada penerapan penganggaran berbasis
penyusun anggaran/PIC penyusun kinerja. Oleh karena itu, penelitian
maupun Pimpinan Satker sebagai mitra. selanjutnya dapat menggunakan
Keselarasan pemahaman penganggaran beberapa objek organisasi sektor publik
berbasis kinerja akan memperbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih
perencanaan dan penganggaran bervariasi untuk dapat membandingkan
berikutnya, sehingga pola pikir lama dengan hasil penelitian ini.
bahwa penganggaran harus bertambah Jika jumlah objek studi lebih
dari tahun ke tahun, perilaku banyak, penelitian penganggaran
mendewakan anggaran, anggaran tidak berbasis kinerja juga bisa
bisa diubah, serta output kegiatan harus menggunakan pendekatan bauran
administratif dan harus ada antara kuantitatif dan kualitatif
sebelumnya, dapat diminimalisasi. sehingga memberi gambaran lebih
utuh. Umumnya studi kuantitatif
IMPLIKASI DAN melibatkan beberapa periode sehingga
KETERBATASAN tren implementasi terekam dengan
lebih baik.
Analisis eksploratif dalam studi ini
dipengaruhi persepsi peneliti yang
salah satunya merupakan pegawai di REFERENSI
kantor objek. Peneliti yang terlibat Badan Perencanaan dan Pembangunan
dalam studi kualitatif yang merupakan Nasional. (2009). Pedoman
bagian dari objek yang diteliti disadari Penerapan Anggaran Berbasis
memberikan dua persepsi yakni pro Kinerja. Jakarta.

dan kontra. Dikatakan pro karena Dahana, M. A. & Ermawati. (2020).
peneliti memiliki keterlibatan langsung Analysis of The Budget Planning
sehingga memahami persoalan dengan Process and Budget Execution
sangat baik. Solusi yang diberikan pun Process. EJBMR European Journal of
lebih riil mendekati apa yang terjadi. Business and Management
Hal ini lazim terjadi pada studi kualitatif Research. Vol. 5, No. 4, July 2020.
seperti penelitian ini. Dikatakan kontra DOI:
karena unsur subjektivitas. Untuk http://dx.doi.org/10.24018/ejbmr.2
mengurangi subjektivitas, penelitian ini 020.5.4.426.
melibatkan tim pengolah data yang Dipayana, M.A., Triyuwono, I., &
bukan berasal dari instansi objek yang Andayani W. (2017). The Process of
diteliti sehingga menggunakan Performance Based Budgeting in
perspektif yang lebih komprehensif. Probolinggo City by Utilizing
Penggunaan satu kasus yang Simral: A Phenomenology Study.
digunakan dalam penelitian belum Journal of Accounting and Business

53
Education. DOI: Research and Management (IJSRM).
http://dx.doi.org/10.26675/jabe.v1i Vol. 06 Issue 03 Hal. 122-131. DOI:
1.9753. 10.18535/ijsrm/v6i2.em06
Fadilah, S. (2009). Activity Based Kementerian Keuangan & Kementerian
Costing (ABC) sebagai Pendekatan Negara Perencanaan
Baru untuk Menghitung Analisis Pembangunan Nasional. (2009).
Standar Belanja (ASB) dalam Pedoman Penerapan
Penyusunan Anggaran Pendapatan Penganggaran Berbasis Kinerja.
Belanja Daerah. Jurnal Telaah & Buku 2. Jakarta.
Riset Akuntansi. Vol. 2. No. 1 Kementerian Keuangan Republik
Januari 2009 Hal. 54-78. Indonesia (2019). Konsep
Fitrianty, D., & Biswan, A.T. (2018). Perencanaan Penganggaran. Diklat
Praktik Sistem Penganggaran Perencanaan dan Penganggaran
Melalui Penataan Arsitektur dan Kementerian Keuangan. Jakarta
Informasi Kinerja. Jurnal Krispahanripi, P.D. (2017). Pengaruh
Manajemen Keuangan Publik, 2 (1), Perapan Anggaran Berbasis Kinerja
34-46. Retrieved from dan Anggaran Berbasis Kinerja
http://jurnal.pknstan.ac.id/index.ph terhadap Akuntabilitas Kinerja
p/JMKP/article/view/JMKP183. Instansi Pemerintah (Studi Kasus
Friyani, R & Hernando, R. (2019). pada Badan Pengelolaan
Determinants of The Effectiveness Keuangan dan Aset Kota
Of Implementation Performance Bandung). (Diploma thesis).
Based-Budgeting and Budget Universitas Komputer Indonesia.
Absorption in Local Government Kurniawan. (2009). Pengaruh
(Study on Jambi City Government). Penganggaran Berbasis Kinerja
Sriwijaya International Journal of terhadap Akuntabilitas Kinerja
Dynamic Economics and Business Instansi Pemerintah Daerah di
3(3):213. DOI: Wilayah IV Priangan. (Skripsi). UPI.
10.29259/sijdeb.v3i3.213-226 Jakarta.
Hager, G., Hobson, A, & Wilson, G. Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor
(2001). Performance-Based Publik. Yogyakarta: ANDI.
Budgeting: Concepts and Examples. Marsus, S. & Mas’udin. (2020). Does the
Frankfort. Kentucky: Committee for Performance-Based Budgeting
Program Review and Work in Indonesia?. International
Investigations. Journal of Scientific & Technology
Hansen, D.R. & Mowen, M.M. (2007). Research. Vo. 9, Issue 02, February
Managerial Accounting. Edisi ke-8. 2020.
China: South-Western Cengage Mohammadipour, R. (2014). A Study on
Learning. the Effect of Performance Based
Hartanto, M.R., Busaini, & Animah. Budgeting Using Activity-Based
(2018). Implementation of Cost Method. Management Science
Performance-Based Budgeting: A Letters 4 (2014) 145–148. doi:
Phenomenological Study on 10.5267/j.msl.2013.11.021.
National Land Agency. Muliawan, Y. (2017). Analisis Kebutuhan
International Journal of Scientific Pengaturan Billing Rate oleh

54
Menteri Keuangan. Jurnal Sistem Jurnal Ilmiah Akutansi dan Bisnis,
Penganggaran Sektor Publik. 13 (1), 54-64. Retrieved from
Volume 1. DJA. https://doi.org/10.24843/JIAB.2018
Peraturan Menteri Keuangan Nomor .v13.i01.p06.
142/PMK.02/2018 Petunjuk Surianti, M. & Dalimunthe, A.R. (2015).
Penyusunan dan Penelaahan The Implementation of
Rencana Kerja dan Anggaran Performance Based Budgeting in
Kementerian Negara/Lembaga dan Public Sector (Indonesia Case: A
Pengesahan Daftar Isian Literature Review). Research
Pelaksanaan Anggaran. Retrieved Journal of Finance and Accounting.
from Vol. 6, No. 12.
http://www.anggaran.kemenkeu.g Tohom, A. (2015). Penyerapan
o.id/peraturan/2018%20PMK%201 Anggaran=Kinerja Anggaran?.
42%202018.pdf. Warta Pengawasan XXII, 2-9.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Vakilifard, H., Zeynali, M., &
206/PMK.02/2018 Tata Cara Revisi Mohammadipour, R. (2010). The
Anggaran Tahun Anggaran 2019. Relation Between Performance-
Retrieved from Based Budgeting and Activity-
http://www.anggaran.kemenkeu.g Based Budgeting. American Journal
o.id/peraturan/2018%20PMK%202 of Finance and Accounting 2(1):65-
06%202018.pdf. 74. DOI:
Savignon, A. B., Costumato, L. & 10.1504/AJFA.2010.034568.
Marchese, M. (2019). Performance
Budgeting in Context: An Analysis
of Italian Central Administrations.
MPDI Journal. Adm. Sci. 2019, 9, 79.
DOI:10.3390/admsci9040079.
Shah, A. (2007). Budgeting And
Budgetary Institutions. The
International Bank for
Reconstruction and Development:
The World Bank.
Sinaga, E.S. (2016). Analisis Rendahnya
Penyerapan Anggaran
Kementerian/Lembaga (K/L) dan
Pemerintah Daerah. Jurnal Rechts
Vinding. 5 (2), 264-274. Retrieved
from
https://rechtsvinding.bphn.go.id/ar
tikel/ART%208%20JRV%205.2%20
WATERMARK.pdf.
Sofyani, H., & Prayudi, M.A. (2018).
Implementasi Anggaran Berbasis
Kinerja di Pemerintah Daerah
dengan Akuntabilitas Kinerja “A”.

55
Lampiran

Lampiran 1. Hasil Efisiensi Tahun 2019


TRIWULAN IV
%
NO OUTPUT/OBJEK EFISIENSI AKUN REALISASI S.D.
CAPAIAN HASIL EFISIENSI
PAGU AKHIR (Rp) TRIWULAN IV
KELUARA (Rp)
(Rp)
N RIIL
(1) (2) (15) (16) (17) (18)

1 Layanan Pengelolaan Kekayaan Negara sesuaiKewenangan KPKNL 314,85% 225.423.000 213.408.000 12.015.000
a. Perjalanan Dinas 524111, 524113 146.890.000 142.508.200 4.381.800
b. Konsinyering/Paket Meeting 524114, 524119 - - -
c. Kudapan dan Makan Siang Rapat 521211 35.918.000 31.218.000 4.700.000
d. Honorarium Tim dan Narasumber 521213, 522151 - - -
e. Pengadaan Barang dan Jasa 521811 42.615.000 39.681.800 2.933.200
f. Belanja Lainnya 521219, 522141 - - -
2 Layanan Pengurusan Piutang Negara sesuai Kewenangan KPKNL 180,00% 73.587.000 68.815.206 4.771.794
a. Perjalanan Dinas 524111, 524113 18.754.000 16.626.372 2.127.628
b. Konsinyering/Paket Meeting 524114, 524119 - - -
c. Kudapan dan Makan Siang Rapat 521211 2.731.000 2.725.000 6.000
d. Honorarium Tim dan Narasumber 521213, 522151 28.500.000 27.000.000 1.500.000
e. Pengadaan Barang dan Jasa 521811 23.602.000 22.463.834 1.138.166
f. Belanja Lainnya 521219, 522141 - - -
3 Layanan Lelang sesuai Kewenangan KPKNL 106,67% 78.713.000 77.232.820 1.480.180
a. Perjalanan Dinas 524111, 524113 52.775.000 51.491.020 1.283.980
b. Konsinyering/Paket Meeting 524114, 524119 - - -
c. Kudapan dan Makan Siang Rapat 521211 5.050.000 4.855.000 195.000
d. Honorarium Tim dan Narasumber 521213, 522151 - - -
e. Pengadaan Barang dan Jasa 521811 20.888.000 20.886.800 1.200
f. Belanja Lainnya 521219, 522141 - - -
4 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 100,00% 93.667.000 90.892.350 2.774.650
a. Pengadaan Barang dan Jasa 532111, 532121 64.398.000 64.063.300 334.700
b. Perjalanan Dinas 524111, 524113 19.201.000 18.270.200 930.800
c. Konsinyering/Paket Meeting 524114, 524119 - - -
d. Kudapan dan Makan Siang Rapat 521211 - - -
e. Pengadaan Barang dan Jasa 521811 8.848.000 8.558.850 289.150
f. Belanja Lainnya 521219, 522151 1.220.000 - 1.220.000
5 Layanan Perkantoran 100,00% 1.195.884.000 1.188.140.679 7.743.321
a. Perjalanan Dinas 524111, 524113 132.895.000 130.982.552 1.912.448
b. Konsinyering/Paket Meeting 524114, 524119 - - -
c. Kudapan dan Makan Siang Rapat 521211 20.534.000 20.511.000 23.000
d. Langganan Daya dan Jasa Seluruh Akun pada Subkomponen 156.571.000 155.632.853 938.147
Langganan Daya dan Jasa

e. Honorarium Tim dan Narasumber 522151 - - -


f. Pengadaan Barang dan Jasa 521811 33.130.000 33.129.900 100
g. Belanja Operasional Perkantoran 521111, 521112, 521113, 556.164.000 556.087.850 76.150
521114
h. Belanja Jasa 522191 - - -
i. Belanja Pemeliharaan Seluruh Akun pada Subkomponen 286.078.000 281.284.524 4.793.476
Pemeliharaan Kantor

j. Belanja Lainnya 521219, 522141 10.512.000 10.512.000 -


jumlah 28.784.945

Sumber: Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Palangkaraya, 2020

56

Anda mungkin juga menyukai